SRI BANON
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
ABSTRAK
SRI BANON. Perubahan Fisiologi Fotosintesis dan Struktur Anatomi Daun Tanaman C3 dan C4
Akibat Cekaman Kekeringan. Dibimbing oleh HAMIM dan DORLY.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan fisiologi, fotosintesis, dan struktur
anatomi daun tanaman C3 dan C4 akibat cekaman kekeringan. Tanaman padi (C3), Echinochloa
(E. crusgalli) dan alang-alang (Imperata cylindrica) (C4), ditumbuhkan dalam polybag dan
disiram secara teratur hingga mencapai umur enam minggu, kemudian diberi perlakuan cekaman
kekeringan selama enam hari dan disiram kembali untuk dilihat respon penyembuhannya. Selama
cekaman kekeringan, tanaman diamati karakter fisiologi, fotosintesis, dan struktur anatomi daun.
Pengamatan struktur anatomi daun dilakukan menggunakan mikroskop cahaya dan mikroskop
transmisi elektron (TEM). Perlakuan cekaman kekeringan selama enam hari, nyata menurunkan
status air media dan daun ketiga tanaman, tinggi tanaman, dan jumlah daun tanaman alang-alang
dan padi, tetapi tidak menurunkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan anakan tanaman Echinochloa.
Cekaman kekeringan nyata menurunkan kadar air relatif daun tanaman dan nilai parameter
fotosintesis yang didasarkan pada nilai qP pada tanaman Echinochloa dan padi, namun tidak pada
alang-alang. Walaupun demikian cekaman kekeringan selama enam hari menyebabkan penurunan
nilai Fv/Fm ketiga tanaman. Cekaman kekeringan tidak memberikan pengaruh yang nyata
terhadap struktur umum anatomi daun ketiga tanaman, tetapi berdasarkan pengamatan dengan
TEM cekaman kekeringan meningkatkan secara nyata jumlah kloroplas sel seludang pembuluh
tanaman Echnochloa, dan meningkatkan secara tajam jumlah pati pada sel mesofil tanaman padi
serta sel mesofil dan sel seludang pembuluh tanaman Echinochloa.
ABSTRACT
SRI BANON. Changes of Physiology, Photosynthesis, and Leaf Anatomy Structure of C3 and C4
Plants in Response to Drought Stress. Supervised by HAMIM and DORLY.
Present research aimed to find out changes of physiology, photosynthesis, and leaf
anatomy of C3 and C4 plants in response to drought stress. Rice (C3 plant), Echinochloa (E.
crusgalli) and alang-alang (Imperata cylindrica) (C4 plants) were grown in polybag and regularly
watered untill six weeks, then they were treated by drought for six days. The plants were watered
again after drought to find out the capacity of recovery. During drought stress, the plants were
analysed their physiological characters, photosynthesis, and leaf anatomy structure. Leaf anatomy
structure was observed using light microscope and transmission electron microscope (TEM). The
six days drought significantly decreased water status of the media and plant leaves, plant height,
and number of leaves of alang-alang and rice, but it did not decrease plant height, number of
leaves, and tillers of Echinochloa. The drought stress significantly decrease relative water contain
and photosynthesis parameter value based on the decreased qP value of Echinochloa and rice, but
not in alang-alang. Meanwhile, drought stress caused slightly reduction of Fv/Fm of all the plants.
The drought stress did not affect significant anatomical structure of the leaves of the three plants.
However based on the observation of TEM the drought stress significantly increased the number
of chloroplast in bundle sheet cell of Echinochloa and increased the starch in mesofil cell of rice
and in mesofil cell as well as bundle sheet cell of Echinochloa.
Skripsi
Oleh:
Sri Banon
G34104003
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOG
BOGOR
2009
Judul Skripsi : Perubahan Fisiologi, Fotosintesis, dan Struktur Anatomi Daun
Tanaman C3 dan C4 Akibat Cekaman Kekeringan
Nama : Sri Banon
NIM : G34104003
Menyetujui :
Mengetahui :
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberi rahmat dan kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian dan
penulisan karya ilmiah ini. Judul penelitian ini ialah Perubahan Fisiologi, Fotosintesis, dan
Struktur Anatomi Daun Tanaman C3 dan C4 Akibat Cekaman Kekeringan.
Pertama-tama penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua atas
segala dukungan, perhatian, doa, dan kasih sayangnya selama ini. Ucapan terima kasih yang
mendalam penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Hamim, M.Si sebagai pembimbing pertama dan Dr.
Ir. Dorly, M.Si sebagai pembimbing kedua atas bimbingan, ilmu pengetahuan, saran, dan masukan
yang telah diberikan kepada penulis selama ini, sehingga bisa menyelesaikan penelitian dan
penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih juga kepada ibu Dr. Nisa Rachmania Mubarik, M.Si
selaku penguji atas semua saran dan masukannya kepada penulis. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada adik tercinta Dede Resti, Ade Triana, dan Ujang atas doa, dukungan,
dan bantuannya selama ini. Terima kasih juga kepada Laila, Nurul, Kusnandar, Zita, Arif
Pambudi, Mbak Yati, Pak Rifa’i, Pak Nunu, Pak Milin, dan keluarga Bioniq atas semua bantuan,
doa, dan dukungannya selama ini. Tak lupa pula kepada rekan-rekan Biologi 41, kalian semua
adalah yang terbaik bagiku.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Sri Banon
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukabumi Jawa Barat pada tanggal 2 Oktober 1985 dari ayahanda
Endang dan ibunda Tuti. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Tahun 2004
penulis lulus dari SMU Negeri 1 Jampangkulon dan lolos seleksi masuk IPB melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota divisi Bioworld Himpunan
Mahasiswa Biologi (Bioworld Himabio) pada tahun 2004-2005, bendahara divisi Bioworld pada
tahun 2006-2007, dan beberapa kepanitiaan acara-acara yang diselenggarakan oleh Himabio.
Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi Dasar tahun 2006-
2009, asisten praktikum mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Berpembuluh tahun 2006/2007,
asisten praktikum mata kuliah Biologi Alga dan Lumut tahun 2007/2008, asisten praktikum mata
kuliah Fisiologi Tumbuhan Dasar tahun 2007/2008, asisten praktikum mata kuliah Sistematika
Tumbuhan Berpembuluh tahun 2008/2009, asisten praktikum mata kuliah Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman tahun 2008/2009, dan asisten praktikum mata kulian Mikroteknik tahun
2008/2009. Penulis melakukan Praktik Lapang di Rumah Sakit Islam Assyifa, Sukabumi dari
bulan Juli sampai dengan Agustus 2007 dengan judul Uji Serologi dan Pemeriksaan Hematologi
Darah Pasien Terinfeksi Virus Dengue di RSI Assyifa Sukabumi.
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................................ 1
Tujuan ........................................................................................................................ 1
HASIL
Kadar Air Media/Status Air Media .............................................................................. 3
Laju Pertumbuhan ....................................................................................................... 4
Kadar Air Relatif ........................................................................................................ 4
Parameter Fotosintesis................................................................................................. 5
Anatomi Daun
Pengamatan Sediaan Mikroskopis dengan Mikroskop Cahaya ........................... 6
Pengamatan Sediaan Mikroskopis dengan Mikroskop Elektron Transmisi
(TEM) .............................................................................................................. 6
PEMBAHASAN
Respon Pertumbuhan dan Fisiologi Tanaman C3 dan C4 terhadap Perlakuan
Cekaman Kekeringan .................................................................................................. 9
Pengaruh Perlakuan Cekaman Kekeringan terhadap Daun Tanaman C3 dan C4 ........... 10
SIMPULAN .......................................................................................................................... 11
LAMPIRAN .......................................................................................................................... 14
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Tinggi tanaman, jumlah daun, dan anakan tanaman Echinochloa, alang-alang, dan
padi yang mendapat perlakuan cekaman kekeringan dan kontrol ....................................... 4
2 Tebal daun daerah tulang utama, daerah sel buliform, dan daerah anak tulang daun
tanaman Echinochloa, alang-alang, dan padi yang mendapat perlakuan cekaman
kekeringan dan kontrol ..................................................................................................... 7
3 Diameter xilem tulang daun utama dan anak tulang daun tanaman Echinochloa,
alang-alang, dan padi yang mendapat perlakuan cekaman kekeringan dan kontrol ............. 7
4 Jumlah dan tinggi sel buliform tanaman Echinochloa, alang-alang, padi yang
mendapat perlakuan cekaman kekeringan dan kontrol ....................................................... 7
5 Jumlah kloroplas sel mesofil tanaman Echinochloa dan padi serta jumlah kloroplas
sel seludang pembuluh tanaman Echinochloa dan padi yang mendapat perlakuan
cekaman kekeringan (1) dan kontrol (0) ............................................................................ 7
6 Jumlah pati sel mesofil tanaman Echinochloa dan padi serta jumlah pati sel seludang
pembuluh tanaman Echinochloa dan padi yang mendapat perlakuan cekaman
kekeringan (1) dan kontrol (0) .......................................................................................... 8
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Nilai KAM tanaman Echinochloa, alang-alang, dan padi yang mendapat ................................. 3
perlakuan cekaman kekeringan dan kontrol (recovery dilakukan pada hari ke-9) ................ 4
4 Nilai laju reaksi fotokimia (qP) tanaman Echinochloa, alang-alang, dan padi
yang mendapat perlakuan cekaman kekeringan dan kontrol (recovery dilakukan pada
hari ke-9) ......................................................................................................................... 5
Halaman
1 Pengukuran kadar air media (KAM) .................................................................................. 14
2 Pengukuran kadar air relatif (KAR) ................................................................................... 14
3 Komposisi larutan FAA..................................................................................................... 14
4 Komposisi larutan Johansen .............................................................................................. 14
5 Komposisi larutan Gifford ................................................................................................. 14
6 Struktur anatomi daun tanaman Echinochloa, alang-alang, dan padi yang mendapat
Perlakuan cekaman kekeringan dan kontrol ....................................................................... 15
PENDAHULUAN penurunan laju pertumbuhan dan produksi
(Tezara et al. 2002). Sebagai akibat jangka
Latar Belakang panjang dari kekeringan, proses-proses
Tumbuhan secara umum diklasifikasikan fisiologi yang turut serta sebagai respon
ke dalam tiga kelompok utama berdasarkan lingkungan muncul, yaitu komponen
tipe fotosintesisnya, yaitu tumbuhan C3, C4, morfologi akhir seperti pelayuan dan
dan CAM. Sekitar 90% spesies tanaman pengurangan pertumbuhan tajuk. Pengurangan
terestrial seperti padi (Oryza sativa), gandum pertumbuhan vegetatif disebabkan oleh
(Triticum aestivum), kacang kedelai (Glycine menurunnya fotosintesis dan tingkat
max), dan kentang (Solanum tuberosum) pertumbuhan yang pada umumnya
termasuk ke dalam jenis tumbuhan C3 dan berhubungan dengan penurunan hasil panen,
dapat mengasimilasi CO2 secara langsung bergantung dengan porsi bahan yang dipanen
melalui jalur fotosintesis C3 (Miyao 2002). dari tanaman seperti struktur vegetatif atau
Jalur ini dikenal dengan siklus C3 karena buah atau biji (Berkowitz 1998).
senyawa stabil yang terbentuk pertama kali Sebagai akibat cekaman kekeringan pada
dalam pengikatan CO2 merupakan senyawa tumbuhan C3, stomata akan menutup
berkarbon 3, yaitu senyawa 3-fosfogliserat sehingga fotosintesis neto akan menurun
(PGA) atau dikenal dengan siklus Calvin dengan cepat dan fotorespirasi akan
(Taiz & Zeiger1991). Tumbuhan C3 dapat meningkat (Morison & Lawlor 1999, Hamim
hidup dengan baik pada suhu rendah, yaitu 2003, Hamim 2004). Akan tetapi, tumbuhan
pada suhu kurang dari 22 oC (Winslow 2002). C4 relatif lebih tahan dengan kondisi cekaman
Berbeda dengan tumbuhan C3, tumbuhan kekeringan daripada C3. Dalam keadaan
C4 seperti jagung (Zea mays) dan tebu cekaman kekeringan, tumbuhan C3 umumnya
(Saccharum officinarum) melakukan memiliki kadar air relatif daun yang lebih
fotosintesis melalui siklus C4 (Taiz & Zeiger rendah daripada tumbuhan C4. Hal ini
1991). Tanaman C4 berbeda dari tanaman C3 mungkin terkait dengan karakteristik
dalam beberapa hal termasuk dalam merespon tumbuhan C4 yang cukup efisien dalam
terhadap cahaya dan suhu (Chinthapalli et al. pemanfaatan air (Hamim 2005).
