Anda di halaman 1dari 41

A.

Judul
Bahan Ajar Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi dan
Implementasinya pada Siswa SMP Kelas VII

B. Latar Belakang Masalah Penelitian


Saat ini materi pembelajaran bahasa Indonesia pada Kurikulum
2013 berbasis pada pembelajaran teks. Setiap teks memiliki karakteristik
tersendiri untuk mengekspresikan gagasannya. Mahsun (Rozak & Rasyad,
2016: 47) mengemukakan “ Teks itu adalah ungkapan pikiran manusia
yang lengkap yang di dalamnya ada situasi konteksnya.” Pada hakikatnya
manusia dalam kehidupan sehari-harinya selalu berdampingan dengan
kata-kata dan apabila kata-kata tersebut dirangkai untuk mengekspresikan
gagasannya, sebenarnya telah menciptakan teks.
Kurikulum 2013 Revisi untuk mata pelajaran bahasa Indonesia
menggunakan teks sebagai sarana pembelajaran. Anderson (Priyatni, 2015:
66) menjelaskan bahwa teks dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu
genre sastra dan genre faktual. Genre faktual menghadirkan informasi atau
gagasan dan bertujuan untuk menggambarkan, menceritakan, atau
meyakinkan pembaca/penyimak. Salah satu jenis teks genre faktual ialah
teks deskripsi.
Deskripsi berasal dari kata “descrebe” yang berarti menulis
tentang, atau membeberkan hal. Priyatni (2014: 72) berpendapat bahwa
teks yang memaparkan suatu objek/hal/keadaan sehingga pembaca seolah-
olah mendengar, melihat atau merasakan hal yang dipaparkan. Senada
dengan hal itu, Mariskan (Dalman, 2016: 93) mengemukakan bahwa
deskripsi atau lukisan adalah karangan yang melukiskan kesan atau panca
indera semata dengan teliti dan sehidup-hidupnya agar pembaca atau
pendengar dapat melihat, mendengar, merasakan, menghayati seperti yang
dilihat, didengar dan dirasakan penulis. Berdasarkan beberapa pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi merupakan karangan
yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu

1
2

dengan kata-kata secara jelas dan terperinci sehingga seolah-olah pembaca


ikut merasakan atau mengalami yang dideskripsikan oleh penulisnya.

Di dalam silabus Kurikulum 2013 Revisi materi teks deskripsi


tingkat SMP/MTs terdapat pada kompetensi dasar 3.1 yaitu
mengidentifikasi informasi teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat
wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang
didengar dan dibaca. Kompetensi dasar 3.1 berpasangan dengan
kompetensi dasar 4.1 yaitu menentukan isi teks deskripsi objek (tempat
wisata, tempat bersejarah, suasana pentas seni daerah, dll) yang didengar
dan dibaca.
Materi teks deskripsi juga terdapat pada kompetensi dasar 3.2 yaitu
menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks deskripsi tentang objek
(sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni
daerah) yang didengar dan dibaca. Ada beberapa indikator yang harus
dicapai dalam kompetensi dasar tersebut diantaranya 3.2.1. Siswa mampu
merinci bagian-bagian struktur teks deskripsi. 3.2.2. Siswa mampu
menentukan bagian identifikasi dan deskripsi bagian pada teks deskripsi
yang disajikan. 3.2.3 Siswa mampu menentukan variasi pola
pengembangan teks deskripsi. 3.2.4. Siswa mampu menelaah bagian
struktur yang sesuai untuk melengkapi teks deskripsi yang dirumpangkan.
3.2.5. Siswa mampu menentukan dan memperbaiki kesalahan penggunaan
kata, kalimat, ejaan dan tanda baca.
Kompetensi dasar 3.2 berpasangan dengan kompetensi dasar 4.2 yaitu
menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi tentang
objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas
seni daerah) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur,
kebahasaan baik secara lisan dan tulisan. Ada beberapa indikator yang
harus dicapai dari kompetensi dasar tersebut diantaranya 4.2.1.
Merencanakan penulisan teks deskripsi. 4.2.2. Menulis teks deskripsi
dengan memerhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur, dan kaidah
3

penggunaan kata kalimat/tanda baca/ejaan. 4.2.3. Menyajikan teks


deskripsi secara lisan dan tulisan.
Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa
membutuhkan sarana penunjang untuk mempelajari materi yang sudah
dicantumkan dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Sarana penunjang dalam pembelajaran salah satunya adalah bahan
ajar. Majid (2008: 174) menjelaskan, “Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.” Sedangkan menurut
Prastowo (2014: 138), “Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang
disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak, sehingga tercipta
lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.”
Dari penjelasan tersebut, bahan ajar memiliki kedudukan yang sangat
penting dalam pembelajaran baik oleh guru maupun siswa.
Setelah peneliti menyebarkan angket ke tiga sekolah yaitu SMP N 1
Sumber, SMP N 2 Sumber, dan SMP N 1 Dukupuntang memperoleh hasil
bahwa 83,3% siswa menganggap teks deskripsi sangat penting untuk
dipelajari. 83,3% siswa berpendapat bahwa teks deskripsi bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari. 91,6% siswa mengaku bahwa dengan adanya
bahan ajar dapat membantu proses pembelajaran. 69% siswa menyatakan
bahwa materi teks deskripsi dalam buku ajar yang disediakan oleh sekolah
cukup jelas dan sistematis. 80% siswa mengaku bahwa buku ajar yang
disediakan oleh sekolah menarik untuk dibaca dan dipelajari. 78.3% siswa
mengaku bahwa bahasa dalam materi teks deskripsi yang ada di buku ajar
mudah dipahami. 80% siswa mengaku bahwa dengan adanya foto dan
ilustrasi yang ada di buku ajar dapat membantu dalam penguasaan materi.
86% siswa menyadari bahwa dengan adanya evaluasi dan penilaian yang
ada di buku ajar dapat membantu untuk mengukur kemampuan. 82,5%
siswa merasa tertarik belajar dengan menggunakan buku ajar
Kemendikbud. 90% siswa berpendapat perlu adanya buku ajar atau buku
4

teks yang lain sebagai penunjang bahan pembelajaran di sekolah untuk


meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan guru
bahasa Indonesia kelas VII di tiga sekolah yaitu SMP N 1 Sumber, SMP N
2 Sumber, dan SMP N 1 Dukupuntang memperoleh informasi bahwa
materi teks deskripsi sangat penting untuk diajarkan terutama kepada
siswa SMP kelas VII. Ketika mengajarkan materi teks deskripsi beberapa
siswa masih ragu-ragu dalam menyampaikan pendapat dan menuangkan
ide atau gagasannya sehingga guru selalu memotivasi dan memberi
pendekatan khusus. Dari ketiga sekolah tersebut, bahan ajar yang dipakai
dalam pembelajaran teks deskripsi yaitu buku paket dari pemerintah sesuai
dengan Kurikulum 2013 Revisi. Guru berpendapat bahwa buku paket dari
pemerintah sangat membantu dalam pembelajaran dan dapat mengukur
kemampuan siswa baik pengetahuan maupun keterampilan serta dapat
meningkatkan hasil belajar siswa karena materi yang ada di buku tersebut
sudah jelas dan sistematis, contoh teks deskripsi sudah kontekstual, serta
bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami oleh siswa. Guru merasa
belum cukup apabila pembelajaran teks deskripsi hanya menggunakan
bahan ajar dari satu sumber saja, untuk itu guru mengharapkan perlu
adanya bahan ajar yang lainnya sebagai penunjang pembelajaran baik
untuk guru maupun siswa.
Ni Kdk Devi Wiryanti, Nengah Suandi, Ni Md Rai Wisudiariani
dalam jurnal berjudul Pengembangan Materi Ajar Teks Deskripsi
Berbasis Budaya Lokal Guna mendukung Pembelajaran Memahami Teks
Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Singaraja mengemukakan hasil
penulisannya mengenai rancangan materi ajar yang dikembangkan dapat
memfasilitasi peserta didik untuk belajar materi teks tanggapan deskriptif
secara kontekstual. Materi ajar yang dikembangkan terdiri dari sampul,
daftar isi, petunjuk penggunaan buku, dan kumpulan teks tanggapan
deskriptif.
5

