Anda di halaman 1dari 40

EVALUASI PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP NAPZA

DI SMA NEGERI 1 AYAH DAN SMK MA’ARIF 6 AYAH KECAMATAN


AYAH, KABUPATEN KEBUMEN

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyartan


Mencapai Derajat Sarjana Farmasi

Diajukan oleh :
Umi Malihah
NIM : C12019052

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2023
HALAMAN PERSETUJUAN
EVALUASI PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP NAPZA DI
SMA NEGERI 1 AYAH DAN SMK MA’ARIF 6 AYAH KECAMATAN
AYAH, KABUPATEN KEBUMEN

Telah disetujui dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan pada
tanggal.............................................

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :


Umi Malihah
NIM : C2019052

Susunan Tim Pembimbing

1. apt. Eka Wuri Handayani.,MPH (Pembimbing 1) (………….…)

2. Dr. apt. Endang Yuniarti,M.Kes (Pembimbing 2) (………….…)

Mengetahui

Ketua Program Studi Farmasi Program Sarjana


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gombong

(apt. Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah, M. Pharm.,Sci)

ii Universitas Muhammadiyah Gombong


KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas


kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusunan
proposal penelitian yang berjudul “ EVALUASI PENGETAHUAN DAN SIKAP
SISWA TERHADAP NAPZA DI SMA NEGERI 1 AYAH DAN SMK
MA’ARIF 6 AYAH KECAMATAN AYAH, KABUPATEN KEBUMEN” ini
dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Studi Farmasi Tingkat Strata-1 (S1) Universitas Muhammadiyah
Gombong.
Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam rangka menyelesaikan
penulisan proposal penelitian ini. Banyak hambatan yang dihadapi dalam
penyusunannya, namun berkat kehendak-Nyalah sehingga penulis berhasil
menyelesaikan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan
hati, pada kesempatan patutlah kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, nikmat dan
hidayah-Nya kepada umatnya, Rasulullah SAW yang sudah menuntun kita
dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang.
2. Dr. Hj. Herniyatun.,M.Kep.,Sp.Mat selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Gombong.
3. Eka Riyanti, M.Kep.,Sp.Kep.Mat selaku Dekan Universitas Muhammdiyah
Gombong.
4. apt. Naelaz Zukhruf Wakhidatul Kiromah, M.Pharm.,Sci selaku Ketua
Program Studi Farmasi Program Sarjana Universitas Muhammadiyah
Gombong.

iii Universitas Muhammadiyah Gombong


5. apt. Eka Wuri Handayani, MPH selaku pembimbing pertama yang banyak
memberikan masukan ilmu, waktu, dan semangat kepada penulis dalam
proses penyusunan proposal penelitian ini.
6. Dr. apt. Endang Yuniarti,M.Kes selaku pembimbing kedua yang banyak
memberikan masukan ilmu, waktu, dan semangat kepada penulis dalam
proses penyusunan proposal penelitian ini.
7. apt. Titi Pudji Rahayu, M.Farm selaku dosen Pembimbing Akademik yang
banyak memberikan masukan ilmu, waktu, dan semangat kepada penulis
dalam proses penyusunan proposal penelitian ini.
8. Kedua orang tua tercinta, bapak Turiman Susilo dan ibu Yasikem dan
segenap keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan memberi dukungan
serta semangat dalam pembuatan proposal penelitian ini.
9. Teman-temanku yang senantiasa meluangkan waktu dan pikiran untuk
membantu dalam penyelesaian penyusunan proposal penelitian ini.
10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan proposal
penelitian ini. Besar harapan penulis akan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan dan perbaikan sehingga dapat dijadikan acuan
tindak lanjut penelitian dan bermanfaat bagi semua khususnya bidang
kefarmasiaan. Aamiin
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Gombong, 9 Januari 2023


Penulis

Umi Malihah

iv Universitas Muhammadiyah Gombong


DAFTAR ISI

JUDUL.....................................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................4

1.5 Keaslian Penelitian.......................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10

2.1 Landasan Teori...........................................................................................10

2.1.1 Pengertian NAPZA................................................................................10

2.1.3 Penyalahgunaan NAPZA.......................................................................12

2.1.4 Penyebab Penyalahgunaan NAPZA......................................................13

2.5 Siswa..........................................................................................................23

2.5.1 Pengertian siswa....................................................................................23

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................41

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian.................................................................41

3.2 Populasi dan Sampel..................................................................................41

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................43

3.4 Variabel Penelitian.....................................................................................43

3.5 Definisi Operasional...................................................................................44

3.6 Instrumen Penelitian...................................................................................45

v Universitas Muhammadiyah Gombong


3.7 Validitas dan Reabilitas Instrumen............................................................45

3.8 Etika Penelitian..........................................................................................46

3.9 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................46

3.10 Teknik Analisis Data..................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................50

vi Universitas Muhammadiyah Gombong


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara berkembang tidak selamanya membawa dampak positif bagi
masyarakat, akan tetapi juga dapat membawa dampak negatif. Dampak negatif
yang timbul dari globalisasi adalah maraknya peredaran dan penyalahgunaan
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) secara ilegal dan telah
menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat (Prisma, 2018). Berdasarkan
data yang dihimpun Badan Narkotika Nasional, penyalahgunaan narkotika
meningkat sebesar 28,9% pertahun.
Narkotika merupakan hal yang bermanfaat di bidang pengobatan atau
pelayanan kesehatan serta pengembangan ilmu pengetahuan. Namun, dapat
pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila
disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang
ketat dan seksama. Narkotika merupakan sejenis zat yang apabila
disalahgunakan akan membawa efek dan pengaruh tertentu pada tubuh atau
psikis si pemakai seperti memberikan kesadaran dan perilaku menyimpang.
Pengaruh yang ditimbulkan dapat berupa penenang, perangsang, serta
menimbulkan rasa halusinasi. Salah satu hal yang sejak dulu menjadi
permasalahan dalam masyarakat dan membutuhkan perhatian
khusus(Kemenkes, 2019) .
Remaja menjadi target penyalahgunaan NAPZA karena masa remaja
adalah masa pencarian identitas diri, perasaaan penasaran dan ingin mencoba
hal baru yang sangat besar (Razak, 2018). Survei yang dilakukan Departemen
Kesehatan (Depkes) Republik Indonesia pada tahun 2019, menyebutkan
bahwa 70% pengguna narkoba adalah anak-anak sekolah atau pelajar
(detiknews, 2022). Survei nasional perkembangan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba pada kelompok pelajar/mahasiswa di Indonesia tahun
2019-2023 disebutkan bahwa, sebagian besar pelajar/mahasiswa mulai
menyalahgunaan narkoba pertama kali dengan alasan “coba-coba”, untuk

1 Universitas Muhammadiyah Gombong


2

bersenang-senang, bujukan teman, masalah keluarga, dan masalah di sekolah.


Permasalahan inilah yang perlu mendapat perhatian dari pihak pemerintah
serta instansi yang mempunyai tugas khusus dalam menyelesaikan serta
memberikan solusi terhadap permasalahan dalam lingkungan pelajar sekarang
ini. Jika pemerintah serta instansi yang berkaitan tidak memberikan perhatian
khusus pada pelajar-pelajar berupa penyuluhan-penyuluhan mengenai dampak
yang akan ditimbulkan jika mengonsumsi obat-obat terlarang, baik secara
langsung ataupun melalui media sosial hal ini yang menjadi penyebab utama
pelajar menggunakan istilah “coba-coba” disebabkan karena minimnya
pengetahuan tentang narkoba, termasuk di kota Kebumen.
Berdasarkan hasil penelitian dari (Putri, 2017), Hasil penelitian di
SMAN 17 Makassar, berdasarkan pengetahuan didapatkan responden yang
berpengetahuan cukup sebanyak 59 orang (64,13%) dan berpengetahuan
kurang sebanyak 33 orang (35,87%). Sedangkan berdasarkan sikap didapatkan
responden yang memilki sikap positif sebanyak 59 orang (64,13%) dan
responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 33 orang (35,87%).
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian dari (Indahningrum et al., 2020),
Hasil penelitian menunjukan Pengetahuan siswa tentang Pencegahan
Penyalahgunaan NAPZA baik (94,6%). Sikap siswa tentang Pencegahan
Penyalahgunaan NAPZA positif (51,8%). Dan berdasarkan hasil penelitian
dari (Aisyah et al., 2018) Berdasarkan penelitian diperoleh data mengenai
tingkat pengetahuan remaja kategori baik sebanyak 54 siswa (73,0%). Sikap
remaja tentang penyalahgunaan NAPZA di Kelurahan Kelayan Timur
Banjarmasin mayoritas positif atau baik sebanyak 54 siswa (73,0%) dengan p
value 0,003 (p value < 0,05).
Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan penelitian mengenai
evaluasi tingkat pengetahuan dan sikap terhadap NAPZA di SMA N 1 Ayah
dan SMK Ma’arif 6 Ayah.
Pada penelitian ini, peneliti mengambil dua sekolah menengah untuk
dijadikan responden penelitian yaitu SMAN 1 AYAH adalah salah satu satuan
pendidikan dengan jenjang SMA di Candirenggo, Kec. Ayah, Kab. Kebumen,

Universitas Muhammadiyah Gombong


3

Jawa Tengah. Dalam menjalankan kegiatannya, SMAN 1 AYAH berada di


bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SMAN 1 AYAH
beralamat di JL. LOGENDING KM 03, Candirenggo, Kec. Ayah, Kab.
Kebumen, Jawa Tengah, dengan kode pos 54473. SMAN 1 AYAH memiliki
akreditasi A, berdasarkan sertifikat 220/BAP-SM/X/2016. Sedangkan SMK
MA’ARIF 6 AYAH SMKS MAARIF 6 AYAH adalah salah satu satuan
pendidikan dengan jenjang SMK di Demangsari, Kec. Ayah, Kab. Kebumen,
Jawa Tengah. Dalam menjalankan kegiatannya, SMKS MAARIF 6 AYAH
berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SMKS
MAARIF 6 AYAH beralamat di JL. GOA JATIJAJAR KM.2
DEMANGSARI, Demangsari, Kec. Ayah, Kab. Kebumen, Jawa Tengah,
dengan kode pos 54473. SMKS MAARIF 6 AYAH memiliki akreditasi A,
berdasarkan sertifikat 1214/BAN-SM/SK/2018.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana tingkat pengetahuan siswa SMAN 1 AYAH dan SMK
MA’ARIF 6 AYAH Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen terhadap
NAPZA ?
1.2.2 Bagaimana sikap siswa SMAN 1 AYAH dan SMK MA’ARIF 6 AYAH
Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen terhadap NAPZA ?
1.2.3 Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap
NAPZA siswa SMAN 1 AYAH dan SMK MA’ARIF 6 AYAH Kecamatan
Ayah, Kabupaten Kebumen ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap terhadap NAPZA
siswa SMAN 1 AYAH dan SMK MA’ARIF 6 AYAH Kecamatan Ayah,
Kabupaten Kebumen.
1.3.2 Tujuan Khusus

Universitas Muhammadiyah Gombong


4

Mengetahui pengetahuan dan sikap siswa terhadap NAPZA


Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat bagi Pengembangan Ilmu (bidang kefamasian)
Bagi bidang kefarmasian hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai landasan dalam memberikan edukasi yang tepat pada
siswa SMAN 1 AYAH dan SMK MA’ARIF 6 AYAH Kecamatan Ayah,
Kabupaten Kebumen.

1.4.2 Manfaat bagi Praktisi


Manfaat penelitian ini yaitu setelah dilakukannya penelitian
diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan wawasan ilmu dan
sebagai sumber informasi mengenai informasi NAPZA.

1.4.3 Manfaat bagi Masyarakat


Manfaat penelitian ini yaitu setelah dilakukannya penelitian
diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan wawasan ilmu bagi
siswa, khususnya pada ilmu bidang kefarmasian dan sebagai sumber
informasi untuk mengetahui mengenai informasi NAPZA.

