Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Syarani

NIM : 10031181924014

Aplikasi Pengendalian Tikus

1. Secara Biotik
Burung jenis Tyto alba atau yang sering disebut burung hantu merupakan burung
predator yang termasuk burung malam mempunyai sifat kanibal dan pembunuh. Burung
keluar dari sarangnya pada malam hari mulai matahari terbenam pukul 18.00 WIB dan
kembali masuk ke sarangnya pada pukul 04.00 wib. Tikus menjadi salah satu makanan
spesifik burung hantu, burung hantu dewasa bisa memangsa tikus 2–5 ekor tikus setiap
harinya, jika tikus sulit didapat, burung ini menjelajah kawasan berburunya hingga 12 km
dari sarangnya. Keunggulan Burung Hantu dibandingkan dengan metode pengendalian
hama yang lain yaitu memiliki pendengaran sangat tajam dan mampu mendengar suara
tikus dari jarak 500 meter, kemampuannya untuk mendeteksi mangsa dari jarak jauh dan
kemampuannya menyergap dengan cepat tanpa suara serta sifatnya sebagai hewan
nocturnal (mencari makan di malam hari) membuatnya menjadi predator ideal untuk
tikus-tikus.
Burung hantu bagi kegiatan pertanian sangatlah berarti.Hal ini mulai dirasakan bagi
petani di Desa Wringinrejo.Burung hantu yang ada di Desa Wringinrejo mulai dirasakan
memiliki keuntungan baik di bidang pertanian maupun keindahan sehingga dapat
meningkatkan pendapatan petani. Kelebihan lain pemanfaatan burung hantu yaitu aktif
pada malam hari dengan penglihatan yang sangat tajam dan dapat melihat mangsa pada
jarak yang jauh, hal ini sesuai dengan aktivitas tikus yang juga aktif malam hari.

2. Secara Kimia
Tikus dapat hidup di atas pohon, di atas tanah melompat dari satu ke yang lainnya atau
memanfaatkan daun tumpang tindih (Aryata, 2006). Menurut Sulistyo, (2010) tikus
belukar merupakan jenis yang paling dominan dan dapat dijumpai pada hampir semua
perkebunan kelapa sawit. Tikus dapat bersarang di atas pohon atau pada tumpukan kayu
atau daun - daun kering di atas tanah. Dari hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan
dan hasil analisis diketahui bahwa brodifakum dan bromadiolon yang diletakkan di
piringan dapat menurunkan populasi tikus secara cepat dilihat dari hasil akumulasi tikus
yang mati di lapangan.
Penggunaan rodentisida yang tepat berpengaruh secara nyata terhadap penurunan
akumulasi serangan baru yang ditandai dengan berkurangnya juga populasi tikus yang
terdapat dilapangan, karena tikus merupakan salah satu hama yang sangat merugikan
tanaman kelapa sawit karena dapat menurunkan produksi. Penanganan dengan pemberian
rodentisida yang tepat sangat efektif dalam pengendalian hama tikus di perkebunan kelapa
sawit.

3. Pengendalian Fisik
Pagar plastik telah biasa dipakai oleh petani untuk melindungi pesemaian dan tanaman
padi. Pagar plastic hanya berfungsi menghalangi atau mengarahkan masuk ke bubu
perangkap. Pagar plastik tidak mengurangi populasi tikus tetapi berfungsi sebagai
pengendali populasi apabila dilengkapi dengan bubu perangkap. Bubu perangkapp
digunakan untuk menangkapi tikus, menggunakan prinsip bubu untuk menangkap ikan
pada lubang masuk yang menghalangi tikus untuk keluar. Bubu perangkap digunakan satu
paket dengan pagar plastik dan tanaman perangkap yang disebut TBS.
Daftar Pustaka

Ngidha, Servasius Adryan, Tarmadja, Samsuri & Kristalisasi, Elisabeth Nanik. 2016. Uji
Efektivitas Beberapa Macam Rodentisida Terhadap Pengendalian Tikus. Jurnal
Agromast, 1(2).

Pusparini, Made Dwi & Suratha, Ketut. 2018. Efektivitas Pengendalian Hama Tikus pada
Tanaman Pertanian dengan Pemanfaatan Burung Hantu di Desa Wringinrejo
Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Jurnal
Pendidikan Geografi Undiksha, 6, 54-63.

Sudir & Suparyono. 1999. Uji Pengaruh Managemen Air dan Sistem Tanam Terhadap
Penyakit Hawar Daun Jingga Padi. Pros. Kongres Nasional XIV dan Seminar Ilmiah
Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, 1, 345-350

Anda mungkin juga menyukai