Anda di halaman 1dari 17

ACEH DAN NIAS SATU TAHUN SETELAH TSUNAMI

Upaya Pemulihan dan Kegiatan yang Akan Datang


Ringkasan Eksekutif

Laporan bersama BRR dan mitra internasional, Desember 2005


ACEH DAN NIAS SETAHUN SETELAH TSUNAMI
Upaya Pemulihan Dan Langkah Ke Depan

Laporan bersama BRR dan rekanan-rekanan internasional, Desember 2005


INDIA

INDONESIA

SRILANKA

ACEH

NORTH SUMATRA
SIMEULUE

NIAS

SABANG (KOTA)

BANDA ACEH (KOTA)

ACEH BESAR LHOKSUMAWE (KOTA)

PIDIE BIREUEN ACEH UTARA

ACEH JAYA BENER MERIAH


ACEH TIMUR
LANGSA (KOTA)
ACEH TENGAH

ACEH BARAT
ACEH TAMIANG
NAGAN RAYA

GAYO LUES

ACEH BARAT DAYA

ACEH TENGGARA

ACEH SELATAN

SIMEULUE
ACEH SINGKIL

Nias
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pada tanggal 26 Desember 2004, terjadi Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias hidup
gempa bumi kurang lebih 150 km di dalam kemiskinan; sekarang, hampir separuh
lepas pantai Aceh. Gempa bumi tersebut dari jumlah penduduknya hidup di bawah garis
merupakan gempa bumi terkuat di dunia kemiskinan atau bergantung pada bantuan
yang pernah terjadi dalam satu generasi. pangan. Diperlukan waktu bertahun-tahun
Empat puluh lima menit kemudian gelombang untuk kembali pulih sepenuhnya. Bencana
tsunami melanda Nanggroe Aceh Darussalam tersebut juga memicu datangnya bantuan
dan hanya dalam waktu beberapa menit saja darurat berskala nasional dan internasional
gelombang tersebut menyapu bersih daerah yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
pesisir pantai Nanggroe Aceh Darussalam Tentara Nasional Indonesia dan pasukan
sepanjang 800 kilometer – sama dengan jarak militer dari berbagai negara memimpin upaya
pesisir pantai dari San Francisco sampai San pencarian dan penyelamatan, menyalurkan
Diego. Sebanyak 130.000 orang tewas dan bantuan dan melakukan kegiatan pembersihan
37.000 orang dinyatakan hilang. awal. PBB mengeluarkan permohonan dana
bantuan darurat sebesar US$800 juta untuk
Gempa bumi yang terjadi pada tanggal negara-negara yang dilanda bencana tsunami.
28 Maret menambah jumlah korban di LSM-LSM dan lembaga-lembaga donor
Nias, Simeulue dan Aceh bagian Selatan. turut memberikan bantuan yang luar biasa
Kedahsyatan bencana alam yang terjadi besarnya.
pada saat itu sangat sulit dipahami. Sebagai
gambaran: gempa bumi yang terjadi di bulan Upaya ini sekarang telah beralih dari
Desember menyebabkan permukaan tanah penanggulangan keadaan darurat ke upaya
di Pulau Simuelue, yang luasnya sekitar untuk membantu masyarakat Nanggroe
2.000 kilometer persegi dan berpenduduk Aceh Darussalam dan Nias membangun
sebanyak 78.000 jiwa, turun sekitar satu meter, hidup mereka kembali. Tamu-tamu yang
sedangkan gempa bumi yang terjadi pada bulan datang berkunjung masih tercengang melihat
Maret menyebabkan permukaan tanah di sana dahsyatnya kerusakan yang terjadi, tetapi
naik setinggi dua meter – bahkan lebih tinggi di sekarang mulai melihat tanda-tanda kegiatan
beberapa bagian pulau itu. Kenyataan bahwa pemulihan karena penduduk yang selamat
kita dapat berjalan menyusuri terumbu karang dari bencana tersebut, bersama-sama dengan
yang muncul ke permukaan laut membuat staf dari 124 LSM internasional, 430 LSM
kita sadar akan dahsyatnya perubahan yang nasional, lusinan lembaga donor dan lembaga
ditimbulkan oleh alam. PBB, berbagai instansi pemerintah, instansi
militer dan lain-lain sebagainya bersama-sama
Peristiwa tersebut telah menyebabkan melakukan upaya rekonstruksi.
kerusakan yang parah dalam bidang sosial,
ekonomi dan lingkungan di wilayah yang Berbagai mekanisme baru dan inovatif
sebelumnya telah dilanda kemiskinan, untuk pendanaan upaya pemulihan telah
dan juga memicu datangnya bantuan memberikan kepastian bahwa sumberdaya
darurat yang luar biasa dan belum pernah yang memadai telah tersedia. Lima belas
dilakukan sebelumnya. Sebelum terjadi negara donor telah sepakat untuk menyatukan
Tsunami, lebih dari sepertiga penduduk bantuan mereka dalam Dana Multi Donor untuk
Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias sebesar

