Anda di halaman 1dari 15

TUNARUNGU

KELOMPOK 4

1. Nurulhuda Mursalim 70600117003


2. Dwi Prihatiningsi 70600117008
3. Muaffikah Putri 70600117017
4. Andi Masyita Putri M 70600117022
5. Andi Fatharani Rialinda 70600117028
6. St. Hadijah 70600117038
7. Mulkiyah Zul Fadhilah 70600117039
8. Nur Intan Cahyani 70600117046
9. Chani Hasim 70600117049
10. Namirah 70600117050
TUNARUNGU

Andi berusia 10 tahun. Dia adalah seorang anak laki-laki, anak pertama dari tiga
bersaudara. Andi dilahirkan pada pasangan keluarga Pak Toto dan Bu Titi yang
sama-sama berijazah SMA. Mereka menikah pada usia 30 dan 27 tahun. Pak Toto adalah
seorang wirasuastawan dalam bidang perkaosan, sedangkan Bu Titi adalah seorang ibu
rumah tangga. Andi menyandang ketunarunguan berat sekali (profound hearing
impairment) dengan tingkat pendengaran 110 desibel, yang terdeteksi pada saat Andi
Skenario 1 berusia empat bulan. Jenis ketunarunguannya adalah sensorineural loss akibat rubella
yang diderita ibunya pada saat mengandung. Andi dimasukkan ke SLB/B di Bandung
pada usia enam tahun, Guru kelasnya, Ibu Bet, mengidentifikasi kemampuan matematik
yang sangat baik dan bakat menggambar yang menonjol pada diri Andi. "Gambarnya
selalu hidup," demikian Bu Bet menuturkan. Akan tetapi, perkembangan bahasa Andi
lebih lambat daripada rata-rata siswa di kelasnya .
TUNARUNGU

Nabila adalah penyandang tunarungu. Keterbatasan itu tidak menghalanginya untuk terus
berkarya. Beragam keterampilan dijajalnya. Hasilnya, banyak prestasi yang diraihnya.
Mulai tingkat kabupaten hingga nasional. Yang perlu dicatat, semua itu bukan dalam satu
bidang saja. Saya baru mulai membuat kerajinan saat duduk di bangku SMA untuk
kebutuhan sendiri. Beberapa (produk, Red) juga siap dijual,” tulisnya pada notes
handphone miliknya, lalu ditunjukkan kepada Jawa Pos. Begitulah cara Nabila
Skenario 2 berkomunikasi dengan sebagian besar orang. Maklum, selain tidak bisa mendengar, siswi
kelas XII IPS 3 SMAN 1 Gedangan itu tidak bisa berbicara. Sebelum membuat karya dari
barang bekas, Nabila lebih banyak menulis. Hobinya sejak duduk di bangku TK Karya
Mulia Surabaya memang menulis. Bahkan, saat TK, dia pernah mengikuti lomba menulis.
Selain prestasi di bidang seni, gadis kelahiran Sidoarjo, 6 September 1998, itu punya
prestasi di bidang olahraga. Pada 2011, dia meraih peringkat III kejuaraan tenis meja bagi
anak berkebutuhan khusus (ABK) se-Surabaya. Itu merupakan prestasi tenis meja
pertamanya.
DEFINISI TUNARUNGU

Tunarungu : suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang


tidak dapat menangkap berbagai ransangan, terutama melalui indera pendengarannya.
tunarungu (hearing impairment) merupakan salah satu istilah umum yang menunjukkan
ketidak mampuan mendengar dari yang ringan samapai yang berat sekali yang
digolongkan kepada tuli (deaf) dan kurang dengar (a hard of heraing).

Mufti SalimdalamSomantri, menyimpulkan bahwa anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan
kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfunginya sebagian atau seluruh alat pendengaran
sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya.

Somantri, Sujihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa.Bandung : PT. Refika Aditama.
PENYEBAB KETUNARUNGUAN
secara umum penyebab ketunarunguan dapat terjadi sebelum lahir (prenatal), ketika lahir
(natal) dan sesudah lahir (post natal).

