Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL ANALISA METAPLAN

“Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Gresik”

Disusun oleh :
Kelompok 3 IKM 5A 2018

1. NING ARUM TRI NOVITA SARI 101811133001


2. JULIARIZKY SHINTA DEWI 101811133012
3. RIZKY NOVITA ANJASWANTI 101811133025
4. AVITA FITRI AGUSTIN 101811133026
5. LUCKYTA AYU PUSPITA SARI 101811133043
6. NURFADILAH ETIKAWATI 101811133061
7. ACHMAD SYAIFUL ISLAM 101811133068
8. DIAN PUTRI SURYATI 101811133070
9. REVIDA NIKITA MELZANDA 101811133077

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
A. PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan dan menjadi salah satu komponen indeks pembangunan maupun indeks
kualitas hidup. Menurut International Classification of Diseases (ICD)-10 definisi kematian
ibu (maternal death) adalah “kematian ibu selama masa kehamilan atau dalam waktu 42 hari
setelah akhir kehamilannya (pascapersalinan), dengan berbagai macam penyebab yang
berhubungan atau diperburuk oleh kehamilan atau manajemennya, akan tetapi bukan karena
kasus kecelakaan (accidental) atau yang terjadi secara insidental” (WHO, 1999). Perhitungan
atau angka yang paling sering digunakan untuk kematian ibu dikenal sebagai maternal
mortality ratio (terkadang salah kaprah digunakan “rate”), adalah jumlah kematian ibu dalam
suatu populasi yang terjadi dalam waktu satu tahun per 100 000 kelahiran hidup. Jumlah ini
merupakan representasi risiko pada kehamilan tunggal (single pregnancy) (WHO & Unicef,
2001).
Hampir semua (99%) kematian ibu terjadi di negara sedang berkembang. Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi. Indonesia memiliki Angka Kematian
Ibu tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Thailand hanya
44/100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39/100.000 kelahiran hidup, dan Singapura 6/100.000
kelahiran hidup (BPS, 2003). Data SDKI menunjukkan pada tahun 2018 total Angka Kematin
Ibu di Indonesia masih terbilang tinggi yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab dari
mayoritas kasus kematian ibu sesungguhnya dapat dicegah, dan diperkirakan lebih dari 40%
wanita hamil memiliki risiko kelainan obstetri yang tidak terlalu fatal. Sekitar 15% kelahiran
terjadi komplikasi karena keadaan fatal yang membutuhkan perawatan emergensi (WHO,
2001).
Angka Kematian Ibu di Indonesia bervariasi. Kabupaten Gresik merupakan salah satu
kabupaten di Provinsi Jawa Timur dengan total Angka Kematian Ibu yang tinggi. Pada tahun
2018 total Angka Kematian Ibu di Kabupaten Gresik mencapai 96,64/100.000 Kelahiran
Hidup, angka ini masih belum memenuhi standar SDG’s yang berlaku hingga 2030 yakni
sebesar 70/100.000 Kelahiran hidup. Menurunkan angka kematian ibu melahirkan merupakan
tantangan besar bagi kita semua karena masalah ini tidak hanya disebabkan oleh faktor
tunggal. Berbagai faktor dapat menjadi akar masalah yang mungkin belum atau sulit disentuh
melalui program kesehatan saja. Upaya penurunan angka kematian ibu harus dilakukan
dengan berbagai pendekatan dan mengaplikasikan konsep yang bersifat komprehensif. Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk melakukan metaplan bersama ibu hamil atau ibu yang
pernah melahirkan dan berdomisili di Kabupaten Gresik.
Metaplan sendiri merupakan kegiatan diskusi untuk menggali ide atau pendapat
masyarakat tentang suatu masalah secara individu dan membangun komitmen pendapat atas
hasil individu sebagai keputusan kelompok secara bertahap. Dengan metaplan, kita bisa
menggali masalah Angka Kematian Ibu melalui pertanyaan what, why, how (apa
masalah/faktor penyebab, bagaimana solusi yang harus dilakukan, dll). Kegiatan metaplan
bersama ibu hamil atau ibu yang pernah melahirkan ini diharapkan dapat membantu peneliti
untuk menemukan alasan mengapa Angka Kematian Ibu di Kabupaten Gresik masih
terbilang tinggi, bagaimana kebiasaan dan kepatuhan ibu hamil tersebut dalam mengunjungi
fasilitas pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya. Dengan begitu, peneliti
dapat menemukan faktor penyebab masalahnya sehingga bisa melakukan intervensi yang
sesuai kepada sasaran untuk mengurangi Angka Kematian Ibu di Kabupaten Gresik.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menggali lebih dalam pengetahuan responden mengenai pentingnya pelaksanaan
program pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil.
2. Tujuan Khusus
- Mempelajari tujuan pelayanan pemeriksaan kehamilan
- Mempelajari faktor penyebab terkait tidak melakukan pemeriksaan kehamilan
- Mempelajari kegiatan dalam pelayanan pemeriksaan kehamilan
- Mempelajari upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kepatuhan ibu hamil
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
3. Cara Mencapai Tujuan
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan kegiatan metaplan secara online melalui
zoom meeting. Responden yang mengikuti kegiatan metaplan berjumlah 6 orang
dengan kriteria ibu-ibu yang pernah hamil atau sedang hamil. Peneliti memberikan 4
pertanyaan kepada responden tentang pentingnya pelaksanaan program pemeriksaan
kehamilan. Responden diharapkan dapat aktif dalam menjawab semua pertanyaan
atau pernyataan yang diberikan. Dengan demikian peneliti berharap hasil metaplan
dapat membantu mencapai tujuan penelitian.
C. Metode
1. Teknik Metaplan
Diskusi Metaplan dilakukan bersama responden yang bersedia sejumlah 6
Orang dan menggunakan metode diskusi daring dengan dipandu oleh Fasilitator.
Fasilitator : Dian Putri Suryati
Co-Fasilitator : Luckyta Ayu Puspita Sari
Notulensi : Avita Fitri Agustin
Dokumentasi : Revida Nikita Melzada