Laporan Desember 2005 ACEH DAN NIAS SATU TAHUN SETELAH TSUNAMI
US$525 juta, yang diketuai bersamasama mulia”; bencana tsunami telah memberikan
oleh Uni Eropa (sebagai donor terbesar), kesempatan terjadinya perdamaian, dan
Bank Dunia dan BRR. Bank Pembangunan upaya-upaya rekonstruksi membuka peluang
Asia meluncurkan proyek Bantuan Darurat memperkuat perdamaian tersebut dengan
Gempa bumi dan Tsunami dengan dana menyatukan kembali seluruh masyarakat untuk
bantuannya sendiri sebesar US$300 juta. merencanakan masa depan mereka.
Dan program-program hibah dan pinjaman
lunak bilateral telah ditawarkan oleh Australia- KEMAJUAN – SETELAH SATU TAHUN
Indonesia Partnership for Reconstruction and
Development, Pemerintah Jepang dan Jerman, Bantuan darurat tetap diperlukan, tetapi
dan USAID serta beberapa negara lainnya dari upaya yang dilakukan sekarang difokuskan
seluruh dunia. LSM-LSM internasional dan pada rekonstruksi, dan telah terdapat
organisasi-organisasi seperti Palang Merah/ kemajuan di berbagai bidang. Di Aceh dan
Bulan Sabit Merah, CARE, CARDI, Catholic Nias, sebagian besar wilayah kota masih berupa
Relief Services, MercyCorps, Oxfam, Save the puing-puing reruntuhan; sekitar 67.500 orang
Children, dan World Vision telah menggalang masih tinggal di tenda-tenda, dan sebagian
dana yang sangat besar untuk mendukung besar dalam keadaan menyedihkan. Ratusan
upaya bantuan dan pemulihan yang sedang ribu orang masih bergantung pada bantuan
berlangsung. Dana-dana tersebut memberikan pangan dan program-program lapangan
harapan bahwa “membangun kembali Aceh pekerjaan darurat. Akan tetapi, tidak seperti di
dan Nias yang lebih baik” memang mungkin wilayah bencana yang serupa di tempat-tempat
dilaksanakan. lain, wabah penyakit atau kelaparan tidak
terjadi, karena adanya upaya penaggulangan
Harapan terbesar akan terjadinya upaya keadaan darurat yang terkoordinasi dengan
pemulihan yang berkesinambungan telah baik. Saat ini, hampir 1.000 proyek rekonstruksi
ditopang oleh ditandatanganinya perjanjian sedang berjalan, yang sebagian besar
damai di Helsinki antara Pemerintah Republik telah menunjukkan kemajuan sebagaimana
Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka ditunjukkan dalam data keseluruhan yang
(GAM) pada tangal 15 Agustus 2005 yang ditampilkan Tabel 1.
mengakhiri konflik yang telah berlangsung
selama 30 tahun dan telah menelan korban Program-program pemulihan ditargetkan
sebanyak 15.000 orang. Perjanjian-perjanjian pada berbagai kebutuhan, yang penekanan
sebelumnya tidak berhasil, tetapi berbagai utamanya diberikan pada perumahan,
pelajaran telah dipetik dan prospek perjanjian kesehatan dan memperbaiki lapangan
kali ini terlihat baik. Sejauh ini perdamaian kerja di bidang pertanian. Sampai awal
tetap terjaga. Mantan pasukan GAM dengan Desember, 16.200 rumah telah dibangun
lancar diintegrasikan ke dalam masyarakat asal dan 13.200 sedang dibangun untuk orang-
mereka, persenjataan telah diserahkan sesuai orang yang kehilangan tempat tinggal, 15.000
jadwal, pasukan TNI di Aceh telah dikurangi keluarga ditampung di barak-barak sementara,
sesuai kesepakatan dan lembaga-lembaga dan PBB serta Palang Merah/Bulan Sabit
setempat – baik lembaga pemerintah maupun Merah saat ini memimpin upaya pembangunan
lainnya – menyambut baik para pemimpin GAM rumah sementara sehingga pada awal tahun
untuk menduduki posisi pembuat keputusan. 2006 diharapkan tidak ada lagi keluarga yang
Kemungkinan terdapat suatu “lingkaran harus hidup di tenda-tenda darurat. Sebagian
Tabel 1. Kerusakan, Kebutuhan dan Kemajuan di Aceh dan Nias

Kerusakan Kemajuan
Masyarakat • 167.000 orang meninggal atau hilang • Di Aceh, lebih dari 300.000 orang telah
karena tsunami dapat kembali ke rumah mereka
• 500.000 orang kehilangan rumah di Aceh • Sekitar 75.000 orang mengungsi ke
• 900 orang meninggal dalam gempa di rumah saudara dan tetangga
bulan Maret, 13.500 keluarga kehilangan
rumah di Nias
Perumahan • Dibutuhkan 80.000 – 110.000 rumah • 16.200 rumah baru telah selesai
baru di Aceh dan 13.500 di Nias dibangun
• Sekitar 50.000 ditampung di barak- • 13.200 sedang dibangun
barak; • 5.000 buah rumah baru sedang
• Dan sekitar 67.500 orang tetap tinggal di dibangun setiap bulannya
tenda-tenda
Infrastruktur • 3.000 km jalan rusak • 235 km jalan telah dibangun kembali
• 14 dari 19 pelabuhan rusak parah • Proyek jalan pantai barat telah dimulai
• 8 dari 10 lapangan udara rusak • Proyek-proyek besar pembangunan jalan
• 120 jembatan arteri (dan 1.500 jembatan sedang berjalan
kecil) rusak • 5 pelabuhan utama sedang dibangun
• 35 jembatan arteri telah dibangun
kembali
Pendidikan • Lebih dari 2.000 gedung sekolah rusak • 335 sekolah baru telah dibangun atau
• Kurang lebih 2.500 orang guru meninggal sedang dibangun
• Lebih dari 1.100 guru baru atau temporer
telah mendapat pelatihan
• 1,7 juta buah buku teks telah
didistribusikan
Kesehatan • Lebih dari delapan rumah sakit rusak • 38 rumah sakit, klinik dan puskesmas
atau hancur telah dibangun;
• 114 puskesmas dan puskesmas • 51 lainnya sedang dibangun
pembantu rusak atau hancur
Ekonomi • Kerusakan sebesar US$1,2 milyar pada • Ledakan proyek konstruksi telah
sector produktif; merangsang perekonomian
• Proyeksi penurunan perekonomian
sebesar 5% di Aceh; 20% di Nias
Perikanan • 4.717 perahu nelayan hilang • 3.122 perahu diganti atau sedang dibuat
• 20.000 hektar tambak rusak atau tidak • 5.000 hektar tambak telah diperbaiki,
berfungsi kembali berfungsi
Pertanian • 60.000 petani mengungsi • 40.000 petani telah dibantu untuk
• Lebih dari 60.000 hektar lahan pertanian kembali
rusak • 13.000 hektar lahan pertanian telah
diperbaiki
Kegiatan • 100.000 pengusaha kecil telah • 7.000 pekerja telah mendapat pelatihan
Usaha kehilangan usahanya keterampilan
• Lebih dari 120.000 ditampung dalam
program pembukaan lapangan kerja

1 Berbagai masalah perumahan berdasarkan sumber-sumber berikut ini: penilaian kerusakan IOM atas rumah-rumah yang
hancur disesuaikan agar mencerminkan hilangnya warga desa (Maret); Survei BRR tentang Camat dan Kepala Desa (Novem-
ber); Sensus BPS tahun 2005 menunjukkan 192.055 pengungsi termasuk 12.353 tinggal di tenda-tenda di atas tanah mereka
sendiri