Titin Nurhayatin dalam jurnalnya yang berjudul Model


Pengembangan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia Secara Kreatif
dan Inovatif Berbasis Kearifan Lokal memaparkan bahwa bahan ajar yang
disusun harus memenuhi standar materi yang meliputi jenis materi, ruang
lingkup, keluasan, kedalaman, urutan penyajian, dan perlakuan (treatment)
yang harus dikuasai siswa. Secara garis besar, bahan ajar atau materi
pembelajaran berisikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai
yang harus dipelajari siswa. Bahan ajar yang dikembangkan secara kreatif
dan inovatif diharapkan akan membantu siswa dengan mudah memahami
dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mudopar dan Hesti Muliawati dalam jurnalnya yang berjudul
Desain Bahan Ajar Teks Eksposisi Berorientasi Kearifan Lokal Dengan
Pendekatan Kontekstual Untuk Siswa SMA Kelas X memaparkan bahwa
dalam penyusunan bahan ajar harus didasarkan pada analisis kebutuhan
siswa dan analisis kebutuhan guru. Hasil analisis kebutuhan siswa dan
guru tersebut yang kemudian dijadikan sebagai bahan acuan untuk
menyusun bahan ajar. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
bahan ajar yakni aspek penyajian materi, isi/materi, keterbacaan, aspek
grafika.
Peneliti menyadari bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh guru adalah kompetensi profesional yaitu selain harus menguasai
materi juga dituntut untuk mampu mengembangkan materi pembelajaran
secara kreatif dan inovatif. Salah satu cara untuk mewujudkan hal itu
adalah dengan menyusun bahan ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik dan kurikulum yang berlaku. Selain buku utama yang
memang sudah disediakan pemerintah untuk proses pembelajaran, buku
tersebut bukan berarti menjadi pegangan utama bagi guru maupun peserta
didik. Bahan ajar memiliki berbagai macam jenisnya salah satu jenis bahan
ajar cetak yaitu subbab pada buku teks. Buku teks merupakan salah satu
bahan ajar yang berisi ilmu pengetahuan yang dapat dipakai dalam proses
belajar mengajar yang disesuaikan dengan kurikulum.
6

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti kemukakan, penulis


akan melakukan penelitian tentang Bahan Ajar Struktur dan Kaidah
Kebahasaan Teks Deskripsi dan Implementasinya pada siswa SMP Kelas
VII. Diharapkan penelitian ini dapat membantu siswa dalam memahami
teks deskripsi dan memudahkan guru sebagai fasilitator dan motivator di
kelas.

C. Identifikasi dan Pembatasan Masalah


1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan masalah yang telah diuraikan di atas,
peneliti mengidentifikasi beberapa masalah diantaranya:
a. Belum adanya penyajian materi secara jelas dan sistematis
mengenai materi struktur dan kaidah kebahasaan teks deskripsi.
b. Belum adanya bahan ajar struktur dan kaidah kebahasaan teks
deskripsi selain dari Kemendikbud untuk membantu
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.
c. Belum adanya kesesuaian antara isi dari buku teks dengan
silabus.

2. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu peneliti hanya
membuat bahan ajar teks deskripsi yang terdapat pada kompetensi
dasar 3.2 yaitu menelaah struktur dan kebahasaan teks deskripsi
beserta kompetensi dasar 4.2 yaitu menyajikan teks deskripsi dengan
memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan. Pengembangan bahan
ajar yaitu berupa subbab pada buku teks yang dapat mempermudah
siswa dalam mempelajari teks deskripsi.

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses menyusun bahan ajar buku teks deskripsi untuk
siswa SMP kelas VII?
2. Bagaimana bahan ajar buku teks deskripsi untuk siswa SMP kelas VII?
3. Bagaimana respons guru bahasa Indonesia terhadap bahan ajar buku
teks deskripsi untuk siswa SMP kelas VII?
7

4. Bagaimana respons siswa terhadap bahan ajar buku teks deskripsi


untuk siswa SMP kelas VII?

E. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan proses penyusunan bahan ajar buku teks deskripsi
untuk siswa SMP kelas VII.
2. Mendeskripsikan bahan ajar buku teks deskripsi untuk siswa SMP
kelas VII.
3. Mendeskripsikan respons guru bahasa Indonesia terhadap bahan ajar
buku teks deskripsi untuk siswa SMP kelas VII.
4. Mendeskripsikan respons siswa terhadap bahan ajar buku teks
deskripsi untuk siswa SMP kelas VII.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini memiliki manfaat berupa manfaat
teoretis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai pengembangan
ilmu pengetahuan dan khasanah dalam pembelajaran struktur dan
kaidah kebahasaan teks deskripsi serta menyajikan teks deskripsi.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat pada
penelitian di bidang ilmu pendidikan di Indonesia.

2. Manfaat Praktis
a. Guru
Hasil penelitian ini menawarkan kepada guru mengenai
bahan ajar tambahan yaitu subbab buku teks untuk dapat
diterapkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
khususnya pembelajaran teks deskripsi pada siswa SMP kelas VII.
Selain itu juga diharapkan dapat memberikan solusi dalam
kesulitan mengenai bahan ajar teks deskripsi sesuai tuntutan
kurikulum dan kebutuhan siswa.

b. Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa
terutama dalam mempelajari struktur dan kaidah kebahasaan teks
8

deskripsi serta menyajikan teks deskripsi diharapkan dapat


membantu menumbuhkan antusias siswa yang tinggi dalam
pembelajaran.

c. Penulis
Bagi penulis, penelitian yang dilakukan ini diharapkan
dapat memberikan pengalaman menyusun subbab buku teks
sesuai kebutuhan siswa dan tuntutan kurikulum sehingga bisa
menjadi guru bahasa Indonesia yang mencerdaskan anak
didiknya.

G. Kajian Teoretis
1. Teks Deskripsi
1.1. Pengertian Teks Deskripsi
Teks deskripsi merupakan teks yang menggambarkan
sesuatu hal sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Priyatni
(2014: 72) berpendapat bahwa teks yang memaparkan suatu
objek/hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah mendengar,
melihat atau merasakan hal yang dipaparkan dikategorikan sebagai
teks deskripsi. Teks deskripsi bertujuan menjelaskan pengalaman
yang berhubungan dengan hasil pengamatan pancaindera, seperti
bentuknya, suaranya, rasanya, kelakuannya, atau gerak-geriknya.

Senada dengan pendapat di atas, Rahardi (2009: 166)


mengungkapkan paragraf deskriptif disebut juga paragraf lukisan,
yakni melukiskan atau menggambarkan apa saja yang dilihat di
depan mata penulisnya. Pelukisan untuk paragraf deskriptif ini
berkaitan dengan segala sesuatu yang ditangkap atau diserap oleh
pancaindera.
9

Hal di atas diperkuat oleh pendapat Mahsun (2014: 28)


teks deskripsi memiliki tujuan sosial untuk menggambarkan
sesuatu objek/benda secara individual berdasarkan ciri fisiknya.
Gambaran yang dipaparkan dalam teks ini haruslah yang spesifik
menjadi ciri keberadaan objek yang digambarkan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
teks deskripsi merupakan teks yang menggambarkan sesuatu objek
atau benda sesuai yang dilihat dan dirasakan oleh pancaindera
penulisnya.

1.2. Struktur Teks Deskripsi

Setiap jenis teks memiliki struktur isi, ciri kebahasaan, dan tujuan
sosial yang berbeda. Sebagai sebuah teks, teks deskripsi memiliki
kekhasan dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya. Menurut Priyatni
(2014: 72) struktur isi teks deskripsi sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan teks pada umumnya, yaitu memuat judul, pembuka, isi/inti,
dan penutup. Hal yang membedakan antara teks satu dengan yang
lainnya adalah aspek-aspek yang dipaparkan pada bagian pembuka, isi
dan penutup.
1. Judul
Judul teks deskripsi biasanya singkat, padat, langsung merujuk
objek yang hendak dideskripsikan.
2. Kalimat topik
Setiap paragraf dalam teks deskripsi diawali dengan kalimat
topik berupa pernyataan umum yang mampu menarik minat
pembaca untuk membaca deskripsi lengkapnya.
3. Deskripsi
Deskripsi adalah rincian lebih lanjut dari topik. Deskripsi
menggambarkan hal/objek/keadaan secara spesifik, rinci, apa
adanya, seolah pembaca mendengar, melihat, atau merasakan
hal yang dipaparkan tersebut.
10

Hal berbeda mengenai struktur teks deskripsi yang dijelaskan


Mahsun (2014: 29) “Struktur berpikir yang menjadi muatan teks
deskripsi adalah pernyataan umum, uraian bagian-bagian”. Secara jelas
dikatakan bahwa struktur teks deskripsi terdiri dari dua, yaitu :
pertama, pernyataan umum memaparkan hal-hal yang yang umum dari
suatu objek atau peristiwa. Kedua, uraian bagian-bagian memaparkan
hal-hal yang umum dari suatu objek atau peristiwa yang dipaparkan
tersebut.
Sementara menurut Sadikin, dkk. (2017: 26) struktur teks
deskripsi terdiri atas pemerincian yang menjelaskan secara rinci
tentang bagian-bagian dari objek secara khusus. Identifikasi bagian
berisi penjelasan tentang nama, lokasi dan deskripsi secara umum
tentang objek yang dibahas. Sedangkan penutup (simpulan) berisi
simpulan dari objek yang dideskripsikan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa struktur teks deskripsi terdiri dari:
a. Judul
Berisi topik yang akan dibahas
b. Identifikasi
Berisi nama objek yang dideskripsikan, lokasi, sejarah objek
yang dideskripsikan masih bersifat umum.
c. Deskripsi bagian
Berisi penggambaran objek yang lebih spesifik.

1.3. Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi

Kualitas sebuah teks tidak hanya ditentukan oleh isi dan struktur,
tetapi juga ditentukan oleh penggunaan kaidah kebahasaan. Priyatni
(2014: 73) mengungkapkan bahwa selain kekhasan dilihat dari struktur
isinya, setiap teks juga memiliki kekhasan dari ciri bahasa yang
digunakan. Teks deskripsi memiliki ciri bahasa berikut:
1. Menggunakan kata sifat untuk mendeskripsikan objek.
2. Menggunakan kata benda terkait dengan objek yang
dideskripsikan.
11

3. Menggunakan kata kerja aksi untuk mendeskripsikan


perilaku/kondisi objek.

Menurut Sadikin (2017: 26) aspek kebahasaan yang digunakan


dalam teks deskripsi, antara lain adalah kata umum, kata khusus, kata
sifat, kata benda, kalimat utama, kalimat penjelas, citraan, dan
penggunaan majas. Selain itu, menurut Wahono (2016: 15) ada lima
kaidah kebahasaan yang penting diperhatikan dalam sebuah teks, yaitu
ejaan, tanda baca, pilihan kata (diksi), tata kalimat, dan kepaduan
paragraf.

1.4. Menulis Teks Deskripsi


Menulis adalah aktivitas manusia dalam kehidupan berbahasa.
Menurut Setyaningrum (2013: 53) menulis merupakan salah satu
keterampilan dari empat keterampilan dalam berbahasa setelah
membaca, salah satu keterampilan menulis yaitu membuat karangan.
Karangan deskripsi bisa disusun dan dikembangkan berdasarkan
data, gagasan, dan kesan yang muncul berdasarkan objek yang diamati.
Data yang berhasil dikumpulkan kemudian diolah dan dikembangkan
lebih lanjut menjadi sebuah teks deskripsi. Agar teks deskripsi yang
disusun memiliki daya tarik bagi pembaca, kita perlu
mempertimbangkan penggunaan bahasa yang menarik, jelas dan
mudah dipahami sehingga mampu menimbulkan efek emosional
tertentu bagi pembaca.
Menurut Dalman (2014: 99) langkah-langkah menyusun teks
deskripsi, diantaranya: 1) menentukan objek atau tema yang akan
dideskripsikan; 2) menentukan tujuan; 3) mengumpulkan data dengan
mengamati objek yang akan dideskripsikan; 4) menyusun data tersebut
ke dalam urutan yang baik (sistematis) atau membuat kerangka
12

karangan; 5) menguraikan/menggambarkan kerangka karangan


menjadi karangan deskripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan.
Pendapat selanjutnya dikemukakan oleh Kosasih (Dalman, 2014:
100) menyarankan bahwa langkah-langkah menyusun karangan
deskripsi sebagai berikut: 1) menentukan topik, tema, dan tujuan
karangan; 2) merumuskan judul karangan; 3) menyusun kerangka
karangan; 4) mengumpulkan bahan/data; 5) mengembangkan kerangka
karangan; 6) membuat cara mengakhiri dan menyimpulkan tulisan; 7)
menyempurnakan karangan.

Senada dengan pendapat Dalman dan Kosasih, Wahono (2016: 28)


juga menjelaskan langkah-langkah penyusunan teks deskripsi
diantaranya: 1) menentukan atau memilih objek; 2) menetapkan tujuan
deskripsi; 3) mengumpulkan data; 4) membuat kerangka tulisan; 5)
mengembangkan kerangka tulisan; 6) menyunting teks deskripsi.
Berdasarkan uraian mengenai langkah-langkah menulis teks
deskripsi dari beberapa para ahli di atas, peneliti akan menggunakan
langkah-langkah menulis teks deskripsi dengan teorinya Dalman pada
buku Keterampilan Menulis. Hal tersebut karena langkah-langkah
yang dikemukakan oleh Dalman sudah lengkap dan tersusun secara
sistematis untuk dijadikan rujukan dalam menulis teks deskripsi
sehingga diharapkan dapat membantu dan memudahkan siswa.

2. Bahan Ajar
2.1. Pengertian Bahan Ajar
Guru dituntut untuk rajin dan kreatif mencari dan
mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, salah satunya adalah bahan ajar. Menurut Abidin
(2016: 263) bahan ajar dapat diartikan sebagai seperangkat fakta,
konsep, prinsip, prosedur, dan atau generalisasi yang dirancang
secara khusus untuk memudahkan pengajaran. Secara lebih sempit
bahan ajar juga biasanya disebut sebagai materi pembelajaran.
13

Materi pembelajaran dengan demikian dapat dikatakan sebagai


program yang disusun guru untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap positif terhadap pembelajaran yang
diturunkan dari kurikulum yang berlaku.

Berbeda halnya dengan yang diungkapkan Prastowo (2014:


138) menjelaskan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi
yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak,
sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan
peserta didik belajar.
Sejalan dengan itu, Majid (2011: 173) menjelaskan bahwa
bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun
bahan tidak tertulis.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, bahan ajar memiliki
kedudukan yang sangat penting di dalam pembelajaran. Karena
pada dasarnya bahan ajar segala bahan (baik itu informasi, alat,
maupun teks) yang disusun secara sistematis untuk digunakan oleh
guru maupun siswa dalam proses pembelajaran dengan tujuan
untuk mendorong keterlibatan siswa secara aktif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran.

2.2. Manfaat Bahan Ajar

Keberadaan bahan ajar memiliki sejumlah manfaat dalam


proses pembelajaran. Manfaat pembuatan bahan ajar dibedakan
menjadi dua macam, yaitu manfaat bagi guru dan siswa. Manfaat
bahan ajar bagi guru yang dikemukakan Prastowo (2014: 141)
sebagai berikut: 1) diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa; 2) tidak bergantung pada
buku teks yang terkadang sulit dipahami; 3) bahan ajar menjadi
14

lebih kaya karena dikembangkan dengan berbagai referensi; 4)


bahan ajar mempu membangun komunikasi pembelajaran yang
efektif antara guru dan siswa; 5) diperoleh bahan ajar yang dapat
membantu dalam pembelajaran. Manfaat bahan ajar bagi siswa
diantaranya: 1) kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik; 2)
akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara
mandiri dengan bimbingan pendidik; 3) akan mendapatkan
kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasai.
Pengembangan bahan ajar juga mendatangkan manfaat bagi guru.
Beberapa manfaat pengembangan bahan ajar bagi guru diuraikan
dalam Kemendiknas (Abidin, 2016: 264) sebagai berikut: 1) diperoleh
bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa; 2)
tidak bergantung pada buku teks yang terkadang menyajikan satu sudut
pandang kebenaran; 3) memperkaya karena dikembangkan dengan
menggunakan berbagai referensi; 4) menambah khasanah pengetahuan
dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar; 5) membangun
komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan siswa. Sejalan
dengan manfaat penyusunan bahan ajar bagi guru, bagi siswa pun
penyusunan bahan ajar memiliki beberapa manfaat sebagai berikut: 1)
kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik; 2) kesempatan untuk
belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap
kehadiran guru; 3) mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasainya.
Menurut Amri dan Rohman (2013: 77) Pedoman pengembangan
bahan ajar dan media pembelajaran ini merupakan rambu-rambu yang
perlu diperhatikan ketika mengembangkan bahan ajar dan media
pembelajaran. Sejumlah manfaat yang dapat dipetik dari pedoman
pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran ini bagi para
pengembang bahan ajar dan media pembelajaran (dalam hal ini adalah
guru) diantaranya : 1) memperoleh gambaran tentang cara
15

menganalisis bahan ajar dan media yang akan diajarkan; 2)


memperoleh gambaran tentang cara analisis pedagogik yang akan
diterapkan dalam pembelajaran; 3) dapat mengembangkan kemampuan
dalam mengelola bahan ajar dan media pembelajaran; 4) lebih kritis
menyesuaikan bahan ajar dan media yang dikembangkannya dengan
karakteristik siswa; 5) mengembangkan kemampuan dalam
mengembangkan kurikulum; 6) berpeluang menjadi guru yang
profesional terkait dengan kompetensi pedagogis, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

2.3. Jenis-jenis Bahan Ajar

Menurut Majid (2007: 174) bentuk bahan ajar paling tidak dapat
dikelompokkan menjadi empat yaitu: 1) bahan cetak (printed) antara
lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,
wallchart, foto/gambar, model/maket. 2) bahan ajar dengar (audio)
seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. 3) bahan
ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. 4)
bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti compact
disk interaktif.
Sementara itu, selain yang disebutkan di atas, Prastowo (2015: 41)
membagi jenis-jenis bahan ajar dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, yakni:
1. Bahan Ajar Menurut Cara Kerjanya
Menurut cara kerjanya, bahan ajar dibedakan menjadi lima
macam, yaitu bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan ajar
yang diproyeksikan, bahan ajar audio, bahan ajar video, dan
bahan ajar komputer.
a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang
tidak memerlukan perangkat proyektor untuk
memproyeksikan isi di dalamnya, sehingga peserta didik
bisa langsung memepergunakan (membaca, melihat, dan
16

mengamati) bahan ajar tersebut. Contohnya, foto, diagram,


display, model, dan lain sebagainya.
b. Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang
memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan dan/atau
dipelajari peserta didik. Contohnya, slide, filmstrips,
overhead transparencies, dan proyeksi komputer.
c. Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal
audio yang direkam dalam suatu media rekam. Contoh
bahan ajar seperti ini adalah kaset, CD, flash disk, dan lain-
lain.
d. Bahan ajar video, yakni bahan ajar yang memerlukan alat
pemutar yang biasanya berbentuk video tape player, VCD
player, dan sebagainya. Contohnya, video, film, dan lain
sebagainya.
e. Bahan ajar (media) komputer, yakni berbagai jenis bahan
ajar noncetak yang membutuhkan komputer untuk
menayangkan sesuatu untuk belajar. Contohnya, computer
mediated instruction dan computer based multimedia atau
hypermedia.

2. Bahan Ajar Menurut Sifatnya


Rowntree dalam Belawati, dkk. (Prastowo, 2015: 45)
mengatakan bahwa berdasarkan sifatnya, bahan ajar dapat
dibagi menjadi empat macam:
a. Bahan ajar yang berbasiskan cetak, misalnya buku, pamflet,
paduan belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa,
peta,chart, dan lain-lain.
b. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, misalnya audio
cassette, siaran radio, slide, filmstrips, film, video, siaran
televisi, dan lain-lain.
17

Menurut Hamdani (2010: 219) ragam bentuk bahan ajar


diantaranya: 1) bahan ajar dalam bentuk cetak, misalnya Lembar
Kerja Siswa (LKS), handout, buku, modul, brosur, leaflet,
wallchart, dll; 2) bahan ajar berbentuk audio visual, misalnya
film/video dan VCD; 3) bahan ajar berbentuk audio, misalnya
kaset, radio, CD audio; 4) visual, misalnya foto, gambar,
model/market; 5) multimedia, misalnya CD interaktif, computer
based learning, internet.
Berdasarkan uraian mengenai jenis-jenis bahan ajar di atas,
peneliti bermaksud untuk memilih jenis bahan ajar cetak yaitu
subbab pada buku teks. Karena bahan ajar bentuk cetak lebih
efektif untuk digunakan dan diharapkan dapat membantu guru dan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Buku Teks
3.1. Pengertian Buku Teks

Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih


untuk digunakan sebagai sumber materi pembelajaran. Buku teks yang
digunakan sebagai sumber materi pembelajaran untuk suatu jenis mata
pelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu
pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar
dapat diperoleh wawasan yang luas. Menurut Rohman dan Amri
(2013: 90) Buku teks pelajaran meliputi buku teks utama dan buku
teks pelengkap. Buku teks utama berisi bahan-bahan pelajaran suatu
bidang studi yang digunakan sebagai buku pokok bagi siswa dan guru,
sedangkan buku teks pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu
atau merupakan tambahan bagi buku teks utama dan digunakan oleh
guru dan siswa. Dari sisi formal, buku teks pelajaran diterbitkan oleh
penerbit tertentu dan memiliki ISBN.
Tarigan (2015: 13) mengemukakan buku teks adalah buku
pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar,
18

yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud-maksud
dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana
pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang
sesuatu program pengajaran.

Senada dengan pendapat di atas, Nasution (Prastowo, 2015:


165) mengatakan bahwa buku teks pelajaran adalah bahan pengajaran
yang paling banyak digunakan diantara semua bahan pengajaran
lainnya. Menurut Prastowo (2015: 168) buku teks pelajaran adalah
buku yang berisi ilmu pengetahuan, yang diturunkan dari kompetensi
dasar yang tertuang dalam kurikulum, dimana buku tersebut
digunakan oleh peserta didik untuk belajar.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas mengenai pengertian
buku teks, dapat disimpulkan bahwa buku teks merupakan salah satu
bahan ajar yang berisi ilmu pengetahuan yang digunakan dalam proses
belajar mengajar sesuai dengan tuntutan kurikulum dan kebutuhan
peserta didik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.

3.2. Aspek-aspek Buku Teks

Menurut Rohman dan Amri (2013: 90) setiap buku teks


pelajaran diharapkan memenuhi standar-standar tertentu. Standar
penilaian dirumuskan dengan melihat tiga aspek utama, yaitu
materi, penyajian, dan bahasa atau keterbacaan.
19

a. Standar yang berkaitan dengan aspek materi yang harus ada


dalam setiap buku pelajaran adalah sebagai berikut: 1)
kelengkapan materi; 2) keakuratan materi; 3) kegiatan yang
mendukung materi; 4) kemutakhiran materi; 5) upaya
meningkatkan kompetensi siswa; 6) pengorganisasian
materi; 7) mengembangkan keterampilan dan kemampuan
berpikir; 8) merangsang siswa untuk melakukan inquiry; 9)
penggunaan notasi, simbol, dan satuan.
b. Standar yang berkaitan dengan aspek penyajian yang harus
ada dalam setiap buku pelajaran adalah sebagai berikut: 1)
organisasi penyajian umum; 2) organisasi penyajian per
bab; 3) penyajian mempertimbangkan kebermaknaan dan
kebermanfaatan; 4) melibatkan siswa secara aktif; 5)
mengembangkan proses pembentukan pengetahuan; 6)
tampilan umum; 7) variasi dalam cara penyampaian
informasi; 8) meningkatkan kualitas pembelajaran; 9)
anatomi buku pelajaran; 10) memperhatikan kode etik dan
hak cipta; 11) memperhatikan kesetaraan gender dan
kepedulian terhadap lingkungan.
c. Standar yang berkaitan dengan aspek bahasa/keterbacaan
yang harus ada dalam buku pelajaran adalah sebagai
berikut: 1) bahasa Indonesia yang baik dan benar; 2)
peristilahan; 3) kejelasan bahasa; 4) kesesuaian bahasa; 5)
kemudahan untuk dibaca.

Menurut Prastowo (2014: 248) Standar penilaian dirumuskan


dengan melihat tiga aspek utama yaitu materi, penyajian dan
bahasa atau keterbacaan.
1. Standar materi dalam buku ajar
Standar materi ini meliputi sembilan hal, yaitu: pertama,
kelengkapan materi; kedua, keakuratan materi; ketiga,
kegiatan yang mendukung materi; keempat, kemutakhiran
20

materi; kelima, upaya untuk meningkatkan kompetensi


siswa; keenam, pengorganisasian materi mengikuti
sistematika keilmuan; ketujuh, materi mengembangkan
keterampilan dan kemampuan berpikir; kedelapan, materi
merangsang siswa untuk melakukan inquiry; dan
kesembilan, penggunaan notasi, simbol, dan satuan.

2. Standar penyajian dalam buku ajar


Standar penyajian dalam buku ajar meliputi 11 hal, yaitu:
pertama, organisasi penyajian umum; kedua, organisasi
penyajian per bab; ketiga, penyajian mempertimbangkan
kebermaknaan dan kebermanfaatan; keempat, melibatkan
siswa secara aktif; kelima, mengembangkan proses
pembentukan pengetahuan; keenam, tampilan umum;
ketujuh, variasi dalam cara penyampaian informasi;
kedelapan, meningkatkan kualitas pembelajaran;
kesembilan, anatomi buku pelajaran; kesepuluh,
memerhatikan kode etik dan hak cipta; dan kesebelas,
memerhatikan kesetaraan gender dan kepedulian terhadap
lingkungan.

3. Standar bahasa/keterbacaan dalam buku ajar

Standar bahasa atau keterbacaan dalam buku ajar meliputi


lima hal, sebagai berikut: pertama, menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar; kedua, peristilahan
mematuhi Ejaan yang Disempurnakan; ketiga. kejelasan
bahasa yang digunakan; keempat, kesesuaian bahasa; dan
kelima, kemudahan untuk dibaca.
21

Mohammad (Prastowo, 2015: 175) menjelaskan bahwa setiap


buku teks pelajaran harus memenuhi standar-standar tertentu.
Standar yang dimaksud di sini meliputi persyaratan, karakteristik,
dan kompetensi umum yang harus terkandung di dalam suatu buku
pelajaran.Standar penilaian dirumuskan dengan melihat tiga aspek
utama, yaitu materi, penyajian, dan bahasa atau keterbacaan.
Standar materi dalam buku teks pelajaran meliputi kelengkapan
materi, keakuratan materi, kegiatan yang mendukung materi,
kemutakhiran materi, upaya untuk meningkatkan kompetensi
peserta didik.
Adapun standar penyajian dalam buku teks pelajaran
meliputi organisasi penyajian umum, organisasi penyajian per bab,
penyajian mempertimbangkan kebermaknaan dan kebermanfaatan,
melibatkan peserta didik secara aktif, mengembangkan proses
pembentukan pengetahuan, tampilan umum, variasi dalam cara
penyampaian informasi, dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Sementara itu, standar bahasa atau keterbacaan dalam buku
teks pelajaran meliputi penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar, peristilahan mematuhi EYD, kejelasan bahasa yang
digunakan, kesesuaian bahasa, dan kemudahan untuk dibaca.

3.3. Unsur-unsur Buku Teks


Sebagai bahan tertulis dalam bentuk lembaran-lembaran kertas
yang dijilid dan diberi kulit (cover) yang menyajikan ilmu
pengetahuan yang disusun secara sistematis oleh pengarangnya,
buku ajar tersusun dari sejumlah unsur. Susunan unsur-unsur inilah
yang kemudian disebut sebagai struktur bahan ajar. Menurut
Prastowo (2014: 246) buku ajar memiliki setidak-tidaknya
memiliki lima unsur utama, yaitu: judul, kompetensi dasar atau
materi pokok, informasi pendukung, latihan, dan penilaian. Dalam
22

membuat buku ajar, maka lima unsur utama itu harus ada. Dan, isi
kandungannya harus mengacu kepada kompetensi dasar yang telah
ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku.

Menurut Prastowo (2015: 172) bahan ajar berbentuk buku


teks pelajaran terdiri atas lima komponen, yaitu judul, kompetensi
dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, serta
penilaian. Jadi, dalam membuat sebuah buku teks pelajaran, maka
kelima komponen utama itu harus ada. Selain itu, isi
kandungannya juga harus mengacu kepada kompetensi dasar yang
telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku.

Kemudian menurut Hanna, P. dan Lee, J. (Komalasari,


2013: 45) mengemukakan isi buku itu seyogianya berisikan tiga
unsur yaitu: (a) formal content (yaitu bahan yang diambil dari
disiplin ilmu), (b) informal content (yaitu bahan yang diambil dari
lingkungan), (c) respon siswa terhadap bahan informal ataupun
bahan yang formal.

3.4. Langkah-langkah Membuat Buku Teks

Dalam buku Panduan Pengembangan Bahan Ajar yang


diterbitkan Depdiknas ( Prastowo, 2014: 252) ada sejumlah
langkah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar
diantaranya: 1) melakukan analisis kurikulum; 2) menentukan
judul buku yang akan ditulis; 3) merancang outline buku agar isi
buku lengkap mencakup seluruh aspek yang diperlukan untuk
mencapai kompetensi antar bidang studi; 4) mengumpulkan
referensi sebagai bahan penulisan buku ajar; 5) menulis buku
23

dilakukan dengan memerhatikan penyajian kalimat yang


disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya; 6)
mengevaluasi atau mengedit hasil tulisan dengan cara membaca
ulang; 7) memperbaiki tulisan menjadi menonjol; 8) berikan
ilustrasi gambar, tabel, diagram, dan/atau yang sejenisnya, secara
proporsional sehingga dapat mendukung penjelasan materi yang
disajikan; 9) gunakanlah berbagai sumber belajar yang dapat
memperkaya materi.
Sedangkan menurut Kurniasih dan Sani (2014: 60)
langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menulis buku adalah
sebagai berikut: 1) memahami kurikulum dan menganalisisnya; 2)
menentukan judul buku yang akan ditulis; 3) merancang outline
buku; 4) mengumpulkan berbagai macam referensi; 5) menulis
buku dengan memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan
dengan usia pembaca; 6) mengevaluasi atau mengedit hasil tulisan
dengan cara membaca ulang; 7) memperbaiki tulisan.
Berkaitan dengan hal itu, Prastowo (2015: 176) juga
mengungkapkan setidaknya ada delapan langkah yang perlu
diperhatikan dalam menulis buku teks diantaranya: 1)
memperhatikan kurikulum dengan cara menganalisisnya; 2)
menentukan judul buku yang akan ditulis sesuai dengan standar-
standar kompetensi yang akan disediakan oleh buku kita. 3)
merancang outline buku agar isi buku lengkap mencakup seluruh
aspek yang diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi; 4)
mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan; 5) menulis buku
dilakukan dengan memperhatikan penyajian kalimat yang
disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya; 6)
mengevaluasi atau mengedit hasil tulisan dengan cara membaca
ulang; 7) memperbaiki tulisan menjadi menonjol; 8) memberi
ilustrasi gambar, tabel, diagram, atau sejenisnya secara
proporsional.
24

Dalam hal ini, penulis akan membuat bahan ajar cetak buku
teks dengan menggunakan teori dari Prastowo (2015) Panduan
Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Hal tersebut karena
langkah-langkah yang dikemukakan oleh Prastowo sudah lengkap
dan tersusun secara sistematis untuk dijadikan rujukan dalam
penyusunan buku teks sehingga dapat membantu dan memudahkan
penulis dalam menyusun buku teks.

4. Buku Teks (Subbab) Teks Deskripsi


Buku teks merupakan salah satu bahan ajar cetak yang digunakan
di sekolah baik oleh guru maupun siswa sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Oleh karena itu, dalam membuat bahan ajar dalam bentuk
subbab buku teks harus mengacu pada tujuan pembelajaran. Salah satu
materi yang diajarkan dalam Kurikulum 2013 Revisi adalah teks
deskripsi yang diajarkan pada siswa SMP kelas VII. Penulis akan
menyusun bahan ajar berupa subbab teks deskripsi yang membuat
Kompetensi Dasar 3.2 menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks
deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan
atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.
Kompetensi Dasar 4.2 menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk
teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat
bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) secara tulis dan lisan
dengan memperhatikan struktur, kebahasaan baik secara lisan dan
tulisan. Penulis akan membuat bahan ajar cetak berupa subbab buku
teks menggunakan teori dari Prastowo (20015: 176) Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.

H. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, penulis akan membuat desain bahan ajar teks
deskripsi pada siswa SMP kelas VII. Dalam membuat bahan ajar teks
deskripsi, penulis akan menggunakan KD 3.2 menelaah struktur dan
25

kaidah kebahasaan teks deskripsi baik didengar dan dibaca. KD 4.2


menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi tentang
objek secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur, kebahasaan
baik secara lisan dan tulisan. Penulis menjadikan materi teks deskripsi
tersebut menjadi sebuah bahan ajar berupa buku teks yang dimanfaatkan
sebagai bahan ajar untuk siswa kelas VII SMP.

Berdasarkan hasil penyebaran angket dan wawancara dengan guru


bahasa Indonesia di tiga sekolah yakni SMP Negeri 1 Sumber, SMP
Negeri 2 Sumber dan SMP Negeri 1 Dukupuntang dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran teks deskripsi sangat bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari, bahan ajar yang telah tersedia dapat membantu dalam
pembelajaran dan dapat mengukur kemampuan siswa, tetapi guru dan
siswa belum merasa cukup apabila pembelajaran teks deskripsi hanya
menggunakan bahan ajar dari satu sumber saja, untuk itu guru
mengharapkan perlu adanya bahan ajar yang lainnya sebagai penunjang
pembelajaran baik untuk guru maupun siswa. Oleh karena itu, penulis
akan membuat bahan ajar teks deskripsi dalam bentuk subbab buku teks.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan menghasilkan bahan ajar
yang dibutuhkan dan sesuai untuk siswa khusunya dalam menelaah
struktur dan kaidah kebahasaan beserta menyajikan data dan gagasan
dalam bentuk teks deskripsi.

Studi Pendahuluan
(mencari data empirik)

Menganalisis teks deskripsi untuk


dijadikan bahan ajar (memilih lima
teks deskripsi dari berbagai sumber)
Membuat desain bahan ajar yang
mengacu pada KD: Menelaah dan
menyajikan data, gagasan
26

Subbab Buku teks deskripsi

I. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara alamiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan studi deskriptif analitik. Menurut Sudjana
(2012: 197) penelitian kualitatif adalah metode ilmiah dimana peneliti
menjadi kunci utama dalam penelitian. Peneliti mengamati, mencatat,
menggali sumber peristiwa yang ada di lapangan yang terjadi saaat itu.
Sudjana (2012: 197) juga mengungkapkan bahwa metode
deskriptif analitik adalah metode yang memaparkan gambaran
mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.
Tujuan dari deskriptif analitik yaitu agar data yang diperoleh
berdasarkan penilaian dan implementasi bahan ajar teks deskripsi
dapat diuraikan dan dianalisis secara mendalam.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian merupakan tahapan dalam sebuah penelitian.


Prosedur penelitian yang digunakan dalam prosedur penelitian yang
digunakan dengan menggunakan metode deskriptif analitik. Sudjana
27

(2012: 197-199) menjelaskan tahapan dalam penelitian deskriptif


analitik, yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam metode


deskriptif analitik. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data
berupa hasil penyebaran angket, hasil wawancara, dan
dokumentasi.

b. Tahap Penguraian Data

Tahap kedua dalam metode deskriptif analitik yaitu penguraian


data. Dalam hal ini peneliti menguraikan data yang telah diperoleh
dari hasil observasi lapangan yang akan diuraikan secara objektif.
Penguraian data dibuat dalam bentuk narasi dan disusun dengan
sistematis dan menyeluruh.
c. Tahap Pengolahan Data

Tahap ketiga metode deskriptif analitik yaitu pengolahan data.


Dalam hal ini peneliti mengolah data yang diperoleh dengan cara
menganalisis data berdasarkan hasil penyebaran angket dan
wawancara. Hasil analisis berupa pemaparan gambaran objek yang
diteliti dalam bentuk narasi.
d. Tahap Menemukan Konsep yang Bermakna

Tahap keempat dari metode deskriptif analitik yaitu


menemukan konsep yang bermakna. Dalam hal ini, peneliti harus
memahami dan menguasai bidang yang ditelitinya sehingga dapat
memberikan penilaian mengenai konsep dan makna yang
terkandung dalam data pengamatan dan teknik-teknik lainnya.
28

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa


prosedur penelitian dilakukan dengan empat tahap yaitu
pengumpulan data dari hasil observasi lapangan, menguraikan data
yang diperoleh, menganalisis data, dan menemukan konsep yang
bermakna. Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan secara
sistematis.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang akan digunakan dalam penelitian adalah orang


atau benda yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Menurut Arikunto (2013: 72), “Subjek penelitian adalah subjek dari mana
data dapat diperoleh.” Artinya, subjek penelitian merupakan sumber dari
data yang diperoleh dalam sebuah penelitian. Dalam hal ini yang menjadi
subjek penelitiannya yaitu: a) guru bahasa Indonesia kelas VII SMP, b)
peserta didik kelas VII SMP, dan c) teks deskripsi. Subjek penelitian pada
subbab buku teks kelas VII SMP yaitu sebagai berikut:
a. Guru

