Anda di halaman 1dari 8

Gempa kuat menguncang Nias Selatan,

masyarakat panik

Pulau Nias merupakan salah satu daerah rawan gempa dan tsunami.

Gempa dengan kekuatan 5 Skala Richter terjadi di Nias Selatan Sumatera


Utara, sebanyak dua kali pada Minggu (17/04) tidak menimbulkan tsunami,
jelas Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB.

Dalam keterangan tertulis yang diterima BBC Indonesia, BNPB menyebutkan gempa
pertama berkekuatan 5 Skala Richter dengan kedalaman 10 kilometer, terjadi pada
dini hari sekitarpukul 01.08 WIB, sedangkan gempa kedua dengan kekuatan 5,1
Skala Richter dengan kedalaman 15 km terjadi pada pukul 04.09 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan
gempa tidak berpotensi tsunami.
"Pusat gempa di laut di 35-37 km Tenggara dari Kabupaten Nias Selatan, sumber
gempa berasal dari jalur subduksi atau pertemuan lempeng tektonik Hindia Australia
dan Eurasia," jelas dia.
 Lima tewas dan puluhan hilang akibat longsor di Nias
 Sejarah gempa yang mematikan

1
Sumber gempa yang dangkal membuat masyarakat Nias Selatan merasakan
guncangan gempa yang keras selama 15 detik, tetapi belum ada laporan kerusakan
bangunan akibat bencana tersebut.

Bangunan di Gunung Sitoli hancur akibat gempa 28 Maret 2005 lalu, dengan kekuatan 8,7
SR dan sekitar 1.300 orang tewas.

BNPB menyebutkan Kepulauan Nias, Mentawai, Siberut, Simeulue dan pulau-pulau


di sebelah Barat Pulau Sumatera merupakan daerah dengan tingkat kerawanan
yang tinggi terhadap gempa bumi dan tsunami.
Masyarakat setempat memiliki kearifan lokal dalam menghadapi bencana gempa
dan tsunami, tetapi BNPB menyatakan harus dibarengi dengan mitigasi bencana
yang cukup memadai.
Pulau Nias pernah diguncang gempa besar pada 28 Maret 2005 lalu, dengan
kekuatan 8,7 SR dan sekitar 1.300 orang tewas.

Sumber:
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/04/160417_indonesia_nias_gempa

2
10 Fakta Gempa Nias 2005
PERINGATAN 11 TAHUN GEMPA NIAS
Tidak diduga gempa tersebut terjadi karena sebelumnya telah terjadi gempa dan tsunami
yang memakan korban jiwa lebih banyak di Aceh. Saya masih ingat, banyak orang Nias
mendengar peristiwa Aceh merasa sedih dan ketakutan, tetapi tidak sedikit yang
menganggap peristiwa itu sebagai lelucon, sehingga kesiapsiagaan terhadap bencana tidak
ada di kalangan masyarakat Nias pada saat itu.
Peristiwa yang sudah berlalu 11 tahun tersebut, tepat 28 Maret 2005 pada pukul 23.09,
sudah mulai kita lupakan. Kita jarang membahasnya. Padahal, peristiwa ini adalah sejarah
yang harus kita ceritakan kepada generasi kita secara berkelanjutan, supaya kelak mereka
selalu siap siaga bencana. Nah, untuk mengenangnya kembali, dan tidak mau melupakannya
secara terus-menerus pada tulisan kali ini saya ingin membagikan kepada sahabat-sahabat
pembaca beberapa fakta tentang gempa Nias pada tahun 2005.

3
Terbesar Sejak 1843
Menurut berita yang dirilis oleh Detik.com, 29 Maret 2005, menyebutkan bahwa gempa
pernah terjadi di kawasan Nias tepatnya di Gunungsitoli Barat pada tahun 1843 yang
disertai tsunami. Gempa 1843 tersebut diklaim merupakan gempa pertama yang pernah
terjadi di Nias.

Gempa Prince William Sound, Alaska 1964


Gempa Nias dan gempa Alaska memiliki kesamaan tanggal dan bulannya yang terjadi pada
28 Maret 1964 dengan kekuatan 9,2 SR. Pada peristiwa tersebut 15 orang tewas gempa,
sedangkan 113 orang tewas akibat tsunami.

Tsunami Kecil
Berbeda dengan peristiwa Aceh, gempa Nias tidak disertai gelombang tsunami. Menurut
laporan Geology Service milik Amerika Serikat, gempa tersebut hanya mendekati
sesar/patahan naik, tetapi masih belum bersifat sesar/patahan naik. Kemungkinan yang
terjadi adalah sesar/patahan geser sehingga tidak menyebabkan perluasan pada bidang
volume air. Walaupun demikian, tercatat bahwa ada tsunami kecil setinggi 3-
4 meter di Simeulue dan Singkil.