Laporan Desember 2005 ACEH DAN NIAS SATU TAHUN SETELAH TSUNAMI
Kotak 1 Membandingkan Laju Rekonstruksi di Berbagai Negara
• Honduras: Badai Mitch menimbulkan kerusakan di beberapa negara Amerika Tengah pada tahun 1998. Di
Honduras saja, lebih dari 441.000 orang mengungsi. Empat tahun kemudian, sekitar 85.000 rumah telah
dibangun kembali, tetapi ratusan orang masih tinggal di tempat-tempat penampungan sementara.
• India: Gempa di Gujarat pada tahun 2001 menewaskan sekitar 14.000 orang; program pemulihan ditujukan
untuk membangun kembali 214.000 buah rumah; pada dua tahun pertama 113.000 buah rumah telah dibangun
(53%)
• Iran: Pada bulan Desember 2003, gempa bumi yang terjadi di Bam menewaskan lebih dari 30.000 orang
dan 75.000 orang lainnya kehilangan rumah. Setahun kemudian, sebagian besar orang tinggal di tempat-
tempat penampungan yang telah dibuat sebelumnya dan hanya 5% dari rumah permanen yang diperlukan telah
dibangun kembali.
• Jepang: Gempa bumi di Kobe menewaskan 6.400 orang dan 300.000 lainnya mengungsi pada tahun 1995.
Diperlukan waktu tujuh tahun untuk mencapai pemulihan sepenuhnya berkaitan dengan kependudukan,
pendapatan, dan industri.
• Turki: Setelah gempa bumi di Erzincan pada tahun 1992, sebuah program pemerintah untuk membangun 3.600
rumah belum terlaksana sampai dua tahun kemudian. Setelah terjadinya Gempa bumi pada bulan Agustus
1999 di Marmara (yang menghancurkan 64.000 rumah), kapasitas pemerintah untuk melakukan rekonstruksi
meningkat, dan diperlukan waktu tiga tahun untuk menyelesaikan pembangunan rumah secara keseluruhan.
• Amerika Serikat: Di Florida sebagian orang masih tingal di rumah-rumah sementara lebih dari satu tahun
setelah Badai Ivan terjadi di tahun 2004.
• Venezuela: Banjir dan tanah longsor yang terjadi pada tahun 1999 membuat 80-100.000 orang mengungsi;
lebih dari sepertiganya masih tinggal di barak-barak/tempat penampungan sementara 8 bulan kemudian.
Setahun setelah terjadinya bencana tersebut, semua pengungsi telah memiliki rumah; akan tetapi, banyak yang
ditekan untuk pindah.

besar anak-anak sekarang telah kembali Upaya pemulihan dihambat oleh tantangan
bersekolah, puskesmas-puskesmas sebagian yang sangat kompleks. Perencanaan sebesar
besar telah dibuka kembali, sekitar dua-pertiga apa pun tidak dapat menghindarkan masalah-
petani telah kembali mengerjakan sawah dan masalah tersebut. Di antaranya adalah:
ladang mereka yang rusak, dan tigaperempat • Tanah harus dibersihkan dari jutaan
perahu nelayan yang hilang telah diganti atau ton puing dan diurug sebelum dapat
sedang dibuat. Beberapa kemajuan, tetapi digunakan kembali – baik untuk pertanian
lebih terbatas, telah mulai tampak pada upaya maupun membangun rumah; dan sebelum
pemulihan lapangan pekerjaan. membangun rumah, harus ditentukan
terlebih dahulu siapa pemilik tanah
Orang-orang yang terpaksa mengungsi tersebut.
atau yang kehilangan mata pencahariannya • Sebagian besar lahan tidak lagi cocok
agak frustasi karena setelah setahun berlalu untuk perumahan karena sekarang berupa
upaya pemulihan tidak dapat berjalan lebih dataran yang tergenang yang disebabkan
cepat. Laju kegiatan rekonstruksi setelah oleh pergeseran lempeng tektonik yang
terjadinya bencana yang begitu besar tidak telah menurunkan permukaan sebagian
pernah cukup cepat, mengingat dampaknya besar kawasan pesisir sampai dengan 1,5
pada kehidupan, tetapi upaya rekonstruksi meter.
tersebut sedang berjalan sekurang-kurangnya • A i r b e r s i h , s a l u r a n a i r k o t o r, l i s t r i k ,
sama cepatnya dengan yang terjadi setelah transportasi umum dan sarana lainnya
adanya bencana lain baru-baru ini. (kotak 1) harus direncanakan terlebih dahulu sebelum
pembangunan rumah untuk memastikan
bahwa masyarakat dapat hidup kembali. yang jelas terlalu kecil – menghambat proyek-
• Satu-satunya jalan yang mencapai pantai proyek perumahan. Kebijak tersebut kemudian
barat telah hancur di beberapa bagian, diubah, tetapi setelah dimulainya banyak
seperti halnya pula beberapa buah program.
pelabuhan. Meskipun telah ada jalan darurat
yang dibangun oleh TNI, yang hanya dapat Proses-proses anggaran untuk dana
dilalui oleh truk berkapasitas 5 ton saja pemerintah dan bantuan resmi yang
ketika keadaan kering, merupakan hal yang diberikan melalui pemerintah telah terbukti
terbukti sangat sulit untuk membawa ribuan lamban. Sudah menjadi kebiasaan di Indonesia
ton bahan bangunan yang diperlukan untuk (seperti di banyak negara lainnya), proses
rekonstruksi. transfer dana dari kantor perbendaharaan
• Pulau-pulau, khususnya Nias dan negara dapat menjadi rumit. Pelaksanaan
Simeulue, telah kehilangan sebagian besar anggaran pada tahun ini bahkan menjadi
pelabuhannya dan kondisi infrastruktur tidak lebih lambat akibat adanya reformasi yang
memadai untuk menangani transportasi baru saja diluncurkan, walaupun situasi
bahan-bahan yang akan digunakan karena yang ada memerlukan tindakan tanggapan
belum pernah sebelumnya ada rekonstruksi yang cepat. Walaupun dirancang untuk
berskala sebesar ini. meningkatkan keterbukaan dan akuntabilitas,
• Sejak dimulainya rekonstruksi telah terjadi sistem yang baru menimbulkan kebingungan
beberapa gempa bumi susulan (termasuk dan ketidakpastian pada awalnya. Hal ini
yang terbesar yang terjadi pada bulan disebabkan oleh perubahan terhadap praktik-
Maret), banjir besar, tanah longsor dan praktik yang telah berlaku selama ini. Karena
angin topan. Flu burung dan polio juga telah perlu meningkatkan kecepatan pengucuran
sampai ke Aceh. dana, sistem anggaran hampir tidak berfungsi
sehingga sumberdaya yang sangat besar
Walaupun tidak ada yang dapat dilakukan yang telah dialokasikan oleh pemerintah untuk
untuk mengatasi masalah-masalah ini, pemulihan mengendap di Jakarta sampai bulan
penyebab-penyebab keterlambatan lainnya September 2005.
seharusnya dapat diatasi. Pemerintah
memerlukan waktu beberapa bulan untuk STRATEGI REKONSTRUKSI
merumuskan strateginya. Banyak LSM dan
donor yang telah memberikan komitmen Rencana induk pemerintah untuk
untuk melaksanakan program-program di rehabilitasi dan rekonstruksi memuat dua
mana mereka tidak terlalu berpengalaman. keputusan penting yang pada awalnya
Banyak donor yang dengan cepat menjanjikan m e m p e r l a m b a t re k o n s t r u k s i , t e t a p i
bantuan untuk pemulihan tetapi kemudian memberikan landasan yang kokoh untuk
memerlukan waktu beberapa bulan untuk kemajuan yang berkesinambungan dalam
memberikan wewenang atau mentransfer upaya pemulihan dalam jangka panjang.
dananya. Kebijakankebijakan yang kurang Keputusan pertama adalah pembentukan
tepat sering menimbulkan keterlambatan yang Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR)
seharusnya tidak perlu terjadi dan menyebabkan setingkat menteri untuk memimpin upaya
langkah awal yang salah -misalnya, kebijakan pemulihan; walaupun diperlukan waktu
awal untuk membatasianggaran untuk sebuah beberapa bulan sampai badan tersebut
rumah baru sampai dengan US$3.000 – jumlah beroperasi penuh. Keputusan kedua adalah

