LAPORAN PENDAHULUAN
NIM : 1824201026
MOJOKERTO
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN :
Telah di sahkan :
Hari : ……………………
Tanggal : ……………………..
Mengetahui,
Kepala Ruangan
SRI WAHYUNI,A.Md.Keb
A. Definisi
Infeksi luka operasi adalah infeksi dari luka yang didapat setelah operasi. Dapat terjadi
diantara 30 hari setelah operasi, biasanya terjadi antara 5 sampai 10 hari setelah operasi.
Infeksi luka operasi ini dapat terjadi pada luka yang tertutup ataupun pada luka yang terbuka,
dikarenakan untuk proses penyembuhannya. Dapat juga terjadi pada jaringan maupun pada
bagian dari organ tubuh dan juga dapat terjadi pada jaringan superfisial (yang dekat dengan
kulit) ataupun pada jaringan yang lebih dalam. Pada kasus yang serius dapat mengenai organ
tubuh.
Menurut sistem CDC’s terdapat stpasienrisasi pada kriteria untuk mendefinisikan infeksi
luka operasi, yaitu :
1. Infeksi Superfisial, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi dan
infeksi hanya mengenai pada kulit atau jaringan subkutan pada daerah bekas
insisi.
2. Infeksi Dalam, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi dimana
tidak menggunakan alat-alat yang ditanam pada daerah dalam dan jika
menggunakan alat-alat yang ditanam maka infeksi terjadi diantara 1 tahun dan
infeksi yang terjadi berhubungan dengan luka operasi dan infeksi mengenai
jaringan lunak yang dalam dari luka bekas insisi.
3. Organ atau ruang, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi
dimana tidak menggunakan alat yang ditanam pada daerah dalam dan jika
menggunakan alat yang ditanam maka infeksi terjadi diantara 1 tahun dan
infeksi yang terjadi berhubungan dengan luka operasi dan infeksi mengenai
salah satu dari bagian organ tubuh, selain pada daerah insisi tapi juga selama
operasi berlangsung karena manipulasi yang terjadi.
B. Penyebab
Infeksi yang terjadi pada luka operasi disebabkan oleh bakteri, yaitu bakteri gram negatif
(E. coli), gram positif (Enterococcus) dan terkadang bakteri anaerob dapat yang berasal dari
kulit, lingkungan, dari alat-alat untuk menutup luka dan operasi. Bakteri yang paling banyak
adalah Staphylococcus.
C. Patogenesis
Pada akhir operasi, bakteri dan mikroorganisme lain mengkontaminasi seluruh luka
operasi, tapi hanya sedikit pasien yang secara klinis menimbulkan infeksi (Fry 2003). Infeksi
tidak berkembang pada kebanyakan pasien karena pertahanan tubuhnya yang efektif untuk
menghilangkan organisme yang mengkontaminasi luka operasi. Infeksi potensial terjadi
tergantung pada beberapa faktor, diantaranya yang terpenting adalah :
Faktor eksternal, seperti : berada di rumah sakit beberapa hari sebelum pembedahahn dan
operasi yang berlangsung lebih dari 4 jam.
1. Operating suite, yaitu tidak adanya batas yang jelas antara ruang untuk operasi
dan ruang untuk mempersiapkan pasien atau untuk pemulihan dan juga
pakaian yang digunakan hampir tidak ada bedanya.
Faktor pasien :
3. Merokok
4. Kegemukan
7. Perubahan respon imun ( HIV / AIDS dan pengguna kortikosteroid jangka panjang)
Faktor Operasi :
3. Lamanya operasi
4. Profilaksis antimikroba
8. Drain
9. Teknik pembedahan
Faktor mikrobiologi :
1. Sekresi toksin
Pasien merasakan beberapa gejala yang dirasakan saat terjadi infeksi pada luka operasi :
1. Nyeri
4. Palpitasi
5. Keluar cairan dari luka operasi, bisa berupa darah ataupun nanah (bisa berwarna
dan berbau)
6. Bengkak (pasien merasa nyeri, sekitar daerah yang membengkak terasa hangat
dan berwarna merah)
E. Diagnosa
Untuk mendiagnosa apakah itu suatu infeksi luka operasi dapat dengan cara :
2. Tes darah, darah dapat mengetahui bagaimana keadaan tubuh kita dan bakteri
apa yang terdapat dan yang menginfeksi.