Faktor dalam Diri Anak

• Keturunan dari salah satu kedua orangtuanya yang mengalami ketunarunguan. Banyak kondisi genetik yang berbeda
sehingga dapat menyebabkan ketunarunguan. Transmisi yang disebabkan oleh gen yang dominan represif dan
berhubungan dengan jenis kelamin.
• Ibu yang sedang mengandung menderita penyakit Rubella. Penyakit Rubella pada masa kandungan tiga bulan pertama
akan berpengaruh buruk pada janin. Rubella dari pihak ibu merupakan penyebab yang paling umum yang dikenal sebagai
penyebab ketunarunguan
• Ibu yang sedang mengandung menderita keracunan darah Toxaminia, hal ini bisa menyebabkan kerusakan pada plasenta
yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan janin. Jika hal tersebut menyerang syaraf atau alat-alat pendengaran maka
anak tersebut akan terlahir dalam keadaan tunarungu
PENYEBAB KETUNARUGUAN

Faktor dari Luar Anak

• Anak mengalami infeksi pada saat dilahirkan atau kelahiran. Misal, anak terserang Harpes simplex, jika infeksi ini menyerang alat kelamin ibu dapat
menular pada saat anak dilahirkan. Demikian pula pada penyakit kelamin yang lain, dapat ditularkan melalui terusan jika virusnya masih dalam keadaan
aktif. Penyakit-penyakit yang ditularkan kepada anak yang dilahirkannya dapat menimbulkan infeksi yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat-alat
atau syaraf pendengaran
• Meningitis atau radang selaput otak, dari hasil penelitian para ahli ketunarunguan yang disebabkan karena meningitis.
• Otitis media menimbulkan nanah, dan nanah tersebut mengumpul dan mengganggu hantaran bunyi. Jika kondisi ini kronis tidak segera diobati,
penyakit ini bisa menimbulkan kehilangan pendengaran yang tergolong ringan sampai sedang. Ketunarunguan yang disebabkan oleh otitis media
adalah tunarungu tipe konduktif. Otitis media biasanya terjadi karena penyakit pernafasan yang berat sehingga menyebabkan hilangnya pendengaran.
nanah yang ada di telinga bagian tengah lebih sering yang menjadi penyebab hilangnya pendengaran dari pada yang diturunkan oleh orangtua. Otitis
media juga dapat ditimbulkan karena infeksi pernafasan atau pilek dan penyakit anak-anak seperti campak.
• Penyakit lain atau kecelakaan yang dapat mengakibatkan kerusakan alat-alat pendengaran bagian tengah dan dalam.
KLASIFIKASI TUNARUNGU
Berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran

Ringan Sedang
kelainan pendengaran masih mampu mendengar bunyi kelainan pendengaran masih mampu mendengar bunyi
dengan intensitas antara 20-40 dB dengan intensitas antara 40-65 dB

Agak berat Berat


kelainan pendengaran masih mampu mendengar bunyi
dengan intensitas antara 59-69 dB kelainan pendengaran masih mampu mendengar bunyi
dengan intensitas antara >95 dB
KLASIFIKASI TUNARUNGU

Berdasarkan letak gangguan pendengaran secara


anatomis Berdasarkan saat terjadi tunarungu

Conductive loss Pra natal : genetic, akibat infeksi

Sensorineural loss Natal : proses kelahiran dengan risiko tinggi

Central auditory processing disorder Post natal : gangguan pendengaran setelah dilahirkan
KLASIFIKASI TUNARUNGU
Menurut Samuel A.Kirk dalam Depdikbud :

0 dB 0 - 26 dB 27 - 40 dB 41 - 55 dB
Mempunyai kesulitan mendengar Mengerti bahasa percakapan, tidak
Menunjukkan pendengaran Menunjukkan seseorang bunyi-bunyi yang jauh, membutuhkan dapat mengikuti diskusi kelas,
yang optimal masih mempunyai tempat duduk yang strategis letaknya & membutuhkan alat bantu dengar dan
pendengaran yang normal memerlukan terapi bicara ( tunarungu terapi bicara (tunarungu sedang)
ringan)

