Anda di halaman 1dari 8

PENGENDALIAN WERENG COKLAT (Nilaparvata lugens) PADA

TANAMAN PADI (Zea mays L.) DENGAN MENGGUNAKAN LIGHT TRAP

Jenis – Jenis Light Trap

Lampu perangkap merupakan suatu unit alat untuk menangkap atau menarik

serangga yang tertarik cahaya pada waktu malam hari. Alat ini berfungsi untuk

mengetahui keberadaan atau padat populasi serangga di lahan pertanian

(Yusianto, 2011).

Lampu perangkap rancangan Baehaki terdiri dari komponen-komponen

utama yaitu lampu, corong dan kantong plastic serta rangka beratap. Lampu yang

digunakan minimal 100 watt, satu unit lampu perangkap sebagai monitoring dapat

digunakan untuk luasan 300-500 ha (Marheni. 2004).

Lampu perangkap saat ini ada 5 macam yaitu lampu perangkap elektrik

berkekuatan cahaya 100-150 watt, lampu perangkap static solar cell dengan baskom

perangkap (Model lama), lampu perangkap elektrik berkekuatan cahaya 100-150

watt BSE G-4, dan lampu perangkap raksasa (giant light trap) dengan diameter

corong 100 cm, dan moving solar cell yang belum diproduksi. Lampu perangkap

yang ada perlu uji kelayakan, disebabkan lampu perangkap solar cell akan segera

di pasang hampir di semua provinsi di Indonesia. Lampu perangkap ini diharapkan

dapat menjadi salah satu pengendalian hama di lahan pertanian tanaman padi

(Yusianto, 2011).

Banyaknya hama pada lampu perangkap ditentukan oleh besarnya cahaya

yang dipasang, makin tinggi cahaya makin besar hasil tangkapannya. Hasil

tangkapan hama pada solar cell dengan cahaya setara 20 watt lebih rendah
dibanding hasil tangkapan lampu perangkap elektrik dengan 100-160 watt

(Pinandita, 2014).

Cara Pemakaian Light Trap

Cara kerja perangkap ini, lampu diletakkan di dalam lahan sawah di pinggir

pematang. Letak bisa disesuaikan dengan kondisi tempat karena alat ini

menggunakan lampu sehingga memerlukan sumber aliran listrik. Satu unit lampu

perangkap sebagai monitoring dapat digunakan untuk luasan 300-500 ha,

sedangkan untuk pengendalian seluas 50 ha (Yusianto, 2011).

Lampu dinyalakan setiap hari mulai dari pukul 6 pagi – 6 sore dan hasil

tangkapan diambil setiap pagi kemudian diamati jenis serta jumlah serangga yang

tertangkap. Banyaknya hama pada lampu perangkap ditentukan oleh besarnya

cahaya yang dipasang, makin tinggi cahaya makin besar hasil tangkapannya

(Pinandita, 2014).

Selain untuk monitoring, lampu perangkap tersebut juga sebagai

pengendali. Mendeteksi dini wereng coklat imigran dan Ngengat penggerek batang

padi sehingga dapat mengetahui datangnya hama imigran dan puncak tangkapan

populasi suatu hama (Baehaki, 2009).

Data hasil tangkapan hama dengan lampu perangkap tersebut di atas dapat

mengindikasikan hal-hal yang dapat dijadikan dasar pengendalian. Hama yang

tertangkap lampu perangkap, merupakan monitoring dini terhadap jenis dan jumlah

hama imigran yang datang dipertanaman untuk menentukan nilai ambang ekonomi.

(Marheni. 2004).

Manfaat Light Trap


Penggunaan alat pertanian yang ramah lingkungan ini akan menghasilkan

bahan pangan yang aman bagi kesehatan, sekaligus mengurangi kerusakan

ekosistem lingkungan. Maka dari itu, dirancang sebuah alat perangkap hama

serangga pada padi sawah dengan menggunakan cahaya dari tenaga surya. Alat ini

ada yang terbuat menggunakan panel surya sebagai sumber tenaga listrik yang

berfungsi merubah energi matahari menjadi energi listrik untuk menghidupkan

lampu yang akan bekerja pada malam hari (Kasumbogo, 2006).

Serangga-serangga yang dapat tertangkap antara lain wereng coklat (dewasa

makroptera), Ngengat penggerek batang padi, orong-orong (anjing tanah),

kepinding tanah (Scotinophara coarctata), Coccinella Sp, Paederus Sp, Ophionea

Sp, dan lain-lain. Pada saat populasi tinggi, lampu perangkap di BB Padi Sukamandi

dapat menangkap wereng coklat 376 ribu ekor /malam/unit, Ngengat penggerek

batang padi kuning 12 ribu ekor/malam/unit dan kepinding tanah 146 ribu

ekor/malam/unit (Yusianto, 2011).

Lampu perangkap merupakan alat vital diperlukan sebagai pendeteksi awal

adanya hama. Pendeteksi awal ini dapat menentukan populasi wereng yang ada di

lahan pertanian. Satu lampu perangkap sebagai pendeteksi cukup mengontrol areal

200-500 ha, tetapi bila digunakan untuk pengendalian dengan menangkap hama

tertarik lampu sebanyak-banyaknya diperlukan lampu perangkap lebih banyak dari

yang ditetapkan di atas (Pinandita, 2014).

Light trap merupakan alat pengendalian hama wereng coklat yang dapat

mengendalikan hama dalam jumlah yang cukup besar. Perangkap ini diharapkan

mampu mendeteksi adanya serangan populasi pada pertanaman padi. Lampu


perangkap ini juga diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida

(Yusianto, 2011).

Mekanisme Light Trap

Secara umum serangga memiliki sifat tertarik pada cahaya lampu, cahaya

lampu berfungsi untuk menarik hama serangga yang aktif pada malam hari, hama

yang mendekat akan menabrak lampu lalu jatuh kedalam wadah perangkap.

pengembangan alat perangkap hama serangga padi sawah menggunakan cahaya

dari tenaga surya diharapkan dapat mengurangi efek kimiawi yang disebabkan

karena penggunaan pestisida yang kurang bijaksana (Kasumbogo, 2006).

Rekomendasi waktu semai atau tanam adalah 15 hari setelah puncak hasil

tangkapan. Untuk pengendalian penggerek batang padi, 4 hari setelah adanya

penerbangan (hasil tangkapan) dilakukan penyemprotan insektisida. Pada saat

kondisi lahan sedang bera atau pengolahan tanah, lampu perangkap digunakan terus

untuk memantau perkembangan populasi serangga hama terutama wereng coklat

dan penggerek batang (Marheni. 2004).

Komponen utama dari lampu perangkap atau yang dikenal juga dengan light

trap ini yaitu lampu, corong dan kantung plastik, serta rangka beratap. Lampu,

dengan daya minimal 100watt, berfungsi untuk menarik serangga pada waktu

malam hari. Corong merupakan tempat masuknya serangga, kantung plastik

berfungsi untuk menampung serangga yang tertangkap. Kemudian, rangka beratap

fungsinya untuk melindungi lampu dan hasil tangkapan terutama dari hujan.

(Baehaki, 2009).

Light trap diletakkan di dekat sawah akan tetapi tidak disarankan diletakkan

di atas pematang, dan biasanya berjarak 3-5 meter di pinggir sawah. Hal yang
mempengaruhi efektifitas light trap adalah letak dan penggunaan daya lampu, akan

tetapi pada saat bulan purnama atau light trap ini berada di dekat jalan yang terdapat

lampu serangga akan bias dan tidak terfokus pada lampu light trap sehingga

penangkapan tidak maksimal (Marheni. 2004).

Pengendalian Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) Pada Tanaman Padi

(Zea mays L.) Dengan Menggunakan Light Trap

Wereng yang pertama kali datang dipesemaian atau pertanaman adalah

wereng makroptera betina/jantan imigran. Pasang lampu perangkap sebagai alat

untuk menentukan kapan datangnya wereng imigran. Alat ini penting untuk

mengetahui kehadiran wereng imigran dan dapat menangkap wereng dalam jumlah

besar. Lampu perangkap dipasang pada ketinggian 150-250 cm dari permukaan

tanah (Kasumbogo, 2006).

Hasil tangkapan dengan lampu 100 watt dapat mencapai 400.000

ekor/malam. Tindakan yang diambil setelah ada wereng pada perangkap lampu

ialah (1) Wereng-wereng yang tertangkap dikubur, (2) Keringkan pertanaman padi

sampai retak, (3) Segera setelah dikeringkan, kendalikan wereng pada tanaman padi

dengan insektisida yang direkomendasi (Baehaki, 2009).

Patokan pengendalian hama untuk penggerek yang terbaru adalah

berdasarkan adanya hama yang tertangkap lampu perangkap. Bila pada lampu

perangkap sudah tertangkap ngengat penggerek, maka harus segera dilakukan

pengendalian pada 4 hari setelah ngengat tertangkap lampu perangkap baik itu saat

vegetatif maupun saat generatif (Yusianto, 2011).

Banyaknya hama yang tertangkap ditentukan oleh besarnya cahaya lampu

yang dipasang, semakin tinggi cahaya semakin tinggi pula hasil tangkapannya.
Lampu dinyalakan selama 11-12 jam yaitu mulai pukul 18.00 sore sampai dengan

pukul 05.00 pagi. Setiap pagi hasil tangkapan diambil, dan dihitung jumlah dan

jenis serangga yang terperangkap, hama yang tertangkap dapat dijadikan alat

monitoring mereduksi hama (Baehaki, 2009).

Pada saat pengujian lampu yang digunakan untuk menangkap hama

serangga adalah lampu yang berwarna kuning. Karena, hama serangga biasanya

paling banyak menyerang daun. Serangga yang menyukai lampu berwarna kuning

antara lain, yaitu Ordo: Diptera Famili: Agromyzidae, Culicidae; Ordo:

Hymenoptera, Famili: Formicidae; Ordo: Hemiptera Famili: Aphididae,

Cicadellidae (Kasumbogo, 2006).


DAFTAR PUSTAKA

Marheni. 2004. Kemampuan Beberapa Predator pada Pengendalian Wereng Batang


Coklat (Nilaparvata lugens Stal.). Jurnal Natur Indonesia 6(2):pp.84-86.

Baehaki,S.U. 2009. Strategi Pengendalian Hama Terpadu tanaman Padi dalam


Perspektif Praktek Pertanian yang Baik (Good Agricultural Practices).
Jurnal Inovasi Pertanian 2(1).pp:65-78.

Kasumbogo, Untung. 2006. Pengantar Pengolaan Hama Terpadu (Edisi ke-2).


Yogyakarta: Citra Aji Pratama.

Yusianto, R. dan Ngatindriatun. 2011. Rancang Bangun Alat Pengendali Hama


Wereng Coklat Mekanik Tanpa Pestisida. Laporan Penelitian:
Ipteks.UDINUS.Semarang.

Pinandita, Satria. 2014. Rancang Bangun Alat Pengendali Hama Wereng Mekanik
Menggunakan LED dan Alat Penyedot. JNTETI. 2(4).

Anda mungkin juga menyukai