Bidang Kegiatan:
PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT
Oleh:
Latar Belakang
Lingkungan hidup adalah ruang yang ditempati oleh suatu makhluk hidup
bersama dengan benda hidup dan benda tak hidup (Sriyanto 2007). Keberadaan
lingkungan hidup sangat penting bagi manusia. Selain manusia, kelestarian
lingkungan juga sangat penting bagi lingkungan itu sendiri, baik flora dan fauna.
Namun dewasa ini, lingkungan mengalami permasalahan yang begitu kompleks
dan dilematis (Sriyanto 2007). Banyak hal yang menyebabkan krisisnya lingkungan
hidup, yang mengakibatkan rusaknya lingkungan sehingga kondisinya tidak
kondusif lagi. Penyebab utama krisis lingkungan hidup dianggap karena perilaku
manusia. Banyak manusia yang sering merusak lingkungan tanpa mereka sadari
atau tidak mereka sadar (Keraf 2010). Salah satu perilaku manusia yang dapat
merusak lingkungan adalah kebiasaannya dalam membuang sampah. Badan Pusat
Statistik tahun 2014 menyatakan bahwa pada umumnya masyarakat Indonesia tidak
memilah sampah yang akan dibuangnya secara organik maupun anorganik dengan
persentase lebih dari 70% di setiap provinsinya. Dari pernyataan tersebut, dapat kita
ketahui bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mengindahkan Undang-
Undang No. 18 Pasal 12 Tahun 2008 mengenai kewajiban setiap orang yang harus
mengelola sampah secara wawasan lingkungan. Hal ini terjadi karena kurangnya
pengetahuan dan kesadaran akan bahaya sampah bagi lingkungan, hewan, dan
tentunya bagi manusia itu sendiri.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka salah satu cara untuk mengatasi
krisis lingkungan adalah dengan mengembangkan karakter peduli lingkungan.
Karakter peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan alam sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Pembangunan karakter bangsa
peduli lingkungan dapat dilakukan melalui pendidikan, pembelajaran, dan fasilitasi.
Pendidikan menjadi garda depan dalam upaya pembentukkan karakter manusia
Indonesia yang sesungguhnya dan sekolah merupakan sector utama yang secara
optimal memanfaatkan dan memberdayakan semua lingkungan belajar yang ada
untuk menginisiasi, memperbaiki, menguatkan, dan menyempurnakan secara terus
menerus melalui proses pendidikan karakter di sekolah (Al-Anwari 2014). Melalui
pendidikan, pembangunan karakter dapat dilakukan dalam konteks makro dan
mikro. Dalam pembangunan ini pun harus diperhatikan keberlanjutan dan
keberhasilannya agar kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia tidak
terjadi lagi. Seperti yang telah dipaparkan oleh Hadi (1998) bahwa terdapat empat
prinsip dalam mewujudkan pembangunan keberlanjutan, yakni; fulfillment of
human needs, maintenance of ecological integrity, sosial equity, dan self
determination.
“YOKAWAN (Ayo Sukai Hewan) ” adalah sebuah papan permainan yang
terinspirasi dari Film Jumanji, yang ditambah dengan sentuhan kreatifitas dan
inovasi sehingga dapat menjadi media pengenalan hewan endemik dan kelestarian
lingkungan di Indonesia. “YOKAWAN” mengedukasi anak-anak mengenai
keanekaragaman fauna dan lingkungan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia
melalui peningkatan budaya literasi yakni terdapatnya penjelasan dan wawasan
mengenai fauna dan lingkungan, yang dikemas secara menyenangkan dan menarik
sehingga dapat memudahkan anak-anak untuk mengenali dan mencintai hewan
endemik. Pada program ini juga menjelaskan bagaimana manusia harus melindungi
dan menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan yang akan
berdampak pada fauna, lingkungan, dan manusia itu sendiri. Sehingga selain
menumbuhkan pengetahuan dan rasa cinta kepada hewan endemik Indonesia, anak-
anak juga diajak untuk menjaga lingkungan dan secara tidak langsung
meminimalisir kepunahan hewan endemik Indonesia yang mereka cintai.