Laporan Desember 2005 ACEH DAN NIAS SATU TAHUN SETELAH TSUNAMI
mengharuskan agar masyarakat memegang B R R t e rd i r i d a r i t i g a l e m b a g a : B a d a n
kendali dalam perencanaan upaya pemulihan Pelaksana (Bapel), yang diketuai oleh Kuntoro
mereka sendiri; proses yang partisipatif sering Mangkusubroto; Badan Penasihat tingkat
lebih lamban dibandingkan proses top-down tinggi untuk memandu strategi rekonstruksi;
tetapi lebih efektif dalam jangka panjang dan Badan Pengawas untuk memantau
karena rencanarencana tersebut mendapatkan kegiatan, menangani pengaduan masyarakat,
dukungan penuh dari masyarakat. Pilihan- dan melakukan audit. Ketiga badan tersebut
pilihan strategi Indonesia telah mengambil arah bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
yang berbeda dari strategistrategi yang dipilih Sebutan BRR lazim digunakan untuk badan
oleh negara-negara lain yang dilanda bencana, pelaksana, hal yang juga dilakukan dalam
tetapi mengingat kompleksnya kondisi politik laporan ini.
dan sosial di lokasi bencana tsunami terjadi,
pilihan-pilihan tersebut menjadi masuk akal. Prioritas pertama BRR adalah untuk
Memang, pembentukan badan yang dapat mengklarifikasi misinya, membangun
dipercaya dan independen untuk mengawasi kepengurusannya dan mengembangkan
rekonstruksi dan penekanan pada proses- berbagai standard operating procedure
proses yang digerakkan oleh masyarakat, tentu untuk mengadakan koordinasi, kepemimpinan
saja telah memberikan kontribusi pada proses strategis dan kendali mutu atas berbagai
perdamaian. macam kegiatan yang sedang dilakukan oleh
para donor dan LSM. BRR menetapkan proses
Sejak pembentukannya pada bulan April peninjauan kembali dan persetujuan untuk
BRR telah dengan cepat mengambil memastikan bahwa proyek-proyek tersebut
kepemimpinan atas upaya rekonstruksi. sesuai dengan prioritas dan kebutuhan

Gambar 1 Pembagian Tahapan Kegiatan Tanggap Darurat dan Pemulihan Skematik

Tahap kegiatan

Darurat

Infrastruktur fisik
dan sosial
Perumahan Ja
ng
ka
wa
kt
u
ra

le b
ge

ih
Se

pa
n ja
Mata pencaharian ng
dan bisnis

2005 2006 2007 2008 2009


pemulihan secara keseluruhan. BRR merancang berhenti sampai revisi anggaran Pemerintah
kebijakan-kebijjakan dan panduan-panduan disetujui pada bulan Juli. Pembayaran untuk
untuk menetapkan standar-standar dan kegiatan-kegiatan pemulihan masih tertahan
praktik-praktik umum dalam bidang-bidang sementara bagian utama tanggap darurat
utama dengan fokus yang besar pada upaya mulai mereda. Hal tersebut menyebabkan
pencegahan korupsi. BRR juga membangun kekosongan dalam arus pendanaan -
sebuah pusat operasi untuk menelusuri sebagaimana diilustrasikan dengan daerah
proyekproyek yang dibiayai para donor abu-abu pada gambar 1 – dan bersamaan
dan berupaya untuk membuat kerangka dengan meningkatnya kekecewaan di antara
kerja baru untuk koordinasi donor. Dengan para pengungsi yang tidak sabar ingin melihat
alokasi sumberdaya yang cukup besar dari kemajuan.
moratorium Paris Club, BRR menjadi sumber
dana pemerintah yang penting untuk kegiatan Program pemulihan sekarang mendapatkan
rekonstruksi. momentum dan dana mulai mengalir untuk
proyek-proyek rekonstruksi. Hal tersebut
Sekarang BRR telah diberikan kewenangan menjadi mungkin karena kapasitas telah
tambahan untuk melaksanakan proyek- meningkat, rencana-rencana telah disepakati
proyek rekonstruksi perumahan melalui bersama dengan masyarakat, kontrak-kontrak
kontrak langsung. Hal ini memungkinkan telah diberikan dan bahan-bahan bangunan
BRR untuk bertindak langsung jika ada telah diadakan. Sumber daya yang mengalir
kekurangan atau jika ada program-program untuk proyek-proyek rekonstruksi meningkat
yang tidak berjalan dengan baik, dengan sampai sekitar US$150 juta per bulan dan
cara mengambil alih tanggung jawab atas kemungkinan mencapai US$200 juta pada
program tersebut atau mengalihkannya kepada tahun 2006. BRR telah menetapkan pembagian
lembaga lain. BRR juga memprioritaskan tahapan upaya rekonstruksi, sebagaimana
pelibatan pemerintahan kabupaten dalam diilustrasikan dalam bagan, meluas dari
rekonstruksi dengan menyalurkan dana BRR penekanan yang saat ini diberikan pada sektor
sendiri untuk proyek-proyek yang dikelola perumahan sehinga mencakup sektor prasarana
oleh pemerintahan provinsi da n kabupaten. dan mata pencaharian pada tahun 2006, dan
BRR juga akan menggunakan hibah (block akan mencakup kebutuhan prasarana jangka
grants) untuk memberdayakan pemerintah panjang dan peningkatan kapasitas lokal pada
daerah untuk mengatasi kebutuhan prasarana tahun-tahun berikutnya (gambar 1).
tingkat menengah mereka, sambil memberikan
peningkatan kapasitas yang diperlukan dengan Kemajuan dalam rekonstruksi telah nampak
pendekatan “learning by doing” (belajar sambil jelas. Sekarang setiap perjalanan melalui
melakukan). zona yang terkena tsunami memperlihatkan
serangkaian rumah-rumah baru, proyekproyek
Peralihan dari tahap bantuan ke tahap pekerjaan umum dan lahan konstruksi yang
rekonstruksi bukan tanpa hambatan. digarap oleh lembaga internasional atau
Jeda kegiatan di pertengahan 2005 berkesan instansi pemerintah. Meskipun demikian
bahwa upaya pemulihan kehabisan tenaga. wilayah-wilayah yang lebih terpencil masih
Perencanaan untuk tahap pemulihan dimulai sangat terabaikan, khususnya Nias.
dengan intens pada bulan Maret dan tidak