Memutuskan Jaringan Listrik dan Komunikasi 


Gempa besar tersebut terasa di beberapa provinsi di Sumatera, seperti di Aceh, Sumatera
Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, dan Palembang. Bahkan, getaran gempa ini dirasakan oleh
negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Sri Lanka, bahkan Thailand yang berjarak
sekitar 1.000 km dari pusat gempa.

Data Korban Berbeda-beda


Pada awalnya pemerintah memperkirakan korban mencapai 2.000 orang. Namun,
laporan Departemen Kesehatan  menyatakan korban di Nias sebanyak 300 orang dan
pengungsi sebanyak 2.000 orang. Sementara data dari Departemen Sosial
yang dirilis per 5 April 2005 pukul 14.00, ada 598 orang meninggal, 49 orang luka berat, 585
orang luka ringan, dan 45.517 orang mengungsi.

4
Banyak Orang yang Berteriak Meminta Tolong 
Akibat banyak korban yang terjebak di bawah reruntuhan dan gempa susulan terjadi terus-
menerus, kehilangan sanak keluarga. Banyak yang menangis, meratap, tersungkur, bahkan
mati gaya. Suasana pada malam itu penuh doa, nyanyian, dan berteriak kepada Tuhan-nya.

Diisukan Nias Akan Tenggelam


Isu tenggelamnya Nias berkembang begitu pesat di kalangan masyarakat pada saat itu,
Dalam kepanikan tersebut masyakat Nias melakukan eksodus, pergi meninggalkan  Nias
menuju Sibolga dan tempat-tempat yang lebih aman di Pulau Sumatera.

Bantuan Terus Mengalir


Seperti yang saya sebutkan di atas peristiwa ini merupakan peristiwa berkat di balik duka.
Pasca gempa tersebut bantuan terus mengalir baik dari dalam maupun luar negeri. Seperti
pada 29 Maret 2005 Australia menyatakan akan menyumbangkan bantuan sebesar 1
juta dollar Australia dalam bentuk hibah serta mengirimkan peralatan dan anggota medis ke
Nias.

Pada 30 Maret 2005, Pemerintah Jepang menyatakan akan memberikan bantuan sebesar 15


juta yen juga mengirimkan tim medisnya ke Nias. Dan masih banyak negara lainnya, seperti
Amerika Serikat, Spanyol, Tiongkok.

Sejak tahun 2005 tersebut, Nias mengalami kemajuan yang sangat pesat. Terutama di
bidang pendidikan, teknologi, dan infrastruktur. Masuknya sejumlah non-goverment
organization (NGO), relawan kemanusiaan, Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Nias-
Aceh membuat paradigma masyarakat Nias mulai berubah dalam menerima
kemajuan. Anak-anak Nias banyak yang masuk sekolah, masuknya jaringan internet
sehingga mempermudah mengirm dan menerima informasi, jalan antarkecamatan
terhubung, pembangunan yang lebih modern, hingga mengantarkan terbentuknya
beberapa daerah otonom baru di Kepulauan Nias.

5
Masih Misteri
Jika saudara jalan-jalan di pantai Nias bagian utara, perlu diketahui bahwa air laut di pantai
tersebut sudah surut sejauh dua kilometer pasca-gempa 2005. Tidak ada data ilmiah yang
menjelaskan peristiwa ini. Namun, seharusnya sesuai dengan peristiwa Aceh apabila air laut
surut akibat gempa, itulah yang menyebabkan tsunami dalam beberapa menit setelah
gempa. Namun, puji Tuhan 11 tahun telah berlalu air laut tersebut masih surut. Akibat
peristiwa tersebut banyak ikan yang mati dan terumbu karang yang rusak.

Daerah Wisata Baru


Berkah gempa, banyak daerah wisata baru dibuka, misalnya Pantai Tureloto,
Lahewa, Nias Utara. Sebelum gempa, pantai ini layaknya sebuah pantai yang
biasa ditemui, adanya pasir pantai yang melimpah. Akan tetapi, setelah
peristiwa gempa pada tahun 2005, menjadikan wajah pantai ini berubah
menjadi hamparan batuan karang yang tersebar di area kawasan pantai
karena air laut di pantai ini surut. Saat ini kita tidak mengenal yang namanya
ombak besar karena beberapa ratus meter dari bibir pantai terdapat gugusan
karang  seperti benteng pemecah ombak.

Sumber:
https://kabarnias.com/jurnalisme-warga/10-fakta-gempa-nias-2005-5957

6
TUGAS KLIPING
ARTIKEL BENCANA GEMPA
PELAJARAN PLH

OLEH:
ARFA LAILA EL-FATHIN
KELAS 5B/05

MIN 2 KOTA PASURUAN

7
8

Anda mungkin juga menyukai