Anda di halaman 1dari 15

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : Potensi Ekstrak Buah Serut (Streblus asper) Sebagai Senyawa Penolak

(Repelen) Burung Pemakan Biji Padi : Upaya Untuk Pencegahan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman ( Burung Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides)) BIDANG PENELITIAN : PKM - P

DIUSULKAN OLEH : Fahmi Hidayat Erwin Prasetya Toepak S. Alfisyah Nur Aziza Baiq Octaviana Dwi Anggraeny 0910920037/Angkatan 2009 0910923007/Angkatan 2009 0910920064/Angkatan 2009 105090204111003/Angkatan 2010

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011

1. Judul Kegiatan

: Potensi Ekstrak Buah Serut (Streblus asper) Sebagai Senyawa Penolak (Repelen) Burung Pemakan Biji Padi : Upaya Pencegahan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (Burung Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides)) 2. Bidang Kegiatan : (X) PKM P ( ) PKM-K ( ) PKMKC ( ) PKM-T ( ) PKM-M 3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian (X) MIPA ( )Teknologi dan Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora 4. PendidikanKetua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Fahmi Hidayat b. NIM : 0910920037 c. Jurusan : Kimia d. Universitas : Universitas Brawijaya Malang e. Alamat Rumah dan No Telp : Jl. Kertoraharjo Malang 65145/ 081234056668 f. Alamat email : fahmihidayat@rocketmail.com 5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: : 3 orang 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Rurini Retnowati, M.Si. b. NIP : 19601209 198802 2 001 c. Alamat Rumah dan No. Telepon : Jl. Brigjend Katamso No. 20 Malang/081334110369 d. Biaya Kegiatan Total a. Dikti : Rp 8.875.000,00 b. Sumber lain :7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan Menyetujui Ketua Jurusan Kimia Malang, 10 Oktober 2011 Ketua Pelaksana Kegiatan