Bahan ajar subbab buku teks sebelum diimplementasikan harus


divalidasi terlebih dahulu oleh penimbang ahli yaitu guru untuk
mengetahui kelayakan bahan ajar tersebut. Guru bahasa Indonesia
kelas VII SMP yang akan memberikan penilaian pada bahan ajar
subbab buku teks. Guru tersebut akan menilai bahan ajar subbab buku
teks dengan cara mengisi angket yang telah dibuat oleh penulis. Selian
itu guru juga diminta untuk wawancara setelah bahan ajar
diimplementasikan.
29

b. Siswa

Selain guru, siswa juga menjadi subjek penelitian terhadap bahan ajar
subbab buku teks deskripsi yaitu siswa kelas VII SMP. Sekolah yang
menjadi subjek penelitian ini yaitu sekolah jenjang SMP yang
menggunakan Kurikulum 2013 Revisi. Siswa diminta untuk
wawancara setelah bahan ajar diimplementasikan supaya dapat
memberikan masukan terhadap bahan ajar yang telah dibuat oleh
penulis.

c. Teks Deskripsi

Teks deskripsi dari majalah atau surat kabar lainnya diambil untuk
dijadikan subjek penelitian. Teks deskripsi tersebut dianalisis ditinjau
dari struktur dan kaidah kebahasaannya kemudian digunakan sebagai
materi pada subbab buku teks deskripsi.
Berdasarkan subjek penelitian di atas, dapat disimpulkan Produk
yang akan divalidasi adalah subbab buku teks deskripsi. Oleh karena
itu yang menjadi validator dalam bahan ajar ajar tersebut yaitu dosen
dan guru bahasa Indonesia sebagai penimbang ahli untuk mengetahui
kelayakan bahan ajar kemudian meminta respons kepada siswa setelah
bahan ajar diimplementasikan di sekolah.

4. Teknik Penelitian

Teknik penelitian merupakan strategi yang digunakan dalam


sebuah penelitian. Pada penelitian ini, teknik penelitian yang
digunakan dibagi menjadi dua bagian yaitu teknik pengumpulan data
dan teknik analisis data.
a) Teknik Pengumpulan Data
30

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk


mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian. Menurut
Sugiyono (2016: 308), “Teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data.” Artinya teknik tersebut
merupakan teknik yang penting dalam mendapatkan data. Dalam hal
ini teknik pengumpulan data yang digunakan penulis diantaranya
angket, wawancara dan dokumentasi.

a) Angket

Angket merupakan salah satu teknik penelitian yang


digunakan dalam penelitian ini. Angket yang buat oleh penulis
berisi pertanyaan mengenai kelayakan bahan ajar berupa
subbab buku teks deskripsi pada siswa kelas VII SMP yang
akan diisi oleh penimbang ahli yaitu dosen dan guru bahasa
Indonesia. Menurut Sugiyono (2015: 199), “Angket atau
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Artinya angket
merupakan pertanyaan dan pernyataan dalam bentuk tertulis.
Ada dua angket yang digunakan yaitu: a) angket uji validasi
yang ditujukan kepada dosen ahli dari Prodi bahasa Indonesia
dan guru bahasa Indonesia; b) angket tanggapan siswa.

b) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data


dalam penelitian. Sugiyono (2015: 194) menjelaskan bahwa
wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
31

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk


menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Dalam hal ini, wawancara dilakukan untuk
mendapatkan informasi dari guru dan siswa. Adapun
wawancara yang akan dilakukan nanti yaitu dengan
menggunakan pedoman wawancara yang ditujukan kepada
guru bahasa Indonesia dan siswa.

c) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan


data dalam penelitian. Sugiyono (2015: 329) mengemukakan
bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang. Artinya dokumen sebagai
pelengkap dari observasi dan wawancara untuk mengumpulkan
data. Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan adalah
teks deskripsi yang terdapat dari majalah, surat kabar, dan
berbagai sumber lainnya.

b) Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan langkah-langkah yang digunakan dalam


sebuah penelitian yang bertujuan untuk menguraikan data yang
diperoleh sehingga mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan dan
dipahami oleh orang lain. Sugiyono (2015: 335) menjelaskan bahwa
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
32

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke


dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan. Artinya, analisis data merupakan langkah-
langkah yang disusun secara sistematis sehingga menjadi hasil dari
sebuah penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
deskriptif analitik yaitu dengan cara memaparkan data dan simpulan
data. Dalam hal ini akan menganalisis tiga data yaitu: a) analisis data
uji validasi dari dosen ahli dan guru bahasa Indonesia; b) analisis data
tanggapan siswa; c) data implementasi subbab buku teks deskripsi
pada siswa kelas VII SMP.
5. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian digunakan mengumpulkan data. Dalam


membuat instrumen harus dirancang secara sistematis dan benar
supaya dapat menghasilkan data yang diharapkan. Sudjana (2014: 97)
menjelaskan bahwa instrumen merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan penelitian yang dilakukan. Artinya,
instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data sekaligus
mengetahui masalah yang terdapat pada objek.
Dalam penelitian ini, penulis membahas tentang desain bahan ajar,
khususnya dalam menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks
deskripsi dan implementasinya pada siswa kelas VII SMP. Oleh karena
itu instrumen penelitian yang digunakan adalah angket uji validasi
yang ditujukan kepada dosen ahli dan guru bahasa Indonesia serta
kepada siswa sebagai responden.

a. Validasi Buku Ajar


Validasi buku ajar adalah upaya menghasilkan buku dengan
validitas tinggi, dilakukan melalui uji validasi. Uji validasi dapat
33

dilakukan oleh ahli, pengguna, dan audience. Akbar (2013:37)


membagi uji validasi menjadi tiga bagian yaitu:

1) Validasi ahli
Validasi ahli dilakukan dengan cara seorang atau beberapa ahli
pembelajaran menilai buku ajar menggunakan instrumen
validasi. Orang yang menjadi validator dalam penelitian ini
yaitu dosen pendidikan bahasa Indonesia yang ditugaskan oleh
program studi untuk menjadi validator.
2) Validasi pengguna
Buku ajar yang diuji coba dalam praktik pembelajaran di kelas
berarti digunakan oleh penyusunnya ataupun guru sebagai
pengguna. Berdasarkan penilaian tersebut pengguna atau guru
dapat memberi masukan perbaikan buku ajar yang
dikembangkan. Orang yang menjadi validator dalam penelitian
ini yaitu guru bahasa Indonesia SMP kelas VII.
3) Validasi audience
Audience di sini adalah peserta didik yang nantinya akan
diketahui responnya setelah menggunakan bahan ajar berupa
buku teks. Validasi audience ini untuk mengetahui keefektifan
buku ajar mencapai tujuan pembelajaran.

b. Instrumen Validasi buku ajar


Validasi ahli dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas buku ajar
terfokus pada kesesuaian buku ajar dengan landasan teoretik
pengembangannya atau dengan teori seharusnya. Akbar (2013: 38)
mengungkapkan bahwa contoh instrumen validasi (ahli) buku ajar
sebagai berikut:
1) Penimbang ahli (Dosen dan Guru)
Indikator/aspek yang divalidasi
No Materi Skor
1 Materi relevan dengan kompetensi yang harus 1 2 3 4
dikuasai siswa
2 Contoh-contoh penjelasan relevan dengan 1 2 3 4
34

kompetensi yang harus dikuasai


3 Latihan dan soal relevan dengan kompetensi 1 2 3 4
yang harus dikuasai siswa
4 Kelengkapan uraian materi sesuai dengan 1 2 3 4
tingkat perkembangan siswa
5 Materi yang disajikan sesuai dengan kehidupan 1 2 3 4
sehari-hari
6 Materi yang disajikan sesuai perkembangan 1 2 3 4
keilmuan
7 Kedalaman uraian sesuai dengan tingkat 1 2 3 4
perkembangan siswa
8 Uraian materi cukup memenuhi tuntutan 1 2 3 4
kurikulum
Penyajian Materi
9 Uraian materi mengikuti alur pikir dari 1 2 3 4
sederhana ke kompleks
10 Uraian materi mengikuti alur pikir dari lingkup 1 2 3 4
lokal ke global
11 Pengemasan materi sesuai dengan pendekatan 1 2 3 4
keilmuan yang bersangkutan
12 Mendukung cara berpikir logis siswa 1 2 3 4