4. Kultur dari luka dan biopsi jaringan, untuk mengidentifikasikan bakteri apa
yang terdapat pada luka, jenis infeksi dan pengobatan apa yang tepat.
Faktor luka lokal dihubungkan dengan fakta bahwa pembedahan merusak mekanisme
benteng pertahanan seperti kulit dan mukosa saluran pencernaan selam dilakukan
pembedahan. Teknik pembedahan yang baik adalah jalan terbaik untuk mencegah infeksi
luka operasi.
1. Pembersihan luka
Hal ini bisa dilakukan dengan mencuci luka dengan air steril. Hal ini bisa dilakukan
dengan menggunakan tekanan tinggi dengan jarum atau kateter dan alat penyemprot yang
besar. Solusi pembunuhan kuman dapat digunakan unuk membersihkan luka.
2. Debridement
Hal ini dilakukan untuk membersihkan dan membuang objek, atau kulit mati dan
jaringan dari daerah luka. Dokter dapat membatasi area yang rusak pada luka atau sekitar
luka. Pembalut basah bisa ditempatkan pada luka dan dibiarkan mengering. Dokter juga
bisa mengeringkan luka untuk membersihkan pus.
3. Penutup luka
Hal ini juga disebut pembalut luka. Pembalut digunakan untuk melindungi luka dari
kerusakan lebih lanjut dan infeksi. Hal ini juga menolong menyediakan tekanan untuk
mengurangi pembengkakan. Pembalut bisa berbagai bentuk. Pembalut bisa mengandung
beberapa substansi untuk menlong mempercepat penyembuhan.
4. Obat-obatan
Dokter mungkin memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi. Pasien juga mungkin
diberikan obat-obatan untuk mengurangi sakit, pembengkakan, atau demam.
Juga disebut HBO. HBO digunakan untuk memperoleh oksigen lebih banyak ke
dalam tubuh. Oksigen diberikan dibawah tekanan untuk menolong oksigen supaya sampai
ke jaringan dan darah. Pasien dimasukkan ke ruangan yang berbentuk seperti tabung yang
disebut ruangan hiperbarik atau ruangan tekanan. Pasien bisa melihat dokter dan
berbicara dengan mereka melalui pengeras suara. Pasien mungkin mebutuhkan terapi ini
lebih dari sekali.
7. Pengobatan lain
PENCEGAHAN
I. Preoperative
a. Persiapan pasien
1 Kapanpun jika memungkinkan, identifikasi dan obati semua infeksi yang terlokalisir di
daerah operasi sebelum operasi elektif dan operasi elektif yang tertunda pada pasien
dengan dearah infeksi pada luka sampai infeksi terobati.
2 Jangan mencukur rambut sebelum operasi kecuali jika rambut tersebut atau sekitar daerah
insisi akan mengganggu operai.
3 Jika rambut dicukur, cukur secepatnya sebelum operasi, lebih baik dengan pemotong
elektrik.
4 Kontrol tingkat glukosa darah serum secara adekuat pada semua pasien diabetes dan selalu
hindari hiperglikemi sebelum operasi.
5 Sarankan penghentian merokok. Minimal instruksikan pasien untuk tidak merokok kretek,
tembakau, atau bentuk konsumsi tembakau lain selama paling tidak 30 hari sebelum
operasi elektif.
6 Jangan menahan darah pasien yang di operasi untuk mencegah infeksi luka operasi.
7 Minta pasien untuk mandi dengan cairan atiseptik pada paling tidak malam sebelum operasi
dilaksanakan.
8 Cuci dan bersihkan dengan benar sekitar daerah insisi untuk membuang kontaminasi
sebelum menyiapkan antiseptik kulit.