Dr. Sasangka Prasetyawan, MS NIP. 19630404 198701 1 001 Pembantu Rektor III

Fahmi Hidayat NIM. 0910920037 Dosen Pendamping

Ir. H. RB. Ainurrasjid, MS NIP. 19550618 198103 1 002

Dr. Rurini Retnowati, M.Si. NIP. 19601209 198802 2 001

AA

JUDUL: Potensi Ekstrak Buah Serut (Streblus asper) Sebagai Senyawa Penolak (Repelen) Burung Pemakan Biji Padi: Upaya Pencegahan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman Burung (Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides)). B. LATAR BELAKANG MASALAH Padi merupakan bahan makanan pokok penduduk Indonesia. Tidak hanya menjadi bahan makanan utama di Indonesia, padi merupakan komoditas makanan yang cukup penting dalam menambah pendapatan negara. Pada tahun 1950 sampai 1960-an ketergantungan pangan masyarakat Indonesia pada beras baru sebesar 53%, namun sampai tahun 2010 ketergantungan akan beras semakin tinggi hingga 92-95% (Purnomo, 2010). Pemerintah bahkan harus mengimpor beras dari Thailand sebesar 100 ton untuk memenuhi kebutuhan beras. Kebutuhan pangan beras terus meningkat, maka usaha peningkatan produksi beras terus dilakukan oleh pemerintah. Untuk mendukung sekaligus peningkatan produktivitas tanaman pangan tersebut di Jawa Timur diperlukan berbagai usaha. Usaha-usaha yang dilakukan berupa penggunaan benih padi varietas unggul, pembugaran tanah, penggunaan pupuk kompos, dan sumbangan berupa alat dan mesin pertanian modern. Usaha pemerintah ini pada akhirnya dihadapkan pada berbagai kendala, diantaranya alih fungsi lahan pertanian, degradasi lahan, dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) (Ziyadah, 2011). OPT salah satunya disebabkan oleh serangan hama. Serangan hama dapat menyebabkan hasil panen padi turun antara 20% hingga 50% per tahun. Salah satu jenis hama yang menyerang padi adalah burung. Burung Bondol Jawa (L. leucogastroides) adalah jenis burung pemakan biji yang sering menyerang padi. Di Dusun Pagutan, Daerah Istimewa Yogyakarta, serangan Bondol Jawa atau disebut sebagai emprit terjadi dari pagi hingga sore sehingga para petani terancam dapat mengalami gagal panen (Ajeng, 2011). Bondol Jawa merupakan jenis burung endemik dataran rendah Jawa dan sangat umum ditemui di Jawa, Sumatera, NTT, NTB, dan Bali (Sulistyadi, 2010). Beberapa teknik pengendalian terhadap burung seperti membuat orang-orangan sawah, memasang jaring, dan memasang rangkaian kaleng telah dilakukan di sawah-sawah Pulau Jawa dan Bali. Usaha yang dilakukan ini ternyata membutuhkan tenaga dan waktu yang lama untuk mengusir burung-burung tersebut dari sawah, bahkan biaya tambahan hingga ratusan ribu rupiah pun dikeluarkan untuk membeli jaring guna melindungi padi dari hama burung (Mac Kinnon, et al., 1993). Salah satu alternatif untuk menangani serangan OPT dapat menggunakan senyawa penolak atau repelen. Senyawa penolak ini digolongkan sebagai semiokimia. Semiokimia merupakan senyawa kimia yang terlibat dalam interaksi antara organisme. Senyawa tersebut dapat berasal dari tumbuhan-tumbuhan maupun hewan. Semiokimia yang dikeluarkan oleh suatu organisme untuk menolak organisme lain dikategorikan sebagai zat penolak (repelen). Zat penolak dapat digunakan untuk mengontrol secara langsung aktivitas burung sehingga dapat mencegah penyebaran atau menghambat perkembangan burung pemakan biji padi. Adapun tanaman yang berpotensi diambil ekstraknya sebagai zat penolak burung Bondol Jawa adalah tanaman serut (S. asper). Para petani di Nusa Tenggara Barat sering menggunakan bagian dari tumbuhan serut yakni buahnya untuk mengusir burung. Penelitian terhadap aktivitas ekstrak bagian dari tumbuhan serut yang lain telah dilakukan seperti ekstrak daun serut yang dapat digunakan sebagai insektisida, ekstrak kulit batang yang berpotensi sebagai

obat sakit gigi dan ekstrak dari akarnya yang berpotensi sebagai obat epilepsi (Rastogi, et al., 2006). Namun, penelitian mengenai potensi ekstrak buah serut sebagai zat penolak burung belum dilakukan. Tidak hanya itu sampai dengan saat ini belum diperoleh informasi mengenai kelompok senyawa kimia yang berpotensi untuk dijadikan sebagai zat penolak (repelen). Penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kelompok senyawa kimia yang berpotensi untuk dijadikan zat penolak burung Bondol Jawa (L. leucogastroides). Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan ekstraksi dari buah serut yang berpotensi sebagai zat penolak burung pemakan biji padi. Proses ekstraksi yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode maserasi. Maserasi dilakukan dengan menggunakan 3 macam pelarut yang berbeda sehingga nantinya diharapkan dapat diketahui kelompok senyawa mana yang berpotensi untuk dijadikan zat penolak. Adapun pelarut yang digunakan adalah etanol 96%, dietil eter, dan n-heksan. Etanol adalah pelarut polar, dietil eter adalah pelarut semi polar, sedangkan n-heksan adalah pelarut non polar. Ekstrak yang diperoleh dari hasil maserasi tersebut akan dilakukan penapisan (screening) melalui uji aktivitas baik di laboratorium maupun di lapang untuk menentukan ekstrak mana yang mempunyai aktivitas paling tinggi sebagai zat penolak burung Bondol Jawa. Ekstrak yang paling tinggi aktivasinya akan diuji toksisitas dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) untuk menentukan LC50, dengan demikian akan diperoleh informasi sejauh mana tingkat keamanannya untuk organisme. C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana potensi masing-masing ekstrak dari tiga macam pelarut yaitu polar, semipolar, dan nonpolar buah Serut (S. asper) sebagai zat penolak burung Bondol Jawa? 2. Bagaimana profil senyawa penyusun ekstrak buah Serut (S. asper) yang paling potensial sebagai penolak burung Bondol Jawa ? 3. Bagaimakah toksisitas ekstrak buah serut yang paling berpotensi sebagai zat penolak burung ? D. TUJUAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Melakukan ekstraksi buah Serut (S. asper) dengan menggunakan berbagai macam pelarut antara lain (polar, semipolar, dan nonpolar) sebagai zat penolak burung Bondol Jawa. 2. Melakukan karakterisasi ekstrak buah Serut (S. asper) yang paling potensial dengan menggunakan Kromatografi Cair-Spektrometri Massa (KC-SM). 3. Melakukan uji toksisitas terhadap ekstrat paling aktif dengan metode BSLT menggunakan Artemia salina. E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat memperoleh profil senyawa penyusun ekstrak buah Serut (S. asper) yang mempunyai aktifitas sebagai zat penolak burung Bondol Jawa dan dihasilkan suatu cara yang efektif, murah, dan ramah lingkungan dalam menanggulangi serangan OPT yakni burung Bondol Jawa. F. KEGUNAAN