1.5 Keaslian Penelitian


Penelusuran yang peneliti temukan terdapat penelitian yang
sejenis atau memliki judul yang hampir sama yaitu :

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Nama
Perbedaan dan
Peneliti, Metode
Judul Penelitian Hasil penelitian Persamaan dengan
Tahun Penelitian
Penelitian ini
Peneliti
(Putri, 2017) Pengetahuan dan Metode yang Hasil penelitian di Perbedaan
Sikap Pelajar digukan untuk SMAN 17 - Pengumpulan
SMA NEGERI 17 adalah penelitian Makassar, data, tempat,
MAKASSAR deskriptif berdasarkan waktu, tujuan

Universitas Muhammadiyah Gombong


5

Nama
Perbedaan dan
Peneliti, Metode
Judul Penelitian Hasil penelitian Persamaan dengan
Tahun Penelitian
Penelitian ini
Peneliti
tentang kuantitatif pengetahuan Persamaan
Penyalahgunaan dengan didapatkan - Metode
NAPZA rancangan cross responden yang - Kuisioner
(NARKOTIKA, sectional. berpengetahuan
PSIKOTROPIKA, Pengambilan cukup sebanyak
DAN ZAT sampel 59 orang (64,13%)
ADIKTIF) menggunakan dan
teknik simple berpengetahuan
random kurang sebanyak
sampling. 33 orang
(35,87%).
Sedangkan
berdasarkan sikap
didapatkan
responden yang
memilki sikap
positif sebanyak
59 orang (64,13%)
dan responden
yang memiliki
sikap negatif
sebanyak 33 orang
(35,87%).
(Aisyah et al., Hubungan Penelitian ini Hasil penelitian Perbedaan
2018) Pengetahuan dan merupakan menunjukan - Pengumpulan
Sikap terhadap penelitian Pengetahuan siswa data, tempat,
Risiko analitik dengan tentang waktu, tujuan,
Penyalahgunaan menggunaka Pencegahan dan metode.
NAPZA pada desain penelitian Penyalahgunaan Persamaan
Remaja di cross sectional. NAPZA baik - Pemberian
Kelurahan Populasi dalam (94,6%). Sikap kuisioner
Kelayan Timur penelitian adalah siswa tentang
Banjarmasin seluruh siswa Pencegahan
SMA Negeri 1 Penyalahgunaan
Aek Kuasan NAPZA positif
yang berjumlah (51,8%).
561 siswa, Pencegahan
sampel diambel Penyalahgunaan
dengan NAPZA pada
menggunakan siswa baik
metode cluster (70,5%).
random sampling Kesimpulan
dimana sampel penelitian ini
berjumlah 112 menunjukkan
siswa. Data bahwa tidak ada
diperoleh dengan hubungan yang
membagikan signifikan antara
kuesioner dan pengetahuan siswa
diisi langsung dengan tindakan
oleh siswa. pencegahan
Analisis data penyalahgunaan

Universitas Muhammadiyah Gombong


6

Nama
Perbedaan dan
Peneliti, Metode
Judul Penelitian Hasil penelitian Persamaan dengan
Tahun Penelitian
Penelitian ini
Peneliti
dilakukuan napza (p=0,335).
meliputi analisis Dan terdapat
univariat dan hubungan
analisis bivariat signifikan antara
menggunakan sikap siswa
Uji Chi-Square dengan tindakan
pencegahan
penyalahgunaan
napza (p=0,000).
(Indahningrum Hubungan Penelitian ini Diketahui bahwa Perbedaan
et al., 2020) Tingkat yaitu pengetahuan obat - Pengumpulan
Pengetahuan dan menggunakan melalui media data, tempat, dan
Sikap Siswa metode edukasi Leaflet waktu
dengan Tindakan penelitian pada responden Persamaan
Pencegahan deskriptif berarti saat pretest - Pemberian
Penyalahgunaan dalam penelitian mayoritas kuisioner
NAPZA DI SMA menggunakan masyarakat
NEGERI 1 AEK teknik survei, berpengetahuan
KUASAN quisioner yang sedang dengan
dibuktikan nilai rata-rata
dengan fakta 52.547±1.063.
yang ada di Dan Berdasarkan
lapangan. hasil penelitiaan,
diketahui bahwa
pengetahuan obat
melalui media
edukasi Leaflet
pada responden
saat pretest
mayoritas
masyarakat
berpengetahuan
tinggi dengan nilai
rata-rata
68.379±1.052.
Hasil ini
menunjukan
adanya
peningkatan nilai
pengetahuan
setelah dilakukan
pemberian
informasi obat
melalui media
edukasi leaflet

Universitas Muhammadiyah Gombong


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pengertian NAPZA
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah
bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan
memengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya
karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan
(dependensi) terhadap NAPZA.
Istilah NAPZA umumnya digunakan oleh sektor pelayanan
kesehatan, yang menitik beratkan pada upaya penanggulangan dari sudut
kesehatan fisik, psikis, dan sosial. NAPZA sering disebut juga sebagai zat
psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan
perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran (Kemenkes, 2019).

2.1.2 Jenis – Jenis NAPZA


1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Berdasarkan Undang-Undang
No.35 Tahun 2019, jenis narkotika dibagi ke dalam tiga golongan,
yaitu :
a. Golongan I: narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya
sangat tinggi. Golongan ini tidak boleh digunakan untuk
kepentingan apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu
pengetahuan.
Contohnya ganja, heroin, kokain, opium.

10 Universitas Muhammadiyah Gombong


11

b. Golongan II: narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi


bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian.
Contohnya adalah petidin, benzetidin, betametadol.
c. Golongan III: narkotika yang memiliki daya adiktif ringan,
tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya
adalah kodein.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik
alamiah maupun sintetis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika
adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati
gangguan jiwa (psyche). Berdasarkan Undang-Undang No.5 tahun
1997, psikotropika dikelompokkan ke dalam 4 golongan, yaitu :
a. Golongan I: psikotropika dengan daya adiktif yang sangat
kuat, hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi. Contohnya
adalah MDMA, ekstasi, shabu, LSD.
b. Golongan II: psikotropika dengan daya adiktif kuat serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah
amfetamin, metamfetamin, metilfenidat.
c. Golongan III: psikotropika dengan daya adiksi sedang serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah
lumibal, buprenorsina, flunitrazepam.
d. Golongan IV: psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan
serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya
adalah nitrazepam, diazepam, fenobarbital.

Universitas Muhammadiyah Gombong


12

3. Zat Adiktif Lainnya


Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika
dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan,
meliputi :
a. Minuman berakohol
Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh
menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari
kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu.
Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau
psikotropika, memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh
manusia.
b. Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah
menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada
berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai
pelumas mesin.
c. Tembakau
Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat
luas di masyarakat. Pada upaya penanggulangan NAPZA di
masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada
remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena
rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk
penyalahgunaan.

2.1.3 Penyalahgunaan NAPZA

Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan NAPZA yang


bersifat patologis, paling sedikit telah berlangsung satu bulan lamanya
sehingga menimbulkan gangguan dalam pekerjaan dan fungsi sosial.
Sebetulnya NAPZA banyak dipakai untuk kepentingan pengobatan,
misalnya menenangkan pasien atau mengurangi rasa sakit. Tetapi
karena efeknya “enak” bagi pemakai, maka NAPZA kemudian
dipakai secara salah, yaitu bukan untuk pengobatan tetapi untuk

Universitas Muhammadiyah Gombong


13

mendapatkan rasa nikmat. Penyalahgunaan NAPZA secara tetap ini


menyebabkan pengguna merasa ketergantungan pada obat tersebut
sehingga menyebabkan kerusakan fisik (Sumiati, 2009).

Menurut Pasal 1 UU RI No.35 Tahun 2019 Ketergantungan


adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan
Narkotika secara terus-menerus dengan takaran yang meningkat agar
menghasilkan efek yang sama dan apabila penggunaannya dikurangi
dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan gejala fisik dan
psikis yang khas.

2.1.4 Penyebab Penyalahgunaan NAPZA

Penyebab penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks akibat


interaksi antara faktor yang terkait dengan individu, faktor lingkungan
dan faktor tersedianya zat (NAPZA). Tidak terdapat adanya penyebab
tunggal (single cause). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
penyalahgunaan NAPZA adalah sebagian berikut :

1. Faktor Individu Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai


atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang
mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang
pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan
NAPZA. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai
risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA. Ciri-ciri
tersebut antara lain:
 Cenderung memberontak dan menolak otoritas.
 Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas)
seperti depresi, cemas, psikotik, keperibadian dissosial.
 Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku.
 Rasa kurang percaya diri (low self-confidence), rendah diri
dan memiliki citra diri negatif (low self-esteem).

Universitas Muhammadiyah Gombong


14

 Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif. Mudah


murung, pemalu, pendiam.
 Mudah merasa bosan dan jenuh.
 Keingintahuan yang besar untuk mencoba atau penasaran.
 Keinginan untuk bersenang-senang.
 Keinginan untuk mengikuti mode karena dianggap sebagai
lambang keperkasaan dan kehidupan modern.
 Keinginan untuk diterima dalam pergaulan.
 Identitas diri yang kabur, sehingga merasa diri kurang
“jantan”.
 Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan
sehingga sulit mengambil keputusan untuk menolak tawaran
NAPZA dengan tegas.
 Kemampuan komunikasi rendah.
 Kurang menghayati iman kepercayaannya.
2. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan
pergaulan baik disekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun
masyarakat.
a. Lingkungan Keluarga
 Komunikasi orang tua-anak kurang baik
 Hubungan dalam keluarga kurang harmonis
 Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi
 Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh.
 Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau
teladan. Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan
masalah NAPZA.
 Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah
(kurang konsisten).

Universitas Muhammadiyah Gombong


15

 Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan


ibadah dalam keluarga.
 Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi
penyalahguna NAPZA.
b. Lingkungan Sekolah
 Sekolah yang kurang disiplin.
 Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan
penjualan NAPZA.
 Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa
untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif.
 Adanya murid pengguna NAPZA.
c. Lingkungan Teman Sebaya
 Berteman dengan penyalahguna.
 Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar.
d. Lingkungan Masyarakat / Sosial
 Lemahnya penegakan hukum.
 Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang
mendukung.
3. Faktor NAPZA
 Mudahnya mendapatkan NAPZA dengan harga
“terjangkau”
 Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang
menarik untuk dicoba
 Khasiat farmakologik NAPZA yang menenangkan,
menghilangkan nyeri, menidurkan, membuat
euforia/fly/stone/high dan lain-lain.
Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selalu
membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna NAPZA.
Akan tetapi makin banyak faktorfaktor diatas, semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA.

Universitas Muhammadiyah Gombong


16

Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman


sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam
menyebabkan seseorang menyalahgunakan NAPZA. Karena
faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari
keluarga yang harmonis dan cukup komunikatif menjadi
penyalahguna NAPZA.
2.2 Remaja
a. Definisi Remaja
Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal
dari bahasa latin adolescare yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk
mencapai kematangan (Asrori, 2019). Remaja dalam ilmu psikologis juga
diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteit, adolescence, dan
youth. Dalam bahasa Indonesia sering pula dikaitkan pubertas atau remaja.
Remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak
dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa
remaja terdiri dari masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja
pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun
(Maesaroh et al., 2019). Masa remaja disebut juga sebagai periode
perubahan, tingkat perubahan dalam sikap, dan perilaku selama masa
remaja sejajar dengan perubahan fisik (Hurlock, 2020).
b. Ciri-Ciri Remaja
Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan
dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri remaja menurut
(Hurlock, 2020) yaitu:
1) Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan
yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada
individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan
selanjutnya.
2) Masa remaja sebagai periode pelatihan berarti perkembangan masa
kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa.
Status remaja tidak jelas keadaan ini memberiwaktu padanya untuk

Universitas Muhammadiyah Gombong


17

mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai
dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
3) Masa remaja sebagai periode perubahan yaitu perubahan pada emosi
perubahan tubuh, minat dan peran menjadi dewasa yang mandiri
perubahan pada nilai-nilai yang dianut serta keinginan akan kebebasan.
4) Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja
berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya
dalam masyarakat.
5) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan
demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik,
hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
6) Masa remaja adalah masa yang tidak realistik cenderung memandang
kehidupan dari kaca mata berwarna merah jambu, melihat dirinya
sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan
sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
7) Masa remaja sebagai masa dewasa yang mengalami kebingungan atau
kesulitan di dalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia
sebelumnya dan di dalam memberikan kesan bahwa mereka hampir
atau sudah dewasa yaitu dengan merokok, minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka
menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka
inginkan. Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada
diriremaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam
penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja
dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh
tanggung jawab.
c. Tahap Perkembangan Remaja
Semua aspek perkembangan dalam masa remaja secara global
berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian usia 12-15 tahun
adalah masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa remaja pertengahan,
18-21 tahun adalah masa remaja akhir (Maesaroh et al., 2019). Menurut

Universitas Muhammadiyah Gombong


18

tahap perkembangan, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap


perkembangan yaitu:
1) Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain:
a) Lebih dekat dengan teman sebaya
b) Ingin bebas
c) c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berpikir abstrak
2) Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain:
a) Mencari identitas diri
b) Timbulnya keinginan untuk kencan
c) Mempunyai rasa cinta yang mendalam
d) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
e) Berkhayal tentang aktivitas seks
3) Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain:
a) Pengungkapan identitas diri
b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
c) Mempunyai citra jasmani dirinya
d) Dapat mewujudkan rasa cinta
d. Tumbuh kembang remaja
Remaja merupakan masa yang ditandai dengan berbagai proses
perubahan yang terjadi baik secara fisik maupun psikologis. Perubahan
fisik terlihat dalam perubahan-perubahan dalam tubuh, sedangkan
perubahan psikologis tampak dari emosi, sikap, dan intelektual yang erat
kaitannya dengan risiko perilaku penyalahgunaan NAPZA. Reaksi positif
yang muncul pada perubahan fisik biasanya perasaan memahami,
menerima perubahan fisik, mampu mengevaluasi diri dan kemampuan
tersebut dapat membentuk konsep diri yang positif dan rasa percaya diri.
Reaksi positif inilah yang perlu dikembangkan agar remaja memiliki rasa
optimis terhadap masa depannya, sehingga tidak akan menghancurkan
masa depannya dengan perilaku penyalahgunaan NAPZA.

Universitas Muhammadiyah Gombong


19

Reaksi negatif juga bisa timbul akibat perubahan fisik yang terjadi.
Reaksi ini lah yang perlu mendapat perhatian dan penanganan segera.
Keberhasilan remaja menyelesai kan masalah fisik nya sangat di pengaruhi
oleh kemampuan kognitif nya Kemampuan koginitif yang belum optimal
pada remaja mengakibatkan remaja belum mampu memilih atau memilah
tindakan yang akan dilakukannya sehingga remaja tertarik menggunakan
NAPZA. Salah satu alas an remaja menggunakan NAPZA adalah untuk
meningkatkan rasa percaya diri dan menghilangkan stress, oleh karena itu
remaja perlu pendamping yaitu orang dewasa yang dapat
mengawasisehingga remaja dapat mengantisipasi dampak negatif dari
perubahan fisik dan meningkatkan kemampuan kognitif nya.

2.3 Pengetahuan
2.3.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah apa yang orang atau responden ketahui tentang
kesehatan dan penyakit atau kesehatan, misalnya: tentang penyakit
(penyebab, cara penularan, cara pencegahan), gizi, kebersihan,
pelayanan kesehatan, sanitasi, keluarga berencana, dan lain-lain
(Notoatmodjo, 2014).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut
akan semakin luas pula pengetahuannya, akan tetapi perlu ditekankan
bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak
berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu
objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak
aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan
sikap makin positif terhadap objek tertentu.
Menurut (Notoatmodjo,2014) pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

Universitas Muhammadiyah Gombong


20

seseorang, dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang


didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku
baru didalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan yaitu :
1) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut
maksudnya disini sikap subjek sudah mulai timbul.
3) Evaluation (menimbang-menimbang) terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya.
4) Trial yaitu sikap dimana subyek mulai mencoba melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5) Adaption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui
proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran
dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat
langgeng (longlasting). Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak
didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung
lama. Jadi, Pentingnya pengetahuan disini adalah dapat menjadi
dasar dalam merubah perilaku sehingga perilaku itu langgeng.
2.3.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan tercakup dalam kognitif mempunyai beberapa
tingkatan (Eduan, 2019), antara lain :
a. Tahu (Know)
Pengetahuan yang dimiliki hanya sebatas hafalan atau ingatan
saja, maka tahap ini merupakan tahap pengetahuan yang paling
rendah.

Universitas Muhammadiyah Gombong


21

b. Memahami (Comprehension)
Pengetahuan definisikan sebagai kemampuan untuk
menjelaskan sesuatu dengan benar. Seseorang dapat memberikan
penjelasan, kesimpulan dan menjelaskan pengetahuan itu.
c. Aplikasi (Application)
Pengetahuan yang dimiliki dapat diaplikasikan atau diterapkan
pada situs kehidupan nyata. Analisis (Analysis) adalah penjabaran
dari materi ke dalam komponen-komponen yang saling berkaitan.
Analisis dapat digunakan untuk menggambarkan, mengisolasi,
mengklasifikasikan, dan membangdingkan sesuatu.
d. Sintesis (Synthesis)
Keterampilan seseorang dalam menghubungkan berbagai
elemen pengetahuan yang ada membentuk model baru yang lebih
komprehensif. Kemampuan yang dimaksud di sini adalah
menyusun, merencanakan, mengklasifikasikan,mendeskripsikan,
dan menciptakan sesuatu.
e. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan terhadap penilaian terhadap suatu materi atau
objek

2.4 Sikap
2.4.1 Pengertian Sikap
Sikap merupakan suatu aktivitas atau Tindakan, Sikap yaitu untuk
bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap objek. Sikap dapat dibagi dalam beberapa
tingkatan, sebagai berikut:
a. Menerima (receiving) Memperhatikan stimulus yang diberikan
(objek).
b. Merespon (responding) Yaitu dapat berupa mengerjakan serta
menyelesaikan tugas yang diperoleh.

Universitas Muhammadiyah Gombong


22

c. Menghargai (valuating) Dapat berupa mengajak orang lain untuk


mengerjakan maupun mendiskusikan suatu masalah.
d. Bertanggung jawab (responsible) Terhadap apapun yang dimulai.
2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
1. Pengalaman Pribadi
Sesuatu yang sedang ataupun telah dialami seseorang akan
mempengaruhi serta membentuk penghayatan kita pada stimulus
sosial.
2. Pengaruh orang lain yang dirasa penting
Cenderung memiliki sikap searah dengan sikap yang dimiliki
orang lain yang kita anggap penting. Untuk menghindari konflik
dari orang yang dianggap penting serta dimotivasi oleh keinginan
untuk berafilasi.
3. Pengaruh Kebudayaan
Dimana kita dibesarkan serta kebudayaan memiliki pengaruh
besar pada terbentuknya sikap.
4. Media Masa
Media masa merupakan sarana komunikasi, berbagai bentuk
media massa memiliki pengaruh besar dalam kepercayaan orang
lain serta pembentukan opini.
5. Lembaga Pendidikan
Lembaga Pendidikan serta lembaga agama sebagai sistem
yang berpengaruh dalam pembentukan sikap.
6. Faktor Emosional
Merupakan bentuk sikap yang didasari emosi berfungsi untuk
semacam penglihatan bentuk mekanisme ego maupun penyaluran
frustasi (Sanifah, 2018).