(Pembukaan Diskusi metaplan oleh fasilitator) (Perkenalan Responden)

(Diskusi Metaplan berlangsung dan (Jamboard pertanyaan 1)


responden menjawab sesuai pertanyaan
yang diajukan fasilitator)

(Jamboard pertanyaan 2) (Jamboard pertanyaan 3)


(Jamboard pertanyaan 4)

D. Pelaksanaan Metaplan
Kelompok kami telah melaksanakan kegiatan metaplan secara online melalui zoom meeting
pada tanggal 13 Oktober 2020. Peserta dari metaplan merupakan para ibu di Kabupaten
Gresik yang sedang atau pernah hamil. Sebanyak 6 ibu bergabung dalam metaplan kali ini.
Dalam metaplan kami menanyakan beberapa pertanyaan antara lain :
1. Tujuan ibu mengunjungi pelayanan pemeriksaan kehamilan.
2. Penyebab ibu tidak memeriksakan kehamilan di layanan kesehatan.
3. Pelayanan yang diterima ibu ketika memeriksakan kehamilan.
4. Pendapat ibu mengenai upaya untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil.
Alasan kami menanyakan ke empat pertanyaan tersebut adalah karena kami ingin menggali
informasi mengenai penyebab angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Gresik yang masih
tinggi. Berdasarkan pendekatan yang kami gunakan yaitu socio-ecological, dengan metaplan
ini kami ingin memperoleh informasi mengenai aspek intrapersonal yang terdiri dari variabel
sikap, motivasi, dan aspek community.
Dari empat pertanyaan tersebut, didapatkan beberapa jawaban dari responden, antara lain :
Pertanyaan 1 : Menurut Ibu, apa tujuan dari pelayanan pemeriksaan kehamilan?
Jawaban :
- Ibu Siti : Mengetahui kondisi bayi sehat
- Ibu Ila : Periksa karena ada keluhan
- Ibu Iin : Biar tau waktu lahirannya
- Ibu Sutik : Ingin tau jenis kelamin bayi
- Ibu Solicha : Konsultasi makanan yang aman dikonsumsi
- Ibu Farah : Agar melahirkan dengan selamat
Pertanyaan 2 : Menurut Ibu, apa yang menyebabkan ibu hamil tidak mengunjungi pelayanan
kesehatan untuk pemeriksaan kehamilannya?
Jawaban :
- Ibu Siti : jaraknya jauh
- Ibu Ila : tidak ada yang mengantar, karena tidak bisa naik kendaraan
- Ibu Iin : merasa janin baik-baik saja
- Ibu Sutik : kerja, tidak ada waktu
- Ibu Solicha : repot mengurusi pekerjaan rumah
- Ibu Farah : takut soalnya kurang percaya sama bidan
Pertanyaan 3 : Kegiatan apa saja yang ibu ketahui dalam pelayanan pemeriksaan kehamilan?
Jawaban :
- Ibu Siti : USG, mengisi buku KIA
- Ibu Ila : suntik, tensi, pemberian tablet zat besi.
- Ibu Iin : ukur bb, pemberian tablet zat besi
- Ibu Sutik : ukur Lila,USG, mengisi buku KIA
- Ibu Solicha : Konsultasi, mengisi buku KIA
- Ibu Farah : USG, test lab, pemberian tablet zat besi
Pertanyaan 4 : Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil
agar datang dan menerima pelayanan kesehatan?
Jawaban :
- Ibu Siti : Bu bidan sering mengingatkan
- Ibu Ila : Suami yang menemani saat periksa kehamilan
- Ibu Iin : Dukungan dari keluarga
- Ibu Sutik : Kepedulian Tetangga kepada ibu hamil
- Ibu Solicha : Sikap bu bidan yang ramah dan selalu ada ditempat
- Ibu Farah : Rekomendasi dari sesama ibu hamil
Dari hasil metaplan di atas, dapat kami simpulkan bahwa penyebab ibu hamil tidak
memeriksakan kehamilan ke pelayanan kesehatan adalah karena kesulitan untuk
mengunjungi pelayanan kesehatan dan rasa takut untuk mengunjungi pelayanan kehamilan.
Faktanya, responden telah mengetahui pentingnya memeriksakan kehamilan ke fasiltas
kesehatan untuk calon bayi dan dirinya sendiri. Hal ini dapat diketahui dari jawaban
responden dari pertanyaan yang diajukan mengenai tujuan dari memeriksakan kehamilan.
Sehingga solusi menurut kami adalah meningkatkan motivasi melalui keluarga atau orang
terdekat agar lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil dan calon bayinya
dengan tetap memeriksakan kehamilan meskipun fasilitas kesehatan jauh, dan juga
meningkatkan kesadaran pentingnya untuk rutin memeriksakan kehamilannya disela
kesibukannya.

Anda mungkin juga menyukai