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan pemikiran dan informasi untuk memecahkan masalah tentang pengendalian organisme penggangu tanaman padi burung Bondol Jawa dan produk yang dihasilkan dapat digunakan untuk pengendalian hama dengan cara menggunakannya sebagai zat penolak efektif dan ramah lingkungan. G. TINJAUAN PUSTAKA G.1 Padi Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk keluarga Gramineae (rumput-rumputan) dari genus Oryza (Purwono dan Purnamawati, 2007). Tumbuhan ini bersifat merumpun yaitu satu bibit yang ditanam membentuk satu rumpun dengan 20-30 anakan atau lebih. Adapun klasifikasi botani dari padi adalah sebagai berikut(Tjitrosoepomo, 2000) : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Class : Liliopsida (Monocotyledons) Order : Cyperales Family : Poaceae Genus : Oryza Spesies : O. sativa L. Gambar 1. Tanaman Padi (Sumber : http://www.pustakadeptan.go.id) G.2 Burung Bondol Jawa Bondol Jawa (L. leucogastroides) dikenal sebagai burung Pipit Jawa (Javan munia) dari Famili Estrildidae (Balen, 2010). Bondol Jawa memiliki ciri tubuh berwarna coklat, hitam, dan putih. Ciri lain Bondol Jawa adalah tubuh bagian atas berwarna coklat, tidak berburik, serta muka dan bagian dada atas berwarna hitam. Habitat Bondol Jawa adalah lahan pertanian dan padang rumput alami (Sulistyadi, 2010). Makanan utama Bondol Jawa adalah padi dan biji rumput. Bondol Jawa merupakan jenis burung endemik dataran rendah Jawa dan sangat umum ditemui di Jawa, Sumatera, NTT, NTB, dan Bali (Sulistyadi, 2010). Adapun klasifikasi dari bondol jawa adalah sebagai berikut (Gill, 2006) : Kerajaan :Animalia Filum :Chordata Kelas :Aves Ordo :Passeriformes Famili :Estrildidae Genus :Lonchura Spesies: L. leucogastroides Gambar 2. L. Leucogastroides (Sumber : http://orientalbirdimages.org)

G.3 Streblus asper Streblus Asper lour (Serut)

Klasifikasi Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Genus Species

: Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Urticales : Moraceae : Streblus : S. asper Lour

Gambar 3. Streblus asper (Sumber :http:// parisaramahiti.kar.nic.in/Medicinal _plants_new/ med%20) plants/p178.html)