2002). Suhu optimum untuk fotosintesis dan Efek kekeringan terhadap tanaman
tumbuh pada tanaman C4 biasanya lebih bergantung pada genetik tanaman dan tingkat
tinggi daripada tanaman C3 (Berry & kepekaan yang dimiliki oleh tanaman untuk
Bjorkman 1980). Winslow (2002) merespon kekeringan tersebut. Perbedaan
menyatakan bahwa tumbuhan C4 dapat hidup morfologi, anatomi, dan metabolisme
dengan baik pada suhu lebih dari 22 oC. memungkinkan tanaman memiliki respon
Tanaman C4 secara umum lebih toleran yang berbeda dalam menghadapi stres
terhadap suhu panas, tetapi sensitif terhadap kekeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
suhu dingin (Du et al. 1999a). penelitian tentang perubahan fisiologi dan
Selain itu tumbuhan C3 dan C4 anatomi tanaman C3 dan C4 dalam merespon
menunjukkan struktur anatomi yang berbeda cekaman kekeringan.
(Hidayat 1995). Tumbuhan C4 memiliki
anatomi yang terspesialisasi yang diperlukan Tujuan
untuk memetabolisme CO2 dan secara efektif Penelitian ini bertujuan mengetahui
dapat mengeliminasi fotorespirasi (laju perubahan fisiologi, fotosintesis, dan struktur
fotorespirasi nol) serta dapat meningkatkan anatomi daun tanaman C3 dan C4 dalam
kapasitas asimilasi CO2. Anatomi menghadapi cekaman kekeringan.
terspesialisasi ini dikarakterisasi dengan
jaringan pengangkut yang berkembang baik
dengan sel-sel bundle sheet yang mengandung BAHAN DAN METODE
sejumlah besar organel yang dikenal dengan
Kranz anatomy (Brown & Hattersley 1989). Waktu dan Tempat
Sehingga tumbuhan C4 memiliki mekanisme Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
pemekatan konsentrasi CO2 di sel seludang Juli 2008 sampai dengan Maret 2009 di
pembuluh (Taiz & Zeiger1991). Rumah Kaca Cikabayan, Laboratorium
Kekeringan merupakan salah satu faktor Fisiologi Tumbuhan, dan Laboratorium
lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap Mikroteknik, Departemen Biologi, FMIPA
penurunan produksi tanaman pangan. Akibat IPB.
cekaman kekeringan, tumbuhan mengalami
penurunan fotosintesis yang berakibat pada
2
Bahan dan Alat yang terdiri atas 4-6 ruas buku dan langsung
Bahan yang digunakan adalah tanaman ditempatkan ke dalam polybag.
padi (Oryza sativa) untuk tumbuhan C3,
alang-alang (Imperata cylindrica), dan Penanaman dan Pemeliharaan
Echinochloa crusgallii untuk tumbuhan C4, Setelah kecambah berumur lebih kurang
arang sekam, tanah, kompos, pupuk NPK 2 minggu, semai dipindahkan ke dalam
(16:16:16), larutan FAA, alkohol 95%, larutan polybag. Kemudian ditempatkan di Rumah
seri Johansen I-VII, parafin, larutan Gifford, Kaca. Polybag ditanami dengan empat
albumin-gliserin, xilol, alkohol absolut, tanaman. Seminggu kemudian, dilakukan
pewarna safranin dan fastgreen, dan media penjarangan sehingga tanaman tersisa menjadi
entellan. dua tanaman pada setiap polybag. Pupuk NPK
Alat yang digunakan di antaranya diberikan sebanyak dua kali yaitu pada saat
nampan, polybag ukuran 6 kg, Photosynthesis awal penanaman dan minggu ketiga setelah
Chlorophyll Fluorescenece Analyser (Qubit tanam dengan dosis 50 g per polybag.
System), alumunium foil, oven, cork borer, Penyiangan dilakukan secara periodik apabila
mikrotom putar, dan mikroskop cahaya. ada gulma yang tumbuh.