Sasaran dari permainan ini adalah anak-anak. Anak-anak sebagai generasi
pewaris bangsa memiliki peran penting dalam keberlangsungan negara ini di masa
depan. Melalui permainan edukasi “YOKAWAN” anak-anak akan senantiasa
membaca sehingga dapat mengenali karakteristik dan bertambah wawasannya
mengenai fauna dan lingkungannya. Sehingga apabila anak-anak sudah mengenal
dan mencintai lingkungan serta habitatnya sejak dini, maka mereka akan senantiasa
merasa memiliki kekayaan fauna dan lingkungan tersebut dan menimbulkan sikap
bertanggung jawab terhadap keberlangsungan hidup hewan dan kelestarian
lingkungan. Adapun pada implementasi program YOKAWAN yang dilakukan di
desa Cihideung Ilir, menurut pengamatan penulis, implementasi program yang
dilakukan cukup berdampak bagi anak, namun tetap terdapat kekurangan pada
pengaruh di aspek perilaku. Oleh karena itu, sudah seharusnya evaluasi terhadap
program PKM-M perlu dilakukan untuk meninjau pengetahuan, sikap, dan
keterampilan kelompok sasaran. Selain itu, evaluasi tidak hanya dilakukan untuk
mengukur keberhasilan program pada sasaran programnya saja, tetapi juga dilihat
dari kelestarian lingkungan dimana program ini berlangsung. Hal tersebut ditinjau
agar implementasi program yang dilakukan sesuai harapan dan tujuan dari
pelaksana program. Evaluasi ini pun dilakukan untuk melihat keberhasilan dan
keberlanjutan program pengembangan masyarakat.
Tujuan Penulisan
Kegunaan Penelitian
Strategi pembelajaran
Menurut Nurdyansyah dan Toyiba (2018) strategi pembelajaran adalah
beberapa alternatif model, metode, cara-cara menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar yang merupakan pola-pola umumkegiatan yang harus diikuti oleh guru
dan siswa untuk mencapai tujuaninstruksional yang telah ditetapkan. Nurdyansyah
dan Toyiba (2018) mengatakan bahwa hasil belajar adalah merupakan penilaian
hasil-hasil kegiatan belajar pada diri siswa setelah melakukan proseskegiatan
belajar.
Sedangkan Fitria (2017) mengatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa
terdiri dari tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Lebih lanjut
Fitria (2017) mwenyebutkan bahwa penilaian pada ranah kognitif hanya pada aspek
pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.Penilaian pada ranah afektif hanya pada
aspek menerima atau memperhatikan dengan deskriptor keseriusan, aspek
merespon dengan deskriptor keaktifan dan aspek menggorganisasikan dengan
descriptor kerjasama.Penilaian pada ranah psikomotor hanya pada aspek
menirukan dengan descriptor ketepatan langkah kerja yang dituntut dalam LKS,
aspek manipulasi dengan descriptor menggunakan waktu yang efektif dan aspek
keseksamaan dengan deskriptor keruntutan langkah kerja yang dikerjakan dalam
LKS.
Selective Retention
Meskipun seseorang memahami suatu komunikasi, tetapi orang
berkecenderungan hanya mengingat apa yang mereka ingin untuk diingat.
Misalnya, setelah membaca suatu artikel berimbang mengenai komunisme, seorang
mahasiswa yang antikomunis hanya akan mengingat hal-hal jelek mengenai
komunisme. Sebaliknya mahasiswa yang prokomunis cenderung untuk mengingat
kelebihan-kelebihan sistem komunisme yang diungkapkan oleh artikel tersebut
(Suprapto 2009).
Sikap
Menurut Schwartz (1992), umumnya sikap adalah keyakinan yang di
terjemahkan ke dalam tindakan pada objek yang inginkan. Sikap, didefinisikan oleh
Psikologi Sosial sebagai evaluasi positif atau negatif dari reaksi terhadap objek,
orang, situasi atau aspek lain, dan memungkinkan kita untuk memprediksi dan
mengubah perilaku masyarakat (Atkinson et al. 1996 : 606 dalam (Ugulu, Sahin, &
Baslar, 2013). Eagly dan Chaiken (1993) dalam (Rahman, Abdul, 2014) membagi
dua model dari definisi sikap, yaitu (1) Sikap sebagai sebuah kombinasi afektif,
kognitif dan konasi (Definisi tiga Komponen), (2) Sikap sebagai penilaian positif
atau negatif terhadap suatu objek tertentu yang diekspresikan dengan intensitas
tertentu. Sikap merupakan evaluasi singkat dari segala sesuatu berdasarkan
informasi kognitif, emosi, dan perilaku (Omran, 2014).
Kepedulian
Swanson (1991) mendefinisikan kepedulian sebagai salah satu cara untuk
memelihara hubungan dengan orang lain, dimana orang lain merasakan komitmen
dan tanggung jawab pribadi. Noddings (2002) menyebutkan bahwa ketika kita
peduli dengan orang lain, maka kita akan merespon positif apa yang dibutuhkan
oleh orang lain dan mengekspresikannya menjadi sebuah tindakan. Menurut Bender
(2003) kepedulian adalah menjadikan diri kita terkait dengan orang lain dan apapun
yang terjadi terhadap orang tersebut. Orang yang mengutamakan kebutuhan dan
perasaan orang lain daripada kepentingannya sendiri adalah orang yang peduli.
Orang yang peduli tidak akan menyakiti perasaan orang lain. Mereka selalu
berusaha untuk menghargai, berbuat baik, dan membuat yang lain senang. Banyak
nilai yang merupakan bagian dari kepedulian, seperti kebaikan, dermawan,
perhatian, membantu, dan rasa kasihan. Kepedulian juga bukan merupakan hal yang
dilakukan karena mengharapkan sesuatu sebagai imbalan.
Jenis evaluasi
Jenis evaluasi yang akan digunakan untuk mengevaluasi program adalah
evaluasi hasil. Evaluasi hasil (product) dilakukan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi dan menilai hasil yang dicapai, diharapkan dan tidak diharapkan,
jangka pendek dan jangka panjang, baik bagi pelaksana kegiatan agar dapat
memfokuskan diri dalam mencapai sasaran program maupun bagi pengguna
lainnya dalam menghimpun upaya untuk memenuhi kebutuhan kelompok sasaran.
Evaluasi hasil ini dapat dibagi ke dalam penilaian terhadap dampak (impact),
efektivitas (effectiveness), keberlanjutan (sustainability) dan daya adaptasi
(transportability) (Stufflebeam et. al., 2003 dalam Muryadi, 2017).
Pohon Masalah
Penyebab
Media pembelajaran hewan endemik Metode pembelajaran yang kurang bervariasi
kurang memadai dalam pengenalan hewan endemik
Pohon Tujuan
Anak memiliki perilaku kepedulian terhadap kelestarian hewan endemik Indo
Tujuan Umum
Sasaran Meningkatkan pengetahuan anak tentang Meningkatkan sikap kepedulian anak terhada
hewan endemik Indonesia hewan endemik Indonesia
Input
Definisi Operasional
Tingkat kognitif
tinggi jika skor ≥ 80
Tingkat kognitif
sedang jika skor 60-
79
Tingkat kognitif
rendah jika skor 0-59
2. Afektif Tingkat afektif Derajat tinggi, sedang, Ordinal
Afektif adalah rendah kemauan yang
pernyataan dimiliki responden
evaluatif yang berdasarkan 3 aspek yaitu:
berhubungan Kemauan peduli
dengan perasaan terhadap habitat
sikap hewan endemik
kepedulian anak Kemauan peduli
terhadap hewan terhadap
endemik pencegahan
Indonesia kepunahan hewan
endemik
Kemauan untuk
tidak menjadikan
hewan endemik
sebagai peliharaan
BAB III
METODOLOGI LAPANGAN
R (X) O1
R O2
Keterangan: R : Random
O1 : Post-test kelompok eksperimen O2 : Post-test kelompok kontrol
X : Perlakuan (Pembelajaran dengan menggunakan boardgame
YOKAWAN)
Efektivitas atau pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat, dilihat dari
perbedaan skor post-test dari kelompok eksperimen (O1) dan kelompok kontrol
(O2). Apabila terdapat perbedaan skor antara kedua kelompok, dimana skor pada
kelompok eksperimen (O1) lebih tinggi dibandingkan dengan skor pada kelompok
kontrol (O2), maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan mempunyai
pengaruh atau efektif terhadap perubahan yang terjadi pada veriabel terikat.
Kelompok eksperimen adalah siswa SD Cihideung Ilir yang mendapatkan edukasi
boardgame YOKAWAN dan kelompok kontrol adalah siswa SD Cihideung Ilir
yang tidak mendapatkan edukasi boardgame YOKAWAN. Hasil akhir dari metode
ini dapat digunakan untuk membandingkan aspek kognitif dan afektif antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Penarikan Sampel
Terdapat dua subjek dalam evaluasi ini yaitu responden dan informan.
Responden yang kami ambil adalah 56 siswa SDN 4 Cihideung Ilir terdiri dari 28
siswa yang diberikan edukasi boardgame Yokawan dan 28 siswa yang tidak
diberikan edukasi boardgame Yokawan. Informan dalam evaluasi ini yaitu wali
kelas dari responden yang akan dievaluasi. Penarikan sampel dalam evaluasi ini
menggunakan metode sensus yaitu pengamatan terhadap populasi yang merupakan
keseluruhan siswa dalam satu kelas baik yang mendapatkan edukasi boardgame
YOKAWAN maupun tidak. Jumlah responden yang mendapatkan edukasi
boargame YOKAWAN sebanyak 28 siswa dan yang tidak mendapatkan edukasi
boardgame YOKAWAN sebanyak 28 siswa.
Data yang dikumpulkan terbagi menjadi dua jenis, yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer didapatkan melalui kuisioner dan wawancara
mendalam, serta pengamatan langsung pada lokasi penelitian (pendekatan
kuantitatif). Sedangkan wawancara mendalam (pendekatan kualitatif) pada
responden dan informan mengacu pada panduan pertanyaan dan kuisioner yang
sudah dibuat untuk melakukan evaluasi pada ranah kognitif serta afektif.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen
tertulis, baik yang berupa tulisan ilmiah ataupun dokumen resmi dari instansi
terkait. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan
informasi yang relevan dan berguna bagi evaluasi ini.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
Analisis Data
Data dari hasil evaluasi ini akan diinput menggunakan Microsoft Excel 2010
dalam bentuk pie chart yang kemudian akan dianalisis berdasarkan skor yang
diberikan pada setiap jawaban yang dipilih oleh responden. Pengolahan data
tersebut akan dilakukan berdasarkan skor-skor yang telah ditentukan sebelumnya.
Data yang telah diolah kemudian akan dianalisis secara deskriptif yang kemudian
akan dituliskan dalam laporan.
Metodologi Perencanaan
BAB IV
DESKRIPSI PROYEK
Judul Proyek
Latar Belakang
Tujuan
Stakeholder Proyek
Stakeholder yang terlibat dalam program ini adalah SDN Cihideung Hilir 4
sebagai tempat pelaksanaan program. Selain itu, stakeholder yang terlibat dalam
program ini adalah para guru dan orang tua yang diberikan pembinaan oleh tim. Hal
ini dilakukan karena guru dan orang tua memiliki peran penting dalam proses
belajar anak-anak.
Pelaksana Proyek
Strategi Proyek
Sumber Dana
Jadwal Proyek
Waktu
Kegiatan
Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Implementasi
program
a. Aloha
b. Cerita
c. Kawan
d. Everlasting
Evaluasi
Penyusunan laporan
akhir
“maunya mah neng, berkelanjutan jadi kitanya juga bisa pake untuk
selanjutnya. Ini mah cuma empat kali aja dicoba di sekolah terus
dibawa lagi sama mahasiswanya. Harapan kita bisa ditinggal di
sekolah untuk jadi contoh kalau ingin di pakai terus menerus”
(Halimah, 45)
BAB VI
PERENCANAAN PROGRAM
Tujuan Proyek
Setelah mengamati dan melakukan evaluasi program YOKAWAN selama
beberapa pekan, terlebih didukung dengan data primer berupa kuisioner dan
wawancara mendalam terhadap beberapa pihak terlibat. Oleh karena itu, untuk
selanjutnya agar program tidak hanya mencapai aspek afektif saja, namun
diharapkan dapat mencapai aspek psikomotorik. Adapun tujuan program meliputi:
Tujuan Umum :
- Program YOKAWAN mampu mencakup aspek lebih luas tidak hanya
tentang hewan endemik, namun hingga aspek lingkungan, serta pelaksanaan
program dapat mencakup seluruh aspek baik kognitif, afektif, an
psikomotorik.
Tujuan Khusus :
- Anak-anak mampu mengenali dan menjaga lingkungan serta hewan
endemik disekitar lingkungannya
- Anak-anak mampu berfikir dan bertindak secara kreatif dan aktif dalam
menjaga lingkungan.
Sasaran
Anak-anak yang bertempat tinggal di sekitar wilayah hewan endemik, seperti di
daerah Ujung Kulon (tempat penangkaran Badak Bercula Satu), dan daerah
lainnya yang berhubungan langsung dengan hewan endemik.
Identifikasi masalah
hhh hhh
KUESIONER
A. Identitas Diri
Nama : Jenis
Kelamin: L / P
Umur : tahun
Alamat:
Kelas :
Mengikuti permainan boardgame Yokawan Ya
/ Tidak
*coret yang tidak perlu
B. Evaluasi Input
1. Menurut adik permainan Yokawan adalah…
a. Permainan yang biasa
b. Permainan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan tentang hewan
endemik
c. Permainan yang bertujuan meningkatkan kesadaran untuk peduli
terhadap hewan endemik
2. Papan permainan Yokawan cocok dimainkan oleh…
a. Anak-anak TK
b. Anak-anak SD & SMP
c. Semua umur
3. Ketika belajar tentang hewan dan lingkungannya, adik lebih memahami
materi yang disampaikan melalui…
a. Video
b. Gambar
c. Papan permainan Yokawan
4. Menurut adik permainan papan Yokawan dapat memberikan pengetahuan
tentang hewan endemik, karena…
a. Warnanya yang menarik
b. Cara bermainnya menyenangkan
c. Bermain secara berkelompok
5. Menurut saya durasi permainan Yokawan yang tepat adalah…
a. 10-20 menit
b. 20-30 menit
c. 30-40 menit
6. Menurut saya bermain Yokawan sebaiknya dilakukan oleh … orang
a. 2 orang
b. 4 orang
c. Lebih dari 4 orang
7. Menurut saya permainan Yokawan memiliki kelemahan dalam hal…
a. Durasinya terlalu panjang
b. Orangnya terlalu ramai
c. Bahasa kartunya yang sulit dipahami
8. Adik merasa kakak yang mendampingi saat bermain YOKAWAN…
a. Menyenangkan
b. Membosankan
c. Galak
C. Aspek Pengetahuan
1. Apa yang dimaksud dengan hewan endemik?
a. Hewan yang dilindungi
b. Hewan yang bisa dipelihara
c. Hewan yang hanya ada di habitat aslinya
2. Berikut ini yang termasuk ke dalam hewan endemik adalah…
a. Komodo
b. Kucing
c. Nyamuk
3. Berikut adalah ciri-ciri badak yaitu…
a. Berekor panjang dan memiliki gading
b. Berkulit lembut dan bertanduk
c. Berkulit tebal dan bercula
4. Populasi badak jawa semakin berkurang sehingga habitatnya hanya dapat
ditemui di…
a. Ujung Kulon
b. Riau
c. Jawa Barat
5. Hewan yang termasuk kadal terbesar, pandai memanjat pohon, aktif di siang
hari, habitatnya di padang rumput kering, dan pemakan daging. Ciri-ciri
tersebut merupakan ciri hewan…
a. Gajah
b. Komodo
c. Harimau
6. Saat ini komodo dapat di temukan di …
a. Sumatera Barat
b. Nusa Tenggara Barat
c. Nusa Tenggara Timur
7. Burung yang sering dijadikan simbol dari Pulau Papua adalah...
a. Burung kakaktua
b. Burung hantu
c. Burung cendrawasih
8. Hewan herbivora raksasa yang berasal dari Sumatera adalah…
a. Badak
b. Gajah
c. Jerapah
9. Orang-orang sering berburu gajah untuk diambil…
a. Taringnya
b. Giginya
c. Gadingnya
10. Hewan yang aktif di malam hari, pemakan dedaunan, dan termasuk jenis
rusa tertua di Indonesia. Hewan ini adalah…
a. Kijang
b. Kelinci
c. Kancil
11. Primata khas Indonesia yang memiliki ciri-ciri seperti manusia adalah…
a. Monyet
b. Sapi
c. Orangutan
12. Berikut ini yang merupakan habitat orangutan, kecuali…
a. Kalimantan
b. Sumatera
c. Sulawesi
13. Hewan yang memiliki ciri-ciri berhidung panjang, memiliki selaput di sela
jari kaki adalah…
a. Gorilla
b. Bekantan
c. Monyet
14. Bekantan adalah hewan endemik yang berasal dari…
a. Kalimantan
b. Sumatera
c. Jawa
15. Hewan yang berasal dari Sumatera, memiliki warna tubuh putih dan hitam,
dapat berkamuflase merupakan ciri-ciri hewan…
a. Tapir
b. Zebra
c. Badak
16. Jenis burung yang termasuk ke dalam keluarga ayam hutan, memiliki
jambul, dan populasinya masih terbanyak di Pulau Jawa hewan ini adalah
hewan…
a. Penyu hijau
b. Merak hijau
c. Burung cendrawasih
17. Spesies kera paling langka didunia, yang tersebar di Jawa Barat dengan
karakteristik yaitu memiliki ekor dan tangannya lebih panjang dari pada
badannya adalah…
a. Owa Jawa
b. Kera
c. Orang Utan
18. Hewan yang memiliki taring seperti gading gajah tetapi ukurannya kecil dan
lebih rapuh ialah …
a. Babi Rusa
b. Babi Hutan
c. Mamut
19. Burung ini yang memiliki tinggi hingga mencapai 170cm dan dilehernya
terdapat 2 gelambir merah dengan leher yang berwarna biru. Ciri-ciri
tersebut sesuai dengan hewan…
a. Burung Perkutut
b. Burung Dara
c. Kaswari Gelambir Ganda
20. Kaswari Gelambir Ganda banyak tersebar di…
a. Maluku
b. Maluku Utara
c. Papua
D. Aspek Sikap
No. Pernyataan Setuju Tidak
Setuju
1. Saya merasa tayangan televisi yang menayangkan
perburuan hewan endemik merupakan tindakan yang
tidak terpuji.
2. Saya merasa sedih banyak hewan endemik mati karena
kebakaran hutan.
3. Saya merasa hiasan dinding dari kulit hewan endemik
sebagai bentuk eksploitasi hewan.
4. Menurut saya salah satu tindakan yang dapat
mengancam habitat hewan endemik yakni membakar
hutan.
5. Saya rasa jika mengetahui beragam jenis hewan
endemik nusantara maka saya lebih peduli terhadap
kelestariannya.
6. Saya yakin kelestarian hewan endemik merupakan
tanggung jawab kita bersama.
7. Saya merasa memelihara hewan endemik adalah tindak
yang salah.
8. Saya merasa suaka margasatwa dapat dijadikan tempat
untuk melestarikan hewan endemik.
9. Menurut pendapat saya ketidaktahuan terhadap hewan
endemik menjadi penyabab ketidakpedulian terhadap
kelestarian hewan tersebut.
10. Saya rasa jika mengetahui ada hewan yang diburu maka
saya akan melaporkan pemburu tesebut kepada pihak
berwajib.
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM
A. Pihak Sekolah
1. Apakah terdapat kurikulum khusus mengenai pembelajaran hewan
endemik? Jika ada, bagaimana?
2. Bagaimana respon pihak sekolah terhadap program yokawan?
3. Apakah materi dan program yokawan cocok untuk diterapkan pada anak
sekkolah dasar?
4. Bagaimana antusiasme anak-anak pada penerimaan program yokawan?
5. Apakah terdapat perubahan pada aspek pengetahuan dan sikap terhadap
penerima program yokawan?
6. Bagaimana pelaksanaan program yokawan sudah sesuai dengan anak
sekolah dasar? Baik dari segi permainannya, waktu pelaksanannya dan
materi pembelajarannya?
7. Bagaimana efektivitas penerapan program yokawan di sekolah ini?
8. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari program yokawan?
9. Bagaimana harapan untuk keberlanjutan program yokawan? Apakah ada
masukan dari bapak/ibu untuk program yokawan?
10. Bersediakah pihak sekolah untuk mengadopsi program ini sebagai
tambahan metode pembelajaran mengenai hewan endemik?
DAFTAR PUSTAKA