Laporan Desember 2005 ACEH DAN NIAS SATU TAHUN SETELAH TSUNAMI
MEMBANGUN KEMBALI PERUMAHAN Proyeksi saat ini mengindikasikan bahwa
DAN MASYARAKAT 60.000 rumah akan dibangun sampai bulan
Juni 2006, dan program perumahan penuh
Sekitar 500.000 orang harus mengungsi dari akan selesai pada pertengahan tahun 2007.
rumah mereka karena tsunami. Sebagian Hal tersebut berarti terdapat 75.000 rumah
besar dari mereka telah dapat menempati yang harus dibangun di Aceh pada tahun 2006.
kembali rumah mereka atau mencari alternatif Kemajuan tetap lamban di wilayah-wilayah
lain, akan tetapi sekitar 190.000 orang tetap yang terpencil, khususnya kepulauan Nias dan
tidak memiliki tempat tinggal di Aceh dan Simeulue.
13.500 keluarga di Nias. Sekitar 67.500 orang
di Aceh tetap tinggal di tenda-tenda. Sebagian besar proyek-proyek perumahan
saat ini berada di wilayah-wilayah
Tantangan pertama yang harus diatasi yang lebih mudah dijangkau dan tidak
sehubungan dengan perumahan permanen memerlukan lahan baru yang besar; proyek
adalah klarifikasi pemilik tanah. Seringkali pembangunan rumah yang paling sulit
tidak ada jejak yang jelas sehubungan dengan belum lagi dimulai. Pada tahun 2006, akan
batas-batas tanah. Sebuah program sedang ada keharusan untuk membangun rumahrumah
dikembangkan untuk mengembalikan hak milik untuk para penghuni pulau, orang-orang yang
dengan menggunakan pendekatan-pendekatan ada di daerah-daerah terpencil, dan mereka
partisipatif. Orang-orang di sebuah desa yang tanahnya telah tersapu atau menjadi
pertama kali memetakan komunitas mereka rawan banjir secara permanen. Banyak
dengan menunjukkan perkiraan batas-batas, halangan-halangan kebijakan yang harus
kerusakan terhadap properti, dan siapa yang diatasi. Sebagai akibatnya, terdapat risiko
sebelumnya tinggal di sana. Seluruh masyarakat bahwa awal pembangunan perumahan dapat
kemudian memutuskan secara kolektif siapa mencapai puncaknya dalam waktu dekat
yang memiliki atau seharusnya mendapatkan seiring dengan dicapainya daerah-daerah yang
suatu bidang tanah. Badan Pertanahan lebih sulit tersebut.
Nasional kemudian mengesahkan keputusan
masyarakat tersebut, menggambar peta yang MEMULIHKAN MATA PENCAHARIAN
terperinci dan memulai proses pemberian hak
yang sah atas bidangbidang tanah tersebut. Tsunami menyebabkan kerugian sekitar
Kecepatan adalah salah satu hal yang penting US$1,2 miliar pada sektor-sektor produktif.
dalam proses yang rumit tersebut. Lebih dari setengah kerugian tersebut dialami
sektor perikanan dan sisanya dialami oleh sektor
Berurusan dengan masalah tanah di mana perkebunan dan manufaktur. Program penyediaan
orang-orang harus pindah jauh lebih rumit. lapangan kerja (cash-for-work), yang didanai oleh
Sekitar 30.000 keluarga kemungkinan besar banyak negara donor dan LSM, telah memainkan
harus pindah secara tetap, bahkan terkadang peran yang penting dalam menyediakan
keseluruhan komunitas. Apabila LSM atau jaring pengaman dan menggerakkan kembali
pihak yang lain siap untuk membantu (mungkin perekonomian. Program-program tersebut
dengan membeli tanah yang dibutuhkan) dan sekarang secara bertahap mulai dikurangi, karena
apabila kepala pemerintah lokal menjalankan banyak proyek-proyek pembangunan rumah
kepemimpinan yang tegas, masalah-masalah dan kegiatan-kegiatan penempatan tenaga kerja
tersebut dapat diselesaikan. reguler sedang diluncurkan.
Ledakan proyek pembangunan menawarkan Pertanian adalah salah satu dari sedikit
banyak pekerjaan, tetapi mungkin dapat aspek pemulihan yang terbukti lebih mudah
menjebak. Peningkatan jumlah pengangguran ditangani daripada yang diperkirakan
menyusul terjadinya tsunami telah teratasi oleh pada awalnya. Skema penempatan tenaga
pekerjaan-pekerjaan dalam proyek konstruksi, kerja darurat untuk membersihkan puing
akan tetapi pada akhirnya ledakan tersebut dan endapan, serta memperbaiki saluran
akan mereda. Meskipun terdapat godaan pembuangan dan irigasi telah membantu
untuk mempertahankan pekerjaan yang 40.000 keluarga untuk kembali bertani (dua per
terkait dengan pemulihan untuk orang-orang tiga dari rumah tangga yang terkena dampak
setempat, hal tersebut akan menyebabkan tsunami). Tampaknya hujan di banyak daerah
terjadinya in.asi upah dan harga di daerah telah menyapu salinitas yang ditakuti akan
yang akan berdampak negatif terhadap Aceh mengurangi kesuburan tanah dan faktanya
dan Nias untuk jangka panjang. Daerah tidak beberapa daerah melaporkan hasil yang
dapat beralih dari ekonomi yang digerakkan memuaskan – karena nilai nutrisi dari endapan
oleh proyek konstruksi apabila tenaga kerja lumpur. Di daerah-daerah lain, investasi yang
telah menentukan upahnya sendiri melebihi besar pada saluran pembuangan diperlukan
standar pasar Indonesia, dan tingkat upah lebih untuk mengembalikan tingkat produksi tanah
. eksibel untuk bergerak naik daripada turun. seperti sebelum terkena tsunami.
Keseimbangan harus dijaga antara memastikan
bahwa pekerjaan rekonstruksi membantu Banyak wirausahawan skala kecil
pengungsi dan membuka peluang .eksibilitas dan menengah mengalami kesulitan
untuk migrasi tenaga kerja. untuk kembali berusaha. Sejumlah LSM
memberikan hibah awal usaha atau fasilitas
Banyak bantuan telah diberikan untuk pembiayaan mikro untuk perusahaan kecil dan
sektor perikanan, akan tetapi selalu dalam menengah (UKM). Tetapi sistem perbankan
bentuk yang tidak tepat dan kesenjangan formal tidak menyediakan layanan normal
tetap ada. Sebagian besar kapal nelayan kecil kepada usaha-usaha di Aceh dan Nias karena
telah diganti, akan tetapi kemungkinan banyak banyaknya kredit macet tekait dengan tsunami
yang tidak akan bertahan selama 12 sampai membuat mereka tidak mau menanggung
18 bulan kerena buruknya rancangan dan hasil risiko. Kerugian aset, kurangnya akses kepada
kerja serta penggunaan bahan-bahan yang tidak modal, dan rusaknya saluran pasar normal
memenuhi standar. Selain itu, bahkan sebelum mereka telah menghilangkan semangat para
terjadinya tsunami sudah ada keragu-raguan wirausahawan.
tentang kesinambungan penangkapan ikan di
pesisir, sementara dilaporkan terdapat banyak
cadangan ikan di lautan yang lebih dalam. MEMULIHKAN BERBAGAI PELAYANAN
Beberapa lembaga menyediakan kapal yang UMUM
lebih besar yang diperlukan untuk menangkap
cadangan ikan tersebut. Ada kesenjangan lain Sebagian besar layanan pendidikan telah
juga. Banyak tambak udang dan ikan air tawar cepat dipulihkan, akan tetapi masih
belum direhabilitasi dan hanya sedikit lembaga ada masalah kualitas. Banyak anak-anak
yang membantu dalam memenuhi kebutuhan yang sekarang belajar di tenda-tenda atau tempat
terkait dengan pemasaran, seperti pembangunan belajar sementara. Sebuah program besar
kembali pabrik es yang hancur akibat tsunami. dilaksanakan untuk melatih lebih dari 1.100 guru

