Forum Diskusi 3 ini akan membahas permasalahan mengenai hierarki
norma yang berlaku di Indonesia. Dalam teori stufenbau dikatakan
bahwa norma-norma disusun secara berjenjang dan berlapis-lapis. Dengan demikian, norma yang di atas harus menjadi acuan dalam penyusunan norma yang ada di bawahnya begitu seterusnya hingga ke norma yang paling rendah. Sesuai dengan teori hierarki norma tersebut, jika suatu norma yang lebih rendah bertentangan dengan norma yang ada di atasnya, maka dapat dilakukan pengujian peraturan perundang- undangan. Jelaskan bagaimana pengaturan mengenai pengujian peraturan perundang-undangan di Indonesia saat ini! Jangan lupa mencantumkan contoh dan dasar hukumnya! Jawab :
Pengaturan mengenai pengujian peraturan perundang-undangan di Indonesia dapat
dilakukan pengujian oleh lembaga yang berwenang. Dalam hal bila mana suatu norma yang lebih rendah bertentangan dengan norma yang ada di atasnya, maka dapat dilakukan pengujian adalah Lembaga yang berwenang. Sebagai Pelaku kekuasaan kehakiman, Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK)., keduanya merupakan lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang dasar 1945 sebagaimana yang terdapat dalam bunyi pasal 21 ayat (2) Dalam praktik, judicial review undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945 dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Sementara itu, pengujian peraturan perundang-undangan di bawah UU terhadap UU dilakukan oleh Mahkamah Agung (MA) sebagaimana tertera pada pasal 24A ayat (1) UUD 1945, yang berbunyi, “ Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang- undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang. Istilah pengujiaan ini dikenal dengan hak uji materiil dari Mahkamah agung.
Kewenangan MA dan MK dapat dilihat dalam table berikut :
Perbedaan Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Kewenangan 1. Mengadili pada tingkat 1. mengadili pada tingkat kasasi. pertama dan terakhir yang 2. menguji peraturan putusannya bersifat final perundang-undangan di untuk menguji undang-undang bawah undang-undang terhadap undang-undang dasar terhadap undang-undang 2. memutus sengketa kewenangan lembaga Negara sumber : pasal 24A ayat (1) UUD 1945 yang kewenangannya diberikan oleh UUD 3. memutus pembubaran partai politik 4. memutus perselisihkan tentang hasil pemilihan umum sumber :pasal 24C ayat (1) UUD 1945
Dalam hal ini dapat kita ambil contoh,
1. Bila mana suatu Perda (peraturan daerah) bertentangan dengan Undang-undang, dalam hal ini yang berwenang adalah Mahkamah Agung (MA), Contoh Perda yang Pernah Diuji ke MA adalah Pasal 30 Peraturan Daerah Khusus Provinsi Papua Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur (“Perda Papua 6/2011”). Melalui Putusan Mahkamah Agung Nomor 16 P/Hum/2012 Tahun 2012, MA mencabut Perda Papua 6/2011. Sumber : Pramesti, 2015, “Prosedur Uji Materiil Perda di Mahkamah Agung”, https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt559a47cad176c/prosedur-uji-materiil-perda-di- mahkamah-agung#_ftnref6
2. Bilamana Suatu Undang-undang bertentangan dengan Undang-undang dasar 1945,
dalam hal ini yang berwenang adalah Mahkamah Konstitusi (MK), sebagai contoh adalah pengujian Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan terhadap UUD 1945 yang dimohonkan oleh Hery Shietra, S.H., namun pada putusan nomor 99/PUU-XIV/2016, amar putusan menyatakan permohonan pomohon tidak dapat diterima. Sumber PUTUSAN Nomor 99/PUU-XVI/2016