S. asper di Indonesia lebih dikenal dengan nama serut. Buah berbiji satu, tertutup oleh sepal yang tebal. Serut (S. asper lour) merupakan tumbuhan obat yang penting yang berasal dari keluarga Moraceae (Madhavan, et al., 2009). Ekstrak dari kulitnya telah digunakan untuk demam, disentri, pengurang rasa sakit gigi, dan antigingivitis (Ishak, et al., 2010). S. asper merupakan sumber yang kaya dengan cardiac glycosides. Reichstein dan rekan kerjanya telah mengisolasi lebih dari 20 jenis c. glycosides dari kulit akar S. asper (Rastogi, et al., 2006). G.4 Semiokimia Semiokimia adalah senyawa kimia yang membawa sinyal dari satu organisme ke organisme lain atau yang disebut senyawa yang terlibat dalam interaksi di antara organisme (Reddy dan Guerrero, 2004). Senyawa tersebut dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Semiokimia berfungsi sebagai mediator dalam interaksi suatu organisme dengan organisme yang lain. Semiokimia dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu feromon dan alelokimia. Feromon merupakan senyawa kimia yang disekresi oleh suatu individu dari suatu spesies yang menyebabkan interaksi intraspesifik yaitu respon spesifik dalam individu lain dari spesies yang sama. Alelokimia adalah interaksi antara spesies yang berbeda. Feromon dapat dibedakan menjadi: feromon seks, feromon tanda bahaya, feromon berkelompok (agregasi), dan feromon untuk meletakkan telur. Sedangkan alelokimia dapat dibedakan menjadi: alomon, kaeromon, sinomon dan agneomon (Nordlund, 1981). G.5 Kromatografi Cair-Spektrometer Massa (KC-SM) Kromatografi Cair (KC) merupakan istilah yang digunakan dalam kromatografi dimana fase geraknya berupa cairan. Berbeda dengan Kromatografi Gas (KG), penggunaan KC tidak dibatasi pada sifat volatil suatu senyawa atau stabilitasnya terhadap temperatur. Spektrometri massa didasarkan pada penguraian senyawa organik dan pola fragmentasi menurut massanya. Pada spektrometri massa, sample dalam bentuk gas ditembakkan dengan elektron berenergi tinggi (Fessenden dan Fessenden, 1992). Tabrakan antara sebuah molekul organik dan salah satu elektron berenergi tinggi menyebabkan lepasnya elektron dari molekul menghasilkan radikal kation. Ion molekuler tersebut biasanya terurai menjadi sepasang pecahan atau filamen yang dapat berupa radikal dan ion, atau molekul kecil dan radikal kation. Spektra massa yang dihasilkan merupakan grafik antara limpahan relatif lawan perbandingan massa/muatan (m/z) (Sastrohamidjojo, 1991). G.6 Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) merupakan salah satu metode skrining untuk menentukan ketoksikan suatu ekstrak ataupun senyawa. Toksisitas ditentukan dari jumlah kematian larva A. salina akibat pengaruh ekstrak atau senyawa bahan alam dengan konsentrasi

tertentu yang dinyatakan dalam LC50. Nilai LC50 merupakan angka yang menunjukkan konsentrasi ekstrak yang dapat menyebabkan kematian sebesar 50% dari jumlah A. salina. Ekstrak dinyatakan toksik apabila mempunyai LC50<1000 ppm (Meyer, et al.,1982). H. METODE PELAKSANAAN H.1 Bahan Utama Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah serut (S. asper) yang diperoleh dari UPT Balai Materia Medica, Kota Batu. Hewan uji yang digunakan dalam uji aktivitas dari ekstrak buah serut (S. asper) adalah burung pemakan biji padi yakni burung Bondol Jawa (L. leucogastroides). H.2 Bahan Kimia Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam percobaan ini adalah metanol, etilasetat, nheksan, dan akuadest. H.3 Alat-alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat maserasi, rotary evaporator vacuum, dan seperangkat alat Kromatografi Cair-Spektrometri Massa LC-10 ADQP 8000, neraca analitik, seperangkat alat BSLT, pisau, sangkar burung, corong gelas, gelas kimia, dan pipet tetes. H.4 Tahapan Penelitian 1. Persiapan sampel buah serut (S. asper) segar . 2. Ekstraksi buah serut dengan menggunakan metode maserasi. 3. Pemurnian ekstrak buah serut hasil maserasi dengan metode rotary evaporator vacuum. 4. Pengujian zat aktif penolak burung, fraksi hasil ekstrak buah serut pada burung Bondol Jawa. 5. Menentukan profil senyawa fraksi ekstraksi buah serut (S. asper) yang berpotensi sebagai zat aktif penolak burung dengan menggunakan KC-SM. 6. Uji toksisitas ekstrak buah serut dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). H.5 Prosedur Penelitian H.5.1 Ekstraksi Buah Serut Dengan Maserasi Buah serut segar ditimbang 2 Kg. Kemudian buah serut segar tersebut dipotong-potong menjadi kecil (1-2 cm). Potongan buah serut dimasukkan ke dalam bejana maserasi. Buah serut yang berada di dalam bejana maserasi diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut polar yakni metanol selama 24 jam sambil sesekali diaduk. Kemudian pelarut dalam maserat diuapkan menggunakan alat rotary vacum evaporator. Konsentrat yang diperoleh dipindahkan dalam botol sampel kemudian ditimbang. Dilakukan pengulangan prosedur sebanyak 2 kali dengan pelarut yang berbeda yaitu etil asetat sebagai pelarut semipolar, dan n-heksan sebagai pelarut non polar.

H.5.2 Uji Aktivitas Burung Bondol Jawa Terhadap Hasil Ekstrak Buah Serut H.5.2.1 Uji Aktivitas Laboratorium Uji aktivitas laboratorium dilaksanakan dengan metode dual choice yang menggunakan tiga sangkar burung (A, B dan C) yang di dalamnya telah diberi makanan burung berupa biji padi di kedua sisinya (kanan dan kiri). Pada sisi bagian kanan diletakkan serabut kelapa yang

telah disemprotkan ekstrak buah serut dari pelarut yang berbeda pada masing - masing sangkar, sedangkan pada sisi bagian kiri diletakkan serabut kelapa tanpa disemprotkan hasil ekstrak buah serut. Kemudian diamati perilaku dari burung Bondol Jawa. H.5.2.2 Uji Aktivitas Lapang Uji aktivitas lapang pada zat aktif penolak burung dari ekstrak buah serut dilakukan di area persawahan yang telah disewa di Desa Sendang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. Pada uji aktivitas lapang digunakan petak sawah yang dibagi menjadi 4 bagian. 2 bagian pada petak sawah dipasang batang bambu dengan serabut kelapa yang telah disemprotkan hasil ekstrak buah serut sedangkan pada 2 bagian dari petak sawah yang lainnya tidak dipasang. Pada uji lapang ini akan diamati perbandingan antara petak sawah yang dipasang batang bambu dengan serabut kelapa yang telah disemprotkan hasil ekstrak buah serut dan petak sawah yang tidak dipasang. Gambar pelaksanaan uji aktivitas lapang disajikan pada lampiran L.1. H.5.3 Penentuan Profil Senyawa Ekstrak Buah Serut Menggunakan KC-SM Sebanyak 20 L sampel hasil ekstrak buah serut dari fraksi yang berpotensi sebagai zat aktif Penolak Burung dengan metode maserasi diinjeksikan pada instrumen LC-10 AD-QP 8000. Data yang diperoleh berupa Total Ionic Chromatogram (TIC) dan spektrum massa. Spektrum massa yang dihasilkan digunakan untuk menentukan jenisl komponen penyusun, sedangkan TIC digunakan untuk menentukan kadar tiap komponen hasil ekstrak buah serut. H.5.4 Uji Toksisitas Ekstrak Buah Serut Untuk uji toksisitas, larva A. salina yang akan digunakan dipreparasi dari telur A. salina yang dikultur dalam air laut selama 48 jam. Sepuluh ekor A. salina kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel yang berisi ekstrak buah serut dalam variasi konsentrasi yang dibuat linear. Kemudian pengamatan dilakukan terhadap jumlah larva A. salina yang mati setelah 24 jam. Data yang diperoleh digunakan untuk menentukan nilai LC50. Nilai LC50 inilah yang kemudian digunakan untuk mengetahui tingkat toksisitas ekstrak buah serut. H.6 Analisis Data H.6.1 Analisis KC-SM Hasil analisis dari data KC-SM digunakan untuk mengetahui komponen penyusun buah serut segar hasil maserasi yang memiliki aktivitas tertinggi sebagai zat penolak burung. H.6.2 Uji Laboratorium dan Lapang Dari uji laboratorium dan lapang, maka akan diketahui ekstrak buah serut yang memiliki aktivitas tertinggi dari hasil ekstraksi yang menggunakan 3 jenis pelarut yang berbeda sebagai penolak burung dan berpotensi sebagai zat penolak.

H.6.3 Penentuan Nilai LC50 Pada Uji Toksisitas Ekstrak Buah Serut Nilai LC50 ditentukan dengan cara mencari nilai x ( log konsentrasi ekstrak buah serut) pada y ( % mortalitas) sebanyak 50 % A. Salina yang mati dengan memakai persamaan regresi y = ax + b yang diperoleh dari grafik. Adapun untuk menghitung nilai mortalitas dapat digunakan persamaan : % Mortalitas = I. JADWAL KEGIATAN

No 1

Nama Kegiatan -Izin penggunaan laboratorium -Izin kepada UPT Balai Materia Medica -Izin sewa sawah Pembelian alat dan bahan Persiapan buah serut segar Ekstraksi buah serut dengan maserasi Analisis kandungan ekstrak buah Serut Uji aktivitas di laboratorium Uji aktivitas di lapangan -Preparasi larva A.salina dari telur A.salina -Uji toksisitas terhadap ekstrak buah serut Analisis data

Bulan I 12 3 4

Bulan II 1 2 3 4

Bulan III 1 2 3 4 1

Bulan IV 2 3 4

2 3 4

5 6 7 8

10 Evaluasi kegiatan 11 Penyusunan akhir laporan

J. Rancangan Biaya Biaya peralatan No. Peralatan 1. Sewa Peralatan KC-MS 2. Sewa Peralatan BSLT 3. Sewa Peralatan Maserasi 3. 5 Gelas Kimia 4. 2 Pipet tetes Total

Harga Satuan (Rp)

Harga (Rp) 300.000 300.000 100.000 150.000 10.000 860.000

30.000 5000

Biaya Bahan No. Jenis Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Aquades Pelarut methanol Pelarut etil asetat Pelarut n-heksan Aluminium foil Es Batu Sampel buah serut Telur A. salina

Jumlah Kebutuhan 20 L 5L 3L 5L 1 gulung 10 kg 2 paket

Harga Satuan Harga (Rp) (Rp) 5000/L 100.000 20.000/L 100.000 350.000/L 1.050.000 85.000/L 425.000 65.000 65.000 25.000 100.000 150.000/paket 300.000 2.165.000

TOTAL Biaya Transportasi No. Jenis Kegiatan 1. Observasi Uji Lapang (4x) 2. Pengambilan sampel (4x) 3. Akomodasi Uji Lapang (4x) TOTAL Biaya Lain-Lain No. Nama 1. Analisis KC-SM sebanyak 3 sampel 2. 3. 4. Biaya determinasi tanaman serut Sewa 3 petak sawah yang ditanami padi sudah 900.000

Biaya Satuan 100.000/observasi 50.000 25.000/orang

Harga (Rp) 400.000 200.000 100.000 700.000

Biaya Satuan 500.000/sampel

Harga (Rp) 1.500.000 50.000 2.700.000 150.000 350.000 150.000 250.000 5.150.000

Pengembangbiakkan larva A. Salina

4. Percetakan, Fotokopi dan Penjilidan 5. Penelusuran Pustaka 6. Pembuatan Laporan Akhir Total REKAPITULASI DANA No Jenis Biaya 1. Biaya Peralatan 2. Biaya Bahan 3. Biaya Transportasi 4. Biaya Lain-Lain JUMLAH

Harga (Rp) 860.000 2.165.000 700.000 5.150.000 8.875.000

K. Daftar Pustaka

Ajeng. 2011. Serangan Pipit Meningkat, Petani Terancam Gagal Panen . http://www.republika.co.id/ berita/regional/nusantara/11/08/09/lpo4ya-serangan-pipitmeningkat-petani-terancam-gagal-panen. Diakses tanggal 1 Oktober 2011. 20:05. Ballen, BV. 2010. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan: (Termasuk Sabah, Sarawak, dan Brunei Darussalam). Bogor: Burung Indonesia. Coates BJ and Bishop KD. 2000. A Guide to the birds of Wallace: Sulawesi, the Moluccas and Lesser Sunda Island, Indonesia. Bogor: Birdlife International-Indonesia Programme & Dove Publications Pty. Ltd. Fessenden RS dan Fessenden IS. 1992. Kimia Organik, Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Gill F and Witurn W. ITIS Report: Lonchura leucogastroides (Horsfield & Moore, 1858) . http: // www. itis. Gov /servlet/ SingleRpt/SingleRpt? search_topic= TSN&search_ value =560854. Diakses tanggal 1 Oktober 2011. 20:10. Ishak R, Yousif MAI, Shuhaimi M, Abdullah S, Syarifah KSM, Mohd. Yazid AM. 2006. Factors Affecting Milk Coagulating Activities of Kesinai (Streblus Asper) Extrack. Dairy Science 5 (4): 303-307. Mac Kinnon J, Phillips K, Ballen BV. 2010. Burung-Burung Di Sumatera, Jawa, Bali, Dan Kalimantan (Termasuk Sabah, Serawak dan Brunei Darussalam). Bogor: Puslitbang Biologi- LIPI & Birdlife Internasinal-Indonesia Programme. Madhavan V, Pravinkumar PZ, Gurudeva MR, and Yoganarasimhan SN. 2009. Pharmacognostical evaluation of root bark of Streblus asper Lour. Traditional Knowledge 8(2): 176-180. Meyer BN, NR Ferrigni, JE Putman, LB Jacobsen, DE Nichols and JL Mc Laugh Lin. 1982. Brine Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active Plant Constituents. USA: Journal of Plant Research Planta Medical. Nordlund VB. 1948. Semiochemicals: a Review of The Terminology dalam Semiochemicals: Their Role in Pest Control, ,Nordlund, D.A. New York, R.L. Jones and W.J. Lewis, Edition, John Willey & Sons,. hlm 13 28. Purnomo H. 2010. Konsumsi beras Indonesia Terbesar di Dunia. http: //us.detikfinance.com /read/2010/10/13/123257/1463600/4/konsumsi-beras-indonesia-terbesar-di-dunia. Diakses tanggal 1 Oktober 2011. 20:30. Purnomo H dan H Purnamawati. 2007. Budidaya Dan Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya. Rastogi S, Dinesh KK, and Ajay KSR. 2006. Streblus asper Lour. (Shakhotaka): A Review of its Chemical,Pharmacological and Ethnomedicinal Properties. Oxford : Oxford University Press All rights reserved. Reddy GVP and Guerrero A. 2004. Interactions Of Insect Pheromones And Plant Semiochemicals.TRENDS in Plant Science 5 (5): 253261. Sastrohamidjojo H. 1991. Spektroskopi, Edisi II. Yogyakarta : Penerbit Liberty. Tjitrosoepomo G. 2000. Morfologi Tumbuhan, cetakan ke 12. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Sulistyadi E. 2010. Kemampuan kawasan nir-konservasi dalam melindungi kelestarian burung endemik dataran rendah pulau Jawa studi kasus di kabupaten Kebumen. Jurnal Biologi Indonesia 6(2): 237-253 [jurnal on-line]. http:// www.google.co. id/ search?

hl=id&lr=&as_qdr=all&q=jurnal+ burung+bondol+peking& aq=f&aqi = &aql=&oq=&gs_rfai. Diakses tanggal 1 Oktober 2011. 20:45. Ziyadah K. 2011. Kemampuan Makan, Preferensi Pakan, dan Pengujian Umpan Beracun Pada Bondol Peking (Lonchura punctulata l.) dan Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides horsfield & moore). Skripsi, Institut Pertanian Bogor. L. LAMPIRAN L.1 Gambar Rancangan Uji Aktivitas Ekstrak Buah Serut di Lapang Keterangan : 1. Bagian petak sawah tanpa uji ekstrak buah serut. 2. Batang bambu dengan serabut kelapa diatasnya yang telah disemprotkan hasil ekstrak buah serut. 3. Bagian petak sawah dengan uji ekstrak buah serut. Gambar 4. Gambar pelaksanaan uji aktivitas lapang

L.2 Daftar Biodata Ketua dan Anggota Pelaksana L.2.1 Ketua Pelaksana 1. Nama Lengkap : Fahmi Hidayat 2. NIM : 0910920037 3. Fakultas/jurusan : MIPA/ Kimia 4. Tahun Angkatan : 2009 5. Tempat/Tanggal Lahir : Kediri/ 1 Januari 1991 6. Alamat di Malang : Jl. Kertoraharjo, Malang 7. Nomor Telepon : 081234056668 8. E-mail : fahmihidayat@rocketmail.com 9. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu 10. Riwayat pendidikan : MI Manbaul Afkar Sendang I MTs Manbaul Afkar Sendang I SMAN 1 Kediri Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang 11. Pengalaman Organisasi : Staff LBI Himpunan Mahasiswa Kimia tahun 2011 12. Pengalaman Ilmiah : Ketua Pelaksana Kegiatan

Fahmi Hidayat NIM. 0910920037

L.2.2 Anggota Pelaksana 1 1. Nama Lengkap : Erwin Prasetya Toepak 2. NIM : 0910923007 3. Fakultas/jurusan : MIPA/ Kimia 4. Angkatan : 2009 5. Tempat/Tanggal Lahir : Kuala Kapuas/17 Juni 1991 6. Alamat di Malang : Jalan Bendungan Tangga 3 Malang 7. Nomor Telepon : 085248906900 8. E-mail : etclockup@gmail.com 9. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu 10. Riwayat pendidikan : SDK St. Paulus Kuala Kapuas SMPK St. Paulus Kuala Kapuas SMAN 1 Kuala Kapuas Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang 11. Pengalaman Organisasi : Staff Advokesma BEM FMIPA UB 12. Pengalaman Ilmiah :Anggota Pelaksana 1

Erwin Prasetya Toepak L.2.3 Anggota Pelaksana 2 NIM. 0910923007 1. Nama Lengkap : S. Alfisyah Nur Aziza 2. NIM : 0910920064 3. Fakultas/jurusan : MIPA/Kimia 4. Angkatan : 2009 4. Tempat/Tanggal Lahir : Buton/14 April 1991 5. Alamat di Malang : Jl. Serayu Gang 1 No.10 Malang 6. Nomor Telepon : 08563609049 7. E-mail : aziza.zee88@yahoo.com 8. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/ Minggu 9. Riwayat pendidikan : SDN BUNUL REJO X Malang SMPN 20 Malang SMAN 7 Malang Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang 10. Pengalaman Organisasi :11. Pengalaman Ilmiah :-

Anggota Pelaksana 2

S. Alfisyah N.A NIM. 0910920064 L.2.4 Anggota Pelaksana 3 1. Nama Lengkap : Baiq Octaviana Dwi Anggraeny 2. NIM : 105090204111003 3. Fakultas/jurusan : MIPA/Kimia 4. Angkatan : 2010 4. Tempat/Tanggal Lahir : Malang/31 Oktober 1991 5. Alamat di Malang : Perum.Joyo Grand Blok K-117,Merjosari, Malang 6. Nomor Telepon : 085646646691 7. E-mail : vianimueet@rocketmail.com 8. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/ Minggu 9. Riwayat pendidikan : SDN MERJOSARI V Malang Sekolah Menengah Kebangsaan Taman Desa Skudai, Johor Bahru, Malaysia SMAN 8 Malang Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang 10. Pengalaman Organisasi :Anggota Pelaksana 3 11. Pengalaman Ilmiah :-

Baiq Octaviana Dwi Anggraeny L.3 Daftar Biodata Dosen Pembimbing 1. Nama Lengkap : Dr. Rurini Retnowati, M. Si. NIM. 105090204111003 2. Nomor Induk Pegawai : 19601209 198802 2 001 3. Gelar depan : Doktor 4. Gelar belakang : Magister Sains 5. Pangkat / Jabatan : Penata/Lektor/III-d 6. Unit Kerja : Jurusan Kimia - Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang Jl. Veteran Malang Telp: (0341) 575838 7. Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 09 Desember 1960 8. Alamat : Jl. Brigjend Katamso No. 20 Malang 9. Nomor Telepon : (0341) 361876 10. E-mail : rretnowati@brawijaya.ac.id 11. Riwayat pendidikan

: Universitas Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung Gelar Tahun Selesai Dra 1986 M.Si 1994 Dr. 2004 Bidang studi Kimia Kimia Organik / Bio-organik Kimia Organik / Bio-organik

12. Pengalaman Publikasi dan Penelitian : Rekayasa Pembuatan Umpan Toksik Menggunakan Dedak gandum sebagai Carrier untuk Monitoring Serangga Hama Tribolium castaneum Herbst (Bogasari Nugraha, 2002). Aktifitas Asam Oleat dan Turunannya sebagai Zat penarik Serangga Sitophilus oryzae L. dan Tenebrio molitor L. (Disertasi S3, ITB, 2004). Dosen Pendamping

Dr. Rurini Retnowati, M.Si. NIP. 19601209 198802 2 001

Anda mungkin juga menyukai