56 - 70 dB 71 - 90 dB > 91 dB
Hanya bisa mendengar suara dari jarak yang dekat, masih Hanya bisa mendengar bunyi yang sangat dekat, keatas mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan
mempunyai sisa pendengaran untuk belajar bahasa & kadang – kadang dianggap tuli, membutuhkan getaran, banyak bergantung pada penglihatan daripada
bicara dengan menggunakan alat bantu mendengar serta pendidikan luar biasa yang intensif, membutuhkan pendengar untuk proses menerima informasi dan yang
dengan cara yang khusus (tunarungu agak berat) alat bantu dengar dan latihan bicara secara khusus bersangkutan dianggap tuli (tunarungu berat sekali)
(tunarungu berat)
KARAKTERISTIK
• Karakteristik dari segi intelegensi
Intelegensi anak tunarungu tidak berbeda dengan anak normal yaitu tinggi, rata-rata dan rendah. Pada umumnya anak tunarungu
memiliki entelegensi normal dan rata-rata. Prestasi anak tunarungu seringkali lebih rendah daripada prestasi anak normal karena
dipengaruhi oleh kemampuan anak tunarungu dalam mengerti pelajaran yang diverbalkan.

• Karakteristik dari segi bahasa dan bicara


Kemampuan anak tunarungu dalam berbahasa dan berbicara berbeda dengan anak normal pada umumnya karena kemampuan
tersebut  sangat erat kaitannya dengan kemampuan mendengar. Karena anak  tunarungu tidak bisa mendengar bahasa, maka anak
tunarungu mengalami  hambatan dalam berkomunikasi. Bahasa merupakan alat dan sarana utama  seseorang dalam berkomunikasi.

• Karakteristik dari segi emosi dan sosial


Ketunarunguan dapat menyebabkan keterasingan dengan lingkungan. Keterasingan tersebut akan menimbulkan beberapa efek negatif
seperti: egosentrisme yang melebihi anak normal, mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas, ketergantungan
terhadap orang lain, perhatian mereka lebih sukar dialihkan, umumnya memiliki sifat yang polos dan tanpa banyak masalah, dan lebih
mudah marah dan cepat tersinggung.
DIAGNOSIS

Penunjang
Anamnesis Audiometer
Kondisi Anak, Riwayat Tumbuh Kembang Anak, Riwayat,
Pendidikan, Riwayat Kesehatan, Pola Hubungan dengan
Lingkungan
PENDEKATAN, PENAGANAN & TERAPI
• terapi bermain bagi anak tunarungu adalah pemberian kegiatan yang menyenangkan bagi anak tunarungu secara intensif untuk meminimalisir bahkan
menghilangkan gangguan pendengarannya.
• Bermain sangat tepat sekali untuk digunakan sebagai media terapi bagi anak tunarungu karena dapat mengoptimalkan perkembangan intelektual, emosi,
sosial, dan fisiknya.
• Selain itu karena melalui kegiatan bermain anak tunarungu akan mendapatkan kesenangan-kesenangan dan tanpa disadari mereka sebenarnya sedang
diterapi agar gangguan pendengarannya kembali normal

Ada dua jenis kegiatan bermain yang dapat digunakan sebagai terapi.  

Kegiatan bermain yang dapat mengembangkan kemampuan

1 pendengaran nya. Misalnya permainan panjang dan pendek, rintangan


manusia, kau semakin dekat, kucing dan tikus, serta membingungkan si
penyanyi.

Kegiatan bermain yang dapat menjadikan anak mampu membedakan

2 suara dan nada. Misalnya permainan telepon, memainkan ketukanku,


sembunyi dan mendengar, serta mendengarkan sekolah.  
INTEGRASI KEISLAMAN

QS. At - Taghabun: 15
Graphicnode
THEME

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai