Oleh:
SYIFA NUR ASIAH JAMIL
NIM 2006054
1
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Syifa Nur Asiah Jamil (NIM 2006054)
Telah disetujui untuk memenuhi sebagai persyaratan
Mata Kuliah Program Magang Industri (PMI)
Program Studi D3 Keperawatan
Menyetujui
Dosen
2
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan PMI ini adalah asli hasil
karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis disebutkan sumbernya dalam naskah dan dalam daftar pustaka
3
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan puja serta syukur kehadirat Allah
Subhanahu Wata’ala karena atas segala rahmat, karunia dan inayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan laporan praktik klinik keperawatan Komprehensif ini dengan
baik.
4
7. Semua dosen Program Studi Keperawatan Politeknik Negeri Indramayu
yang telah memberikan ilmunya selama ini,
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Keperawatan yang telah
mendukung dalam penyelesaian laporan praktik klinik keperawatan
komprehensif ini,
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, atas segala
bantuan, dukungan semangat dan doa.
Semoga segala yang telah diberikan kepada penulis, mendapat balasan dari
Allah Subhanahu Wata‟ala.
Penulis menyadari bahwa laporan praktik klinik keperawatan
komprehensif ini masih jauh dari sempurna dan walaupun demikian penulis
berharap laporan praktik klinik keperawatan komprehensif ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
5
DAFTAR ISI
LAPORAN PROGRAM MAGANG INDUSTRI...................................................1
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2
PERNYATAAN KEASLIAN..................................................................................3
KATA PENGANTAR.............................................................................................4
DAFTAR TABEL....................................................................................................7
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................8
BAB I.......................................................................................................................9
PENDAHULUAN...................................................................................................9
1.1 Latar Belakang PMI..................................................................................9
1.2 Tujuan dan Manfaat PMI..........................................................................9
1.2.1 Tujuan................................................................................................9
1.2.1.1 Tujuan Utama.................................................................................9
1.2.2 Manfaat............................................................................................10
BAB II....................................................................................................................11
TINJAUAN UMUM..............................................................................................11
2.1 RSUD INDRAMAYU............................................................................11
2.1.1 Sejarah RSUD Indramayu................................................................11
2.1.2 Struktur Organisasi RSUD Indramayu............................................12
2.2 RSUD PANTURA M.A SENTOT PATROL.........................................13
2.2.1 Sejarah RSUD PANTURA M.A SENTOT PATROL.....................13
2.2.2 Struktur RSUD PANTURA M.A SENTOT PATROL....................14
BAB III..................................................................................................................15
ASUHAN KEPERAWATAN STAGE KEPERAWATAN DASAR....................15
6
DAFTAR TABEL
7
Table 3. 31Therapi Yang Diberikan Keperawatan Anak.....................................116
Table 3. 32 Analisa Data Keperawatan Anak......................................................118
Table 3. 33 Perencanaan Keperawatan Anak.......................................................119
Table 3. 34 Implementasi Keperawatan Anak.....................................................121
Table 3. 35 Evaluasi Keperawatan Anak.............................................................124
Table 3. 36 Data Pasien GADAR........................................................................125
Table 3. 37 TRIAGE GADAR.............................................................................125
Keluhan Utama Table 3. 38 Keluhan Utama GADAR........................................126
Table 3. 39 Rencana Keperawatan GADAR.......................................................128
Table 3. 40 Catatan keperawatan GADAR..........................................................129
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi RSUD Indramayu..................................................13
Gambar 2 Struktur RSUD Pantura M.A Sentot.....................................................14
Gambar 3 Pathway KDM.......................................................................................27
Gambar 4 Pathway KMB I.....................................................................................55
Gambar 5 Pathway Keperawatan Anak...............................................................112
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PMI
Praktik magang Industri di Prodi DIII Keperawatan adalah Praktik
klinik keperawatan komprehensif yang merupakan adaptasi professional bagi
peserta didik yang dilakukan dalam tatanan nyata yang didalamnya terdapat
lingkungan praktik yang selalu berinteraksi dengan berbagai kegiatan yang
memuat berbagai model peran, suasana, untuk membentuk perilaku peserta
didik yang professional dan diharapkan dapat memberikan pengalaman serta
pengetahuan kepada mahasiswa secara menyeluruh.
10
3 Melaksanakan kegiatan Keperawatan Medikal Bedah II di tatanan Rumah
Sakit
4 Melaksanakan kegiatan keperawatan GADAR di tatanan rumah sakit
5 Melaksanakan kegiatan Keperawatan Anak di tatanan Rumah Sakit
6 Melaksanakan kegiatan Keperawatan Maternitas di tatanan Rumah Sakit
1.2.2 Manfaat
Ada pun manfaat dari pelaksanaan PMI Praktik klinik keperawatan
komprehensif ini , mahasiswa mampu:
11
BAB II
TINJAUAN UMUM
12
2.1.2 Struktur Organisasi RSUD Indramayu
13
2013-2015), (dr. H. Iwan Nurwinar Indan 2015-2016), (dr. Kurniawan 2017-
2021) dan (dr. Kikim Ade Irawan, MARS 2021–Sampai Sekarang).
14
BAB III
KEGIATAN MAGANG
3.3.3 Orientasi RSUD
3.1.1. Orientasi RSUD Indramayu
RSUD Indramayu memiliki beberapa pelayanan yaitu:
1. Layanan IGD
1) IGD
2) IGD VK
2. Layanan Rawat Jalan
1) Klinik Dalam
Penyaakit dalam adalah cabang dan spesialisasi kedokteran yang
menangani diagnosis dan penanganan organ dalam tanpa bedah
pada pasien dewasa.
2) Klinik Dalam 2
Penyaakit dalam adalah cabang dan spesialisasi kedokteran yang
menangani diagnosis dan penanganan organ dalam tanpa bedah
pada pasien dewasa.
3) Klinik Anak
Pediatri atau ilmu kesehatan anak ialah spesialisasi kedokteran
yang berkaitan dengan bayi dan anak. Kata pediatri diambil dari
dua yunani kuno, paidi yang berarti “anak” dan iatros yang berarti
“dokter”. Praktisi medis yang memiliki spesialisasi dalam pediatric
dinamakan dokter anak.
4) Klinik Bedah
Spesialis bedah umum adalah seseorang yang mempunyai ilmu dan
ketrampilan dalam hal diagnosa, perawatan pre oprasi, oprasi dan
penatalaksanaan sesudah oprasi pada area berikut: saluran
pencernaan, abdomen dan isi nya, payudara, kulit dan jaringan
lunak, kepala dan leher, pembuluh darah, endokrin, kelainan
bawaan dan tumor, khususnya tumor kulit, kelenjar liur, tirpid,
15
paratiroid, rongga mulut, system pembuluh darah kecuali jantung
dan pembuluh darah dalam otak.
5) Klinik Bedah Syaraf
Bedah syaraf atau ilmu bedah syaraf, adalah spesialisasi medis
yang berhubungan dengan pencegahan, diagnosis, tatalaksana
bedah, dan rehabilitasi gangguan yang mempengaruhi setiap bagian
dari system saraf termasuk otak, sumsum tulang belakang, saraf
perifer, dan system serebrovaskular ekstra-kranial.
6) Klinik Gigi
Praktik kedokteran gigi umum meliputi tindakan preventif,
promotive, kuratif,dan rehabilitatif terhadap kondisi gigi dan mulut
individu ataupun masyarakat. Tindakan perawatan yang dapat
dilakukan oleh seorang dokter gigi umum antara lain penambalan
gigi berlubang, pembersihan karang gigi, pencabutan gigi,
pembuatan gigi tiruan, dan merapihkan gigi dengan alat.
7) Klinik Melati
Psikiatri adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
askep kesehatan jiwa serta pengaruhnya timbal balik terhadap
fungsi-fungsi fisiologi organo-biologis tubuh manusia.
8) Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Obstetri adalah ilmu bedah kedokteran yang khusus nya
mempelajari cara memperlakukan wanita dan bayi selama masa
kehamilan, proses kelahiran dan puerperium (periode setelah
kelahiran). Ginekologi (secara harfiah berarti “ilmu mengenai
wanita”) adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus nya
mempelajari penyakit-penyakit sitem reproduksi wanita (Rahim,
vagina dan ovarium).
9) Klinik Kulit dan Klamin
Dermatologi (dari Bahasa yunani: derma yang berarti kulit) adalah
cabang kedokteran yang mempelajari kulit dan bagian-bagian yang
berhubungan dengan kulit seperti rambut, kuku, kelenjar keringat,
16
dan lain sebagainya. Cabang-cabang dari dermatologi antara lain
adalah venereologi yaitu ilmu yang mempelajari penyakit yang
ditularkan melalui alat kelamin, dermatologi kosmetik dan bedah
dermatologi.
10) Klinik Ortopedi
Bedah orthopaedi (juga dieja orthopedi) ialah cabang ilmu
kedokteran yang mempelajari tentang cedera akut, kronis dan
trauma serta gangguan lain system musculoskeletal. Dokter
bedah ortopedi sebagian besar penyakit musculoskeletal
termasuk artritis, trauma dan kongenital menggunakan peralatan
bedah dan non-bedah.
11) Klinik Syaraf
Neurologi adalah cabang dari ilmu kedokteran yang menangani
kelainan pada system saraf. Dokter yang mengkhususkan
dirinya pada bidang neurologi disebut neurolog dengan
memiliki kemampuan untuk mengdiagnosis, merawat, dan
manajemen pasien dan kalinan saraf.
12) Klinik THT
Otolaringologi adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus
meneliti diagnosis dan pengobatan penyakit telingan, hidung,
tenggorokan serta kepala dan leher. Di Indonesia, cabang
kedokteran ini populer dengan nama ilmu Telinga Hidung
Tenggorokan Bedah Kepala Leher atau THT-KL. Orang yang
menjadi dokter THT-KL maka akan mendapatkan gelar Sp.
THT-KL.
13) Klinik DOTS
14) Klinik Mawar
15) Klinik Fisiotrapi
16) Hemodialisa
17) Klinik Rehabilitasi Medik
18) Klinik Perawatan Luka Moderen
17
3. Pelayanan Rawat Inap
1) Kidang Kencana 1
2) Kidang Kencana 2
3) Kidang Kencana 3
4) Arumanis
5) Kweni
6) Gedong Gincu 1
7) Gedong Gincu 2
8) Gedong Gincu 3
9) Gedong Gincu 4
10) Golek
11) Cengkir 1
12) Cengkir 2
13) Cengkir 3
14) Manalagi 1
15) Manalagi 2
16) Malgova
17) ICU
18) HCU
19) KIDANG MAS
20) Talasemia
4. Layanan Penunjangan
1) Unit Labolatorium
2) Intalasi Radiologi
3) MCU(Medikal Chek Up)
4) Kamar Oprasi
5) Intalasi Gizi
6) IPAL
7) Pemulasaran Jenazah
8) Ambulance
5. Layanan Pitra (Pelayanan Terintegrasi Pemulasaran Jenazah)
18
6. Layanan Fasilitas Lain-lain
1) Aula
2) Sarana Olahraga
3) Ruang Tunggu
19
c. Kebutuhan nutrisi
d. Kebutuhan eliminasi
e. Kebutuhan aktifitas
f. Kebutuhan istirahat dan tidur
g. Kebutuhan keseimbangan suhu tubuh
h. Kebutuhan aman dan nyama, dan
i. Asuhan keperawatan pasien menjelang dan akhir kehidupan
20
3.2.3. MK. Keperawatan Maternitas
Penerapan asuhan keperawatan pasien dengan kasus
keperawatan maternitas pada tatanan klinik keperawatan melalui
pendekatan proses keperawatan terutama pada kasus pasien dengan
gangguan system reproduksi, antara lain:
21
c. Penerapan pengkajian kegawatdaruratan (APD, alat
pengkajian, dan lingkungan)
d. Pengkajian circulation, airway, breathing (CAB)
e. Penerapan prosedur BHD, penerapan prosedur RJP,
prosedur tindakan bencana (inisiasi awal, evakuasi, dan
transfortasi korban)
22
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan
hanya orang yang mengalami nya yang dapat menjelaskan dan
mengevaluasi perasaan tersebut (Long,1996)
Secara umum nyeri dapat didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman,
baik ringan maupun berapat (Priharjo,1992)
C. Klasifikasi Nyeri
Nyeri dapat diklasifikassikan kedalam beberapa golongan berdasarkan
pada tempat, sifat berat ringannya nyeri dan waktu lamanya serangan.
A. Nyeri berdasarkan tempatnya:
1) Pheriperal pain: nyeri yang terasa pada permukaan tubuh
misalnya pada kulit,mukosa.
2) Deep pain: nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.
3) Refered pain: nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ
atau struktur dlam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh
daerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.
4) Centrai pain: nyeri yang terjadi karena perangsangan pada system
saraf pusat, spinal cord, batang otak, halamus, dan lainnya.
B. Nyeri Berdasarkan Sifatnya
1) Incidental pain: Nyeri tumbuh sewaktu-waktu lalu hilang.
2) Steady pain: Nyeri yang timbul dan menetap dirasakan alam
waktu yang lama.