Kontrol
Echinochloa Alang-alang Padi Stres
50 50 50
30 30 30
20 20 20
10 10 10
0 0 0
3 6 9 3 6 9 3 6 9
Hari Perlakuan
Gambar 1 Nilai KAM tanaman Echinochloa, alang-alang, dan padi yang mendapat perlakuan
cekaman kekeringan dan kontrol (recovery dilakukan pada hari ke-9).
Tabel 1 Tinggi tanaman, jumlah daun, dan anakan tanaman Echinochloa, alang-alang, dan padi
yang mendapat perlakuan cekaman kekeringan dan kontrol
Tinggi tanaman
Jumlah daun Jumlah anakan
Tanaman (cm) %P %P %P
Kontrol Stres Kontrol Stres Kontrol Stres
Echinochloa 113.70a 111.00a 2.37 11.00a 10.30a 6.36 3.60a 2.60a 27.77
Alang-alang 72.70a 60.25b 17.12 9.50a 6.00b 36.84 2.30a 1.60a 30.43
Padi 81.30a 75.00b 7.74 12.40a 10.00b 19.35 6.10a 4.40a 27.86
Ket: angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata secara T-test pada taraf 5%
%P:%Penurunan
Kontrol
Echinochloa Alang-alang Padi Stres
120 120 120
60 60 60
30 30 30
0 0 0
3 6 9 3 6 9 3 6 9
Hari Perlakuan
Gambar 2 Nilai KAR tanaman Echinochloa, alang-alang, dan padi yang mendapat perlakuan
cekaman kekeringan dan kontrol (recovery dilakukan pada hari ke-9).
Parameter Fotosintesis
Pengukuran parameter fotosintesis sebesar 21.81%.
dilakukan terhadap maksimum efisiensi Perlakuan cekaman kekeringan
fotosintesis (Fv/Fm) dan laju reaksi fotokimia memberikan pengaruh yang berbeda-beda
(photochemical quenching ”qp”). terhadap nilai qP ketiga tanaman tersebut
Perlakuan cekaman kekeringan secara (Gambar 4). Pada tanaman Echinochloa dan
umum menurunkan nilai Fv/Fm tanaman padi, perlakuan cekaman kekeringan secara
Echinochloa, alang-alang, dan padi (Gambar nyata menurunkan nilai qP. Sedangkan pada
3). Ktiga tanaman tersebut, mengalami tanaman alang-alang, nilai qP dari tanaman
penurunan nilai Fv/Fm pada hari ke-6 yang mendapat perlakuan cekaman
perlakuan cekaman kekeringan. Setelah diberi kekeringan tidak berbeda nyata dengan
air kembali Fv/Fm meningkat kembali hampir tanaman kontrol. Penurunan nilai qP yang
sama dengan tanaman kontrol, kecuali pada nyata pada tanaman Echinochloa dan padi
tanaman padi. Penurunan tertinggi terdapat terjadi akibat cekaman kekeringan dan
pada tanaman padi, yaitu sebesar 48.04% dan mengalami peningkatan kembali pada hari ke-
terendah pada tanaman alang-alang, yaitu 9 setelah dilakukan rewatering.
Kontrol
Stres
Echinochloa Alang-alang Padi
0.8 0.8 0.8
Nilai Fv/Fm
0 0 0
3 6 9 3 6 9 3 6 9
Hari Perlakuan
Gambar 3 Nilai maksimum efisiensi fotosintesis (Fv/Fm) tanaman Echinochloa, alang-alang, dan
padi yang mendapat perlakuan cekaman kekeringan dan kontrol (recovery dilakukan
Kontrol
Echinochloa Alang-alang Padi Stres
1.2 1.2 1.2
1 1 1
Nilai qP
Tabel 2 Tebal daun daerah tulang utama, daerah sel buliform, dan daerah berkas pembuluh
tanaman Echinochloa, alang-alang, dan padi yang mendapat perlakuan cekaman
kekeringan dan kontrol
Tabel 3 Diameter xylem tulang daun utama dan anak tulang daun tanaman Echinochloa, alang-
alang, dan padi yang mendapat perlakuan cekaman kekeringan dan kontrol
Tabel 4 Jumlah dan tinggi sel buliform tanaman Echinochloa, alang-alang, dan padi yang
mendapat perlakuan cekaman kekeringan dan kontrol
Tinggi Sel Buliform
Tanaman Jumlah Sel Buliform %P (µm) %P
Kontrol Stres Kontrol Stres
Echinochloa 9.77 9.56 2.14 35.20 35.65 -1.27
Alang-alang 13.94 15.33 -9.97 25.90 25.34 2.16
Padi 10.34 12.95 -25.24 21.05 20.97 0.30
Ket: angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata secara T-test pada taraf
5%. %P=% penurunan
Tabel 5 Jumlah kloroplas sel mesofil tanaman Echinochloa dan padi serta jumlah kloroplas sel
seludang pembuluh tanaman Echinochloa dan padi yang mendapat perlakuan cekaman
kekeringan (1) dan kontrol (0).
