1. Anda adalah seorang perawat yang bertugas di bangsal interna, pada
suatu sore menerima seorang pasien dengan keluhan panas badan dan diare sudah satu bulan. Anda bermaksud mengusulkan pemeriksaan tes HIV untuk pasien. Pertanyaan:
a. Prinsip etik apa yang harus Saudara pertimbangkan?
b. Kapan Informed consent diberikan? c. Bagaimana cara memberikan konseling pada klien tersebut mengapa anda merasa dia perlu melakukan tes. d. Penjelasan apa yang harus anda sampaikan ketika pasien menanyakan jenis tes yang diperlukan? 2. Sebutkan prinsip – prinsip hidup dengan ODHA! 3. Jelaskan yang dimaksud family centerd pada ODHA! 4. Sebutkan stigma mengenai ODHA di masyarakat!
JAWABAN :
1. a) Empati dan bertanggung jawab, alasannya karena empati
merupakan bagian dari proses caring dan prinsip bertanggung jawab bertujuan membantu merahasiakan hasil tes klien b) Inform consent diberikan kepada klien ketika akanmelakukan tindakan medik/keperawatan kepada pasien. Dalam hal melakukan tes HIV kepada klien, inform consent diberikan sebelum melakukan tes hiv kepada client.
c) Dengan cara memberikan metode Voluntary counseling
antesing (VCT) kepada client. Memberikan inform consent dengan menjelaskan secara detail sehingga client bersedia secara sukarela. Setelah client menanda tangani inform consent maka saya (sebagai tenaga kesehatan ahli) melakukan tes hiv dengan berpedoman pada modul VCT serta prinsip etik yang berlaku.
d) Yang pertama adalah menjelaskan tindakan yang dilakukan terhadap
pasien, lalu menjelaskan legalitas dari tes yang dilakukan, menjelaskan kode etik yang berlaku selama tes HIV serta sifat dari tes tersebut.
2. Hidup dengan ODHA berarti harus menerima keadaannya dimana
kita sebagai pendampingnya perlu menghilangkan batasan kepadanya. Serta tidak mendiskriminasi ODHA, dengan dihilangkannya batasan serta diskriminasi maka ODHA bisa meningkatkan derajat kesehatannya.
3. Family cantered pada ODHA yaitu sebagai filosofi dimana pemberi
perawatan mementingkan dan melibatkan peran penting dari keluarga, dukungan keluarga akan membangun kekuatan, membantu untuk membuat suatu pilihan yang terbaik dan meningkatkan pola normal yang ada dalam kesehariannya selama anak sakit dan menjalani penyembuhan,
4. Stigma mengenai ODHA sering - kali mereka dihindari, dipermalukan
ditolak, dan ditahan sebab masyarakat menganggap mereka telah melakukan hal yang buruk dan mencoreng derajat masyarakat seperti melakukan penggunaan obat terlarang, seks bebas. Stigma ini biasanya terjadi akibat ketakutan yang berlebihan akan tertular penyakit ini. Masalah lainnya yaitu penyakit ini dianggap sangat memamtikan dan belum ada obatnya, serta anggapan bahwa penyakit tersebut hanya ditularkan akibat dari perilaku menyimpang sehingga dianggap aib bagi pengidap dan keluarganya.