Universitas Muhammadiyah Gombong


23

2.5 Siswa
2.5.1 Pengertian siswa

Siswa sebagai peserta didik adalah salah satu input yang


menentukan keberhasilan proses pendidikan. Tanpa siswa, tidak akan
terjadi proses pengajaran. Alasannya adalah siswa yang perlu diajar,
bukan guru, dan guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan siswa
(Hasbullah, 2010). Disisi lain (Danim, 2010) menjelaskan bahwa
siswa juga didefinisikan sebagai orang yang belum dewasa dan
memiliki banyak potensi dasar untuk dikembangkan. Potensi yang
dimaksud secara umum mencakup tiga kategori, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor.
(Danim, 2010) menambahkan bahwa ada beberapa hal
mendasar tentang hakikat siswa, yaitu:
1. Siswa adalah orang yang memiliki potensi dasar kognitif atau
intelektual, afektif, dan psikomotorik yang berbeda-beda.
2. Siswa adalah orang yang memiliki diferensiasi periodesasi
perkembangan dan pertumbuhan yang berbeda, meskipun
memiliki pola yang relatif sama.
3. Siswa memiliki imajinasi, persepsi, dan dunianya sendiri, bukan
hanya miniatur orang dewasa.
4. Siswa adalah manusia manusia, dan meskipun banyak kesamaan
dalam beberapa hal, mereka memiliki kebutuhan berbeda yang
harus dipenuhi, baik secara fisik maupun mental.
5. Menurut wawasan pendidikan sepanjang hayat, pembelajar adalah
seseorang yang bertanggung jawab atas proses belajar pribadi dan
menjadi pembelajar sejati.
6. Siswa beradaptasi dalam kelompok sambil mengembangkan
dimensi kepribadiannya sebagai manusia yang unik.
7. Siswa membutuhkan bimbingan dan pengembangan individu dan
kelompok dan mengharapkan perlakuan yang manusiawi dari
orang dewasa, termasuk guru mereka.

Universitas Muhammadiyah Gombong


24

8. Siswa berwawasan ke depan dan proaktif dalam menghadapi


keadaan.
9. Siswa sebenarnya baik-baik saja, lingkungan adalah yang utama,
membuatnya lebih baik atau lebih buruk.
10. Pembelajar adalah makhluk Tuhan dengan segala kelebihannya,
tetapi tidak mampu atau terpaksa melakukan hal-hal di luar
kemampuannya.
Menurut (Hidayat, 2016) pengertian para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa siswa adalah manusia yang memiliki sifat dasar
(potensi) baik jasmani maupun rohani yang perlu dikembangkan, dan
pengembangan potensi tersebut memang memerlukan pendidikan dari
Pendidik.
Menurut (Danim, 2010), karakteristik seorang siswa adalah
kemampuan dan perilaku yang ada dalam karakter mereka sebagai hasil
interaksi dari sifat mereka dan lingkungan sosial, sehingga menentukan
pola aktivitasnya dalam mewujudkan harapan dan mencapai tujuan
mereka. Oleh karena itu, upaya memahami perkembangan siswa harus
dikaitkan atau disesuaikan dengan karakteristik siswa itu sendiri.
Dilihat dari karakteristik siswa, secara garis besar ada empat aspek, yaitu:
1. Kemampuan dasar, seperti kemampuan kognitif atau intelektual,
afektif, dan psikomotor.
2. Latar belakang budaya setempat, status sosial, status ekonomi,
kepercayaan agama, dan lain-lain.
3. Perbedaan kepribadian seprti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.
4. Cita-cita, pandangan ke depan, keyakinan diri, daya tahan, dan lain-
lain.

Universitas Muhammadiyah Gombong


25

2.6 Kerangka Teori

NAPZA

Jenis-Jenis NAPZA

Penyebab Penyalahgunaan
NAPZA

Lingkungan Individu Zat itu sendiri

Pengetahuan

Sikap

Gambar 2. 1 Kerangka Teori Penelitian

Universitas Muhammadiyah Gombong


26

2.7 Kerangka Konsep


Kerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari dua variable, yaitu :

Karakteristik Responden

 Umur
 Jenis Kelamin
 Tempat Tinggal

Cukup/Kurang

Pengetahuan dan Sikap

Positif /Negatif

Lingkungan:

 Teman pemakai NAPZA


 Teman pengedar
NAPZA
 Teman sebaya

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep

Universitas Muhammadiyah Gombong


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mengembangkan
tujuan penelitian yang diharapkan dan bertindak sebagai pedoman penelitian
atau panutan selama proses penelitian (Nursalam, 2020). Penelitian ini
menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah suatu
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau
deskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi
sekarang. Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang
diangkakan.
Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh tingkat pengetahuan dan
sikap siswa terhadap NAPZA di SMA Negeri 1 Ayah dan SMK Ma’arif 6
Ayah.

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Alini, 2021). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA
N 1 Ayah dan SMK MA’ARIF 6 Ayah Kecamatan Ayah, Kabupaten
Kebumen
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Alini, 2021). Apabila populasi besar
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, karena mempunyai keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
yang mewakili.

41 Universitas Muhammadiyah Gombong


42

Perhitungan sampel menggunakan rumus slovin, sebagai berikut :


N
Rumus : n= 2
1+ N ( exe )
487
n= 2
1+ 487 ( 0 , 1 )
n=83Sampel (SMA)
N
Rumus : n= 2
1+ N ( exe )
884
n= 2
1+884 ( 0 , 1 )
n=90 Sampel (SMK)
Keterangan:
n = Sampel yang ditentukan
N= Jumlah populasi di daerah penelitian (jumlah Usia Dewasa)
e = Taraf kesalahan (error) sebesar 0,10 (10%)
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :
a) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah adalah karakteristik umum subjek
penelitian dari suatu popolasi terget yang terjangkau dan akan diteliti .
Kriteria inklusi pada penelitian ini ada 2 yaitu untuk SMA dan SMK
antara lain:
1. Kriteria Inklusi SMA
1) Siswa SMA Negeri 1 Ayah
2) Siswa berumur 16-17 Tahun
3) Bisa membaca dan menulis
4) Siswa yang bersedia mengisi kuisioner dengan lengkap
dibuktikan dengan informed consen
2. Kriteria Inklusi SMK
1) Siswa SMK MA’ARIF 6 Ayah
2) Siswa berumur 16-17 tahun
3) Bisa membaca dan menulis

Universitas Muhammadiyah Gombong


43

4) Siswa yang bersedia mengisi kuisioner dengan lengkap


dibuktikan dengan informed consen
a) Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi yaitu kriteria di luar kriteria inklusi . Kriteria
eksklusi adalah kriteria yang apabila dijumpai menyebabkan objek
tidak dapat digunakan dalam penelitian. Kriteria eksklusi pada
penelitian ini ada 2 yaitu SMP dan SMA antaralain:
1. Kriteria Eksklusi SMA
1) Siswa SMA Negeri 1 Ayah yang tidak bersedia mengisi
kuisioner
2) Siswa yang mengisi kuisioner tidak lengkap
3) Siswa berumur kurang dari 16 tahun
4) Siswa yang tidak bersekolah di SMA Negeri 1 Ayah
2. Kriteria Eksklusi SMK
1) Siswa SMK MA’ARIF 6 Ayah yang tidak bersedia mengisi
kuisioner
2) Siswa yang mengisi kuisioner tidak lengkap
3) Siswa berumur kurang dari 16 tahun
4) Siswa yang tidak bersekolah di SMK MA’ARIF 6 Ayah

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di sekolahan SMA Negeri 1 Ayah dan SMK
MA’ARIF 6 Ayah Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2023.

3.4 Variabel Penelitian


Variable yang digunakan sebagai parameter dalam penelitian ini meliputi:
1. Variable Bebas pada penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, tingkat
Pendidikan dan kelas.

Universitas Muhammadiyah Gombong


44

2. Variable Terikat pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap
terhadap NAPZA.

3.5 Definisi Operasional


Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Skala
Variabel Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Tingkat Pengetahuan Kuisioner Pengetahuan baik Ordinal
pengetahuan mengenai bila skor 76%-100%
Informasi Pengetahuan cukup
NAPZA oleh bila skor 56%- 75%
siswa SMA Pengetahuan kurang
Negeri 1 Ayah bila skor
dan SMK
MA’ARIF 6
Ayah
Sikap Sikap siswa Kuisioner - Sangat setuju +2 Ordinal
terhadap - Setuju +1
NAPZA - Ragu-ragu 0 -
Tidak setuju -1 -
Sangat tidak setuju -
2
Umur Umur Kuisioner 16-17 Ordinal
indidvidu yang
terhitung mulai
dari saat
dilakukan
penelitian
Jenis Kelamin Perbedaan Kuisioner 1. Laki-laki Nominal
fisik, sifat dan 2. Perempuan

Universitas Muhammadiyah Gombong


45

Definisi Skala
Variabel Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
fungsi biologi
Tingkat Jenjang Kuisioner 1. SD Ordinal
Pendidikan
Pendidikan 2. SMP
terakhir yang
ditempuh oleh
responden

3.6 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner.

3.7 Validitas dan Reabilitas Instrumen


3.7.1 Uji Validitas
Berdasarkan Sugiyono (2014:24) validitas menggambarkan derajat
ketepatan antara data yang dikumpulkan oleh peneliti dengan data
yang terjadi pada obyek. Uji validitas dilakukan terhadap data yang
diperoleh dari kuesioner, pengukuran yang diperoleh menggunakan
SPSS serta korelasi antar item dengan skor total dalam satu variabel,
dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment.
3.7.2 Uji Reabilitas
Reabilitas adalah indeks yang dapat dipercaya maupun
diandalkan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur. Bila
dilakukan dua kali maupun lebih terhadap gejala yang sama serta
menggunakan alat ukur yang sama serta, hal ini bisa menunjukkan
hasil pengukuran ini tetap konsisten. Jika dilakukan pengukuran
berkali-kali mandapatkan hasil yang sama bisa dikatakan reliabel
(Widi, 2011).
3.7.3 Kuisioner
Kuesioner adalah pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
diberikan kepada responden. Jawaban responden kemudian di rekam
maupun dicatat. Metode pengumpulan data bagaimana variabel yang

Universitas Muhammadiyah Gombong


46

menyatakan informasi yang dibutuhkan tersebut diukur serta secara


efisien apabila peneliti memahami pasti informasi maupun data yang
dibutuhkan. Untuk mengurangi kesalahan interpretasi respondendalam
pengisian kuisioner peneliti harus menyiapkan pertanyaan yang harus
mudah dimengerti serta jelas (Widi, 2011).

3.8 Etika Penelitian


Dalam penelitian ini Adapun aspek etik yang diperhatikan ialah sebagai
berikut:
3.8.1 Prinsip otonomi (Autonomy)
Penelitian ini menjelaskan kepada responden tentang maksud dan
tujuan penelitian, serta permohonan ijin kepada responden dan
menjelaskan tentang pengisian kuisioner.
3.8.2 Prinsip tidak merugikan (non malefficience)
Penelitian ini memakai instrumen kertas kuisioner dan bersifat
intervensi. Sehingga tidak berdampak berbahaya baik secara langsung
maupun tidak langsung selama sedang dilakukannya suatu penelitian.
3.8.3 Prinsip keadilan (justice)
Disaat penelitian sedang berlangsung semua responden di perlakukan
secara adil tidak membeda-bedakan responden.
3.8.4 Prinsip kerahasiaan (confidentiality)
Menyangkut dengan identitas responden, jawaban dari responden serta
informasi ini bersifat privasi peneliti harus menjamin kerahasiaannya.
3.8.5 Prinsip manfaat (beneficience)
Penelitian ini tidak merugikan untuk responden sehingga responden
merasa aman saat dilakukan penelitian karena penelitian harus sesuai
dengan prosedur suatu penelitian.

3.9 Teknik Pengumpulan Data


3.9.1 Tahap Persiapan

Universitas Muhammadiyah Gombong


47

Tahap persiapan dimulai dari survey lokasi penelitian


kemudian meminta surat izin persetujuan dari Universitas
Muhammadiyah Gombong untuk melakukan studi pendahuluan dan
penelitian ke tempat yang dituju. Surat diberikan kepada kepala
sekolah SMA N 1 Ayah dan SMK Ma’arif 6 Ayah dan akan
mendapat surat balasan dari sekolah. Penelitian ini mendapatkan
jumlah populasi yaitu siswa 487 siswa untuk SMA N 1 Ayah dan
SMK Ma’arif 6 Ayah berjumlah 848 siswa . Setelah jumlah populasi
dihitung menggunakan rumus solvin didapatkan jumlah sampel yaitu
89 responden untuk SMA N 1 Ayah dan 90 responden untuk SMK
Ma’arif 6 Ayah .
3.9.2 Pembuatan Proposal
Pembuatan proposal merancangkan penelitian yang akan
dilakukan berdasarkan kenyataan ditempat penelitian.
3.9.3 Teknik Pengambilan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner
dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden untuk
dijawab.
1. Penelitian ini menggunakan kuisioner dari penelitian yang
berisi 15 soal pengetahuan dan 10 soal .
3.9.4 Teknik Pengambilan Kesimpulan
Setelah responden mengisi semua isi kuisioner,
dikumpulkan kepada peneliti untuk ditarik kesimpulan mengenai
tingkat pengetahuan dan sikap terhadap NAPZA dilihat
berdasarkan skor yang didapat.

3.10 Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
bantuan SPSS For Windows 16.0. Sebelum digunakan analisis data,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas yang dilakukan

Universitas Muhammadiyah Gombong


48

menggunakan teknik analisis statistic Kolomogrov-smirnov. Apabila hasil


analisis data menunjukan p > (0,5) maka data terditribusi normal.
sedangkan Apabila p<(0,05) Maka data tidak terdistribusi normal sifat data
yang dianalisis berbentuk sebaran normal maka teknik analisis yang
digunakan adalah dengan analisis statik parametrik (parametik t-test),
sedangkan apabila data yang diolah tidak merupakan sebaran normal maka
teknik analisis yang digunakan adalah statistik non parametric. Statistik
non parametri fokus hanya pada beberapa karakteristik dibandingkan
parameter populasi. Data yang digunakan memiliki skala yang tidak
memadahi untuk diuji secara parametrik dan Asumsi penting data untuk
diuji secara parametrik tidak terpenuhi menggunakan analisis Wilcoson
Mann Whitney.
Analisis statistik yang digunakan untuk melihat perbedaan antara hasil
pretest dan posttest menggunakan uji t berpasangan (paired an t-test)
apabila p<(0,05) maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif
diterima.
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini merupakan Analisis
univariat serta analisis bivariat, sebagai berikut:
3.10.1 Analisis Univariat
Bertujuan untuk menjelaskan / mendeskripsikan karakteristik
pengetahuan, dan sikap. (Priantoro, 2018).
3.10.2 Analisis Bivariat
Untuk melihat hubungan antara pengetahuan dan sikap
menggunakan uji spearman. Nilai sig > 0,0l maka H0 ditrima dan sig
<0,01 maka H0 ditolak. (Priantoro, 2018). Nilai korelasi koefisien (r)
dapat dinyatakan sebagai berikut : (Astuti et al.,2020)
r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1,
yaitu hubungan sangat kuat dan positif).
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -
1, yaitu hubungan sangat kuat dan negatif).
r = 0, hubungan X dan Y lemah se

Universitas Muhammadiyah Gombong


49

kali atau tidak ada hubungan.

Universitas Muhammadiyah Gombong


DAFTAR PUSTAKA

Asrori, A. dan. (2019). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta didik (B. Askara
(ed.)).

Astuti, L., Riyanta, A. B., Maulida, I., Generik, O., & Mefenamat, A. (2020).
Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Obat Generik Paracetamol
an Asam Mefenamat Di Puskesmas Banjarharjo Kecamatan Banjarharjo.

Danim, S. (2010). Perkembangan Peserta Didik. Alfabeta.

Eduan, W. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Alat Pelindung


Telinga Dengan Penggunaannya Pada Pekerja Di PT. X. Studies in Higher
Education.

Hasbullah. (2010). Otonomi Pendidikan. PT Rajawali Pers.

Hidayat, R. (2016). Ilmu Pendidikan Islam “Menuntun Arah Pendidikan Islam


Indonesia.” LPPPI.

Hurlock. (2020). Psikologi Perkembangan. Erlangga.

Indahningrum, R. putri, Naranjo, J., Hernández, Naranjo, J., Peccato, L. O. D. E.


L., & Hernández. (2020). Pengukuran Tingkat Pengetahuan dan Persepsi
Tentang Harga dan Kualitas Obat Generik pada Mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Magelang. Applied Microbiology and Biotechnology,
2507(1), 1–9.
https://doi.org/10.1016/j.solener.2019.02.027%0Ahttps://www.golder.com/
insights/block-caving-a-viable-alternative/%0A???

Kemenkes. (2019). Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 20


tahun 2019 tentang penyelenggaraan pelayanan.

Maesaroh, M., Kartikawati, E., & Anugrah, D. (2019). Perspektif Remaja Tentang
Kesehatan Reproduksi Sebagai Upaya Pencegahan Penyimpangan Perilaku
Seksual Di Kabupaten Bekasi. Florea : Jurnal Biologi Dan
Pembelajarannya, 6(1), 36. https://doi.org/10.25273/florea.v6i1.4368

Memenuhi, U., Syarat, S. S., Gelar, M., Keperawatan, S., & Aisyah, O. (2018).
Hubungan Pengatuan Dan Sikapterhadap Risiko Penyalahgunaan Napza
Pada Remaja Di Kelurahan Kelayan Timur Banjarmasin Skripsi.

50 Universitas Muhammadiyah Gombong


51

Notoatmodjo. (n.d.). GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN


TINDAKAN TERHADAP PENYAKIT HIPERTENSI PADA PASIEN
RAWAT JALAN DI PUSKESMAS MEDAN AREA SELATAN. 2014.

Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.

Nursalam. (2020). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.

Priantoro, H. (2018). Hubungan Beban Kerja Dan Lingkungan Kerja Dengan


Kejadian Burnout Perawat Dalam Menangani Pasien Bpjs. Jurnal Ilmiah
Kesehatan.

Prisma. (2018). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang NAPZA di


SMK Negeri 1 Makassar.

Putri, A. dwi. (2017). Fakultas kedokteran universitas hasanuddin 2017.


Nusantara Medical Science Journal.

Razak. (2028). isiko Penyalahgunaan NAPZA pada Remaja Ditinjau dari Jenis
Kelamin, Status Tinggal dan Status Orang tua. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Sanifah, L. J. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Keluarga


Tentang Perawatan Activities Daily Living (ADL) Pada Lansia.

T, A. (2021). Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Hamil Tentang


Pemanfaatan Buku KIA.

Widi, R. E. (2011). Uji Validitas dan Reliabilitas dalam Penelitian Epidemiologi


Kedokteran Gigi.

Universitas Muhammadiyah Gombong

Anda mungkin juga menyukai