Anda di halaman 1dari 2

Peran Serangga Pada Tumbuhan

Sebagai Parasitoid dan Predator


Serangga sebagai pemakan serangga lainnya (predator), banyak dimanfaatkan
dalam pengendalian hama untuk menekan populasi serangga lainnya. Sebagai contoh
Icerya purchasi, yakni sejenis kutu-kutu tanaman yang menyerang pertanaman jeruk di
California pada tahun 1868 dapat dikenda;ikan pada tahun 1888-1889 dengan
mendatangkan pemangsa/predator dari Australia, yakni Rhodolia cardinalis (sejenis
kumbang).

Sebagai Pembersih dan Penggembur Tanah


Serangga-serangga tanah pada umumnya makan bahan-bahan berupa tanaman
dan binatang-binatang yang telah mati atau lapuk. Serangga-serangga tersebut
membantu merubah bahan-bahan dalam tanah itu menjadi bahan-bahan yang mudah
diambil oleh tanaman, selain itu serangga-serangga dalam tanah itu dapat merubah
bahan-bahan yang tidak berguna (merusak) bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh
kumbang-kumbang penggerek kayu, anai-anai, semut-semut membantu merombak
pohon-pohon yang telah tumbang kemudian dikembalikan ke dalam tanah berupa
bahan-bahan yang telah lapuk.

berikut jenis serangga yang berguna bagi tumbuhan:


1. Kumbang Koksi/kepik

Kepik dikenal sebagai salah satu pembasmi hama ramah lingkungan. Sekitar
abad ke-19, perkebunan buah di wilayah Asia dan Amerika Serikat diserang oleh hama
serangga yang dikenal sebagai sisik bantal kapuk (Icerya purchasi) dan sempat
menyebabkan kerugian besar. Hama itu sebenarnya adalah sejenis kutu daun yang
hidup dengan menghisap sari tanaman dan membentuk semacam lapisan bersisik di
sekitarnya untuk melindungi dirinya. Hewan itu terbawa tanpa sengaja dari Australia
hingga sampai di wilayah perkebunan di benua lain.

Para ahli selanjutnya mencari cara untuk membasmi hama itu. Mereka akhirnya
menemukan bahwa di habitat aslinya di Australia, sisik bantal kapuk memiliki
pemangsa alamiah kepik Vedalia cardinalis. Kepik itu lalu dibawa ke perkebunan buah
yang diserang oleh hama sisik bantal kapuk pada tahun 1888 dan dalam waktu dua
tahun, cara itu telah berhasil menekan populasi serangga hama tersebut. Kepik ini pun
selanjutnya menjadi salah satu contoh keberhasilan pengendalian hama dengan
memanfaatkan perilakunya dalam rantai makanan (bioinsektisida).

2. Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina F)

Semut rangrang (Oecophylla smaragdina F), memiliki sifat morfologik sebagai


pemangsa, keberadaan rangrang sebagai pemangsa juga tampak apabila rangrang
bertemu dengan ulat pemakan daun. Hasil pengamatan intensitas kerusakan akibat
lalat buah pada paria, yang diberi perlakuan semut rangrang dimana intensitas
kerusakan relatif jauh lebih rendah dibandingkan tanpa perlakuan. Tanaman paria yang
diberi semut rangrang intensitas kerusakan berkisar antara 1-2%. Hal ini dikarenakan
rangrang sangat aktif mencari mangsa terutama dari lalat buah berupa telur yang
diletakkan pada paria tersebut. Telur-telur tersebut tidak sempat menetas untuk
menjadi larva, karena diambil semua untuk dimakan dan sebagian dibawa kedalam
sarang sebagai makanan anak-anaknya. Pengamatan secara visual dimana imago lalat
buah yang hinggap pada tanaman paria tersebut selalu dihadang oleh rangrang dan
diserbu beramai-ramai, sehingga dapat menghindari dari peletakkan telur oleh imago
lalat buah. Disamping itu, semut rangrang tersebut kalau menggigit kebiasaannya
selalu mengeluarkan cairan yang berbau langu. Hal ini diduga pula bahwa cairan
berbau tersebut yang dikeluarkan oleh rangrang dapat mempengaruhi/mengusir lalat
buah. Jika diamati dengan seksama, semut rangrang dapat mengganggu, menghalangi
atau memangsa berbagai jenis hama seperti kepik hijau, ulat pemakan daun, dan
serangga-serangga pemakan buah.

3. Lalat Tachinid

Lalat tachinid kelihatan seperti lalat rumah tetapi bulunya lebih tebal. Larva lalat
yang berada di pupuk kandang bukan tachinid, karena larva tachinid ada di dalam ulat
atau binatang lain. Lalat ini digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama
secara hayati. Panjangnya lalat 3 sampai 15 mm (kepala sampai ujung sayap).

Anda mungkin juga menyukai