Bahasa dan Keterbacaan


13 Ketepatan penggunaan ejaan 1 2 3 4
14 Ketepatan penggunaan istilah 1 2 3 4
15 Ketepatan penyusunan struktur kalimat 1 2 3 4
16 Panjang kalimat sesuai dengan tingkat 1 2 3 4
pemahaman siswa
17 Struktur kalimat sesuai dengan tingkat 1 2 3 4
kemampuan siswa
18 Bahasa yang digunakan bahasa setengah 1 2 3 4
formal (bahasa sehari-hari di kelas)
Grafika
19 Desain tampilan fisik bahan ajar 1 2 3 4
20 Kemenarikan cover 1 2 3 4
21 Kesesuaian ilustrasi dengan pokok bahasan 1 2 3 4
22 Kegunaan gambar membantu menguasai 1 2 3 4
materi
35

23 Kesesuaian komposisi warna 1 2 3 4


24 Pemilihan jenis huruf (font) dan ukuran huruf 1 2 3 4
(font)
25 Pemilihan ukuran dan tebal buku teks 1 2 3 4

Masukkan untuk perbaikan buku ajar oleh validator:


...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
Kriteria validitas
Kriteria validitas buku ajar menunjukkan kesesuaian antara teori
penyusunan dengan buku ajar yang disusun.
No Kriteria Validitas Tingkat Validitas
1 85,01 % - 100,00 % Sangat valid, atau dapat digunakan
tanpa revisi.
2 70,01 % - 85, 00 % Cukup valid, atau dapat digunakan
namun perlu direvisi kecil.
3 50,01 % - 70,00 % Kurang valid, disarankan tidak
dipergunakan karena perlu revisi besar.
4 01,00 % - 50,00 % Tidak valid, atau tidak boleh
dipergunakan

Validator dapat juga menggunakan kriteria dengan mengonversi skor


yang ada pada instrumen itu dengan Skala Likert (lima tingkatan) sebagai
berikut:
No Kriteria Validitas Tingkat Validitas
(Pencapaian skor)
1 126 - 152 Sangat valid, atau dapat digunakan
tanpa revisi.
2 95 – 124 Valid, atau dapat digunakan namun
perlu direvisi kecil.
3 68 – 94 Kurang valid, disarankan tidak
dipergunakan karena perlu revisi besar.
4 39 - 67 Tidak valid, atau tidak boleh
36

dipergunakan, perlu revisi besar-


besaran.
5 0 - 38 Sangat tidak valid, tidak boleh
dipergunakan.

2) Angket respons siswa terhadap bahan ajar


Angket ini ditujukan untuk mengetahui respons siswa
terhadap bahan ajar yang telah diimplementasikan pada siswa
SMP kelas VII. Berikut ini terdapat beberapa pertanyaan dalam
angket respons siswa mengenai buku teks yang disajikan.

1. Apakah penyajian buku teks membuat siswa tertarik untuk


membacanya?

1 2 3 4 5
Sangat Kurang Cukup Menarik Sangat
kurang menarik menarik menarik
menarik

2. Menurutmu, apakah tampilan fisik buku teks sudah menarik?

1 2 3 4 5
Sangat Kurang Cukup Menarik Sangat
kurang menarik menarik menarik
menarik

3. Apakah materi teks deskripsi dalam buku teks sudah jelas dan
sistematis?

1 2 3 4 5
Tidak jelas Kurang Biasa Sudah Sangat
dan tidak jelas dan saja jelas dan jelas dan
sitematis kurang sistematis sistematis
sistematis
37

4. Apakah materi teks deskripsi dalam buku teks mudah dipahami?

1 2 3 4 5
Sangat sulit Kurang Biasa Mudah Sangat
dipahami dipahami saja dipahami mudah
dipahami

5.Menurutmu apakah contoh teks deskripsi dalam buku teks sudah


relevan dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari?

1 2 3 4 5
Sangat tidak Kurang Biasa Relevan Sangat
relevan relevan saja relevan

6. Apakah bahasa yang digunakan dalam buku teks mudah dipahami?

1 2 3 4 5
Sangat sulit Kurang Biasa Mudah Sangat
dipahami dipahami saja dipahami mudah
dipahami

7. Apakah struktur kalimat yang digunakan dalam buku teks sudah jelas
dan sederhana?

1 2 3 4 5
Sangat Kurang Biasa Sudah jelas Sangat
kurang jelas jelas dan saja dan jelas dan
dan rumit rumit sederhana sederhana

8. Apakah ilustrasi dan foto pada buku teks dapat membantu kamu dalam
penguasaan materi teks deskripsi?

1 2 3 4 5
Sangat tidak Kurang Biasa Membantu Sangat
membantu membantu saja membantu
38

9. Apakah evaluasi dan latihan yang ada pada buku teks dapat membantu
mengukur kemampuanmu?

1 2 3 4 5
Sangat Kurang Biasa Membantu Sangat
kurang membantu saja membantu
membantu

10. Apakah kamu merasa tertarik dan senang belajar teks deskripsi dengan
menggunakan buku teks ini?

1 2 3 4 5
Sangat Kurang Biasa Tertarik Sangat
kurang tertarik saja tertarik
tertarik

3) Pedoman Wawancara Guru dan Siswa


Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui respons dari
guru dan siswa setelah kegiatan implementasi. Terdapat dua jenis
pedoman wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu
wawancara mengenai respons guru dan siswa setelah
implementasi bahan ajar.

a. Pedoman Wawancara Guru


1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu guru mengenai
pembelajaran teks deskripsi yang telah dilaksanakan
dengan menggunakan bahan ajar cetak berupa sub bab
buku teks?
2. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu guru mengenai tampilan
fisik dan isi sub bab buku teks?
3. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu guru setelah adanya bahan
ajar sub bab buku teks deskripsi untuk siswa SMP kelas
39

VII?
4. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu guru, apakah dengan
adanya bahan ajar sub bab buku teks deskripsi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?
5. Bagaimana saran Bapak/Ibu guru mengenai sub bab buku
teks deskripsi untuk siswa SMP kelas VII?

b. Pedoman Wawancara Siswa


1. Apakah pendapatmu mengenai pembelajaran teks deskripsi
yang telah diikuti?
2. Bagaimana pendapatmu tentang bahan ajar sub bab buku
teks deskripsi yang digunakan pada saat pembelajaran?
3. Bagaimana pendapatmu mengenai tampilan fisik bahan
ajar sub bab buku teks deskripsi yang telah didesain?
4. Bagaimana pendapatmu tentang isi bahan ajar sub bab
buku teks deskripsi?
5. Saran apa yang dapat kamu berikan untuk perbaikan bahan
ajar sub bab buku teks deskripsi untuk siswa SMP kelas
VII?
40

J. Daftar Referensi
Abidin, Y. (2016). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum
2013. Bandung: Refika Aditama.
Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Dalman. (2014) Keterampilan Menulis. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan
Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
Kurniasih, I. & Sani, B. (2014). Panduan Membuat Bahan Ajar Buku
Teks Pelajaran Sesuai dengan Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.
Mahsun. (2014). Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum
2013. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Majid, A. (2007). Perencanaan dan Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Prastowo, A. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Priyatni, E. T. (2015). Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Prastowo, A. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta : Diva Press.
Rohman, M. & Amri, S. (2013). Strategi & Desain Pengembangan Sistem
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Rozak, A. & Rasyad, S. (2016). Pembelajaran Sastra Berbasis Teks.
Yogyakarta: Framepublishing.
Sadikin, dkk. (2017). Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs. Kelas VII.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
Sudjana, N. & Ibrahim. (2012). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
41

Bandung: Sinar Baru Algensindo.


Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, H.G. & Tarigan, D. (2015). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia.
Bandung: Angkasa.
Zainurrahman. (2013). Menulis Dari Teori Hingga Praktik. Bandung:
Alfabeta.
Wahono, dkk. (2016) Mahir Berbahasa Indonesia. Bandung: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai