Anda di halaman 1dari 11

KERJASAMA ANTARA PRESIDEN DENGAN BADAN

PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)

MAKALAH

OLEH :
MICHAEL CLEOTA LIMBONG
BIMA M. PANDIANGAN

SMP K.F. TANDEAN


TEBING TINGGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari makalah ini adalah “Hubungan antara Presiden dan
Badan Pemeriksa Keuangan” yang menjadi salah satu komponen penilaian di SMP
K.F. Tandean, Tebing Tinggi.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Ibu guru yang telah banyak membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
bermanfaat.

\Tebing Tinggi, 10 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah......................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Presiden...............................................................................5
2.2 Pengertian Badan Pemeriksa Keuangan................................................5
2.3 Peran Presiden dalam Pemerintahan......................................................6
2.4 Peran Badan Pemeriksa Keuangan dalam Pemeritahan.........................8
2.5 Hubungan antara Presiden dengan Badan Pemeriksa Keuangan.........10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................11
3.2 Saran.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik, berdasarkan atas
hukum, yang kekuasaan tertinggi dalam negara berada di tangan rakyat. Kedaulatan
yang sesungguhnya berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (demokrasi).
Pelaksanaan kedaulatan rakyat tersebut disalurkan dan diselenggarakan menurut
prosedur konstitusional, yang diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945, sebagai
peraturan dasar atau konstitusi yang merumuskan dan mengatur sistem
ketatanegaraan dan tata cara pelaksanaan pemerintahan di Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga
yang bebas dan mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan
oleh Presiden. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD,
dan DPRD (sesuai dengan kewenangannya).

Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan


mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa
Indonesia. Perubahan lingkungan eksternal yang kedua adalah kewajiban
Pemerintah Pusat dan Daerah untuk menyusun laporan keuangan sebagai wujud
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah. Sesuai dengan Undang Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, BPK mempunyai
kewajiban dan mandat untuk melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan
tersebut.

4
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian Presiden?
2) Apa pengertian Badan Pemeriksa Keuangan
3) Apa peran presiden di dalam pemerintahan?
4) Apa peran badan pemeriksa keuangan di dalam pemerintahan?
5) Apa hubungan antara presiden dengan Badan Pemeriksa Keuangan?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui peran serta
hubungan antara Presiden dengan Badan Pemeriksa Keuangan serta menjadi
bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

5
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Presiden


Presiden (Latin: prae-sebelum dan sedere-menduduki) adalah suatu nama
jabatan yang digunakan untuk pimpinan suatu organisasi, perusahaan, perguruan
tinggi, atau negara. Pada awalnya, istilah ini dipergunakan untuk seseorang yang
memimpin suatu acara atau rapat (ketua); tetapi kemudian secara umum
berkembang menjadi istilah untuk seseorang yang memiliki kekuasaan eksekutif.
Lebih spesifiknya, istilah "Presiden" terutama dipergunakan untuk kepala negara
suatu republik, baik dipilih secara langsung, ataupun tak langsung.
Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Sebagai
kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai
kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri
menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan
tugas- tugas pemerintah sehari-hari. Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat
selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama
untuk satu kali masa jabatan. Presiden di Indonesia digaji sekitar 60 juta per bulan.

2.2 Pengertian Badan Pemeriksa Keuangan

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (disingkat BPK RI) adalah


lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki
wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut
UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri. Anggota BPK
dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden. Anggota BPK sebelum
memangku jabatannya wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut agamanya
yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung.

2.3 Peran Presiden dalam Pemerintahan

6
Dalam negara republik, seorang Presiden sebagai orang nomor 1 di negara
memiliki dua tugas dan jabatan, yakni sebagai Kepala Negara dan Kepala
Pemerintahan. Berikut adalah perbedaan antara Kepala Pemerintahan dan Kepala
Negara:

1. Kepala Negara – Sebagai Kepala Negara, Presiden memiliki hak politis


yang ditetapkan sesuai dengan konstitusi sebuah Negara.Berdasarkan
sifatnya, Kepala Negara dibagi menjadi Kepala Negara Simbolis dan
Kepala Negara Populis. Sedangkan jika berdasarkan tanggung jawab dan
hak politis, Kepala Negara berdasarkan jenis konstitusi dapat dibagi
menjadi Sistem Presindensiil dan Sistem Semi-presidensiil.

2. Kepala Pemerintahan – Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh


menteri-menteri dalam kabinet untuk melakukan tugas pemerintahan dan
menjalankan kekuasaan legislatif.

Sebagai Kepala Negara, Presiden memiliki tugas-tugas khusus yang harus


dilakukan selaku Kepala Negara. Tugas Presiden sebagai Kepala Negara tercantum
dalam peraturan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD ’45) adalah:

 Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat,


Angkatan Laut dan Angkatan Udara (Pasal 10)
 Presiden mengangkat duta dan konsul (Pasal 13 ayat 1)
 Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 13 ayat 3)
 Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu (Pasal 29 Ayat 2)
 Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua
puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional (Pasal 31 Ayat 4)

Tugas Presiden sebagai Kepala Pemerintahan berdasarkan UUD 1945 adalah:

7
 Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar (Pasal 4 ayat 1)
 Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-
undang sebagaimana mestinya (Pasal 5 ayat 2)
 Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden (Pasal 17 ayat
2)
 Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten, dan kota, atau provinsi dan kabupaten dan kota, diatur
dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman
daerah (Pasal 18B Ayat 1)

2.4 Peran Badan Pemeriksa Keuangan dalam Pemeritahan

BPK adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan


dan tanggungjawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam UUD RI tahun
1945.
BPK bertugas memeriksa dan bertanggungjawab keuangan Negara yang
dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga negara lainnya, Bank
Indonesia, BUMN,, Badan Layanan Umum, BUMD, dan lembaga atau badan lain
yang mengelola keuangan Negara berdasarkan undang-undang tentang
pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. Pemeriksaan BPK
mencakup pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan negara yang hasil
pemeriksaannya diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya untuk ditindaklanjuti. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan
unsure pidana, BPK melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan paling lama satu bulan
sejak diketahui adanya unsure pidana tersebut untuk dijadikan dasar penyidikan
oleh pejabat penyidik yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Dalam kedudukan yang semakin kuat dan kewenangan yang makin besar
itu, fungsi BPK itu sebenarnya pada pokoknya tetap terdiri atas tiga bidang[5],
yaitu:

8
a) Fungsi operatif, yaitu berupa pemeriksaan, pengawasan, dan penyelidikan
atas penguasaan, pengurusan dan pengelolaan kekayaan atas negara.
b) Fungsi yudikatif, yaitu berupa kewenangan menuntut perbendaharaan dan
tuntutan ganti rugi terhadap perbendaharawan dan pegawai negeri bukan
bendahara yang karena perbuatannya melanggar hokum atau melalaikan
kewajiban yang menimbulkan kerugian keuangan dan kekayaan negara.
c) Fungsi advisory, yaitu memberikan pertimbangan kepada pemerintah
mengenai pengurusan dan pengelolaan keuangan negara

Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, BPK berwenang:


a. Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan, menetukan waktu dan metode pemeriksaan serta
menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan.
b. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh
setiap orang, unit organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
dan lembaga negara lainnya.
c. Melakukan pemeriksaan ditempat penyimpanan uang dan barang
milik negara, ditempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata
usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-
perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran,
pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan Negara.
d. Menetapkan jenis dokumen, data serta informasi mengenai
pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara yang wajib
disampaikan kepada BPK.
e. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah
konsultasi dengan Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib
digunakan dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab
keuangan negara
Dalam hal penyelesaian kerugian negara/daerah, BPK berwenang untuk
menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian negara yang diakibatkan oleh
perbuatan melawan hokum baik sengaja maupun lalai yang dilakukan oleh

9
bendahara, pengelolaan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah,
dan lembaga atau badan lain yang menyelenggaraan pengelolaan keuangan Negara
serta memantau penyelesaian ganti kerugian negara/daerah yang ditetapkan oleh
pemerintah terhadap pegawai negeri bukan bendahara atau pejabat lain,
pelaksanaan pengenaan ganti kerugian negara/daerah kepada daerah, pengelolaan
BUMN/BUMD, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara
yang telah oleh ditetapkan BPK serta pelaksanaan pengenaan ganti kerugian
negara/daerah yang ditetapkan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap untuk diberitahukan secara tertulis kepada DPR,
DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya.
Selain itu, BPK juga mempunyai kewenangan untuk memberikan pendapat
kepada DPR, DPD dan DPRD, Pemerintah pusat/Pemerintah Daerah, Lembaga
negara lain, Bank Indonesia, BUMN, Badan Layanan Umum, BUMD, Yayasan,
dan Lembaga atau badan lain, yang diperlukan karena sifat pekerjaannya,
memberikan pertimbangan atas penyelesaian kerugian negara/daerah yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah serta meberikan keterangan
ahli dalam proses peradilan mengenai kerugian negara/daerah.

2.5 Hubungan antara Presiden dengan Badan Pemeriksa Keuangan

Dalam Kepengurusan Pemerintahan, Presiden mengajukan Anggaran


Pengeluaran Belanja Negara terhadap DPR. Dan tugas BPK memeriksa
penggunaan Anggaran Pengeluaran Belanja Negara yang berkaitan dengan
keuangan negara dan kekayaan negara. Pada masa jabatannya Presiden meresmikan
anggota BPK

BAB III PENUTUP

III. 1 Kesimpulan

10
 Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Sebagai kepala
negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala
pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri
menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-
tugas pemerintah sehari-hari
 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (disingkat BPK RI) adalah
lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki
wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
 Dalam negara republik, seorang Presiden sebagai orang nomor 1 di negara
memiliki dua tugas dan jabatan, yakni sebagai Kepala Negara dan Kepala
Pemerintahan.
 BPK adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggungjawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam UUD RI tahun 1945.
 Dalam Kepengurusan Pemerintahan, Presiden mengajukan Anggaran Pengeluaran
Belanja Negara terhadap DPR. Dan tugas BPK memeriksa penggunaan Anggaran
Pengeluaran Belanja Negara yang berkaitan dengan keuangan negara dan kekayaan
negara. Pada masa jabatannya Presiden meresmikan anggota BPK

III. 2 Saran
Adapun saran yang hendak disampaikan ialah semoga tata cara serta tugas dan
peranan setiap pejabat Negara belangsung dengan sebaik-baiknya agar Negara Indonesia
terjauh dari masalah masalah seperti Korupsi dll.

11

Anda mungkin juga menyukai