Kelompok 5:
Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan YME yang telah memberikan kemampuan
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah Biotanah dan pupuk hayati ini dengan tepat
waktu.
Makalah “Pemanfaatan Ekstrak Daun Babandotan (Ageratum Conyzoides) Sebagai
Bioherbisida Gulma Rumput Teki (Cyperus Rotundus)” ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok mata kuliah Biotanah dan pupuk hayati. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah ini. Dalam proses
penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu saya
ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini
Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga kami secara
terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Demikian apa yang dapat kami
sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya
sendiri khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah......................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................5
Babadotan (Ageratum conyzoides Linn)......................................................................................5
Rumput Teki (cyperus rotundus L.).............................................................................................6
BAB III METODOLOGI..................................................................................................................8
Alat dan Bahan...............................................................................................................................8
Persiapan Media Tanam................................................................................................................8
Persiapan Penyemaian...................................................................................................................8
Pembuatan Simplisia daun Babandotan......................................................................................8
Pembuatan Ekstrak Herbisida Nabati.........................................................................................8
Uji Fitokimia...................................................................................................................................9
a. Uji Alkaloid.............................................................................................................................9
b. Uji Flavonoid...........................................................................................................................9
c. Uji Saponin..............................................................................................................................9
d. Uji Tanin.................................................................................................................................9
d. Uji Polifenol.............................................................................................................................9
e. Uji Steroid dan Terpenoid.....................................................................................................9
Parameter yang diukur..................................................................................................................9
a. Berat Basah.............................................................................................................................9
b. Berat Kering...........................................................................................................................9
c. Fitotoksisitas..........................................................................................................................10
Rancangan Penelitian (Analisis Data)........................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................................11
Hasil Uji Fitokimia Daun Babadotan (Ageratum conyzoides)..................................................11
Berat Basah dan Berat Kering Rumput Teki............................................................................12
BAB V KESIMPULAN...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kendala yang cukup penting dalam upaya pengamanan dan peningkatan
produksi hortikultura khususnya sayuran adalah serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan
(Gulma) yang timbul sebagai akibat dari interaksi antara faktor-faktor OPT, tanaman dan
lingkungan. Kerugian yang ditimbulkannya secara ekonomi cukup berarti, sehingga diperlukan
upaya pengendalian untuk menekan kerugian itu yang diawali dengan kegiatan pengamatan OPT
agar timbul kewaspadaan terhadap serangan OPT. Pengendalian gulma dengan menggunakan
berbagai bahan alam mulai dilakukan salah satunya dengan penggunaan babadotan (Ageratum
conyzoides L.) sebagai Bioherbisida. Tumbuhan A. conyzoides memiliki nama umum babadotan,
bandotan, jukut bau atau wedusan (goatweed). Babadotan (A. conyzoides) memiliki kandungan
bahan aktif terutama di bagian daun adalah alkaloid, saponin, flavanoid, polifenol, sulfur dan
tannin. Bagian daun mempunyai sifat bioaktivitas sebagai insektisida, antinematoda, antibakteri dan
alelopati. Oleh karna itu, untuk mengurangi dampak penggunaan bahan kimia, maka diperlukan
alternatif pengendalian gulma. Salah satu teknik pengendalian gulma yang ramah lingkungan
adalah penggunaan bioherbisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan misalnya babadotan
(A. conyzoides).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas didapatkan tujuan masalah sebagai berikut :
TINJAUAN PUSTAKA
Persiapan Penyemaian
Tanah yang sudah dicampur dengan kompos dan sekam dimasukkan ke dalam bak tanam,
selanjutnya umbi rumput teki dibenamkam ke dalam media penyemaian. Umbi rumput yang
disemai sebanyak 60 umbi. Pada bak semai tersebut dilakukan penyiraman dengan aquades
secukupnya, hingga umur 15 hari.
Uji Fitokimia
Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang terdapat didalam
daun babandotan. Uji fitokimia yang dilakukan meliputi ; uji alkaloid, flavonoid, polifenol, tanin,
saponin, dan steroid.
a. Uji Alkaloid
Serbuk daun babandotan sebanyak 1 gram ditambah dengan 1 ml HCl 2M dan 9 ml aquades
kemudian dipanaskan selama 2 menit dan disaring, filtrat dibagi 3 bagian lau masing-masing
ditambah dengan pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorff (Setyowati dkk, 2014).
b. Uji Flavonoid
Serbuk daun babandotan sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 3 ml etanol dan menambahkan 0,1
gram serbuk magnesium dan 5 tetes HCl pekat (Setyowati dkk, 2014).
c. Uji Saponin
Serbuk daun babandotan sebanyak 1 gram dikocok kuat dengan 10 ml air selama 10 detik
(Setyowati dkk, 2014).
d. Uji Tanin
Serbuk daun babandotan sebanyak 1 gram dididihkan dalam 50 ml aquades, kemudian filtrat
disaring dan filtrat ditambahkan 1 ml larutan gelatin 1% dan diperhatikan endapan nya (Hanani,
2015).
d. Uji Polifenol
Serbuk daun babandotan sebanyak 1 gram dididihkan dalam 10 ml aquades, kemudian filtrat
disaring dan filtrat ditambahkan 3 tetes FeClɜ 1% (Setyowati dkk, 2014).
e. Uji Steroid dan Terpenoid
Serbuk daun babandotan sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 3 ml kloroform, lalu dipipet sambil
disaring menggunakan pipet. Filtrat tersebut diteteskan 3 tetes pereaksi Libermann Bouchard yang
akan ditandai dengan cincin kecoklatan atau violet menunjukkan terpenoid sedangkan cincin biru
hijau menunjukkan steroid (Hanani, 2015).
PEMBAHASAN
Uji alkaloid pada serbuk daun babandotan yang ditambah dengan pereaksi Mayer
menghasilkan endapan putih, hal itu disebabkan pereaksi mayer tersebut berikatan dengan alkaloid
melalui ikatan koordinasi antara atom N alkaloid dengan Hg pereaksi mayer, sehingga
menghasilkan senyawa kompleks merkuri non polar mengendap berwarna putih. Serbuk daun
babandotan yang ditambahkan dengan pereaksi Wagner menghasilkan warna coklat hal itu
disebabkan ion logam K+ membentuk ikatan kovalen koordinat dengan atom N yang terdapat pada
alkaloid membentuk kalium alkaloid yang mengendap. Pereaksi dragendorff yang ditambahkan
pada serbuk daun babandotan menghasilkan warna jingga hal itu disebabkan pereaksi dragendorff
mengandung bismut nitrat dan merkuri klorida. Serbuk daun babandotan pada uji flavonoid yang
diberi Mg dan 5 tetes HCl pekat menghasilkan warna merah kecoklatan, hal tersebut disebabkan
Mg dan HCl pekat memiliki fungsi untuk mereduksi inti benzopiron pada struktur flavonoid
sehingga akan terjadi perubahan warna menjadi merah hingga jingga.
Hasil Uji Toksisitas
Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan uji anova menunjukkan bahwa ekstrak
serasah daun babandotan berpengaruh pada toksisitas rumput teki, pada beberapa helai daun
menunjukkan gejala keracunan (Tabel 2).
Hasil rata-rata toksisitas rumput teki paling tinggi terjadi dengan pemberian ekstrak daun
babandotan konsentrasi 50%. Pada Perlakuan 50 % ekstrak daun babandotan terjadi kelayuan
sebesar 2,74 yang artinya adalah daun rumput teki mengalami kelayuan sedang-berat. Toksisitas
ekstrak daun babadotan terhadap pertumbuhan gulma terjadi karena daun babandotan memiliki
senyawa aktif golongan fenol yang dapat menyebabkan pertumbuhan rumput teki menjadi
terhambat. Hambatan ini menyebabkan pembelahan sel pada bagian meristem pucuk terganggu.
Semakin tinggi kandungan senyawa alelopati yang terakumulasi dalam tanah menyebabkan
terjadinya perbedaan potensial air antara larutan dalam tanah dan jaringan gulma.
Pada pengukuran berat basah dan berat kering terlihat bahwa kontrol memiliki bobot yang
lebih berat. Hal ini menandakan bahwa karena tidak adanya gejala kerusakan daun pada kontrol
maka bobot berat basah dan berat keringnya pun akan lebih berat. dibandingkan dengan perlakuan
lain yang diberikan ekstrak daun babandotan, meskipun pada perlakuan 50 % bobot beratnya tinggi
ini dikarenakan batang asalnya yang tinggi sebelum diberikan perlakuan. Penghambatan
pertumbuhan rumput teki yang mengakibatkan penurunan berat basah pada rumput teki. Hal ini
terjadi karena alelopati yang terkandung dalam ekstrak daun babandotan dapat mengakibatkan
penurunan permeabilitas membran sel dan mengganggu kemampuan dalam penyerapan air serta
unsur hara terlarut. Kerusakan struktur membran sel terjadi karena adanya senyawa alelokimia
salah satunya fenol, karena fenol memiliki kemampuan yang dapat merusak fosfolipid sehingga
mengakibatkan zat-zat penyusun sel serta metabolit keluar dari dalam sel (Triyono, 2009 dalam
Hikmah, 2018)
Menurut Isda dkk,2013 bahwa pemberian ekstrak babandotan terhadap perkecambahan dan
pertumbuhan Paspalum conjugatum Berg dapat menghambat pertumbuhan gulma tersebut karna
adanya senyawa alelopati. Hal ini dapat dilihat berdasarkan tabel adanya penurunan baik dari
jumlah daun, tinggi tanaman, berat akar dan panjang akar. Pada pemanfaatan ekstrak daun
babandotan (ageratum conyzoides) sebagai bioherbisida gulma rumput teki (Cyperus Rotundus)
hanya dilakukan pengukuran berdasar bobot kering dna bobot basah yang artinya menghitung
secara kesuluruhan bobot pada tanaman. Perhitungan tersebut belum spesifik untuk melihat
terjadinya penurunan pertumbuhan rumput teki secara signifikan. Oleh karena itu perlu dilakukan
perhitungan berdasar jumlah daun, tinggi tanaman, berat akar dan panjang akar.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun babandotan dapat
menghambat pertumbuhan gulma rumput teki. Berdasarkan hasil uji, tanaman babandotan dapat
membuat rumput teki teracuni sehingga terjadi kelayuan sebesar 2,74 yang artinya adalah daun
rumput teki mengalami kelayuan sedang-berat. Toksisitas ekstrak daun babadotan terhadap
pertumbuhan gulma terjadi karena daun babandotan memiliki senyawa aktif golongan fenol yang
dapat menyebabkan pertumbuhan rumput teki menjadi terhambat. Hambatan ini menyebabkan
pembelahan sel pada bagian meristem pucuk terganggu. Selain itu tanaman babandotan juga dapat
menghambatan pertumbuhan rumput teki yang mengakibatkan penurunan berat basah pada rumput
teki. Hal ini terjadi karena alelopati yang terkandung dalam ekstrak daun babandotan dapat
mengakibatkan penurunan permeabilitas membran sel dan mengganggu kemampuan dalam
penyerapan air serta unsur hara terlarut. Kerusakan struktur membran sel terjadi karena adanya
senyawa alelokimia salah satunya fenol, karena fenol memiliki kemampuan yang dapat merusak
fosfolipid sehingga mengakibatkan zat-zat penyusun sel serta metabolit keluar dari dalam sel
Konsentrasi optimum yang bisa menghambat pertumbuhan rumput teki adalah konsentrasi 50 %.
Babandotan menghasilkan senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, saponin, minyak astiri,
kumarin dan tanin.
DAFTAR PUSTAKA
Kilkoda, A.K., 2015. Respon Allelopati Gulma Ageratum Conyzoides Dan Borreria Alata Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Kedelai (Glycine Max). Jurnal Agro Vol. II, No. 1.
Hikmah .A.UI, F.G Bilkis, D.G Maelani , dan Triastinurmiatiningsih, 2018. Pemanfaatan Ekstrak
Daun Babandotan (Ageratum Conyzoides) Sebagai Bioherbisida Gulma Rumput Teki
(Cyperus Rotundus). Ekologia, Vol. 18 No.1:25-30.
Isda M.N, Siti F, dan Rahmi F. 2013. Potensi Ekstrak Daun Gulma Babadotan (Ageratum
Conyzoides
L.) Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Paspalum Conjugatum Berg: Jurnal
Biologi Volume 6 Nomor 2.
Pranasari R.A, Tutik N, dan Kristanti I.P. Persaingan Tanaman Jagung (Zea mays) dan Rumput
Teki
(Cyperus rotundus) Pada Pengaruh Cekaman Garam (NaCl): Jurnal Sains Dan Seni ITS
Vol. 1, No. 1.