Anda di halaman 1dari 4

Analisis Sekolah Lapang dengaan Prinsip Andragogi.

Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting untuk
memenuhi usahanya dalam mempertahankan hidup serta mengembangkan dirinya daalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Belajar dirasa penting dalam kehidupan setiap manuia
yang ada, hal ini didasari oleh kehidupan manusia sendiri yang selalu berkembang dan semakin
mau seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, tanpa belajar anusia akan
tertinggal dan tidak bisa mengikuti perkembangan zaman yang ada.

Pada dasarnya seorang dewasa telah memiliki banyak pengalaman belajar dalam
hidupnya sehingga proses pengajarannya juga harus dilakukan dengan menggunakan teori
belajar untuk orang dewasa yang tentunya sangat berbeda dengan teori pengajaran untuk anak-
anak serta pengajarannya pun perlu dilakukan oleh tenaga pendidikan yang memahami berbagai
teori dan konse tentang pengajaran untuk orang dewasa (Sihombing, 2020).

Malcolm Knowles dalam publikasi bukunya yang berjudul “The Adult Learner,
Aneglected Species” menyebutkan tentang teori belajar yang tepat bagi orang dewasa berupa
“Andragogi”. Semenjak saat itu perkembangan Andragogi semakin diperbincangkan oleh
beberapa ahli. Andragogi ini berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri atas kata Aner yang
memiliki arti orang dewasa serta kata Agogos yang memiliki arti memimpin. Secara harfiah
Andragogi berarti senidalam mengajar orang dewasa, berlawanan dengan paedagogi yang
merupakan seni dan pengetahuan dalam mengajar anak-anak (Leastari, 2016).

Knowles bergerak dari suatu keyakinan bahwa andragogi sebagai antithesis terhadap
bentuk pendidikan anak-anak. Knowles menghadirkan andragogi sebagai very anti-schooling dan
sebagai pembebasan warga belajar orang dewasa dari suatu akibat yang tidak membahagiakan
(Sumiyarno, 2007). Dengan demikian bidang yang bisa dikembangkan untuk penerapan
Andragogi adalah pendidikan akhir sekolah menengah dan awal dari pendidikan tinggi.
Andragogi juga menjadi penanda dari batas antara pendidikan orang dewasa dan pengembangan
sumber daya manusia dengan pendekatan pendidikan dan training orang dewasa.

Salah satu contoh penerapan Andragogi di Indonesia adalah program sekolah lapang
yang diberlakukan oleh dinas pertanian Indonesia. Metode sekolah lapang yang diberlakukan
oleh kementrian pertanian dengan cara memberikan pengajaran kepada para petani mengenai
pengendalian hama terpadu, sekolah lapang iklim dan tekonoli budidaya. Pada SLPTT ini petani
diajarkan melakukan peranian terpadu meliputi pemberian benih, pengendalian hama,
penyediaan teknologi budidaya dan pupuk secara terpadu (Romulya dkk., 2019). Pada sekolah
lapang pengelolaan tanaman terpadu para petani akan dibimbing oleh para petugas penyuluh
pertanian, diantaranya petugas pengendalian organisme enganggu tumbuhan (PPOPT) dan para
petugas lain yang ahli pada bidangnya. Hal ini bertujuan agar dapat menuntun petani untuk
mempelajari tata cara pertanian dengan baik guna meningkatkan produksi pertanian (Romulya
dkk., 2019).

Jika dikaitkan dengan teori belajar dan pembelajaran maka sekolah lapang selain
menggunakan prinsip andragogi juga menggunakan teori Behavioristik. Dimana teori ini
menekankan belajar pada perubahan tingkah laku serta sebagai akibat dari interaksi antara
stimulus dan respon. Berdasarkan teori ini tingkah lau manusia tidak lain dari suatu hubungan
stimulus-respons. Siapa yang menguasasi stumulus-respons dengan baik maka ialah orang
pandai dan berhasil dalam belajar. Pembentukan hubungan stimulus-response ini dilakukan
melalui penulangan. Hal ini dapat dibuktikan pada penelitian terdahulu yang membahas tentang
sekolah lapang.

Pada penelitian terdahulu dibuktikan bahwa sekolah lapang ini memiliki nilai yang signifikan
terhadap keberhasilan dan perkembangan para petani di Indonesia. Salah satunya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Mufida Lestari tentag Evaluasi Program Sekolah Lapang Hama
Terpadu (SLPHT) Terhadap Peningkatan Produksi Padi dan Tingkat Pendapatan Petani. Pada
penelitian ini Mufida mengambil sampel pada petani peserta Sekolah Lapangan Pengendalian
Hama Terpadu (SLPHT) padi di kecamtan Campurdarat Tulungagung. Pada penelitian ini
didapati hasil bahwa setelah dilaksanakannya kegiatan SLPHT terjadi peningkatan kemampuan
dan keterampilan para petani peserta SLPHT dengan nilai yang cukup signifikan (Leastari,
2016). Penelitian yang dilakukan oleh Indah Ibanah yang berkaian dengan dapak program
sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu terhadap efisiensi teknis usahatani kedelai di
kabupaten jember juga menunjukkan hasil yang posiitif mengenai sekolah lapang. Pada
penelitian ini ditunjukkan hasil bahwa usahatani SLPTT telah efisien secara teknos dengan nilai
sebesar 0,79 dan tingkat efisiensi petani yang berada dalam SLPTT lebih tinggi dibanding petani
non SLPTT (Ibanah dkk., 2014).
Berdasarkan pada penelitian terdahulu yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa sekolah
lapang menjadi hal yang efektif bagi orang dewasa di Indonesia khususnya adalah orang dewasa
petani. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip andragogi yang di sebarkan oleh Malcolm Knowles
memang benar adanya. Namun penerapan sekolah lapang juga harus memperhatikan beberapa
faktor yang ada. Faktor-faktor ini meliputi mampu memahami arti dari orang dewasa, prinsip
belajar orang dewasa, faktor pendukung dan penghambar orang dewasa belajar serta metode
pembelajaran yang cocok bagi orang dewasa. faktor-faktor ini penting untuk diketahui dan
disiapkan dalam sebuah sekolah lapang, ketika sudah dipersiapan dengan matang maka
penerapan sekolah lapang akan berjalan dengan lancar dan pengetahuanm sikap sertaa
keterampilan petani pasti akan berubah lebih baik. Dengan berubahnya pengetahuan, sikap dan
keteranpilan para petai menuju kesasaran yang lebih baik maka dapat meningkatkan hasil
usahataninya yang nantinya juga akan berujung pada kesejahterannya petani. Saat kesejahteraan
petani meningkat disitulah konsep sekolah lapang ini dapat dikatakan berhasil.

Daftar Pustaka :

Ibanah, I., Adhi, A. Ki., dan Rachmina, D. (2014): DAMPAK PROGRAM SEKOLAH
LAPANG PENGELOLAAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN JEMBER,
Jurnal Agribisnis Indonesia, 2(2), 141–158.

Leastari, M. D. (2016): EVALUASI PROGRAM SEKOLAH LAPANG HAMA TERPADU


(SLPHT) TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI (ORYZA SATIVA SP) DAN
TINGKAT PENDAPATAN PETANI, Jurnal Agribisnis Fakultas Pertananian Unita, 56–
94.

Romulya, A. S. P., Baharuddin, dan Azis, M. (2019): Pengaruh Sekolah Lapang (SL) Terhadap
Peningkatan Produktivitas Petani Perkebunan di Kabupaten Bulukumba, YUME: Journal of
Management, 2(3).

Sihombing, E. (2020): KONSEP DAN STRATEGI PENDIDIKAN ORANG DEWASA Erlina


Sihombing Program Studi Magsiter Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Magister
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Sumiyarno, S. (2007): Pembelajaran Orang Dewasa Berbasis Andragogi: Tinjauan Teori, Jiv,
2(1), 49–55. https://doi.org/10.21009/jiv.0201.7

Anda mungkin juga menyukai