10 Oleskan antiseptik secara lingkaran yang dimulai dari tengah bergerak menuju pinggir.
Daerah yang dipersiapkan harus cukup besar untuk memperpanjang sayatan atau
membuat sayatan baru jika diperlukan.
13 Tidak direkomendasikan untuk hanya meningkatkan support nutrisi untuk pasien operasi
yang dimaksudkan untuk mencegah infeksi luka operasi.
3. Setelah mencuci tangan, jaga tangan di atas dan tidak bersentuhan dengan tubuh (siku pada
posisi fleksi) sehingga air bergerak dari ujung jari menuju siku. Keringkan tangan dengn
handuk steril dan pakai baju operasi steril dan sarung tangan steril.
1 Edukasi dan sarankan personel bedah yang memiliki gejala dan tpasien penyakit infeksi
yang menular agar melaporkan keadan mereka dengan segera kepada supervisor dan
personel kesehatan kerja.
2 Membuat kebijakan yang baik mengenai tanggungjawab perawatan pasien ketika personal
potensial berada pada kondisi infeksius yang menular. Kebijakan-kebijakan ini
seharusnya mengatur : (a) Tanggungjawab personel dalam menggunakan pelayanan
kesehatan dan melaporkan penyakit, (b) pembatasan kerja, dan (c) ijin untuk kembali
bekerja setelah menderita penyakit yang membutuhkan pembatasan kerja. Kebijakan-
kebijakan tersebut seharusnya mengidentifikasi individu yang memiliki kekuasaan untuk
mengistirahatkan personel dari kerja mereka.
3 Menghentikan dari tugas operasi personel yang mempunyai lesi kulit yang telah mengering
sampai infeksi hilang atau personel tersebut telah menerima terapi adekuat dan infeksi
telah sembuh.
4 Jangan secara rutin mengeluarkan personel operasi yang terkolonisasi dengan organisasi
seperti S. aureus (hidung, tangan atau bagian tubuh lain) atau grup A Streptococcus,
kecuali personel tersebut telah dihubungkan secara epidemiologi kepada penyebaran
organisme di wilayah pusat kesehatan.
Profilaksis antimicrobial
2 Berikan dosis inisial antimikroba profilaktik secara intravena, dihitung seperti konsentrasi
bakterisidal obat yang ada dalam serum dan jaringan ketika insisi dilakukan. Pertahankan
tingkat terapeutik agen dalam serum dan jaringan selama operasi dan sampai,
kebanyakan, beberapa jam setelah insisi ditutup di kamar operasi.
3 Sebelum operasi elektif kolorektal sebagai tambahan d2 diatas, persiapkan kolon secara
mekanik dengan menggunakan enema dan agen katartik. Berikan agen antimikroba
nonabsorbel dalam dosis terbagi sehari sebelum operasi.
4 Untuk seksio sesaria risiko tinggi, berikan agen antimikroba profilaktik segera setelah tali
pusat diklem.
a. Ventilasi
1 Pertahankan ventilasi tekanan positif di kamar operasi dengan memperhatikan koridor dan
area yang berdekatan.
2 Pertahankan minimal pergantian udara 15 kali perjam, yang mana paling tidak 3 sebaiknya
udara segar.
3 Saring semua udara, disirkulasi ulang dan segar, melalui filter yang baik sesuai
rekomendasi institut arsitek Amerika.
4 Memasukkan semua udara di langit-langit, dan alat pembuangan uap dekat lantai.
5 Jangan menggunakan radiasi UV di kamar operasi untuk mencegah infeksi luka operasi.
6 Tetap tutup pintu ruang operasi kecuali dibutuhkan untuk jalan peralatan, personel dan
pasien.
7 Pertimbangkan melakukan operasi implan ortopedik dimana tesedia udara sangat bersih.
8 Batasi jumlah personel yang memasuki ruang operasi sesuai yang dibutuhkan.
1 Ketika kotoran yang terlihat atau kontaminasi dengan darah atau cairan tubuh permukaan
atau peralatan terjadi selama operasi, gunakan disinfektan untuk membersihkan area yang
terkena sebelum operasi berikutnya.