C. Nyeri Berdasakan berat ringannya
1. Nyeri Ringan: Nyeri dengan intesitas rendah
2. Nyeri Sedang: Nyeri yang menimbulkan reaksi
3. Nyeri Berat: Nyeri dengan intesitas tinggi.
D. Nyeri berdasarkan waktu lamina serangan
1. Nyeri Akut: Nyeri yang dirasakan dalam waktu singkat dan
berakhir kurang dari enam bulan, sumber daerah nyeri di ketahui
dengan jelas. Rasa nyeri mungkin sebab akibat dari luka, seperti
23
luka oprasi ataupun pada suatu penyakit arteriosclerosis pada
asteri coroner.
2. Nyeri Kronis: Nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri
kronis polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun beragam pola tersebut ada yang nyeri timbul
dengan periode yang diselingi interval bebas dari nyeri lalu
timbul kembali lagi rasa nyeri dan begitu seterusnya. Ada juga
pola nyeri kronis yang konstan artinya rasa nyeri yang dirasakan
terus-menerus,semakin lama semakin meningkat intensitasnya
walaupun telah diberikan pengobatan. Misalnya: nyeri karna
neoplasma.
E. Factor-faktor Penyebab Nyeri
1. Stimulus mekanik disebabkan adany suatu penegangan akan
penekanan jaringan
2. Stimulus kimiawi disebabkan oleh bahan kimia
3. Stimulus thermal adanya kontak atau terjadinya suhu ekstrim
panas yang dipersepsikan sebagai nyeri 44℃ -46℃
4. Stimulus neurologic disebabkan karena kerusakan jaringan saraf
5. Stimulus psikologik adalah nyeri tanpa diketahui kelainan fisik
yang bersifat psikologis
6. Stimulus elektrik disebabkan oleh aliran listrik
D. Gejala dan Tanda
a. Nyeri Akut (carpenito,2012)
1. Mayor
Individu memperlihatkan atau melaporkan ketidak nyamanan
tentang kualitas nyeri dan intensitasnya.
2. Minor
a. Tekanan darah meningkat.
b. Nadi meningkat.
c. Pernafasan meningkat.
d. Diaphoresis.
24
e. Pupil dilatasi.
f. Posisi berhati-hati.
g. Raut wajah kesakitan.
h. Menangis, merintih.
b. Nyeri kronis
1. Mayor
Individo melaporkan bahwa nyeri telah ada lebih dari 6 bulan.
2. Minor
a. Gangguan hubungan sosial dan keluarga.
b. Peka rangsangan.
c. Ketidakefektifan fisik dan imobilitas.
d. Depresi.
e. Menggosok kebagian yang nyeri.
f. Antesitas.
g. Tampak lunglai.
h. Berfokus pada diri sendiri.
i. Tegangan otot rangka.
j. Preokupasi somatic.
k. Agitasi.
l. Keletihan.
m. Penurunan libido.
n. Gelisah.
25
E. Pathway
Nyeri
F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Labolatorium Klinik.
b. Sinar-X(Rontgen).
c. CT-Scan.
d. MRI.
G. Penatalaksaan Medis
a. Pemberian Obat Analgesik
26
Pemberian obat analgesic, yang dilakukan guna mengganggu dan
memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan
cara mengurangi nyeri. Jenis analgesiknya adalah narkotika dan bukan
narkotika. Jenis narkotika digunakan untuk menurunkan tekanan darah
dan menimbulkan depresi pada fungsi vital, seperti respirasi. Jenis
bukan narkotika yang paling banyak ditemukan dimasyarakat adalah
aspirin, asetaminofen dan antiinflamasi nosteroid. Golongan aspirin
(asetysalicylic acid) digunakan untuk memblok rangsangan ppada
sentral dan perifer, kemungkinan hambatan sintesis prostaglandin
yang memiliki khasiat setelah 15-20 menit dengan efek puncak obat
sekitar 1-2 jam. Aspirin juga menghambat agregasi trombosit dan
antagonis lemah terhadap vitamin K, sehingga dapat meningkatkan
waktu peredaran darah dan protombin bila diberikan dalam dosis yang
tinggi. Golongan asetaminofen sama seperti aspirin, akan tetapi tidak
menimbulkan perubahan kadar protombin dan jenis Nonsteroid Anti
Inflammatory Drugs (NSAID), juga dapat menghambat prostaglandin
dan dosis rendah dapat berfungsi sebagai analgesic. Kelompok obat
ini meliputi ibuprofen, mefenamic acid, fenoprofen, naprofen,
zomepirac, dan lain-lainnya.
b. Pemberian Stimululator Listrik
Pemberian srimululator listrik yaitu dengan memblok atau mengubah
stimulus nyeri dengan stimulus yang kurang dirasakan. Bentuk
stimulus listrik meliputi:
1. Transcutaneus Electrial Stimular (TENS), digunakan untuk
mengendalikan stimulus manual didaerah nyeri tertentudengan
menempatkan beberapa electrode diluar.
2. Percutanes Implanted Spinal Cord Epidural Stimulator
merupakan alat stimulator sumsum tulang belakang dan
epidural yang diimplankan dibawah kulit dengan transitor
timah penerima yang dimasukan ke dalam kulit pada daerah
epidural dan columna vertebrae.
27
3. Stimulator Columna Vertebra, sebuah stimulator dengan
stimulus alat penerima transistor dicangkok melalui kantong
kulit intraclavicula atau abdomen yaitu electrode ditanam
melalui pembedahan pada dorsum sumsum tulang belakang.
H. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri
yang efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan
dirasakan secara berbeda pada masing-masing individu, maka perlu dikaji
semua factor yang mempengaruhi nyeri, seperti factor fisiologis,
psikologis, emosional dan sosiokultural, pengkajian dapat dilakukan
dengan PQRST.
P. (provoking), atau pemicu, yaitu factor yang memicu timbulnya nyeri
Q. ( quality), atau kualitas dari nyeri, apakah tajam, tumpul dan tersayat
R. (region), atau daerah, yaitu daerah perjalanan nyeri
S. (severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri
T. (time), atau waktu adalah lama atau waktu serangan atau frekuensi
nyeri.
a. Riwayat Nyeri
1 Lokasi
Untuk menentukan lokasi nyeri spesifik, meminta klien untuk
menunjukan area nyerinya.
2 Intensitas Nyeri
Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode mudah dan
terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri klien. Skla nyeri
menurut Hayward(1975).
0 : Tidak Nyeri
1-3 : Nyeri Ringan
4-6 : Nyeri Sedang
7-9 : Nyeri Berat
10 : Sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol
3 Kualitas Nyeri
28
Meminta pasien untuk menjelaskan nyeri yang dirasakan,apakah
sperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk, dan sebagainya.
4 Pola Nyeri
Pola meliputi waktu, durasi dan kekambuhan atau interval nyeri.
5 Faktor Presipitasi
Terkadang aktivitas tertentu dapat memicu timbulnya nyeri.
Seperti aktivitas fisik yang berat dapat memicu timbulnya nyeri
dada.selain itu, lingkungan, stressor fisik, dsn emosional juga
dapat memicu timbulnya nyeri dada. Selain itu, lingkungan,
stressor fisik, dan emosional juga dapat memicu timbulnya
nyeri.
6. Gejala yang menyertai
Gejala ini meliputi mual, muntah, pusing, dan diare. Gejala
tersebut dapat disebabkan oleh awitan nyeri atau nyeri itu
sendiri.
7. Pengaruh pada aktivitas sehari – hari
Dengan mengetahui sejuah mana nyeri mempengaruhi aktivitas
klien akan membantu memahami perspektif klien tentang nyeri.
Beberapa aspek kehidupan yang dikaji terkait nyeri adalah tidur,
nafsu makan, konsentrasi, pekerjaan, hubungan interpersonal,
hubungan pernikahan, aktivitas di rumah, aktivitas di waktu
senggang, serta status emosional.
8. Sumber Koping
Setiap individu memliki strategi koping yang berbeda-beda
dalam menghadapi nyeri. Strategi tersebut dapat dipengaruhi
oleh pengalaman nyeri sebelumnya atau pengaruh agama atau
budaya.
9. Response Afektif
Response afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung
pada situasi, derajat dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri,
29
dan banyk factor lainnya. Perlu dikaji adanya ansietas, takut,
lelah, depresi, atau perasaan gagal pada diri klien.
b. Observasi Respon Prilaku dan Psikologis
Banyak respon nonverbal yang bisa dijadikan indicator nyeri.
Salah satu yang paling utama adalah ekspresi wajah. Prilaku seperti
menutup mata rapat-rapat atau membuka nya lebar-lebar, menggit
bibir bawah, dan seringai wajah dapat mengidentifikasi nyeri. Selain
eskpresi wajah respon nyeri dapat berupa vokalisasi (mengerang,
menangis, berteriak), mobilisasi bagiann tubuh yang mengalami
nyeri, gerakan tubuh tanpa tujuan (menendang-nendang, membolak-
nalikan tubuh di Kasur),dan lain-lainnya.
Sedangkan respoon fisiologis untuk nyeri bervariasi, bergantung
pada sumber dan durasi nyeri. Pada awal nyeri akut, respons
fisiologis dapat meliputi peningkatan tekanan darah, nadai dan
pernafasan, diaphoresis serta dilatasi pupil akibat terstimulasinya
system saraf simpatis. Jika nyeri berlangsung lama dan saraf
simpatis telah beradaptasi, respon fisiologis tersebut mungkin akan
berkurang atau mungkin tidak ada.
I. Daftar Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut.
b. Nyeri Kronis.
J. Interventasi Keperawatan
Table 3. 1 Data Interventasi KDM
30
nyeri dan tidur
- Fasilitasi - Menjelaska
Keterangan : istirahat dan n penyebab
1. Keluhan ekstrim tidur terjadi,perio
2. Keluhan berat - Jelaskan de,dan
3. Keluhan sedang penyebab,per pemicu
4. Keluhan ringan iode dan nyeri.
5. Tidak ada keluhan pemicu - Berkolabora
nyeri. si dengan
- Kolaborasi dokter
mengenai
pemberian
pemberian
analgetik.
dosis yang
sesuai
untuk
pasien.
Setelah dilakukan intervensi Pemeriksaan Menghinda
keperawatan selama 3x24 jam, sirkulasi ri terjadinya
maka perfusi parifer tidak efektif perifer(mis. perfusi
meningkat dengan kriteria hasil: Nadi perifer
perifer ,edem Mencegah
Kriteria Hasil Awal Akhir
a,pengisian agar tidak
Denyut nadi 5 4
kapi terjadi
perifer
ler,warna, perfusi
Warna kulit 5 4
suhu) perifer
pucat
Hindari Memberita
Pengisian 5 4
pengukuran hukan tanda
kapiler
tekanan dan gejala
Kelemahan 5 4
darah pada yang
otot
ekstremitas dirasakan
dengan
keterbatasan
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim perfusi
2. Keluhan berat Informasikan
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan tanda dan
5. Tidak ada keluhan gejala
31
darurat yang
harus
dilaporkan(m
is,rasa sakit
yang tidak
hilang saat
istirahat)
J. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan intervensi.
K. Evaluasi
Evaluasi dapat dibedakan atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi
proses dievaluasi setiap selesai melalukan perasat dan evaluasi hasil
berdasarkan rumusan masalah tujuan terutama kriteria hasil. Hasil evaluasi
memberikan acuan tentang perencanaan lanjutan terhadap masalah nyeri
yang dialami oleh pasien.
32
Pekerjaan : PNS
Alamat : Bojong sari, Indramayu
33
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
V. DATA BIOLOGIS
Table 3. 2 Data Biologis KDM
34
B. Pola Eliminasi
3. Buang Air Besar(b.a.b)
Frekuensi 2x/hari Sulit BAB
Jumlah Banyak Tidak ada
tidur
Hal mempermudah Berkeringat Gatal-gatal
bangun
Makan Makan
Apa yang dilakukan bila
35
sukar tidur
Keluhan Lingkungan yang Sulit untuk tidur
ramai nyenyak
D. Pola Kebersihan
1. Mandi
Frekuensi 2x/hari Tidak mandi
36
VI. POLA AKTIFITAS
Aktifitas Skala
0 1 2 3 4
Makan Minum
Mandi
Toileting
Mobilitas ditempat tidur
Berpindah
Berjalan
Menaiki tangga
Berbelanja
Masak
Pemeliharaan rumah
0=Mandiri, 1=Dengan alat bantu, 2=Bantuan dari orang lain,
3=Bantuan dengan peralatan dan orang lain, 4=Tergantung/tidak mampu
VII. DATA PSIKOLOGIS
A. Status Emosi
Pasien mampu mengontrol emosinya mood yang paling berparuh
pada saat berkumpul dengan keluarga nya pasien tidak nyaman saat berada
dirumah sakit dan meminta untuk pulang terus keadaan pasien saat ini
masih terlihat pucat dan lemas, pada saat pasein marah yang dilakukan
adalah diam.
B. Konsep Diri
1. Harga Diri
Klien tidak malu dengan penyakit nya
2. Ideal Diri
Klien mengatakan ingin cepet sembuh dan kembali beraktifitas
3. Identitas Diri
Klien mengatakan sembul masuk RS klien senang dan menikmati peran
sebagai seorang ibu
37
4. Gambaran Diri
Klien mengatakan bisa menerima keadaan fisik tubuh saat ini
C. Gaya Komunikasi
1. Apakah pasien menolak untuk merespon
Pasien menerima untuk merespon perawaat saat dikaji
2. Apakah pasien bertingkah laku non verbal dalam berkomunikasi
Pasien terlihat santai dan responsive saat diwawancarai
D. Pola Interaksi
1. Kepada siapa pasien merspon
Kepada siapa saja yang mengajak berkomunikasi
2. Respon apa yang ditimbulkan pasien dari yang lain
Responnya baik
3. Dengan siapa pasien berkomunikasi
Kepada siapa saja yang mengajak berkomunikasi
4. Siapa yang paling penting bagi pasien
Keluarga
5. Siapa yang membantu pasien kalau dia sakit
Suami dan keluarga
6. Apakah pasien merusak atau agresif salam interaksi
Pasien menerima untuk diberi tindakan oleh perawat
E. Pola Dalam Mengatasi Masalah
Psikodinamika yang ditumbulkan
38
B. Hubungan Sosial
Sebelum sakit pasien masih sering ngobrol dengan tetangga tapi saat
setelah melahirkan sesar dan mengalami anemia pasien sudah jarang
ngobrol dengan tetangga karena untuk berjalan keluar rumah harus dibantu
suami.
C. Factor Sosiokultural
Dari asal tempat tinggalnya pasien berasal dari jawa sehingga mengatakan
bahwa dirinya memenuhi dan menghormati kepercayaanyang berlaku
dimasyrakat. Untuk penghasilan dirinya dan suaminyadianggap cukup
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
D. Gaya Hidup
Karena baru beberapa tahun menikah pasien dan suami tinggal di
kontrakan kecil, hal ini menyenangkan menurut pasien adalah saat
berkumpul dengan keluarga, jika waktu luang pasien bahwa dirinya pergi
kerumah orang tua dengan suaminya sebagai kegiatan rekreasi, harapan
pasien untuk masa yang akan datang yaitu dirinya ingin melihat anaknya
tumbuh berkembang dengan baik kemudian rejeki dan seluruh anggota
keluarganya senantiasa diberikan kesehatan dan rezeki yang berlimpah.
VIII. DATA SPIRITUAL
Gambaran pasien anemia tentang penyakit yang dideritanya menurut
agama dan kepercayaannya berharap akan kesembuhan penyakitnya
IX. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum :Baik
1. Kesadaran
Kualitatif :Compos Mentis
Kuantitatif (GCS) :15 E4 V5 M6
2. Penampilan :Pasien terlihat pucat,dan lemas
3. Tanda Vital
a. Temperature :36,5℃
b. Tekanan Darah :130/80 mmHg
c. Denyut Nadi :90x/menit
39
d. Respiasi Rate :22x/menit
e. SPO2 :98%
4. Status Gizi: Berat Badan:70 Kg
Tinggi Badan:154 Cm
B. Kepala:
Bentuk kepala normal,rambut tebal pendek warna hitam,wajah simetris
C. Mata:
Mata simetris, pergerakan bola mata normal, penglihatan kabur atau
samar-samar, ketajaman penglihatan menurun
D. Telinga:
Bentuk normal, ketajaman pendengaran normal
E. Hidung:
Bentuk normal, ketajaman penciuman normal
F. Mulut atau Faring:
Bibir pucat dan kering, nafsu makan menurun, gigi kotor, lidah kotor
G. Leher:
Tidak ada benjolan
H. Ketiak:
Sedikit lembab namun tidak ada bau ketiak
I. Dada:
Bentuk dada simetris, ada keluhan sakit sesak, tidak nyeri saat bernafas
J. Abdomen:
Tidak ada benjolan atau masa, kesimetrisan dinding abdomen
K. Extrimitas Atas dan Bawah:
Penggerakan sendi terbatas
L. Genitalia dan Rektum:
Tidak ada keramahan pada area genetalia dan rektum
M. Kulit:
Lembab, hangat, turgor normal, kulit terasa panas.
40
X. DATA PENUNJANG
XI. PENGOBATAN
41
XII. RENCANA PULANG
Pasien pulang rencana tanggal 21 Agustus 2022
XIII. PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN
Pasien sudah mengetahui status kesehatanya, mengetahui riwayat penyakit
terdahulu dan sekarang namun pasien terkadang masih kurang pengetahui
akan bahaya dari makanan yang dikonsumsi sehingga pasien sampai
mengalami penurunan kadar hemoglobin.
18 Agustus 2022
Mahasiswa.
42
ANALISA DATA
Nama :Ny.J
Ruangan :HCU
Kelas :2
Perfungsi jaringan
terganggu
MK:gangguan perfusi
43
jaringan
15/07/20 DS: pasien Kerusakan SDM Nyeri akut
22 mangatakan
07.00- nyeri dibagian SDM berlebihan
14.00 luka oprasi
Kadar HB
DO: pasien
terlihat lemas Anemia
dan pucat
TD:70/50
N:125x/menit
SPO2:90%
RR:22x/menit
HB:6,6
Table 3. 6 Analisa Data KDM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama :Ny.J
Ruangan :HCU
Kelas :2
44
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama :Ny.J
Ruangan :HCU
Kelas :2
45
9. Keluhan ringan perfusi Memberita
Tidak ada keluhan
Informasikan hukan
tanda dan tanda dan
gejala darurat gejala
yang harus yang
dilaporkan(mi dirasakan
s,rasa sakit
yang tidak
hilang saat
istirahat)
08-11- D.0077 Setelah dilakukan intervensi (Pemberian - Mengident
2022 keperawatan selama: 2 x 24 ifikasi
11.00
Analgesik
jam, maka Tingkat nyeri I.08243) lokasi
menurun dengan kriteria hasil : nyeri.
- Identifikasi
- Memfasilit
Kriteria Hasil AWAL AKHIR lokasi,karakter
- Kesulitan 3 4 asi
istik,durasi,fre
tidur istirahat
- Frekuensi 3 4 kuensi,kualitas dan tidur
nadi intensitas - Menjelask
- Pola nafas 3 4 nyeri
- Tekanan 3 4 an
darah - Fasilitasi penyebab
istirahat dan terjadi,per
Keterangan :
tidur iode,dan
10. Keluhan ekstrim
- Jelaskan pemicu
11. Keluhan berat
12. Keluhan sedang penyebab,peri nyeri.
13. Keluhan ringan ode dan - Berkolabo
14. Tidak ada keluhan pemicu nyeri. rasi
- Kolaborasi dengan
pemberian dokter
analgetik. mengenai
pemberian
dosis yang
sesuai
untuk
pasien.
Table 3. 8 Perencanaan Keperawatan KDM
46
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama :Ny.J
Ruangan :HCU
Kelas :2
47
Transfusi cito 3 labu
Hasil:
Menambah darah
Tindakan:
Observasi TTV
Hasil:
TD:120/80mmHg,N:110,RR:
22x/menit,S:37,2℃ ,
SPO2:99
Tindakan:
Injeks obat
Hasil:
Metronidazole, Asam
tranexsamet
Tindakan:
Observasi TTV
Hasil:
TD:110/80mmHg,N:100,RR:
22x/menit,S:36,5℃ ,
SPO2:98
Tindakan:
Observasi TTV
Hasil:
TD:120/80mmHg,N:110,RR:
22x/menit, SPO2:99
Tindakan:
Operan dengan dinas siang
Hasil:
Ada beberapa pasien,
tindakan yang sudah dan
yang belum dilakukan
48
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama :Ny.J
Ruangan :HCU
Kelas :2
49
Menambah darah Akut
Tindakan: P: Loding RL
Observasi TTV 500 ML
Hasil:
TD:120/80mmHg,N:110,RR
:22x/menit,S:37,2℃ ,
SPO2:99
Tindakan:
Injeks obat
Hasil:
Metronidazole, Asam
tranexsamet
Tindakan:
Observasi TTV
Hasil:
TD:110/80mmHg,N:100,RR
:22x/menit,S:36,5℃ ,
SPO2:98
Tindakan:
Observasi TTV
Hasil:
TD:120/80mmHg,N:110,RR
:22x/menit, SPO2:99
Tindakan:
Operan dengan dinas siang
Hasil:
Ada beberapa pasien,
tindakan yang sudah dan
yang belum dilakukan
50
3.3.2 Stage Keperawatan Medikal Bedah I
3.3.3.1 Laporan Pendahuluan dengan Masalah Kebutuhan Nutrisi
A. Pengertian
Gastrostroentritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya(3 kali sehari) disertai
perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan ataupun tanpa darah dan
lender.
Gastrostroentritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja
yang tidak normal atau tidak seperti biasanya.dimulai dengan peningkatan
volume,keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada
neonates lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa darah dan lender.
Dapat disimpulkan Gastrostroentritis atau diare adalah inflamasi lambung
dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri,virus dan pathogen yang
ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (3
kali sehari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), diare juga
dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada neonates
lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa darah dan lender.
B. Etiologi
1) Faktor Infeksi
a) Infeksi Internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab umata diare pada anak,infeksi meliputi:
Infeksi Bakteri:
Vibrio,E.coli,Salmonella,Shigella,Campylobacter,Yersinia
,Aeromonas dan sebagainya.
infeksi Virus:Entrovirus(virus
ECHO),Coxsackie,Poliomyelitis,Adenovirus,Rotavirus,Ra
savirus dan sebagainya.
Infeksi Parasite:Cacing,Protoz dan Jamur
2) Faktor Malabsorbsi
51
Malabsorbsi karbohidrat disakarida, monosakarida pada bayi dan
anak, malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein.
3) Faktor Makanan
Makanan basi dan beracun
4) Faktor Kebersihan
Penggunaan botol susu,air minum tercemar dengan bakteri
tinja,tidak cuci tangan sesudah buag air besar,sesudah membuang
tinja atau sebelum mengkonsumsi makanan.
5) Faktor Psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat
merangsang peningkatan peristaltic usus.
C. Kalasifikasi
Diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1 Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi,diare dibagi menjadi dua
golongan:
a) Diare infeksi spesifik: tifus dan para tifus,staphylococcus
disntri basiler dan enterolitis nektrotikans.
b) Diare non spesifik: diare dietetic.
2 Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare:
a) Diare infeksi enteral atau infeksi diusus,misalnya: diare yang
ditimbulkan oleh bakteri,virus dan parasite.
b) Diare infeksi parental atau diare akibat infeksi dari luar
usus,misalnya: diare karena bronchitis.
3 Ditinjau dari lama infeksi,diare juga dibagi menjadi dua golongan
yaitu:
a) Diare akut: diare yang tejadi karena infeksi usus yang bersifat
mendadak,berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3
sampai 5 hari hanya 25% sampai 15% yang berakhir
melebihi waktu 4 minggu dan hanya 15% yang berakhir
dalam 14 hari.
52
b) Diare kronik adalah diare yang berlangsung 2 mingggu atau
lebih.
D. Patofisiologi
tersebut bakteri bertumpuk dan berkembang biak. Penyebaran basil ini juga
bisa melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal,
tulang, korteks serebri) dan area lain dari paru-paru (lobus atas). Sistem
yang hidup dan yang sudah mati, dikelilingi oleh makrofag yang
fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut disebut Ghon Tubercle. Materi
berkembang menjadi aktif setelah infeksi awal, karena respons sitem imun
yang tidak adekuat. Penyakit aktif dapat juga timbul akibat infeksi ulang
atau aktifnya kembali bakteri yang tidak aktif. Pada kasus ini, terjadi
53
ulserasi pada ghon tubercle, dan akhirnya menjadi perkijuan. Tuberkel yang
seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini berjalan terus dan
lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang
nekrosis serta jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan fibrolast
E. Pathway
54
F. Pencegahan
Tidak berbagi penggunaan alat mandi dengan orang lain
Membersihkan barang yang diduga telah terkontaminasi virus atau
bakteri
Menghindari konsumsi makanan mentah atau belum matang
Membersihkan kamar mandi dan dapur secara rutin, terutama gagang
pintu, dudukan toilet, peralatan masak dan laintai dapur
Mengonsumsi air minum kemasan dan menghindari penggunaan es
batu saat anda sedang berpergian
Menggunakan air kemasan untuk menggosok gigi saat berpergian
G. Penatalaksaan
1 Terapi Cairan
Untuk menentukan cairan yang perlu diberikan kepada penderita
diare,harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan muntah-muntah
PWL(previous water losses),ditambah dengan banyak nya cairan
yang hilang melalui keringat,urin dan pernafasan NWL(normal
water losses)
b) Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah masih terus
berlangsung CWL(concomitant water losses)
2 Cairan dehidrasi oral(CRO): Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-
ORS tiap 1 liter mengandung 333mOsm/L, karbohidrat 20g/l, kalori
85cal/l. Elektrolit yang dikandung meliputi sodium 90mEq/L,
potassium 20mEq/L, chloride 80 mEq/L, bikarbonat 30mEq/L,(Dipiro
etal,2005) ada beberapa cairan rehidrasi oral:
Cairan rehidrasi oral yang mengandung Nacl, KCL, NaHCO3
dan glukosa yang dikenal dengan oralit.
Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung kompenen-
kompenen diatas misalnya, larutan gula,air tajin,cairan-cairan
yang tersedia dirumah dan lainnya.
55
3 Cairan rehidrasi parental(CRP), cairan ringer laktat sebagai cairan
rehidrasi parental tunggal.selama pemberian cairan parental ini,setiap
jam perlu dilakukan evaluasi:
a) Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
b) Perubahan tanda-tanda dehidrasi
H. Gejala
1) Diare
2) Muntah
3) Demam
4) Nyeri Abdomen
5) Membran mukosa mulut dan bibir kering
6) Fontanel cekung
7) Kehilangan berat badan
8) Tidak nafsu makan
9) Badan terasa lemah
I. Pemeriksaan Diagnostig
Pemeriksaan diagnostik pada klien dengan gastroentritis:
1) Labolatorium (pemeriksaan darah)
Peningkatan LEB (pada penyakit chron dan colitis), anemia terjadi
pada penyakit malabsorbsi. Dijumpai pula hipokalsemia dan
avitaminosD, peningkatan serum albumin, fosfatase alkali dan
masa prothrombin pada klien dengan malabsorbsi, penurunan
jumlah serum albumin pada klien penyakit chron.
2) Radiologi
Barrium foloow through penyakit chron.
Barium enema skip lesion, spasme pada sindroma kolon
iritable.
3) Kolonoskopi
Pemeriksaan ini dianjurkan pada pasien menderita peradangan
kolon..
J. Pengkajian
56
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan
penentuan masalah. Pengumpulan data diproleh dengan cara intervensi,
obsevasi dan psikal assesment. Kaji data menurut ambarwati fitri respati
dan nasution nita(2012) adalah:
1) Identitas pasien atau biodata
Meliputi nama lengkap,tempat tinggal,jenis kelamin,tanggal
lahir,umur,tempat lahir,asal suku bangsa,nama orang tua,pekerjaan
dan nomor telfon.
2) Keluhan utama
Buang air besar(BAB) lebih dari 3 kali sehari,BAB kurang lebih 4
kali dan cair(tanpa dehidrasi), BAB 4 sampai 10 kali dan
cair(dehidrasi ringan atau sedang)atau BAB lebih dari 10 kali
(dehidrasi berat). Apabila GE berlangsung kurang dari 14 hari
maka GE tersebut adalah GE akut, sementara apabila langsung
selama 14 hari atau lebih ada GE persisten.
3) Riwayat penyakit sekarang menurut Suharyono (1999:59)
a) Keadaan umum klien, suhu badan meningkat, nafsu makan
menurun atau tidak ada dan kemungkinan timbul GE.
b) Tinja makin cair,mungkin disertai lendir atau lendir dan
darah, warna tinja berubah menjadi kehijauan karena
bercampur ampedu.
c) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering
defekasi dan sifatnya makin lama makin asam.
d) Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah GE.
e) Apabila banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala
dehidrasi.
f) Diuresis: terjadi oliguri(kurang 1ml/kg/BB/jam), bila terjadi
dehidrasi.
4) Riwayat kesehatan
a) Riwayat imunisasi terutama campak, karena GEA lebih
sering terjadi atau berakibat berat pada anak-anak dengan
57
campak atau yang baru menderita campak dalam 4 minggu
terakhir terakhir, sebagai akibat dari penurunan kekebalan
pada pasien.
b) Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan
(antibiotik) karena faktor ini merupakan salah satu penyebab
GEA.
c) Riwayat penyakit yang terjadi sebelum,selama atau setelah
GEA. Informasi diperlukan untuk melihat tanda dan gejala
infeksi lain yang menyebabkan GEA.
5) Riwayat Nutrisi
Riwayat pola makan sebelum sakit GEA meliputi:
a) Konsumsi makanan penyebab GEA, pantangan makanan atau
makanan yang tidak bisa dimakan.
b) Perasaan haus, pada pasien yang GEA tanpa dehidrasi tidak
merasa haus (minum biasa). Pada dehidrasi ringan atau
sedang pasien merasa haus dan ingin minum banyak.
Sedangkan pada dehidrasi berat,sudah malas minum atau
tidak mau minum.
6) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
I. Baik, sadar (tanpa dehidrasi)
II. Gelisah (dehidrasi ringan atau sedang)
III. Lesu, lemah, lunglai atau tidak sadar (dehidrasi berat)
b) Kulit untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan
pemeriksaan turgo, yaitu dengan cara mencubit daerah perut
atau tangan menggunakan kedua ujung jari. Apabila turgor
kembali dengan cepat (kurang 2 detik),berarti GEA tersebut
tanpa dehidrasi. Apabila tugor kembali dengan lambat ( cubit
kembali dalam waktu 2 detik), ini berarti GEA dengan
dehidrasi ringan atau sedang. Apabila rurgo kembali sangat
58
lambat (cubitan kembali lebih dari 2 detik), ini termasuk
GEA dengan dehidrasi berat.
c) Kepala
Pada klien dewasa tidak ditemukan tanda-tanda tapi pada
anak berusia dibawah 2 tahun yang mengalami
dehidrasi,biasanya ubun-ubun cekung kedalam.
d) Mata. Kelopak mata tampak cekung bila dehidrasi berat saja
e) Mulut dan lidah
I. Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi)
II. Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan atau sedang)
III. Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat)
f) Abdomen kemungkinan mengalami distensi keram dan bising
usus yaitu:
I. Infeksi: melihat permukaan abdomen simetris atau tidak
dan tanda lain.
II. Askultasi: terdengar bising usus kurang lebih selama
30x/menit.
III. Perkusi: biasanya terdengar bunyi tympani atau kembung
IV. Palasi: ada tidak nyeri tekan epigastrium kadang juga
terjadi distensi perut.
g) Anus, apakah terjadi iritasi pada kulitnya
h) Pemeriksaan penunjang
K. Manifestasi Klinik
a) Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin sering
b) Muntah (umumnya tidak lama)
c) Demam (mungkin ada, mungkin tidak)
d) Kram abdomen, tenesmus
e) Membrane mukosa kering
f) Fontanel cekung (bayi)
g) Berat badan menurun
h) Malaise(Cecyly, Betz.2002)
59
L. Komplikasi
a) Dehidrasi
b) Renyatan Hiporomelik
c) Kejang
d) Bakterikimia
e) Malnutrisi
f) Hipoglikimia
g) Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
Dari komplikasi Gastroenteritis, tingkat dehidrasi dapat di
klasifikasikan
sebagai berikut :
Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5% dari BB dengan gambaran klinik turgor
kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada
keadaan
syok.
Dehidrasi sedang
Kehilangan 5 – 8% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit
jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8 – 10% dari BB dengan gambaran klinik seperti
tanda dihidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis
sampai koma, otot kaku sampai sianosis.
M. Penatalaksanaan
Menurut Supartini (2004), penatalaksanaan medis pada pasien diare
meliputi: pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan.Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatikan derajat
dehidrasinya dan keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan
60
peroral
berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan glukosa
untuk diare akut.
b. Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan
kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan
setampat. Pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) di berikan
tergantung berat atau ringan dehidrasi, yang di perhitungkan dengan
kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
1) Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml / kg
BB /oral.
2) Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg
BB /hari.
3) Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit
(inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg BB
oralit per oral 2.
61
Alamat : DS. Patrol Kec. Patrol Kab. Indramayu
Ket :
Perempuan
62
Laki-laki
Pasien
2. Minum :
Jumlah Kurang lebih 8 gelas sehari Kurang lebih 8 gelas sehari
Jenis Air putih, es, kopi Air putih
Minuman yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
Minuman yang dipantang Tidak ada Tidak ada
Keluhan Tidak ada Pahit
B. Pola Eliminasi
1. Buang Air Besar (b.a.b)
Frekuensi 1x sehari 5x sehari
Jumlah Jumlah normalnya b.a.b Jumlah normalnya b.a.b
Warna Kuning kecoklatan Darah
Bau Seperti khas nya bau feses Seperti khas nya bau feses
Konsistensi Padat dan keras Cair
Bila ada kesulitan dalam Memakan buah pepaya an Tidak ada
b.a.b. apa yang dilakukan sayur dedaunan
Keluhan Tidak ada Tidak ada
2. Buang Air Kecil (b.a.k)
63
Frekuensi 5x sehari 6-7x sehari
Jumlah Banyak Banyak
Warna Kuning Kuning
Bau Seperti khas nya bau b.a.k Ada sedikit bau-bau obat,
berwarna kuning
Konsistensi Cair Cair
Bila ada kesulitan dalam Tidak pernah mengalami Tidak pernah mengalami
b.a.k. apa yang dilakukan kesulitan b.a.k kesulitan b.a.k
Keluhan Tidak ada Tidak ada
C. Pola Istirahat dan Tidur
Jam tidur 22.00-06.00 Tidak tentu
Jumlah jam tidur Sekitar 7 jam -
Hal yang mempermudah Capek Ngantuk
tidur
Hal yang mempermudah Karena pasien sekolah Nyeri ulu hati, dan nyeri
bangun perut ingin BAB
Apa yang dilakukan bila Bermain hp Tidak pernah susar tidur
sukar tidur.
Keluhan Tidak ada Tidak ada
D. Pola Kebersihan
1. Mandi
Frekuensi 2x sehari Di Lap
Waktu/jam mandi Pagi sekitar jam 06.00 dan Pagi sekitar jam 08.00
sore sekitar jam 17.00
Alat/perlengkapan yang Gayung dan handuk Handuk kecil
digunakan
Keluhan Tidak ada Lemas
2. Kebersihan Mulut dan Gigi
Frekuensi 2x sehari Tidak menyikat gigi
Alat yang digunakan Sikat gigi dan pasta gigi Tidak ada
Keluhan Tidak ada Mual
3. Rambut
Frekuensi dalam 1 minggu 2 hari sekali Belum keramas selama
dirawat karena tidak mandi
Apa yang digunakan pasien Shampoo Tidak ada
untuk mencuci rambutnya
Keluhan Tidak ada Tidak ada
4. Kuku
Frekuensi potong kulu 1x seminggu Tidak potong kuku
dalam 1 minggu
Apa yang dilakukan untuk Menggunting kuku 1x Tidak ada
memelihara kebersihan seminggu
kuku
64
Keluhan Tidak ada Kuku sudah panjang dan
belum dipotong
Aktifitas Skala
0 1 2 3 4
Makan minum V
Mandi V
Berpakaian V
Toileting V
Mobilisasi di tempat tidur V
Berpindah V
Berjalan V
Menaiki tangga V
Berbelanja - - - - -
Memasak - - - - -
Pemeliharaan rumah - - - - -
0=Mandiri; 1=Dengan alat bantu; 2=Bantuan dari orang lain; 3=Bantuan dengan
peralatan dan orang lain; 4=Tergantung/Tidak mampu.
65
d. Pola Interaksi
Pasien sedikit terlihat senang saat diwawancarai
e. Pola Dalam Mengatasi Masalah
Psikodinamika Yang Ditimbulkan
Emosi pasien mudah timbul saat mual tapi tidak termuntahkan.
B. Kepala :
66
Bentuk kepala lonjong, rambut panjang terikat
C. Mata:
Mata tidak sipit dan tidak besar, konjungtiva normal, tidak ada kotoran
dibagian mata.
D. Telinga:
Telinga sedikit kotor, tidak ada bau telinga.
E. Hidung:
Hidungnya sedikit kotor dan belum dibersihkan, tidak ada sumbatan diarea
hidung, memiliki 2 lubang hidung dan keduanya berfungsi dengan baik.
F. Mulut dan Faring:
Ada sedikit bau mulut, kondisi gigi kurang bersih dan sedikit berwarna
kuning namun tidak ada sumbatan difaring, bibir pucat dan sedikit kering.
G. Leher :
Lehernya berdaki, lembab karena keringat, namun tidak ada luka dibagian
leher.
H. Ketiak :
Sedikit lembab namun tidak ada bau ketiak.
I. Dada :
Bentuk dada lebar, sesak dibagian dada, tidak ada pergerakan dada.
J. Abdomen :
Bentuk simetris , datar, terdapat nyeri tekan dibagian abdomen.
K. Extrimitas Atas dan Bawah :
Ekstremitas atas :
Terpasang infus RL 20 tpm (tetes per menit) pada tangan kiri, tidak ada
bengkat dibagian tangan.
Ekstremitas bawah :
Tidak terpasang infus di kaki dan tidak terdapat bengkat dibagian kaki.
L. Genitalia dan Rektum :
Pasien tidak terpasang kateter urine.
M. Kulit :
Kering, kusam, dan terlihat kotor.
XIII. PENGOBATAN :
67
Infus RL 20 tpm
Ranitidine 2x1
Paracetamol 33 cc
Gitas 3x1
Ciprolac 2x1 scch
Tranfusi 2 labu
Mahasiswa,
ANALISA DATA
68
Ruangan : Bandeng 2
Kelas : III
Table 3. 13 Analisa Data KMB I
DO :
- Pasien terlihat lemas
dan pucat Gangguan
- Pasien bolak-balik pemenuhan kebutuhan
kamar mandi karna nutrisi
nyeri perut nya
- Pasien mengeluarkan
keringat terus menerus
- S : 38,9 oC
- TD: 120/80 mmHg
- N : 88 x/menit
- RR : 24 x/menit
13-09- DS : 4..3. Resiko
2022 - Pasien mengatakan Diare dan muntah keseimbangan
13.00 mual tapi tidak muntah elektrolit
- Pasien mengatakan berhubungan
nyeri di ulu hati hilang nya cairan dan dengan proses
- Pasien mengatakan elektrolt berlebih penyakit
lemas (D.0037)
- Pasien mengatakan
BAB lebih dari 5x
dengan tekstur cair resiko keseimbangan
elektrolit
DO :
- Pasien terlihat lemas
dan pucat
- Pasien bolak-balik
69
kamar mandi karna
nyeri perut nya
- Pasien mengeluarkan
keringat terus menerus
- S : 38,9 oC
- TD: 120/80 mmHg
- N : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
Table 3. 14 Analisa Data KMB I
70
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIORITAS
71
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
73
PELAKSANAAN KEPERAWATAN/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN
EVALUASI KEPERAWATAN
Tindakan : A : Gangguan
18.00 nutrisi
Memberikan terapi
analgesik
Hasil : P : Lanjutkan
Paracetamol tablet 10 mg intervensi
74
Tindakan :
19.00 Observasi tanda-tanda
vital sebelum pemberian
obat
Hasil :
- S : 37,9 oC
- TD: 100/60 mmHg
- N : 88 x/menit
- RR : 24 x/menit
Tindakan :
Pemberian obat sesuai
anjuran dokter
Hasil :
20.00 - Ranitidine 2x3,5 mg
- Ciploxacin 1x500 mg
- Ranitidine 2x1
- Paracetamol 33 cc
- Gitas 3x1
- Ciprolac 2x1 scch
Tindakan :
Mencatat respon pasien
20.30 setelah diberikan terapi
analgesik
Hasil :
Pasien mulai bisa tertidur
setelah diberikan terapi
analgesic
Tindakan :
Operan dengan dinas siang
Hasil :
21.00 ada berapa pasien,tindakan
yang sudah dan yang belum
dilakukan.
Tindakan :
11.00
Observasi tanda-tanda
vital sebelum pemberian
obat
Hasil :
- S : 37,2 oC
- TD: 120/80 mmHg
12.00 - N : 88 x/menit
- RR : 24 x/menit
Tindakan :
Memberikan terapi
anjuran dokter
Hasil :
- Ranitidine 2x3,5 mg
- Ciploxacin 1x500 mg
- Ranitidine 2x1
12.30 - Paracetamol 33 cc
- Gitas 3x1
- Ciprolac 2x1 scch
Tindakan :
Mencatat respon pasien
Hasil :
Pasien mulai bisa tertidur
tanpa diberikan terapi
analgesic
Tindakan :
Operan dengan dinas siang
13.00 Hasil :
ada berapa pasien,tindakan
yang sudah dan yang belum
dilakukan.
76
14.00
Tindakan :
Mengingatkan untuk
control setelas pulang
Hasil :
Hari senin 19 september
17.00 2022
Tindakan :
Up infus
Hasil :
Pasien sudah
21.00 diperbolehkan pulang
77
Tindakan :
Operan dengan dinas siang
Hasil :
ada berapa pasien,tindakan
yang sudah dan yang belum
dilakukan.
C. KLASIFIKASI
1. Anemia Megaloblastik Anemia ini disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 atau asam folat,
perubahan sumsum tulang identik dan perubahan darah perifer terjadi karena
vitamin tersebut esensial untuk sintesis DNA normal.
2. Anemia Aplastik Anemia aplastik merupakan penyakit yang jarang terjadi yang disebabkan
oleh penurunan atau kerusakan sel induk sumsum tulang belakang, kerusakan
pada lingkungan mikro didalam sumsum tulang, dan penggantian sumsum
tulang dengan lemak.
3. Anemia Sel Sabit Anemia sel sabit adalah anemia hemolitik berat yang terjadi
akibat pewarisan gen hemoglobin sabit (HbS) yang menyebabkan molekul hemoglobin
defektif (cacat).
4. Anemia Defisiensi Besi Anemia defisiensi besi biasanya terjadi ketika asupan
besi dalam diet tidak mencukupi untuk sintesis hemoglobin, anemia jenis
defisiensi besi adalah anemia yang sering terjadi diseluruh dunia.
D. MANIFESTASI KLINIS
Karena system organ yang terkena maka pada anemia dapat menimbulkan manifestasi klinis
yang luas. Secara umum tanda dan gejala anemia yaitu:
1. Hb menurun (< 10g/dl) trombositosis/ trombositopenia, dan pasitopenia
2. Penurunan berat badan
3. Takikardi, tekanan darah menurun, pengisian kapiler lambat, extremitas dingin,
palpitasi, kulit pucat
4. Mudah lelah
5. Sakit kepala, pusing, kunang-kunan.
E. PATOFIOLOGI
a. Anemia Megaloblastik Asam folat disimpan sebagai senyawa yang disebut
sebagai folat. Folat yang disimpan didalam tubuh jauh lebih kecil dari vitamin
B12 dan dengan cepat mengalami deplesi ketika asupan folat dalam diet tidak memadai
(dalam 4 bulan) defisiensi folat terjadi pada orang yang jarang memakan sayuran
segar (tidak dimasak).
b. Anemia Sel Sabit MMolekul hemogblobin yang defektif (cacat) akan berbentuk
sabit ketika terpajan dengan oksigen rendah, sel darah merah yang kaku dan
79
panjang ini akan tersangkut dipembuluh darah kecil dan dapat menyumbat aliran darah ke
jaringan tumbuh, proses sabit menghabiskan beberapa waktu jika eritrosit
terpajan kembali dengan jumlah oksigen yang tidak adekuat.
F. PATHWAY
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
G. PENATALAKSAAN MEDIS
a. Anemia Aplastik
Mereka yang berusia kurang dari 60 tahun, sehat, dan menemukan donor kompatibel
dapat disembuhkan dengan transplantasi sumsum tulang (BMT) atau dengan
transplantasi sel induk darah perifer (PBSCT).
Penyakit ini juga bisa ditangani dengan terapi imunosupresif, yang umumnya
menggunakan kombinasi globulin antitimosit (ATG) dan siklosporin atau
androgen.
Terapi suportif memainkan peran penting dalam penatalaksanaan anemia aplastik.
Setiap agens yang menganggu dihentikan, pasien didukung oleh transfusi
paket sel darah (PRBC) dan trombosit sesuai kebutuhan.
b. Anemia Defisiensi Besi
Uji specimen feses untuk darah samar/okulta Individu berusia 50 tahun atau
lebih harus secara periodic melakukan pemeriksaan kolonoskopi, endoskopi,
atau pemeriksaan sinar X pada saluran GI untuk mendeteksi ulserasi, gastritis,
polip, atau kanker.
Berikan sediaan besi yang telah diresepkan, (Oral, Intramuscular (IM) atau
IV)
Minta pasien melanjutkan penggunaan sediaan besi selama 6 hingga 12 bulan.
c. Anemia Megaloblastik
Penatalaksanaan medis : defisiensi asam folat
Tingkatkan asupan asam folat dalam diet pasien dan berikan 1 mg asam folat disetiap
hari nya
Berikan asupan asam folat per IM untuk sindrom malobsorpsi
Resepkan suplemen tambahan sesuai kebutuhan, karena jumlahnya dalam multi
vitamin mungkin tidak adekuat untuk sepenuhnya menggantikan defisiensi
cadangan tubuh.
Penatalaksanaan medis: defisiensi vitamin B12.
80
Berikan pengganti vitamin B12, vegetarian dapat mencegah atau mengatasi defisiensi
dengan suplemen vitamin oral/susu.
Sejumlah kecil dosis vitamin B12 per oral dapat diserap dengan difusi aktif,
sekali pun tidak ada faktor intrinsik, tetapi dosis besar (2mg/hari)
diperlukan jika vitamin B12 akan diberikan secara oral.
Terapi vitamin B12 harus dilanjutkan seumur hidup, untuk mencegah
kekambuhan anemia pernisiosa.
Resepkan asam folat untuk pasien alkoholisme selama mereka sering mengkonsumsi
alkohol.
d. Anemia Sel Sabit Terapi anemia sel sabit adalah focus dari riset berkelanjutan. Namun
disamping penatalaksanaan agresif gejala dan komplikasi yang sama-sama
penting, baru-baru ini terdapat beberapa modalitas terapi primes untuk penyakit
sel sabit.
sebagian kecil pasien karena tidak adanya donor yang kompatibel atau
karena kerusakan organ PBSCT: dapat menyembuhkan anemia sel sabit tetapi hanya
dapat diterapkan untuk berat yang mungkin telah dialami oleh pasien adalah
kontraindiksi untuk PBSCT.
Terapi farmakologis
Terapi transfuse
Pantau fungsi pulmonal dan hipertensi pulmonal.
Berikan asam folat untuk menyeimbangi kebutuhan sumsum tulang yang meningkat
Terapi suporatif untuk mencakup penatalaksanaan nyeri.
H. KOMPLIKASI
1. Pemeriksaan otot buruk.
2. Daya konsentrasi menurun.
3. Hasil uji perkembangan menurun.
4. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun.
5. Sepsis.
6. Sensitifitas terhadap antigen donor yang berreaksi-silang. menyebabkan
perdarahan yang tidak terkendali.
7. Cangkokan vs penyakit hospes (timbul setelah pencangkokan sumsum tulang).
8. Kegagalan cangkok sumsum.
9. Leukimia mielogen akut berhubungan dengan anemia fanconi.
81
3.3.3.2 Asuhan Keperawatan Medikal Bedah II
I. BIODATA
Nama Pasien : Tn.J
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Kepala rumah tangga
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Desa cipaat RT01/ RW02, Bongas Indramayu
82
IV. STRUKTUR KELUARGA (Genogram Tiga Generasi)
Keterangan : :PASIEN
: Perempuan
:Laki-laki
V. DATA BIOLOGIS
Table 3. 18 Data Biologis KMB II
DATA BIOLOGIS SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
A. Pola Makan dan Minum
1. Makan
Frekuensi 3x/hari 2x/hari
Jumlah Porsi sedang Porsi sedikit
Alat Bantu makan Piring, sendok Piring, sendok
Jenis makanan Nasi dan lauk pauk Bubur, sayur, lauk pauk
Makanan yang disukai Soto Tidak ada
Makanan yang dipantang Tidak ada Makanan yang keras
Nafsu makan Normal Menurun
Tidak ada Kurang selera makan
Keluhan
2. Minum :
Jumlah
7 gelas/ hari 2 gelas/ hari
Jenis Air putih, Teh manis hangat Air putih
Minuman yang tidak disukai Minuman yang bersoda Tidak ada
Minuman yang dipantang Tidak ada Tidak ada
Keluhan. Tidak ada Tidak ada
83
B. Pola Eliminasi
1. Buang Air Besar (b.a.b)
Frekuensi 2x/ hari 1x BAB
Jumlah Banyak Sedikit
Warna Kuning kecokelatan Darah segar
Bau Khas feses Tidak ada
Konsistensi Normal Tidak normal
Bila ada kesulitan dalam Minum obat pelancar BAB Makan buah yang
b.a.b. apa yang dilakukan (vegeta) disediakan oleh rumah
Keluhan BAB keras sakit
2. Buang Air Kecil (b.a.k) BAB darah
4x/ hari
Frekuensi
Banyak 3x/ hari
Jumlah
Jernih Sedikit
Warna Khas urine Sedikit kuning
Bau Cair Khas urine
Konsistensi Minum air sebanyak- Cair
Bila ada kesulitan dalam banyaknya Minum air sebanyak-
b.a.k. apa yang dilakukan Tidak ada banyaknya
Keluhan Tidak ada
D. Pola Kebersihan
1. Mandi
Frekuensi 2x/ hari Tidak mandi
Waktu/jam mandi Pagi dan sore Tidak ada
Alat/perlengkapan Sabun, sampo Tidak ada
yang digunakan
Keluhan Tidak ada Tidak ada
2. Kebersihan Mulut dan Gigi
Frekuensi 2x/ hari Tidak sikat gigi
Alat yang digunakan Sikat gigi, odol Tidak ada
Keluhan Mual Tidak ada
3. Rambut
2x/ minggu Tidak menyuci rambut
Frekuensi dalam 1 minggu
Sampo Tidak ada
Apa yang digunakan
pasien untuk mencuci
Berketombe Tidak ada
84
rambutnya
Keluhan
4. Kuku 1x/ minggu Tidak memotong kuku
Frekuensi potong kulu
dalam 1 minggu Potong kuku Tidak ada
Apa yang dilakukan
untuk memelihara
kebersihan kuku Tidak ada Tidak ada
Keluhan
Aktifitas Skala
0 1 2 3 4
Makan minum ✓
Mandi ✓
Berpakaian ✓
Toileting ✓
Mobilisasi di tempat tidur ✓
Berpindah ✓
Berjalan ✓
Menaiki tangga ✓
Berbelanja ✓
Memasak ✓
Pemeliharaan rumah ✓
0=Mandiri; 1=Dengan alat bantu; 2=Bantuan dari orang lain; 3=Bantuan dengan
peralatan dan orang lain; 4=Tergantung/Tidak mampu
B. Konsep Diri
Tn.J mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menggambarkan atau
mendeskripsikan bagaimana konsep dirinya sendiri, karena beliau
meyakini bahwa konsep dirinya dimata orang-orang itu pasti berbeda-
beda dan beliau tidak peduli apabila ada seseorang yang menilai hal
tidak baik pada dirinya
C. Gaya Komunikasi
Pada saat pengkajian terlihat bahwa gaya komunikasi dari Tn.J ini bagus dan baik,
kemudian semua yang dikatakannya daat dipahami dengan mudah dan jelas. Tn.J
juga mengatakan bahwa dirinya tidak merasa kesulitan dalam berkomunikasi
dengan orang lain.
85
D. Pola Interaksi
Terlihat bahwa pola interaksi antara Tn.J dan keluarganya terutama istrinya itu
sangat baik. Tn.J juga mengatakan bahwa dirinya sering berinteraksi dengan orang
lain selain keluarganya.
E. Pola dalam Mengatasi Masalah
Dalam mengatasi masalah yang ada di kehidupan atau di rumah tangganya, Tn.J
mengatakan bahwa dirinya selalu mendiskusikan hal tersebut dengan keluarganya
terutama istrinya untuk menemukan penyelesaiannya.
X. PEMERIKSAAN FISIK :
A. Keadaan Umum : Lemas,mual, BAB darah segar
1. Kesadaran : Compos Mentis
Kualitatif
86
Kuantitatif (GCS) : 15
2. Penampilan : Pasien terlihat lemas, pasien
dapat melakukan aktivitas sederhana seperti duduk, makan, dan ke
kamar mandi
3. Tanda Vital
a. Temperatur : 37,3o C
b. Tekanan Darah : 170/110 mmHg
c. Denyut Nadi : 108x/menit
d. Respirasi Rate : 22x/menit
4. Satus Gizi : Berat Badan : 60,2 Kg.
Tinggi badan : 170 Cm.
B. Kepala :
Bentuk kepala normal, rambut tebal pendek berwarna hitam, wajah simetris
C. Mata:
Mata simetris, pergerakan bola mata normal, penglihatan mata kabur
atau samar-samar, ketajaman penglihatan mulai menurun
D. Telinga:
Bentuk normal, ketajaman pendengaran normal
E. Hidung:
Hidung simetris, ketajaman penciuman normal
F. Mulut dan Faring:
Bibir pucat dan kering, nafsu makan menurun, gigi kotor, lidah kotor
G. Leher :
Tidak ada benjolan
H. Ketiak:
Sedikit lembab namun tidak ada bau ketiak.
I. Dada:
Bentuk dada simetris, ada keluhan sesak, tada nyeri saat bernafas
J. Abdomen:
Perut simetris, mual, nyeri dibagian perut atas
K. Extrimitas Atas dan Bawah :
Pergerakan sendi terbatas,
L. Genitalia dan Rektum:
Tidak ada kemerahan pada area genitalia dan rektum
M. Kulit :
Lembab, hangat, turgor normal, kulit terasa panas perih
Mahasiswa
88
ANALISA DATA
89
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIORITAS
90
PERENCANAAN KEPERAWATAN
91
25,JULI D.0109 Setelah dilakukan intervensi O: Mengidentif
2022 keperawatan selama: 1 x 24 Identifikasi ikasi
jam, maka SLKI : kebiasaan kebiasaan
Perawatan diri(L.11103) aktivitas
Ekspektasi: Meningkat aktivitas
perawatan
Kriteria Hasil AWA AKHI diri sesuai Memonitor
L R usia tingkat
- Kemampuan 2 5 T: kemandirian
mandi
- Mempertaha 1 5 Monitor Menyediaka
nkan tingkat n
kebersihan kemandirian
mulut lingkungan
- Kemampuan 1 5 Sediakan
makan lingkungan yang
- Minat 2 5 yang nyaman
melakukan
perawatan terapetik Menjadwalk
diri (mis, an rutinitas
- Kekmampua 3 5 suasana
n ke perawatan
hangat,rileks
toilrt(BAB/ diri
BAK) ,privasi)
dengan kriteria hasil : E:
Jadwalkan
rutinitas
perawatan
Setelah dilakukan intervensi diri
keperawatan selama: 1 x 24
jam, maka SLKI :
Status nutrisi
(L03030 )Ekspektasi : Menurun
dengan kriteria hasil :
O: Mengidentifik
Setelah dilakukan intervensi Identifikasi asi makanan
keperawatan selama: 1 x makanan yang yang disukai
24 jam, maka SLKI : disukai oleh pasien
Status nutrisi Monitor asupan Memonitor
(L03030 )Ekspektasi :
Menurun makanan asupan
dengan kriteria hasil : Monitor berat makanan
badan Memberikan
Kriteria Hasil AWA E: makanan
L Berikan tinggi serat
- Verbilisasi 5 makanan tinggi untuk
keinginan untuk
meningkatkan kalori dan mencegah
nutrisi tinggi protein konstipasi
- Diare 1 Anjurkan Memberikan
- Frekuensi makan 5
- Nafsu makan 5 posisi duduk, makanan
jika Mampu tinggi kalori
K: dan tinggi
protein
92
Kolaborasikan Menganjurka
dengan ahli n untuk dalam
gizi untuk posisi duduk,
menentukan jika pasien
jumlah kalori mampu
dan jenis Mengkolabor
nutrient yang asikan dengan
dibutuhkan, ahli gizi
jika perlu untuk
menentukan
jenis nutrient
yang
dibutuhkan,
jika
diperlukan
93
PELAKSANAAN KEPERAWATAN/ IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN
EVALUASI KEPERAWATAN
Tindakan :
Mengambil sempeldarah
(COR PR)
Hasil :
226
94
Tindakan :
Obs TTV
Hasil :
TD : 110/70 mmHg
N : 70x/menit
SPO2 : 100%
S : 36 OC
RR : 23
Tindakan :
Operan dinas siang
Hasil :
Mengetahui yang dilakukan
dinas dan apa saja yang
belum dilakui
Tindakan: A : difisit
Identifikasi makanan yang nutrisi
disukai
Hasil: P: lanjutkan
Agar nafsu makan intervensi
bertambah
Tindakan:
Memberi makan
Hasil:
Mengetahui jumlah
makanan yang mampu
pasien habiskan
Tindakan:
Obs TTV
Hasil:
TD:150/100
95
S:36,6
SPO2: 99
N:88
RR:24
Tindakan:
Operan dengan dinas
siang
Hasil:
Mengetahui yang
dilakukan oleh dinas
malam apa saja yang
belum dilakukan
D.0057 06/10/20 Tindakan : Akhir Dinas
22 Operan dinas siang malam
21.00- Hasil :
07.00 Mengetahui yang S : Lemas
dilakukan oleh dinas
malam apa saja yang O:lemas,kesada
belum dilakukan ran
compomentis,in
Tindakan : fus(+)
Mengkaji pasien keluhan TD:150/100
pasien S:36,6
Hasil : SPO2: 99
Mengetahui keadaan N:88
pasien RR:24
Tindakan: A : defisit
Identifikasi kebiasaan perawatan diri
aktivitas perawatan diri
sesuai usia P: lanjutkan
intervensi
Hasil:
Pasien bekerja sebagai
petani
Tindakan:
Memberi makan
Hasil:
Mengetahui jumlah
makanan yang mampu
pasien habiskan
Tindakan:
Obs TTV
Hasil:
TD:120/100
S:36,6
SPO2: 99
96
N:88
RR:24
Tindakan:
Operan dengan dinas
siang
Hasil:
Mengetahui yang
dilakukan oleh dinas
malam apa saja yang
belum dilakukan
97
4..4.Stage Maternitas
3.3.4.1 Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada pasien Itra Natal
A. Pengertian
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi
oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat
berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang
berbeda pada setiap individu. Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan
tenang, releks, santai, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah.
Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Terkadang, berjalan-jalan di taman jugabisa dikatakan sebagai suatu bentuk
istirahat. Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan
reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan
aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan
proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal.
Tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian
beraktivitas, mengurangi stress dan kecemasan, serta dapat meningkatkan
kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dgn kebutuhan makan,
aktivitas maupun kebutuhan dasar lainnya.
Gangguan tidur adalah kondisi ketika seseorang mengalami kelainan pada
tidurnya dan memengaruhi kualitas tidur. Meski penyebabnya beragam,
gangguan tidur pada umumnya disebabkan oleh stres atau beberapa kondisi
medis yang menyebabkan seseorang sulit untuk mengatur pola tidurnya.
Gangguan tidur adalah kondisi yang tidak dapat dianggap sepele, karena dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari dan juga kesehatan seseorang.
B. Penyebab
1) Hambatan lingkungan (misalnya : kelembapan lingkungan sekitar, suhu
lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
2) Kurang kontrol tidur
3) Kurang privasi
4) Restraint fisik
5) Ketiadaan teman tidur
6) Tidak familiar dengan peralatan tidur
C. Patofisiologi
Patofisiologi gangguan tidur masih belum diketahui secara pasti, namun
beberapa mekanisme neurobologis dan psikologis telah diajukan. Salah satu
model yang digunakan untuk menjelaskan patofisiologi gangguan tidur adalah
model neurokognitif. Model ini menerangkan bahwa faktor predisposisi,
presipitasi, perpetuasi, dan neurokognitif adalah faktor-faktor yang mendasari
berkembangnya insomnia dan menjadikannya gangguan kronik.
98
Model lain yang bisa digunakan untuk adalah model psychobiologic
inhibition, yang menunjukkan bahwa tidur yang baik membutuhkan otomatisasi
dan plastisitas. Otomatisasi artinya bahwa inisiasi tidur dan maintenance tidur
bersifat involunter, yang dikendalikan oleh homeostatis dan regulasi sirkadian.
Plastisitas adalah kemampuan sistem tubuh untuk mengakomodasi berbagai
kondisi lingkungan. Pada kondisi normal, tidur terjadi secara pasif (tanpa atensi,
niat, atau usaha). Situasi hidup yang penuh dengan stres bisa memicu berbagai
respon arousal fisiologis dan psikologis, yang menimbulkan inhibisi terhadap
de-arousal yang berhubungan dengan tidur dan menimbulkan gejala gangguan
tidur.
99
Sedangkan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu siklus
tidur REM. Ketika pengaruh alkohol telah hilang, individu sering kali
mengalami mimpi buruk.
7) Diet
Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan
seringnya terjaga di malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan
dikaitkan dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di
malam hari.
8) Merokok
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh.
Akibatnya, perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun
di malam hari.
9) Medikasi
Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Hipnotik
dapat mengganggu tahap III dan IV tidur NREM, metabloker dapat
menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik (misalnya:
meperidin hidroklorida dan morfin (yang biasanya di gunakan dalam
pengobatan saat perang)) diketahui dapat menekan tidur REM dan
menyebabkan seringnya terjaga di malam hari.
10) Motivasi
Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah
seseorang. Sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk
terjaga sering kali dapat mendatangkan kantuk.
11) Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat terjadinya proses tidur.
100
F. Pengkajian Keperawatan
I. BIODATA
Nama Pasien : Ny. H
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Sukamulya
101
III. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak ada riwayat penyakit turunan apapun, baik dari pihak Ny.H maupun
suaminya
:laki-laki
: perempuan
:pasien
V. DATA BIOLOGIS
A. Pola Makan dan Minum
1. Makan Sebelum masuk RS :
Makan sebanyak 2x selama sehari dan diselingi cemilan; dengan jumlah
makanan setiap kalinya kurang lebih 1 porsi (piring); alat makan yang digunakan
yaitu piring/mangkuk, sendok dan garpu; jenis makanan yang dikonsumsi yaitu
makanan pokok berupa nasi dan juga lauk pauknya; tidak bisa menyebutkan
makanan yang disukai secara spesifik; tidak ada makanan yang dipantang atau
riwayat alergi makanan apapun; nafsu makan baik; dan tidak ada keluhan
Setelah masuk RS :
Makan sesuai jadwal makan yang diberikan yaitu 3x sehari; jumlahnya sesuai
dengan porsi yang diberikan petugas; alat bantu yang digunakan yaitu rantang
makanan dan sendok; makanan yang dikonsumsi berupa makanan pokok berisi
nasi dengan lauk pauk dan sayur; tidak ada pantangan makanan dari dokter
ataupun bidan; keluahannya kadang merasa mual saat makan.
2. Minum Sebelum masuk RS :
Sering minum namum masih ragu apakah sudah mencukupi kebutuhan
konsumsi air putih sebanyak 2 liter per hari; Air putih kadang juga minum
susu dan minuman manis lainnya; tidak ada pantangan dan alergi
minuman apapun; dan tidak ada keluhan
Setelah masuk RS :
Sering minum dan selalu menyediakan air putih di dekat tempat tidur, tapi
kemungkinan jumlahnya kurang dari 2 liter perhari; tidak ada keluhan.
102
B. Pola Eliminasi
Sebelum masuk RS :
B.A.K atau B.A.B
- Frekuensi B.A.K / B.A.B setiap hari : B.A.K sering, tapi B.A.B 2x sehari
- Jumlah : tidak terlalu banyak
- Warna : B.A.K kuning bening, B.A.B kuning kecoklatan
- Bau, konsistensi : B.A.K cair, bab sedikit padat
- Bilaadakesulitandalamb.a.k. apayangdilakukan : tidak ada
- Keluhan : kadang B.A.B keras (sembelit)
Setelah masuk RS :
B.A.K atau B.A.B :
- Frekuensi B.A.K/ B.A.B setiap hari : sudah sering B.A.K tapi belum
B.A.B selama dirawat
- Jumlah : -
- Warna : B.A.K kuning bercampur darah
- Bau, konsistensi : -
- Bila ada kesulitan dalam B.A.K apa yang dilakukan : -
- Keluhan : Belum B.A.B selama dirawat di RS
D. Pola Kebersihan
1. Mandi
Sebelum masuk RS : Mandi 2 sampai 3 kali sehari
Sesudah masuk RS : Belum mandi hanya mengganti pakaian dan popok saja
2. Kebersihan Mulut dan Gigi
Sebelum masuk RS : Menyikat gigi setiap kali mandi dan sebelum tidur
Sesudah masuk RS : Baru sekali menggosok gigi
103
3. Rambut
Sebelum masuk RS : Kermas sebanyak 3 kali dalam seminggu
Sesudah masuk RS : Belum keramas
4. Kuku
Sebelum masuk RS : Memotong dan membersihkan kuku setiap kali kuku
sudah panjang dan terlihat kotor
Sesudah masuk RS : Belum memotong kuku, tapi kuku dalam keadaan
pendek dan bersih
E. Pola Aktifitas
Pola aktivitas selama di rumah sakit :
Table 3. 26 Pola Aktifitas Keperawatan Maternitas
Aktifitas Skala
0 1 2 3 4
Makan minum V
Mandi V
Berpakaian V
Toileting V
Mobilisasi ditempat tidur V
Berpindah V
Berjalan V
Menaiki tangga V
Ket : 0=Mandiri; 1=Dengan alat bantu; 2=Bantuan dari orang lain;
3=Bantuan dengan peralatan dan orang lain; 4=Tergantung/Tidak mampu
104
Terlihat bahwa pola interaksi antara Ny. H dan keluarganya terutama suaminya
itu sangat baik. Ny. H juga mengatakan bahwa dirinya sering berinteraksi
dengan orang lain selain keluarganya.
E. Pola dalam Mengatasi Masalah
Dalam mengatasi masalah yang ada di kehidupan atau di rumah tangganya,
Ny. H mengatakan bahwa dirinya selalu mendiskusikan hal tersebut dengan
keluarganya terutama suaminya untuk menemukan penyelesaiannya.
VII. DATA SOSIAL
A. Pendidikan dan kesehatan
Ny. H mengatakan bahwa dirinya hanya lulusan Sekolah Menengah Atas
(SMA), kemudian saat ini Ny. H bekerja sebagai karyawan apoteker.
B. Hubungan Sosial
Ny. H mengatakan bahwa dirinya jarang bersosialisasi dengan warga yang ada
di sekitar tempat tinggalnya. Ny. H juga mengataan bahwa hubungan sosialnya
baik dengan keluarganya ataupun keluarga suaminya sangat baik. Selain itu Ny.
H juga mengakatakan lebih banyak diam didalam rumah.
C. Faktor Sosiokultural
Dari asal tempat tinggalnya pasien berasal dari Jawa sehingga Ny. H
mengatakan bahwa dirinya mematuhi dan menghormati kepercayaan yang
berlaku di masyarakat. Untuk penghasilan dirinya dan suaminya dianggap cukup
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
D. Gaya Hidup
Karena baru beberpa tahun menikah, pasien dan suaminya masih tinggal tinggal
bersama orang tua suami. Hal yang menyenangkan menurut Ny. H adalah dapat
berkumpul dan bercengkrama dengan suami dan keluarganya. Jika ada waktu
luang Ny. H mengatakan bahwa dirinya pergi kerumah orang tua Ny.H dengan
suaminya sebagai kegiatan rekreasi. Harapan Ny. H untuk masa yang akan
datang yaitu dirinya ingin melihat anaknya tubuh dan berkembang dengan baik,
kemudian dirinya dan seluruh anggota keluarganya senantiasa diberikan
kesehatan dan rezeki yang berlimpah.
105
kelahiran anak pertamanya ini. Sebagai umat Islma Ny. H mengatkan bahwa
dirinya selalu beribadah kepada tuhan dengan menjalankan sholat 5 waktu.
a.
Temperatur : 36,3…oC
b.
TekananDarah : 100/80…mmHg
c.
DenyutNadi : 112…x/menit
d.
RespirasiRate : 22… x/menit
e.
SatusGizi : BeratBadan : 48….Kg.
Tinggi badan : 155….Cm
I. PENGOBATAN
Terpasang Infus dengan cairan Ringer Lactate.
106
Analisis Data
Nama Pasien : Ny. H
Ruangan : Gincu 4
X. Diagnosis Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanda Tangan
dan Nama Jelas
1. Gangguan Pola Tidur 01 Agustus 2022
107
Tindakan (SIKI)
19/12/20 D.0055 Setelah dilakukan Dukungan Tidur 1. Mengetahui
22, intervensi (I.05174) pola aktivitas
Pukul keperawatan dan tidur
11.30 selama 1x24 jam, 1. pasien sebelum
WIB dharapkan pola Mengidentifikasi dan sesudah
tidur membaik, pola aktivitas dan sakit
meliputi : tidur 2. Mengetahui
1. Keluhan sulit 2. apa saja faktor
tidur membaik Mengidentifikasi pengganggu
dari 2 menjadi 4 faktor penganggu tidur baik fisik
2. Keluhan tidur maupun
istirahat tidak 3. Memodifikasi psikologis
cukup membaik lingkungan tidur 3. Membuat
dari 2 menjadi 4 4. Meningkatkan lingkungan
prosedur untuk sekitar pasien
meningkatkan menjadi lebih
kenyamanan kondusif dan
5. Menjelaskan nyaman\
pentingnya tidur 4.meningkatka
cukup selama n prosedur dan
masa pemulihan sarana
pasca melahirkan prasarana yang
ada untuk
meningkatkan
kenyamanan
5. membantu
pasien
memahami
tentang
pentingnya
tidur cukup
selama masa
108
pemulihan/dala
m keadaan
sakit
B. PENYEBAB
Hingga kini, belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan
terjadinya necrotizing enterocolitis. Meski begitu, para ahli meyakini
terdapat beberapa kondisi yang turut berperan dalam munculnya masalah
kesehatan ini, di antaranya:
Usus yang belum berkembang dengan sempurna karena bayi lahir
prematur.
Asupan oksigen atau aliran darah ke usus ketika lahir sangat sedikit
atau cedera pada lapisan usus.
Pertumbuhan bakteri di usus yang mengikis dinding usus.
Infeksi karena virus atau bakteri pada usus.
Pemberian susu formula pada bayi yang baru lahir.
109
Kelahiran yang Sulit atau Kadar Oksigen Rendah saat Lahir
Bayi yang mengalami kesulitan lahir atau kadar oksigennya rendah ketika
lahir lebih berisiko mengalami NEC. Saat kadar oksigen terlalu sedikit,
tubuh akan mengirimkan darah dan oksigen ke otak dan jantung terlebih
dahulu. Kondisi tersebut dapat menyebabkan oksigen di dalam darah lebih
sedikit untuk bisa mencapai usus besar.
Infeksi pada Usus
Bayi dengan infeksi pada usus akan memiliki risiko lebih tinggi
mengalami NEC dibandingkan dengan bayi sehat.
D. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menghentikan pemberian ASI atau susu formula sementara.
Melakukan drainase nasogastrik atau orogastrik (memasukkan
selang melalui hidung atau mulut ke dalam lambung untuk
membantu mengeluarkan udara dan cairan dari lambung dan usus).
Cairan infus diberikan melalui vena untuk menggantikan cairan
dan nutrisi.
Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri.
Melakukan pemeriksaan rontgen perut.
Melakukan tindakan bedah apabila memang diperlukan.
Pembedahan mungkin dibutuhkan apabila necrotizing enterocolitis
sudah parah. Ketika penanganan dilakukan, dokter akan melakukan
pengawasan ketat terhadap feses bayi untuk melihat apakah
terdapat darah atau tidak. Selain itu, kondisi perut bayi juga
diperiksa secara teratur.
E. KOMPLIKASI
Necrotizing enterocolitis yang tidak ditangani bisa memicu terjadinya
berbagai komplikasi, yaitu:
Gangguan pada fungsi hati.
Sindrom usus pendek karena luasnya area usus yang mengalami
peradangan, sehingga penyerapan nutrisi menjadi terganggu.
Terjadi penyempitan usus.
Perforasi usus atau robeknya usus.
Peritonitis.
Sepsis.
110
F. PATHWAY
Gambar 5 Pathway Keperawatan Anak
A. Identitas
Nama : By. A
Umur : 10 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Pengkajian : 05-12-2022
Pukul : 15.00
No.Registrasi : 184396
Identitas Penanggung Jawab
Nama Ibu : Ny. S
Nama Ayah : Tn. R
Alamat : Jatibarang
B. Anamnesa
Keluhan Utama : Bayi lahir prematur dengan ketuban berwarna hijau
Riwayat Kelahiran
111
a. Jenis Persalinan : Spontan
b. Riwayat kelahiran :
Bayi lahir prematur dengan ketuban berwarna hijau
BB: 1,720 kg
PB: 45 cm
LK: 29 cm
LD: 30 cm
LL: 8 cm
APGAR SCORE :
Table 3. 29 APGAR SCOR Keperawatan Anak
2) 2022/ 2 2
Pulse
20.55
3) Grimace 0 1
4) Approximately 1 1
5) Refleks 0 1
Total 3 5
Kesimpulan
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Sakit sedang
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
Denyut nadi : 154x/menit
Pernapasan : 50x/menit
Suhu : 36,5°C
4. Postur dan gerak
Epistotonus : Tidak terjadi
112
Kejang : Tidak ada
Tremor : Tidak ada
5. Vernik caseosa : Tidak ada
6. Birth Mark : Tidak ada
7. Kepala
Bentuk : Proporsional
Fontanel anterior : -
Chepal haematom : Tidak ada
Caput sucsadenum : Tidak ada
8. Wajah
Paralase facial : tidak ada
Mata : normal, kornea mata berwarna hitam, tidak ada lesi
dan hematoma, fontanel normal dengan tekstur lunak
Telinga : telinga kanan dan kiri simetris
Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung, terpasang cpap
Mulut
- Membran mukosa : kering
- Labio schizis : tidak ada
- Palato schizis : tidak ada
- Trush : tidak ada
- Reflek hisap : ada reflek hisap
9. Leher
Pembesaran Kelenjar tyroid : tidak ada
Peningkatan JVP : tidak ada
10. Dada
Bentuk : simetris
Bunyi Napas : vesikuler
11. Abdomen
Bentuk : simetris
Distensi Abdomen : terdapat distensi abdomen
Omphalocel : tidak ada
Spina Bifida : tidak ada
Bising Usus : 5-10x/menit
12. Ekstremitas
Atas
Jumlah jari tangan : ada 10 (kanan 5, kiri 5)
Trauma : tidak ada
Kelainan : tidak ada
Bawah
Jumlah jari kaki : ada 10 (kanan 5, kiri 5)
Trauma : tidak ada
Kelainan : tidak ada
13. Genitalia Laki-laki
Preputium : Bersih
Hipospadia : tidak
Skrotum : ada
14. Eliminasi
Anus imperporata : tidak ada
BAB
- Warna : Hitam
113
- Frekuensi : 1-2x/hari
- Konsistensi : lembek
BAK
- Warna : kuning
- Frekuensi : tidak terkaji
- Jumlah : ± 150cc/hari
15. Kulit
Kulit berwarna kemerahan dan turgor kulit elastis.
E. Refleks
1) Reflek Moro : sudah ada.
2) Reflek Rooting : sudah ada.
3) Reflek Sucking : sudah ada.
4) Reflek Grasping : sudah ada.
5) Reflek Tonick Neck : sudah ada.
F. Pemeriksaan Antropometri
1) Berat badan : 1720 gram (normal 2500-3500 gram).
2) Panjang badan : 45 cm (normal 45-54 cm).
3) Lingkar kepala : 29 cm (normal 33-37 cm).
4) Lingkar dada : 30 cm (normal 2 cm lebih kecil dari LK).
5) Lingkar lengan : 8 cm
G. Pemeriksaan Diagnostik
1) Data Penunjang
Khusus pemeriksaan lab (hematologi)
Tanggal : 05/12/2022
114
H. Hasil Pemeriksaan Rontgen
Thorax
Cor : Tidak membesar (CTR < 50%)
Sinuses dan diafragma normal
Pulmo : Hilli normal
Corakan bronkovaskuler normal
Tampak infiltrat retikulogranuler halus di lapang bawah paru kanan
KESAN: Suspect Hyalin Membran Disease grade I
DD/Bronkopneumonia
Tidak tampak kardiomegali BNO
Tampak distribusi udara di dalam usus sedikit berlebih membentuk
gambaran back of popcorn
Tidak tampak bayangan lusen pada dinding usus
Tidak tampak bayangan lusen yang terproyeksi di sekitar hepar KESAN:
gambaran ileus paralitik; tidak tampak pneumatosis intestinalis
Table 3. 31Therapi Yang Diberikan Keperawatan Anak
115
24.00 untuk
tukak lambung dan
tukak
duodenum, tukak
lambung
dan duodenum yang
terkait
dengan AINS, lesi
lambung
dan duodenum, regimen
eradikasi H. pylori pada
tukak peptik, refluks
esofagitis, Sindrom
Zollinger
Ellison.
08.00 Aminopilin 3x4 IV Aminofilin adalah obat
16.00 mg untuk meredakan
24.00 keluhan
sesak napas, napas
berat,
atau mengi, pada
penderita
asma, bronchitis, atau
penyakit paru obstruktif
kronis
116
J. ANALISA DATA
Nama Pasien : By. A Diagnosa Medis : NEC
Jenis Kelamin : Laki-laki No. Med. Record : 184396
Hari/Tanggal : 28-11-2022
Table 3. 32 Analisa Data Keperawatan Anak
K. DAFTAR MASALAH
1. Defisit Nutrisi (D.0019).
2. Resiko Infeksi (D.0142).
L. PRIORITAS MASALAH
1. Defisit Nutrisi (D.0019).
2. Resiko Infeksi (D.0142).
M. DIAGNOSA KEPERAWATAN
117
Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
(D.0019).
Resiko Infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
primer (D.0142)
N. INTERVENSI
Nama Pasien : By.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. MR : 184396
Table 3. 33 Perencanaan Keperawatan Anak
118
antiematik), jika
perlu
-kolaborasi dengan
ahli gizi
untuk menentukan
jumlah
136
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu
2. Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan
(D.0142) keperawatan selama 2 x 24 jam, Infeksi
diharapkan Tingkat Infeksi (I.14539)
(L.14137) menurun dengan Observasi
Kriteria hasil: -Monitor tanda
dan gejala
Kriteria Awal Akhir infeksi lokal dan
Hasil sistemik
Kriteria 1 5 Terapeutik
hasil -Batasi jumlah
Awal Akhir pengunjung
Kebersihan -Cuci tangan
tangan sebelum dan
Kebersihan 1 5 sesudah kontak
badan dengan
Kadar sel 3 5 pasien dan
darah putih lingkungan
pasien
-Pertahankan
teknik aseptik
pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
-Jelaskan tanda
dan gejala
infeksi
-Ajarkan cara
mencuci
tangan dengan
benar
-Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
-Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
-Kolaborasi
pemberian
119
imunisasi, jika
perlu.
O. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : By.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. MR : 184396
Table 3. 34 Implementasi Keperawatan Anak
120
infeksi
Tindakan:
Memberikan obat
antibiotik
metronidazole 3x4
mg
Hasil:
Obat antibiotik untuk
menangani
penyakit Infeksi
akibat bakteri
2. Selasa, 06- Defisit 14.00- Tindakan:
12-2022 Nutrisi 21.00 -mengidentifikasi
(D.0019) status nutrisi
Hasil:
-nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
BB: 1720 gram
Tindakan:
-memberikan ASI
7cc/per oral
Hasil:
-ASI masuk per oral
Selasa, 06- Resiko 14.00- Tindakan:
12-2022 Infeksi 21.00 Memonitor tanda dan
(D.0142) gejala infeksi
Hasil:
Mencegah terjadinya
infeksi
Tindakan :
Membatasi jumlah
pengunjung
Hasil :
Untuk menghindari
infeksi dari
lingkungan
Tindakan :
Mengganti popok
bayi
Hasil :
Popok bayi diganti
dengan yang baru
untuk menghindari
lembab berlebih
dikulit dan menjaga
kebersihan badan
untuk mencegah
infeksi
Tindakan:
Memberikan obat
121
antibiotik
metronidazole 3x4
mg
Hasil:
Obat antibiotik untuk
menangani
penyakit Infeksi
akibat bakte
3. Rabu, 07- Defisit 07.00- Tindakan:
12-2022 Nutrisi 12.00 -mengidentifikasi
(D.0019) status nutrisi
Hasil:
-nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
BB: 1720 gram
Tindakan:
-memberikan ASI
7cc/per oral
Hasil:
-ASI masuk per oral
Rabu, 07- Resiko 07.00- Tindakan:
12-2022 Infeksi 12.00 Memonitor tanda dan
(D.0142) gejala infeksi
Hasil:
Mencegah terjadinya
infeksi
Tindakan :
Mengganti popok
bayi
Hasil :
Popok bayi diganti
dengan yang baru
untuk menghindari
lembab berlebih
dikulit dan menjaga
kebersihan badan
untuk mencegah
infeks
Tindakan:
Memberikan obat
antibiotik
metronidazole 3x4
mg
Hasil:
Obat antibiotik untuk
menangani
penyakit Infeksi
akibat bakteri
122
P. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : By.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. MR : 184396
Table 3. 35 Evaluasi Keperawatan Anak
123
-membatasi pengunjung
-memonitor tanda dan gejala
5. Defisit Tgl : Rabu, 23 November 2022
Nutrisi Jam : 14.00 WIB
(D.0019) S: –
O:
-Bayi BBLR dengan BB: 1720 gram
-Otot menelan mulai membaik
-Bayi dengan gangguan sistem
pencernaan (NEC)
143
-ASI masuk 7cc/3 jam per oral
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan interven
6. Resiko Tgl : Rabu, 23 November 2022
Infeksi Jam : 14.00 WIB
(D.0142) S:-
O : tidak terlihat tanda-tanda gejala
infeksi
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
-Memonitor infus
-membatasi pengunjung
-memonitor tanda dan gejala
B. Primary Survey
Tabel 3. 36 Primary Survey GADAR
Waktu Kedatangan: Kendaraan Pribadi Kondisi Datang:
Transportasi: Lemas
Tindakan Pre Hospital: -
TRIAGE
Riwayat Alergi: -
Tanda Vital
AIRWAY CIRCULATION
Obstruksi Irama Jantung: reguler
BREATHING Akral: hangat
Pergerakan Dada: simetris Membran Mukosa: tidak terkaji
Irama Pernapasan: Ireguler CRT: < 2detik
125
Suara Napas Tambahan: Ronkhi Turgor Kulit: baik
Edema: -
Perdarahan: -
DISABILITY GCS :
Fraktur: Total:
Paralisis
C. Secondary Survey
PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
A. Kepala
Kulit Kepala : Kulit kepala tampak bersih, dengan warna rambut hitam.
Tidak Terdapat lesi dan tidak teraba masa.
B. Mata : Kelopak mata simetris, konjungtiva tampak tidak ikterik,sklera tidak
anemis, pupil kiri dan kanan positif.
C. Telinga : pemeriksaan telinga didapatkan hasil bentuk simetris,
bersih tidak terdapat cairan yang keluar melalui telinga.
D. Hidung : Hidung tampak bersih, tidak terdapat secret.
E. Mulut dan gigi : Mukosa kering dan gigi lengkap.
F. Wajah : Bentuk simetris, tidak ada lesi.
G. Leher : Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
H. Dada/thoraks paru-paru Inspeksi : terlihat pergerakan dada simetris, tidak terdapat
retraksi dada Palpasi : palpasi tidak ada lesi, dan tidak ada nyeri tekan
Perkusi : bunyi paru redup Auskultasi : terdengar ronchi kering.
I. Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : Batas jantung kanan dan kiri tidak melebar
Auskultasi : bunyi jantung Lup-Dup (Bunyi Jantung 1/S1- bunyi
jantung 2/S2).
J. Abdomen
Inspeksi : terlihat perut simetris
Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran organ
Perkusi : suara timpani
Auskultasi : bisisng usus normal 10x/menit.
126
K. Pelvis
Tidak terkaji.
L. Perineumtum
Tidak terkaji.
M. Genitalia
Tidak terkaji.
N. Ekstremitas
Status sirkulasi : CRT < 2 detik, akral teraba hangat
Keadaan injury : Tidak ada.
O. Neurologis
Fungsi sensorik : Tidak mengalami penurunan kesadaran GCS 15
Fungsi motorik : Tidak mengalami kelemahan pada tubuh
Tindak Lanjut: Rawat Inap
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan sekret.
B. RENCANA KEPERAWATAN
127
Kriteria Awal Akhir kering)
Hasil - Monitor sputum
Batuk 5 3 (jumlah, warna,
Efektif aroma)
Produksi 5 3 Terapeutik:
sputum - Posisikan semi
Diapnea 5 3 fowler
atau fowler
- Berikan minum
hangat
- Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi:
- Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
F. CATATAN KEPERAWATAN
128
Memposisikan semi fowler RR : 35x/menit
atau fowler N : 150x/menit
Memberikan oksigenasi SPO2 : 85%
Pasien tampak
lemas dan suara
pasien lemah
saat berbicara
A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi
dihentikan
(pasien
dipindahkan ke
ruang rawat
inap)
129
3..4. Pembahasan
3.4.1. Stase Keperawatan Dasar
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn.J
di RSUD Indramayu ditemukan diagnosa keperawatan Nyeri Akut ditandai
dengan pasien mengatakan nyeri perut. Hasil
pemeriksaan rontgen ditemukan diagnosa medis Anemia.
3.4.2. Stase Keperawatan Medikal Bedah I
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn.T
di RSUD M.A Sentot dengan diagnosa medis GEA ditemukan dalam
laporan pendahuluan yaitu 5 diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
1. Defisit Nutrisi
2. Keseimbangan elektrolit
4. Pola Napas Tidak Efektif
5. Gangguan Tumbuh Kembang
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diagnosa keperawatan yang
muncul hanya 2 diagnosa yaitu:
1. Defisi Nutrisi berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan
intake yang kurang
2. Keseimbangan elektrolit terhadap diare
130
3.4.3. Stase Keperawatan Medikal Bedah II
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn.J
di RSUD M.A Sentot dengan diagnosa medis Anemia ditemukan
dalam laporan pendahuluan yaitu 5 diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul:
1. Nyeri Akut
2. Gangguan Mobiitas Fisik
3. Gangguan Integritas kulit/jaringan
4. Risiko Infeksi
5. Defisit Perawatan Diri
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diagnosa keperawatan
yang muncul hanya 3 diagnosa yaitu:
1. Perfusi tidak efektif
2. Difisit Perawatan Diri
3. Difisit Nutrisi
3.4.4. Stase Keperawatan Maternitas
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny.N
di RSUD Indramayu dengan Post SC PEB ditemukan dalam laporan
pendahuluan yaitu 6 diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
1. Bersihan Jalan Napas Tiak Efektif
2. Konstipasi
3. Nyeri Akut
4. Resiko Infeksi
5. Gangguan Pola Tidur
6. Risiko Syok Hipovolemik
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diagnosa keperawatan yang
muncul hanya 2 diagnosa yaitu:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (post operasi).
2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan nyeri.
131
3.4.5. Stase Keperawatan Anak
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada By.A di
RSUD Indramayu dengan diagnosa medis NEC ditemukan dalam laporan
pendahuluan yaitu ada 6 diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Hipovoemia
3. Defisit Nutrisi
4. Resiko Infeksi
5. Gangguan Perfusi Jaringan
6. Hiptermi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diagnosa keperawatan yang
muncul hanya 2 diagnosa yaitu:
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi
nutrien.
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
primer.
3.4.6. Stase Keperawatan Gawat Darurat
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn.W di
RSUD Indramayu ditemukan diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas
Tidak Efektif berhubungan dengan penumpukan secret dengan
pasien mengatakan sesak napas sejak 1 mingggu yang lalu.
132
BAB IV
PENUTUP
4..1. Kesimpulan
Praktik Magang Idustri Prodi D III Keperawatan adalah Praktik
Klinik Keperawatan Komprehensif yang merupakan adaptasi profesional
bagi peserta didik yang dilakukan dalam tatanan nyata, didalamnya terdapat
lingkungan prakti yang selalu berinteraksi denngn berbagai kegiatan yang memuat
berbagai model peran, suasana untuk membentuk perilaku pesesrta didik yang
profesional dan diharapkan dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan
kepada mahasswa secara menyeluruh.
Praktik magang klinik ini dilakukan di RSUD Indramayu dimana di dalam nya
terdapat Praktik Keperawatan Dasar, Anak dan Maternitas. Sedangkan di RSUD
M.A Sentot dimana di dalamnya terdapat Praktik Klinik Keperawatan Medial
Bedah, dan GADAR yang dimana setiap stagenya memiliki kompetensi yang
berbeda-beda.
4..2. Saran
Berdasaran kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka penulis
akan memberikan saran untuk perbaikan yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi RSUD Indramayu dan RSUD M.A Sentot. Adapun saran yang
dapat penulis berikan adalah:
1. Diharapkan RSUD Indramayu dan RSUD M.A Sentot tetap berperan dalam
meningkatkan kesehtan masyarakatnya.
2. Diharapkan RSUD Indramayu dan RSUD M.A Sentot dapat meningkatkan
mutu dan pelayanan pada pasien dan keluarga serta menjamin kesejahteraan
seluruh staff karyawan yang ada di dalamnya.
3. Diharapkan pada pasien agar meningkatkan kualitas kesehatannya
setelah keluar dari Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu ini demi
terwujudnya kesehatan.
133
DAFTAR PUSTAKA
134
LAMPIRAN
Lampiran 1. 1 Absensi
135
136
137