Abstrak
Kurikulum adalah suatu rancangan atau program yang menjadi acuan dalam proses belajar
mengajar, dalam hal ini Indonesia saat ini mengacu pada sistem kurikulum merdeka. Dalam
menerapkan sistem kurikulum merdeka, terdapat beberapa inovasi pendidikan yang
diperlukan dalam praktiknya, yakni keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas,
triabilitas, observabilitas. tujuan inovasi pendidikan Indonesia, adalah: (1) Mengejar berbagai
ketinggalan dari berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pada akhirnya
pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar dengan berbagai kemajuan tersebut. (2)
Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan di setiap jenis, jalur, dan jenjang yang dapat
melayani setiap warga Negara secara merata dan adil. (3) Mereformasi sistem pendidikan
Indonesia yang lebih: efisien dan efektif, menghargai kebudayaan nasional, lancar dan
sempurnanya sistem informasi kebijakan, mengokohkan identitas dan kesadaran nasional,
Kata Kunci : Inovasi, Inovasi Pendidikan, Kurikulum, Kurikulum Merdeka, Pedidikan
PENDAHULUAN
Salah satu perangkat pembelajaran yang harus dilengkapi oleh instansi pendidikan
adalah kurikulum (Fatmawati & Yusrizal, 2020). Kurikulum merupakan rancangan
pelajaran, bahan ajar, pengalaman belajar yang sudah diprogramkan terlebih dahulu.
Kurikulum menjadi acuan setiap pendidik dalam menerapkan proses belajar mengajar.
Kehadiran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem
Makarim mencetuskan satu gagasan terhadap adanya perubahan kurikulum yaitu kurikulum
merdeka belajar. Kurikulum merdeka belajar merupakan salah satu konsep kurikulum yang
menuntut kemandirian bagi peserta didik. Kemandirian dalam artian bahwa setiap peserta
didik diberikan kebebasan dalam mengakses ilmu yang diperoleh dari pendidikan formal
maupun non formal. Dalam kurikulum ini tidak membatasi konsep pembelajaran yang
berlangsug disekolah maupun diluar sekolah dan juga menuntut kekreatifan terhadap guru
maupun peserta didik (Henrika & Manalu, 2022: 81). Pembelajaran yang monoton/satu arah
1
menjadi penghalang bagi peserta didik dalam mengekspresikan kemampuannya (Yusrizal et
al., 2017). Adanya batasan-batasan pada konsep kurikulum yang diterapkan selama ini
menjadi pemicu terbelunggunya kekreatifan yang terdapat dalam diri guru maupun peserta
didik. Kurikulum yang diterapkan selama ini mengindikasikan siswa untuk memperoleh nilai
setinggi-tingginya pada setiap pelajaran yang diajarkan disekolah. Sementara kita ketahui
bahwa setiap peserta didik mempunyai keahlian dibidangnya masing-masing (Selian &
Irwansyah, 2018).
Nadiem Makarim (2019) menyatakan bahwa guru mempunyai tugas dan tanggung
jawab yang sangat sulit namun bersifat mulia. Guru diberikan tanggung jawab dalam
membentuk masa depan bangsa tetapi dilandasi dengan aturan-aturan yang sangat banyak
berupa persiapan administrasi yang harus disediakan oleh guru sehingga konsep mulia
berbentuk pertolongan yang seyogiyanya harus dilakukan oleh guru kepada peserta didiknya
menjadi tidak maksimal.
2
kemanfaatannya, baik dalam aspek ekonomi, sosial, kesenangan, kepuasan, atau karena
mempunyai komponen yang sangat penting. Dengan semakin menguntungkan bagi penerima
makin cepat tersebarnya inovasi tersebut.
Yang kedua adalah "kompatibilitas", yaitu tingkat kesesuaian antara inovasi dan nilai-
nilai penerima, pengalaman dan kebutuhan masa lalu. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai
atau norma yang diyakini penerimanya tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai
dengan norma masyarakat yang ada. Seperti mendistribusikan alat kontrasepsi di masyarakat
berdasarkan keyakinan dan dogma agama mereka dianggap kontroversial, sehingga
penyebaran inovasi lambat, jika tidak terhambat. (Syafaruddin S, 2016: 12).
Ketiga, bersifat “kompleksitas”, yaitu suatu inovasi memiliki tingkat kesukaran untuk
memahami dan menggunakan inovasi bagi penerimanya. Misalnya, penyuluh kesehatan
menyuruh masyarakat pedesaan untuk membiasakan diri minum air matang akan minum.
Sementara masyarakat awam dengan teori penularan penyakit melalui kuman yang terdapat
pada air minum, tentu sulit menerima nasehat, ajakan, atau himbauan di hadapan penyuluh
kesehatan.
Keempat, bersifat “triabilitas” yaitu inovasi yang ada dalam kehidupan penerimanya
apakah mereka dapat mencobanya atau tidak. Penerima harus benar-benar mencoba
berinovasi. Misalnya maraknya penggunaan benih padi gogo, jika masyarakat bisa
mencobanya, akan cepat diterima oleh masyarakat lihat dulu efeknya. (Syafaruddin S, 2016:
13).
Kelima, bersifat “observabilitas”, yaitu suatu inovasi benar-benar dapat diamati
hasilnya atau keuntungannya. Karena itu inovasi harus mudah diamati hasil yang
ditimbulkannya. Misalnya, untuk mengajak para petani yang tidak dapat membaca dan
menulis dalam belajar membaca dan menulis. Namun tindakan tersebut tidak segera diikuti
oleh para petani karena mereka tidak cepat melihat hasilnya secara nyata (Syafaruddin S,
2016: 13 – 14 ).
3
sebuah filsafat bagi kedepannya agar lebih inovatif , kreatif serta kolaboratif. Didalam
Merdeka belajar menunjukan keanekaragaman , hal ini menjadi inovasi bagi kurikulum-
kurikulum sebelumnya yang seragam namun tidak berjalan dengan baik.
Secara sistematis arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia, adalah: (1) Mengejar
berbagai ketinggalan dari berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pada
akhirnya pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar dengan berbagai kemajuan
tersebut. (2) Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan di setiap jenis, jalur, dan
jenjang yang dapat melayani setiap warga Negara secara merata dan adil. (3) Mereformasi
sistem pendidikan Indonesia yang lebih: efisien dan efektif, menghargai kebudayaan
nasional, lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan, mengokohkan identitas dan
kesadaran nasional, menumbuhkan masyarakat gemar belajar, menarik minat peserta didik,
dan banyak menghasilkan lulusan yang benar-benar diperlukan untuk berbagai bidang
pekerjaan yang ada di kehidupan masyarakat.
Berinovasi memerlukan manajemen sebagai bagian untuk melakukan proses
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasitujuan dan pencapaian tujuan
secara efisien, efektif termasukdi sini adalah melakukannya dengan cara etis dan melihat
inovasi dalam perspektif sistem bahwa setiap bagian dan elemen inovasi baik yangada di
dalam maupun di luar organisasi saling bergantung (Syafaruddin, 2012)
4
sistem ini memukul rata semua siswa/I dan memandang mereka mempunyai tingkat
kepandaian serta kapasitas berpikir yang sama, terlalu mendewakan nilai dan mengurangi
kesempatan untuk berpikir kritis. Sistem ini juga sangat tidak dianjurkan untuk selalu
digunakan karena pada akhirnya akan menghilangkan jati diri dan keunikan masing-masing
pribadi.
Nadiem Makarim (2020) dalam wawancaranya dengan CNN Indonesia lagi
memaparkan beberapa kesulitan yang menghambat perkembangan Inovasi Pendidikan di
Indonesia adalah :
1) Banyaknya peraturan negara sehingga institusi pendidikan tidak dapat bereksplor
dalam melakukan invosi pendidikan
2) Kurangnya perhatian negara terhadap guru dan sekolah baik itu fasilitas dll, serta
3) Guru yang kurang memiliki rasa ketulusan dalam menjalankan profesinya.
SIMPULAN
Kurikulum merdeka belajar merupakan salah satu konsep kurikulum yang menuntut
kemandirian bagi peserta didik. Kemandirian dalam artian bahwa setiap peserta didik
diberikan kebebasan dalam mengakses ilmu yang diperoleh dari pendidikan formal maupun
non formal. Kurikulum merdeka belajar yang baru memberikan kebebasan untuk siapapun
termasuk dengan inovasi dalam pembelajaran.
Inovasi pendidikan adalah inovasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah dalam
pendidikan. Inovasi pendidikan merupakan upaya dasar dalam memperbaiki aspek-aspek
pendidikan dalam praktiknya. Menurut Tilaar, inovasi pendidikan harus didukung oleh
kesadaran masyarakat untuk berubah. Inovasi dalam dunia pendidikan dapat berupa apa saja,
baik produk maupun sistem. Produk misalnya, guru menciptakan sebuah media
pembelajaran, dan sistem misalnya, cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Secara sistematis arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia, adalah: (1) Mengejar
berbagai ketinggalan dari berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pada
akhirnya pendidikan di Indonesia semakin berjalan sejajar dengan berbagai kemajuan
tersebut. (2) Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan di setiap jenis, jalur, dan
jenjang yang dapat melayani setiap warga Negara secara merata dan adil. (3) Mereformasi
sistem pendidikan Indonesia yang lebih: efisien dan efektif, menghargai kebudayaan
nasional, lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan, mengokohkan identitas dan
kesadaran nasional, menumbuhkan masyarakat gemar belajar, menarik minat peserta didik,
dan banyak menghasilkan lulusan yang benar-benar diperlukan untuk berbagai bidang
pekerjaan yang ada di kehidupan masyarakat.
5
REFERENSI
Fatmawati, F., & Yusrizal, Y. (2020). Peran Kurikulum Akhlak dalam Pembentukan
Karakter di Sekolah Alam SoU Parung Bogor. Jurnal Tematik, 10(2), 74–80.
Manalu, J. B., P., & Henrika, N. H. (2022). Pengembangan perangkat pembelajaran
kurikulum merdeka belajar. Prosiding Pendidikan Dasar, 1(1), 80-86.
Rusdiana, H.A. (2014). Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Selian, S. & Irwansyah, D. (2018). Pengembangan Kurikulum Pencak Silat Berbasis
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Journal of Education, Humaniora and
Social Sciences (JEHSS). 1(1): 32-39.
Syafaruddin, S., Asrul, A., Mesiono, M., Wijaya, C., & Usiono, U. (2016). Inovasi
pendidikan: suatu analisis terhadap kebijakan baru pendidikan. Medan: Perdana
Publishing
Yusrizal, Y., Safiah, I., & Nurhaidah, N. (2017). Kompetensi Guru Dalam Memanfaatkan
Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik) Di Sd
Negeri 16 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(2), 126–
134.