Laporan Desember 2005 ACEH DAN NIAS SATU TAHUN SETELAH TSUNAMI
baru atau guru sementara. Meskipun demikian, bencana alam tersebut. Perencanaan untuk
pendidikan anak mengalami kemunduran jangka panjang akan menjadi prioritas yang
akibat gangguan pelayanan, perpindahan tinggi pada tahun mendatang, sama pentingnya
masyarakat dalam proses relokasi, serta dengan masalah tumpang tindih, modal,
trauma akibat bencana. Lebih dari lima persen dan kapasitas pemeliharaan. Lebih banyak
anak berusia 7-12 tahun tidak mendaftar program juga diperlukan untuk mengatasi
sekolah sampai bulan Agustus dan lebih dari masalahmasalah kesehatan mental yang lebih
sepuluh persen anak-anak berusia 13-15 tahun rumit dan memerlukan waktu yang lebih panjang
tidak bersekolah. Sepertinya banyak anak dibandingkan penanganan cedera fisik.
meninggalkan sekolah untuk bekerja, sehingga
dapat kehilangan peluangpeluang hidup di Memenuhi kebutuhan transportasi adalah
masa dapan. Tantangan ke depan adalah prioritas utama. Perbaikan besar yang
untuk menyelesaikan perbaikan lebih dari 2000 dilakukan terhadap jaringan jalan setelah
sekolah di Aceh dan Nias, menggantikan sarana bencana diperlukan agar operasi bantuan
sementara dengan sarana permanen yang tahan mencapai area-area yang jauh, akan tetapi hal
bencana. Hal tersebut juga memberikan peluang tersebut hanyalah perbaikan darurat. Seiring
untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Para dengan mulainya musim penghujan, akses ke
donor pada awalnya memfokuskan dukungan daerah-daerah di pesisir barat menjadi sangat
mereka untuk merekonstruksi sekolah-sekolah sulit dan perawatan darurat sedang dilakukan.
dasar di wilayah-wilayah kota dan sepanjang Revisi rencana induk transportasi sedang
jalan utama. Penentuan sasaran yang lebih dibuat. Pekerjaan jalan besar oleh Amerika
baik diperlukan untuk menjamin bahwa Serikat, Jepang dan pihak lainnya telah dimulai,
kebutuhan akan pendidikan menengah juga dan komitmen yang ada seharusnya memenuhi
terpenuhi, serta kebutuhan-kebutuhan penting sebagian besar kebutuhan jalan nasional, akan
di daerahdaerah pedesaan terpencil dan tetapi masih ada kesenjangan yang besar
wilayah-wilayah yang terkena konflik. dalam pendanaan untuk jalan-jalan kabupaten.
Pembangunan kembali pelabuhan mengalami
Sebagian besar sarana kesehatan telah kekurangan pendanaan. Dalam jangka waktu
dipulihkan sampai pada kondisi seperti 1 tahun, bagian-bagian utama dari jalan pesisir
sebelum terjadinya tsunami. Para donor barat seharusnya dalam kondisi yang baik,
dan LSM memberikan respon dengan cepat dan perbaikan darurat pelabuhan-pelabuhan
dan dengan murah hati untuk kebutuhan sektor penting seharusnya telah diselesaikan. Akan
kesehatan dengan mendirikan rumah sakit tetapi, satu tahun adalah waktu yang lama
lapangan dan menyediakan staf serta peralatan. bagi orang-orang yang tinggal di tenda-tenda,
Rekonstruksi dan peningkatan kapasitas untuk dan tanpa transportasi ke masyarakat yang
sarana kesehatan permanen sekarang sudah terkena dampak bencana, pemulihan akan
mencapai 70 persen dari puskesmas dan terus mengalami gangguan.
puskesmas pembantu yang rusak, dan di
beberapa daerah para donor telah memberikan Penyediaan air bersih dan sanitasi harus
sumber daya yang memadai. Rendahnya seiring sejalan dengan pembangunan
tingkat investasi publik dan ada konflik yang rumah. Operasi darurat memberikan perhatian
berjalan bertahun-tahun menunjukkan bahwa yang besar terhadap kebutuhan dalam sektor
sarana kesehatan umum memang telah berada Kebutuhan ini dan sebagai akibatnya tidak
dalam keadaan yang buruk sebelum terjadinya ada wabah penyakit yang besar atau penyakit
yang ditularkan melalui air. Akan tetapi, penduduk di Aceh dan 149.000 di Nias yang
sekitar 80.000 orang masih mendapatkan air mungkin akan hidup di bawah garis kemiskinan
setiap hari dari truk-truk pengangkut air yang tanpa jaring pengaman yang memadai. Pasca
disediakan oleh LSM dan para donor. Tetapi tsunami, harga-harga terutama di Banda
sekarang operasi pemulihan telah berpindah Aceh, meningkat lebih tajam daripada di
ke rekonstruksi sarana air bersih dan sanitasi tingkat nasional, di mana inflasi tahunan pada
permanen, khususnya di kota-kota besar. bulan Oktober 2005 mencapai 37,5 persen
Sarana tersebut dalam kondisi buruk sebelum – terutama disebabkan oleh permintaanbahan-
tsunami. Jepang memperbaiki sarana-sarana bahan bangunan dan buruh terampil yang tinggi.
di Banda Aceh, sementara UNICEF dan BRR Ledakan proyek konstruksi juga menyebabkan
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan di kenaikan upah sampai dengan 30-40 persen
sektor lain dan di pemukiman-pemukiman untuk semua profesi.
sementara.
Bank-bank umum mengalami kerugian
Sementara program-program prasarana besar karena pinjaman-pinjaman yang
tingkat masyarakat dan skala besar tidak dapat dilunasi. Bank-bank tersebut
masih berjalan, masih ada kesenjangan berusaha menyelamatkan yang dapat mereka
yang besar dalam bidang prasarana di selamatkan dengan memperingan persyaratan
tingkat kabupaten dan kota. Kesenjangan bagi para kreditur yang mengalami kesulitan.
koordinasi dan pendanaan utama terkait Hal ini tidak didukung oleh karena kurangnya
dengan jalan sekunder, tanggul, selokan, dan strategi pemerintah dalam membantu para
Program Rekonstruksi pasokan air bersih yang debitur yang kehilangan aset produktif mereka
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. karena tsunami. Namun demikian deposito bank
Hal tersebut berada di luar ruang lingkup dari meningkat secara signifikan karena ledakan
sebagian besar LSM dan memerlukan sistem proyek konstruksi dan terdapat keyakinan
perencanaan dan pelaksanaan pemerintah. bahwa hal tersebut, yang dilipatgandakan
Akan tetapi, pemerintah kabupaten di Aceh oleh perjanjian damai, akan membantu
dan Nias saat ini tidak memiliki kapasitas untuk memulihkan kembali kepercayaan terhadap
tugas tersebut, dan dalam banyak kasus, sektor perbankan dan perekonomian secara
motivasi untuk melaksanakan tugas tersebut. umum.