Σ Kloroplas Sel Σ Kloroplas Sel
Tanaman Mesofil %P Seludang Pembuluh %P
Kontrol Stres Kontrol Stres
Echinochloa 5.2 5.8 -11.53 5.4a 7.8b -44.44
Padi 5.4 5.8 -7.40 0 0 0
Ket: angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata secara T-test pada taraf
5%. %P= % penurunan
Tabel 6 Jumlah pati sel mesofil tanaman Echinochloa dan padi serta jumlah pati sel seludang
pembuluh tanaman Echinochloa dan padi yang mendapat perlakuan cekaman kekeringan
(1) dan kontrol (0)
Σ Pati Kloroplas
Σ Pati Kloroplas Sel Sel Seludang
Tanaman Mesofil %P Pembuluh %P
Kontrol Stres Kontrol Stres
Echinochloa 1.2a 5.8b -383.33 6a 16.2b -800.00
Padi 0.6a 5.4b -170.00 0 0 0
Ket: angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata secara T-test pada taraf
5%. %P= % penurunan
a b c d
Gambar 5 Struktur kloroplas tanaman Echinochloa hasil mikroskop transmisi elektron dengan
perbesaran 3000x. Kloroplas sel mesofil tanaman kontrol (a), kloroplas sel mesofil
tanaman yang mengalami cekaman kekeringan (b), kloroplas sel seludang pembuluh
tanaman kontrol (c), dan kloroplas sel seludang pembuluh tanaman yang mengalami
cekaman kekeringan (d). Kloroplas (K), mitokondria (Mt), pati (P), sel seludang
pembuluh (Ss), dan dinding sel (ds).
a b c
Gambar 6 Struktur kloroplas tanaman padi hasil mikroskop transmisi elektron dengan perbesaran
3000x. Kloroplas sel mesofil tanaman kontrol (a), kloroplas sel mesofil tanaman yang
mengalami cekaman kekeringan (b), dan kloroplas sel seludang pembuluh tanaman
kontrol (c). Kloroplas (K), mitokondria (Mt), pati (P), sel epidermis (Se), dan dinding
sel (ds).
Perhitungan:
Larutan Johansen
Komposisi larutan I II III IV V VI VII
Air 50% 30% 15% - - - -
Etanol 95% 40% 50% 50% 45% - - -
Etanol 100% - - - - 25% - -
Tertier butil alkohol 10% 20% 35% 55% 75% 100% 50%
Minyak parafin - - - - - - 50%
16
Lampiran 6 Struktur anatomi daun tanaman Echinochloa, alang-alang, dan padi yang mendapat
perlakuan cekaman kekeringan dan kontrol
50 µm 50 µm
Gambar 1 Tebal daun daerah tulang utama tanaman E. crusgalli kontrol (kiri) dan stres (kanan).
50 µm 50 µm
Gambar 2 Tebal daun daerah tulang utama tanaman alang-alang kontrol (kiri) dan stres (kanan).
50 µm 50 µm
17
Gambar 3 Tebal daun daerah tulang utama tanaman padi kontrol (kiri) dan stres (kanan). 17
Xylem
Xylem
50 µm 50 µm
Gambar 4 Diameter xilem tulang utama tanaman E. crusgalli kontrol (kiri) dan stres (kanan).
Xylem
Xylem
50 µm 50 µm
Gambar 5 Diameter xilem tulang utama tanaman alang-alang kontrol (kiri) dan stres(kanan).
Xylem
Xylem
50 µm 50 µm
17
Gambar 6 Diameter xilem tulang utama tanaman padi kontrol (kiri) dan stres (kanan).
Xylem
Xylem
50 µm 50 µm