KELOMPOK 9
Nama Anggota :
Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas, merupakan modal utama atau
investasi dalam pembangunan kesehatan. Bentuk upaya pembangunan masyarakat yaitu
dengan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan salah
satunya adalah dengan menumbuh-kembangkan posyandu. Posyandu (Pos Pelayanan
Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan Bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Upaya
pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan potensi tumbuh
kembang anak dapat dilaksanakan secara merata, apabila sistem pelayanan kesehatan
berbasis masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien serta
dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak,
ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang
dari normal. Anemia ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) pada pada balita dan ibu
hamil < 11 gr/dL, wanita dewasa < 12 gr/dL, dan laki-laki dewasa <13 gr/dL. Penyebab
utama seseorang mengalami anemia adalah kekurangan zat besi, namun anemia juga bisa
disebabkan hal-hal lain seperti pendarahan.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2008, secara global
prevalensi anemia gravidarum di seluruh dunia adalah sebesar 41,8% dan di Asia sebesar
48,2%. Pada negara berkembang, sebanyak 40% kematian ibu berkaitan dengan anemia
gravidarum. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, di
Indonesia terdapat 37,1% ibu hamil yang mengalami anemia dengan proporsi yang
hampir sama antara di kawasan perkotaan sebesar 36,4% dan di pedesaan sebesar 37,8%
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Di Propinsi Jawa Timur pada tahun
2009, angka kejadian anemia sebesar 4,88% dan kota Surabaya sebesar 12,65%.
Menurut data di atas, peran posyandu sangatlah penting untuk dapat membantu
menurunkan angka kematian ibu dan menjaga kesehatan balita. Posyandu Kartini VI A
merupakan salah satu posyandu di Kelurahan Mojo, Kota Surabaya. Selama kegiatan
berlangsung, Posyandu Kartini VI A selalu didampingi oleh pihak Puskesmas Mojo.
Kegiatan di Posyandu Kartini meliputi penimbangan balita, pemeriksaan kehamilan,
penyuluhan dari pihak Puskesmas, dan sebagainya. Kegiatan posyandu dilaksanakan pada
minggu pertama dan minggu ketiga disetiap bulan. Kami sebagai mahasiswa gizi
melakukan kegiatan metaplan di Posyandu Kartini VI A untuk menggali pendapat
masyarakat mengenai anemia.
1.2. Tujuan
Pada sesi kedua kegiatan metaplan, fasilitator memberi pertanyaan “Apa upaya
masyarakat untuk mencegah anemia?”. Setelah itu, fasilitator memberikan waktu bagi
ibu-ibu untuk menjawab pertanyaan tersebut. Fasilitator meyakinkan ibu agar percaya
diri dengan jawaban masing-masing dan tidak perlu malu karena tidak ada pendapat
yang salah namun semuanya benar. Co-fasilitator mengumpulkan jawaban yang sudah
dituliskan ibu-ibu di kertas. Kemudian, fasilitator memulai untuk mendiskusikan
jawaban untuk dikelompokkan. Setiap jawaban akan ditanyai apakah masuk kategrori
yang sama atau kategori yang baru. Co-fasilitator membantu untuk menempelkan kertas
dan Fasilitator menanyakan persetujuan peserta terkait kategori yang dibuat. Jawaban
yang terkumpul pada sesi kedua sebagai berikut:
1. Menjaga pola makan (100% atau 8 orang dari 8 peserta)
2. Minum suplemen (62,5% atau 5 orang dari 8 peserta)
3. Makan makanan gizi tinggi (50% atau 4 orang dari 8 orang)
4. Istirahat yang cukup (37,5% atau 3 dari 8 peserta)
5. Minum susu (25% atau 2 dari 8 peserta)
6. Cek kesehatan sesering mungkin (25% atau 2 dari 8 peserta)
7. Olahraga (s12,5% atau 1 orang dari 8 peserta)
Pada sesi ketiga, co-fasilitator membagikan kertas kosong lagi untuk pertanyaan
ketiga. Pertanyaan ketiga yang akan ditanyakan ialah “Apakah upaya pemerintah
untuk menanggulangi anemia?”. Lalu, fasilitator memberikan waktu bagi ibu-ibu
untuk menjawab. Kemudian, co-fasilitator mengumpulkan lembaran yang sudah
dijawab. Setelah dikumpulkan, fasilitator membuka sesi diskusi bagi tiap-tiap
jawaban. Setelah itu, fasilitator menanyakan semua jawaban untuk mengelompokkan
jawaban. Satu persatu jawaban dibahas dan ditanyakan apakan masuk kategori ini
dan itu. Jawaban yang terkumpul pada sesi ketiga sebgai berikut:
1. Penyuluhan (37,5% atau 3 orang dari 8 peserta)
2. Pemberian PMT (25% atau 2 orang dari 8 peserta)
3. Pemberian Vitamin (25% atau 2 orang dari 8 peserta)
4. Fasilitas Puskesmas (25% atau 2 oang dari 8 peserta)
5. Makan sayur-sayuran (12,5% atau 1 orang dari 8 peserta)
6. Pemberian obat (12,5% atau 1 orang dari 8 peserta)
2.2.3. Perbandingan Hasil Walking Seminar dengan Textbook Terkait Masalah Gizi
Buruk
1. Menurut hasil seminar metaplan, persepsi masyarakat mengenai penyebab
anemia adalah kurang gizi, kecapekan, kurang zat besi, dan kurang tidur. Sedangkan
hasil textbook menyatakan bahwa..................
2. Menurut hasil seminar metaplan, tindakan pencegahan anemia yang dilakukan
oleh masyarakat adalah beristirahat dengan cukup, minum tablet tambah darah, makan
sayur, makan makanan bergizi, dan makan daging. Sedangkan menurut .............
3. Menurut hasil seminar metaplan, upaya pencegahan yang elah dilakukan oleh
pemerintah adalah penyuluhan posyandu, pemberian makanan tambahan, minum tablet
tambahan darah, dan minum vitamin. Sedangkan menurut ..............
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Masrizal. 2007. Anemia Defisiensi Besi. Junal Kesehatan Masyarakat Vol. 2, no. 2
Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2006. Pedoman Umum Pengenalan Posyandu.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta
http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/buku-saku-
posyandu.pdf
LAMPIRAN
DOKUMENTASI