PEMULIHAN YANG BERKELANJUTAN Pemulihan lingkungan alam memerlukan


kerja keras selama bertahun-tahun.
M e m b a n g u n k e m b a l i p e re k o n o m i a n Bencana alam berdampak besar terhadap
merupakan tantangan yang besar dan lingkungan di wilayah-wilayah perkotaan
pelaksanaan terbaiknya adalah dengan dan pedesaan. Sekitar 800 kilometer pantai
memulai rekonstruksi fisik sesegera Aceh, seringkali selebar sampai dengan 5
mungkin. Diperkirakan bahwa bencana km, mengalami dampak yang parah dan
akan mengurangi PDB tahun 2005 sampai keseluruhan garis pantai Nias mengalami
dengan 5 persen di Aceh dan 20 persen di perubahan. Kerusakan yang besar disebabkan
Nias, meskipun dampaknya sangat berbeda oleh puing reruntuhan dan timbunan lumpur di
per kabupaten di mana ada dua kabupaten tanah pertanian dan tambak ikan. Di banyak
yang kehilangan setengah dari PDB mereka. tempat, pantai-pantai hilang dan palung sungai
Hal ini menunjukkan bahwa akan ada 325.000 mengalami perubahan. Meskipun lingkungan

Laporan Desember 2005 ACEH DAN NIAS SATU TAHUN SETELAH TSUNAMI
mendapatkan porsi kecil dari komitmen MEMBIAYAI PROGRAM REKONSTRUKSI
pemulihan dari negara donor dan pemerintah,
ada beberapa program pengelolaan limbah Masyarakat Aceh dan Nias akan
dan pemulihan ekosistem yang sangat efektif. membutuhkan setidaknya US$5,8
Permasalahan yang besar adalah dampak miliar untuk membangun kembali
lingkungan yang merugikan yang mungkin kehidupan mereka. Jumlah tersebut telah
timbul sehubungan dengan permintaan bahan memperhitungkan in.asi yang meningkat karena
bangunan, khususnya kayu dan batu kerusakan dan kerugian yang disebabkan
oleh bencana, khususnya untuk barang-
MANFAAT PERDAMAIAN barang yang berkaitan dengan rekonstruksi.
Sumber daya tambahan akan diperlukan untuk
Sejauh ini perdamaian tetap terjaga, tetapi memperbarui sarana yang sudah dalam kondisi
sejumlah peristiwa pada tahun 2006 akan buruk sebelum terjadinya bencana, khususnya
menguji kekuatannya. Perjanjian damai di wilayah-wilayah yang mengalami dampak
disambut secara luas oleh masyarakat Aceh kon.ik dan Nias.
sebagai kesempatan baru yang penting
– pencerahan dari kesuraman selama 12 Satu tahun setelah tsunami, US$4,4 miliar
bulanterakhir. Pada tahun 2006, akan dibuat telah dialokasikan untuk proyek-proyek
undangundang baru tentang pemerintahan khusus. Pemerintah (termasuk anggaran tahun
Aceh, yang tanpa dapat dihindari akan 2006) mengalokasikan US$1,1 miliar, LSM-LSM
melibatkan proses negosiasi dan debat publik mengalokasikan US$1,5 miliar, dan donor-donor
yang padat. Pemilihan gubernur Aceh dan mengalokasikan US$1,8 miliar (lihat gambar 2).
sebagian besar bupati yang akan datang Proyek-proyek ini memenuhi kebutuhan minimum
akan menguji transisi ke arah kewenangan di sebagian besar sektor, namun tetap terdapat
demokratis, bukan ke arah kewenangan kesenjangan sektor yang cukup besar, khususnya
militer. dalam hal transportasi, pengendalian banjir dan
lingkungan. Dari US$4,4 miliar tersebut, US$775
Masyarakat internasional dapat memainkan juta telah dihabiskan sampai dengan akhir bulan
peranan penting dalam membantu menjaga November 2005.
perdamaian. Pemulihan tsunami dan pasca
konflik perlu sedapat mungkin diintegrasikan. Terdapat kesempatan untuk membangun
Setidaknya, semua instansi harus peka k e m b a l i s e c a r a l e b i h b a i k . P ro g r a m
terhadap isu kon.ik guna menjamin bahwa rekonstruksi dan pembangunan total untuk
program-program bantuan tidak memperburuk Aceh dan Nias akan mencapai jumlah sekitar
tekanan yang dapat menimbulkan kon.ik. US$9 miliar (2005-2009). Pemerintah Indonesia,
Semua proyek harus bersifat sangat adil dan donor-donor dan LSM-LSM masing-masing
inklusif. Instansi-instansi harus berhati-hati diperkirakan untuk mengeluarkan dana sebesar
dalam kaitannya dengan proses dan hasil US$2,5 -3,5 miliar. Karena pembangunan
akhir dan sebaiknya menetapkan mekanisme kembali membutuhkan US$5,8 miliar, apabila
penanganan keluhan yang responsif. semua rekan menepati komitmen mereka dan
mengeluarkan dana secara bijaksana, maka
akan tersedia dana sebesar US$3 miliar untuk
membuat Aceh dan Nias menjadi tempat yang
lebih baik dari sebelumnya (lihat Gambar 2).
gambar 2 Kebutuhan Rekonstruksi dan Komitment (US$ miliar)

10.0

9.0
Meningkatkan kualitas
8.0 fasilitas-fasilitas di daerah yang Membangun
terkena tsunami dan gempa bumi Pemerintah Indonesia dikomitmenkan
Pengitegrasian kembali pasca
kembali lebih baik
7.0 donor LSM belum
konfik dan pembangunan
dialokasikan
6.0
Infalasi (1.0)
5.0 US$ miliar
NIAS (0.)
4.0 GOI (1.1)
Membangun
3.0 Penilaian kerusakan Sudah dialokasikan
dan kerugian
kembali
NGOs (1.5) ke proyek-proyek
2.0 (.5)
tertentu

1.0 DONORS (1.)

0.0
Kebutuhan Program Rekonstruksii

Sumber: Sekertariat Dana Multi-Donor

memecahkan dilema kebijakan dan strategi


KEGIATAN YANG AKAN DATANG yang ada, dan menutup kesenjangan yang
ada melalui pelaksanaan langsung apabila
K o o rd i n a s i a n t a r s e m u a p e m a n g k u diperlukan.
kepentingan (stakeholde) belum cukup
kokoh dan cenderung terfokus pada • Merehabilitasi prasarana penting:
pembagian informasi bukan strategi Terutama jalur-jalur transportasi sepanjang
bersama. BRR berusaha menangani hal pantai barat, saluran air dan sarana
ini dengan menyelenggarakan forum-forum perkotaan, dan perlindungan pantai; juga
koordinasi, kelompok-kelompok penasihat mempersiapkan rencana jangka panjang
kebijakan, dan mekanisme-mekanisme lain untuk pengembangan prasarana.
untuk mengembangkan kebijakan dan strategi
sektoral dan geografis. BRR juga membantu • Memperkuat kapasitas kelembagaan
memperkokoh koordinasi di tingkat daerah, dan manusia: Dengan mengembangkan
dengan membuka kantor-kantor daerah dan kapasitas pemerintah daerah untuk
dengan bekerjasama dengan pemerintah menangani skema prasarana dan
daerah dan para tokoh masyarakat. pembangunan yang kompleks;
mengembangkan kapasitas organisasi
BRR telah menetapkan empat prioritas independen untuk memantau hal tersebut
utama untuk tahun 2006: dan membantu mencegah korupsi; dan
• Menyediakan tempat berlindung yang dengan melanjutkan pemulihan sarana dan
layak untuk semua: Melalui kampanye layanan pendidikan dan kesehatan.
tempat berlindung sementara, mempercepat
laju pembangunan rumah permanen,

Laporan Desember 2005 ACEH DAN NIAS SATU TAHUN SETELAH TSUNAMI
• M e m u l i h k a n m a t a p e n c a h a r i a n : cantik dan Taman Nasional kelas dunia, Aceh
Dengan digunakan untuk menciptakan dan Nias berpotensi untuk mengembangkan
kesempatan kerja dan keterampilan pariwisata. Prospekprospek masa depan
yang berkelanjutan; menyelesaikan menjanjikan, dan saat ini adalah saat yang
revitalisasi 64.000 hektar tanah pertanian tepat untuk memprakarsai konsultasi publik
yang rusak; mengembangkan potensi yang yang luas tentang arah yang perlu diambil oleh
baru di sektor perkebunan; memastikan masyarakat.
pendekatan yang lebih menyeluruh
terhadap pemulihan di sektor perikanan; Pemulihan Aceh dan Nias akan memakan
dan memberikan dukungan yang lebih waktu yang lama, dan tanpa dapat
kepada Usaha-Usaha Kecil Menengah dihindari akan mempertimbangkan
(UKMs). kemundurankemunduran dan pencapaian-
pencapaian. Inilah saatnya untuk keluar
Aceh dan Nias memiliki potensi dari sentimen “proyek saya, atau anda” dan
pembangunan yang cukup besar untuk mengenali kebutuhan akan koordinasi aktif.
jangka panjang yang harus diperhatikan. Terdapat satu upaya pemulihan yang wajar dan
Dibukanya pintupintu Aceh secara tiba-tiba semua instansi berbagi tanggung jawab untuk
kepada dunia memberikan pilihan kepada memastikan kebenarannya. BRR memimpin
propinsi tersebut. Aceh dapat kembali menjadi koordinasi ini, tetapi tidak dapat melakukannya
daerah yang relatif terisolasi di ujung kepulauan sendiri. Semua instansi harus memberikan
Indonesia atau dapat mengkonsolidasikan informasi tentang pengalamanpengalaman dan
hubungannya dengan negaranya dan dengan program-program mereka, dan bersiap untuk
dunia yang lebih luas. Lokasinya tepat untuk bekerjasama dengan yang lainnya. Dengan
hal tersebut, dengan jalur laut ke tempat- cara ini, kita tidak hanya akan membangun
tempat di dunia dengan perekonomian yang rumah, melainkan tempat tinggal. Dengan
berkembang paling pesat. Aceh juga dapat memperhatikan proses-proses yang timbul
memilih untuk memperkokoh hubungan karena masyarakat, kita tidak hanya akan
dagang dan usahanya. Aceh memiliki membangun perumahan di seluruh wilayah
sumber daya alam sangat besar yang dapat Aceh dan Nias yang rusak, tetapi kita juga
dimanfaatkan, dan kesempatan – dengan akan menciptakan masyarakat yang hidup. Ini
proses perdamaian – untuk memanfaatkan adalah tujuan akhir yang harus kita perjuangkan
potensi manusianya secara penuh. Dengan bersama.
pemandangan yang indah, pantai-pantai yang

Anda mungkin juga menyukai