2 Jangan melakukan pembersihan khusus atau menutup kamar operasi setelah terkontaminasi
atau operasi yang kotor.
3 Jangan menggunakan keset kaki yang lengket di jalan masuk kamar operasi atau kamar
operasi individu untuk mengontrol infeksi.
4 Vakum basah lantai kamar operasi setelah operasi terakhir dengan disinfektan.
5 Tidak ada rekomendasi untuk disinfeksi permukaan lingkungan atau peralatan yang
digunakan di kamar operasi dalam beberapa operasi jika tidak terlihat kotoran
2 Lakukan sterilisasi cepat hanya pada item peralatan perawatan penyakit yang akan
digunakan segera. Jangan gunakan sterilisasi cepat untuk alasan kenyamanan, seperti
sebuah alternatif membeli peralatan tambahan, atau untuk menghemat waktu.
d. Pakaian operasi
1 Pakai masker operasi yang menutup keseluruhan mulut dan hidung ketika memasuki ruang
operasi jika operasi akan dimulai atau sedang berjalan atau jika instrument steril sedang
terekspos. Pakai masker selama operasi.
2 Gunakan topi atau tudung untuk menutupi rambut secara keseluruhan di kepala dan wajah
ketika memasuki ruang operasi.
4 Pakai sarung tangan steril jika menjadi tim operasi. Pakai sarung tangan setelah memakai
baju steril.
5 Gunakan jubah operasi dan penutup yang merupakan barier efektif ketika basah.
6 Ganti baju operasi yang terlihar sudah kotor, terkontaminasi danatau dipenetrasi oleh darah
atau material lain yang potensial infeksius.
4 Lakukan penutupan tunda kulit primer atau biarkan sebuah sayatan terbuka agar sembuh
kemudian jika ahli bedah memperkirakan daerah operasi terkontaminasi berat.
f. Perawatan insisi setelah operasi
1 Lindungi dengan penutup steril untuk 24 sampai 48 jam setelah operasi, sebuah sayatan
yang telah tertutup secara primer.
2 Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti penutup dan setelah kontak dengan tempat
operasi.
4 Edukasi pasien dan keluarga menyangkut perawatan sayatan yang baik, gejala infeksiluka
operasi, dan perlunya melapor segera.
5 Tidak ada rekomendasi untuk menutupi sayatan yang tertutup secara primer melebihi 48
jam.
1. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Airway
Breathing
1) kaji jumlah pernasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang
signifikan
2) kaji saturasi oksigen
3) periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan
asidosis
4) berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
5) auskultasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
6) periksa foto thorak
Circulation
1. kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
2. monitoring tekanan darah
3. periksa waktu pengisian kapiler
4. pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
5. berikan cairan koloid – gelofusin atau haemaccel
6. pasang kateter
7. lakukan pemeriksaan darah lengkap
8. siapkan untuk pemeriksaan kultur
9. catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature <36°C
10. Siapkan pemeriksaan urin dan sputum
11. berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal
sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat kesadaran dengan
menggunakan AVPU.
Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat
suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.
2. Sirkulasi
e) Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis biasa terjadi
(stadium lanjut)
3. Integritas Ego
4. Makanan/Cairan
6. Respirasi
7. Rasa Aman
8. Seksualitas
1) Diagnosa : Resiko infeksi d.d penyakit kronis, efek prosedur invasif, malnutrisi,
peningkatan paparan organisme patogen lingkungan, ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer (gangguan peristaltik, kerusakan integritas kulit, perubahan sekresi
pH, statis cairan tubuh), ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (penurunan
Kriteria hasil :
Intervensi:
Kriteria hasil :
Termoregulasi (L.14134)
1. Menggigil menurun
2. Kulit merah menurun
3. Kejang menurun
4. Vasokonstriksi perifer menurun
5. Pucat menurun
6. Takikardi / bradikardi menurun
7. Takipnea menurun
8. Hipoksia menurun
9. Suhu tubuh membaik
10. Kadar glukosa darah membaik
11. Pengisian kapiler membaik
12. Ventilasi membaik
13. Tekanan darah membaik
intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
14) Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravebna, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA