Anda di halaman 1dari 17

Analisis Inovasi Pendidikan Islam

Zahra Aulia1) Sonia2)


NIM: (23011110005)1) (23031110029)2)
1) 2)
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Raden Fatah Palembang,
Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikri, Kota Palembang, Sumatra Selatan, Indonesia
083868049861) 0857094484192)

Abstract
This study discusses innovation in Islamic religious education which is a very basic thing
and needs to be implemented immediately, so that our Islamic education world can meet the
demands of society and nation building in all fields. In an effort towards quality and
equitable Islamic education, educational innovation is key. Educational innovation is the
first step to overcome the challenges that exist in the world of Islamic education. Therefore,
Islamic education innovation is needed that is able to provide quality education while still
upholding Islamic religious values. With an interactive approach, the use of technology,
character and moral development, the expansion of students' horizons, Islamic education
can make a significant contribution to the development of society and Muslims.
Keyword: innovations, education, Islamic
Abstrak
Kajian ini membahas tentang inovasi terhadap pendidikan agama Islam yang merupakan
suatu hal yang sangat mendasar dan perlu segera dilaksanakan, agar dunia pendidikan Islam
kita dapat memenuhi tuntutan masyarakat dan pembangunan bangsa di segala bidang. Dalam
upaya menuju pendidikan Islam yang berkualitas dan berkeadilan, inovasi pendidikan
menjadi kunci. Inovasi pendidikan merupakan langkah awal untuk mengatasi tantangan
yang ada dalam dunia pendidikan Islam. Oleh karena itu, diperlukan inovasi pendidikan
Islam yang mampu menghadirkan pendidikan yang berkualitas sekaligus tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai agama Islam. Dengan pendekatan yang interaktif, pemanfaatan teknologi,
pengembangan karakter dan moral, ekspansi wawasan siswa, pendidikan Islam dapat
memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan masyarakat dan umat Islam.
Kata kunci: Inovasi, Pendidikan, Islam

1
PENDAHULUAN

Inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap sebagai
sesuatu yang baru oleh seorang individu, sehingga inovasi tersebut dapat dipandang sebagai
suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu (Naif, 2016:2). Inovasi pendidikan agama Islam
adalah suatu hal yang sangat penting didalam dunia pendidikan serta harus dilaksanakan
semaksimal mungkin agar pendidikan agama Islam dapat memenuhi tuntutan masyarakat
dan pembangunan bangsa di segala bidang (Makasihu dkk, 2021:10).

Inovasi pendidikan bagaimanapun harus didukung oleh kesadaran masyarakat untuk


berubah. Apabila suatu masyarakat belum menghendaki suatu sistem pendidikanyang
diinginkan maka tidak akan mungkinsuatu perubahan atau inovasi pendidikan terjadi. Dalam
konteks keilmuan, inovasi pendidikan menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan dari
masa ke masa. Isu ini selalu juga muncul tatkala orang membicarakan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pendidikan, karena berkenaan dengan penentuan masa depan suatu bangsa,
sehingga benar-benar sangat futuristik (orientasi masa depan) (Syafaruddin dkk, 2012:53).

Inovasi pendidikan tidak sebatas inovasi pembelajaran berupa alat peraga dan media
pembelajaran, namun juga inovasi kurikulum, inovasi model pembelajaran, inovasi bahan
ajar, inovasi strategi pembelajaran, inovasi administrasi pendidikan, inovasi kepemimpinan,
inovasi manajemen, inovasi organisasi pendidikan. Bahkan inovasi pembelajaran daring
(Sutikno, 2021:2).

Inovasi pendidikan di Indonesia merupakan langkah penting dalam menghadapi


berbagai tantangan dan mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik. Inovasi pendidikan di
Indonesia adalah upaya untuk memperbarui dan meningkatkan sistem pendidikan dalam
rangka memenuhi tuntutan zaman yang terus berkembang. Dalam hal ini akan diuraikan
pengertian dan tujuan inovasi pendidikan yang berkaitan dengan pendidikan, terutama
pendidikan Islam faktor-faktor yang mempengaruhinya serta bagaimana
pelaksanaanya di Indonesia.

METODE PENELITIAN

Kata “metode” berasal dari Bhahasa Yunanai metodus yang berasal dari Bahasa latin
methodus. Meta artinya mengikuti dan hodos artinya cara. Metode adalah cara bertindak

2
menurut system atau aturan tertentu. Penelitian adalah terjemahan dari “research” yang
terdiri dari kata re berarti mengullang dan search yang berarti pencarian. Penelitian adalah
pencarian informasi atau data yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah (Rahmadi,
2011:7).

Metode penelitian yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan


menganalisis data (Rahmadi, 2011:9). Penelitian mengenai inovasi pendidikan Islam ini
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata terrtulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati
(Rahmadi, 2011:14). Dalam konteks ini, penulis mengadopsi frasa tertulis. Penulis
menjalankan sebuah riset kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan, di mana berkas-
berkas seperti buku-buku dan jurnal-jurnal ilmiah diperoleh baik secara daring (daring)
maupun melalui saluran konvensional (luring).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi Pendidikan Islam


Inovasi dapat dipahami sebagai reka baru dari suatu produk. Inovasi merupakan
hasil dari pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk
menciptakan atau menambah baik suatu produk baik berupa barang maupun jasa
layanan. Di samping itu, inovasi harus memiliki nilai lebih secara signifikan
dibandingkan dengan produk sebelumnya, baik dari aspek nilai ekonomi maupun nilai
sosial (Sutikno, 2017:6).
Inovasi pendidikan adalah inovasi (pembaruan) dalam bidang pendidikan atau
inovasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan, inovasi
pendidikan merupakan suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai
hal baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi
(yang baru) atau discovery (mengubah yg lama) yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan atau memecahkan masalah-masalah pendidikan (Syafaruddin dkk, 2012:52).
Makna Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha sadar yang
dilakukan oleh manusia dewasa untuk membina kepribadian anak didik sesuai dengaan
nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga, peradaban Masyarakat dan lingkungan sosialnya

3
(Fasya, 2021:1). Pendidikan Islam adalah Pendidikan yang bertujuan untuk membentuk
pribadi muslim seutuhnya (Daulay, 2012:1).
Dalam konteks ini dapat dipahami bahwa inovasi pendidikan Islam dapat
diartikan sebagai upaya untuk memperkenalkan ide, metode, atau pendekatan baru dalam
pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim secara keseluruhan sesuai
dengan nilai-nilai Islam. Inovasi pendidikan Islam bisa mencakup pengembangan
kurikulum, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, atau pengenalan metode
pengajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan ajaran Islam untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam.

B. Tujuan Inovasi Pendidikan


Dalam konteks Indonesia, tujuan inovasi pendidikan adalah sebagai berikut:
Pertama, mengejar ketinggalan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi; Kedua,
mengupayakan penyelenggaraan pendidikan yang dapat melayani setiap warga Negara
secara merata dan adil, di setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan; Ketiga, mengubah
sistem pendidikan Indonesia menuju sisetem pendidikan yang lebih efektif dan efisien,
yang menghargai kebudayaan nasional. Dalam skup yang lebih khusus, yaitu
pembelajaran, Inovasi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas,
efisiensi, dan kualitas pembelajaran (Sutikno, 2021:34).
Dalam perspektif pendidik dan peserta didik, inovasi pendidikan bertujuan
untuk mendorong mereka untuk mengeksplorasi, meneliti, dan menggunakan semua
instrumen untuk mengungkap sesuatu yang baru. Untuk menciptakan sesuatu yang
inovatif dalam pendidikan, maka diperlukan cara, metode, atau pendekatan yang berbeda
dalam memandang suatu masalah dan penyelesainnya. Inovasi pendidikan juga
bertujuan untuk membawa peserta didik ke arah pembelajaran aktif yang berkesan
(Sutikno, 2021:35).
Inovasi pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk saat sekarang, namun juga
untuk masa depan. Di satu sisi, inovasi kadang bertujuan untuk merombak, dan di satu
sisi inovasi bertujuan untuk menyempurnakan inovasi sebelumnya. Secara rinci, tujuan
inovasi pendidikan ini adalah sebagai berikut: Pertama, inovasi pendidikan sebagai
respon terhadap masalah pendidikan. Kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi
membawa pengaruh positif terhadap kemajuan di bidang lain, termasuk pendidikan.
Tugas pegiat pendidikan adalah memecahkan masalah pendidikan, baik dengan cara

4
yang konvensional maupun dengan cara yang inovatif. Inovasi adalah tanggapan baru
terhadap masalah pendidikan aktual. Kedua, inovasi pendidikan sebagai upaya
pendekatan yang efektif dan ekonomis. Inovasi sebagai “problem solving” di bidang
pendidikan selalu dinamis dan berkembang. Untuk menyelesaikan masalah pendidikan
yang kompleks dan berkembang, inovasi harus berorientasi kepada hasil yang efektif dan
biaya inovasi yang ekonomis (Sutikno, 2021:36).

C. Faktor-faktor Memengaruhi Inovasi Pendidikan


Berikut ini ada beberapa faktor yang cukup berperan memengaruhi inovasi
Pendidikan, yaitu sebagai berikut.
1. Visi terhadap Pendidikan
Sejak kelahirannya, manusia telah memiliki potensi dasar yang universal,
berupa: (1) kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk (moral
identity); (2) kemampuan dan kebebasan untuk memperkembangkan diri sendiri
sesuai dengan pembawaan dan cita-citanya (individual identity); (3) kemampuan
untuk berhubungan dan kerja sama dengan orang lain (sosial identity); (4) adanya
ciri-ciri khas yang mampu membedakan dirinya dengan orang lain (individual
differences). Setiap anak akan mengalami proses pendidikan secara alamiah, yang
didapatkan dalam situasi pergaulan dengan kedua orangtuanya serta di lingkungan
budaya yang mengelilinginya. Pendidikan seperti inilah yang akan menjadikan anak
sebagai manusia dalam arti yang sesungguhnya. Dengan upaya pendidikan, potensi
dasar universal anak akan tumbuh dan membentuk diri anak yang unik, sesuai dengan
pembawaan, lingkungan budaya, dan zamannya (Rusdiana, 2014:77).
2. Faktor penambahan penduduk
Adanya pertambahan penduduk yang tinggi menimbulkan akibat yang luas
terhadap berbagai segi kehidupan, terutama pendidikan. Banyak masalah pendidikan
yang berkaitan erat dengan meledaknya jumlah anak usia sekolah. Masalah-masalah
yang berkaitan langsung dengan pendidikan tersebut adalah (Rusdiana, 2014:78):
a. Kekurangan kesempatan belajar. Masalah ini merupakan masalah yang mendapat
prioritas pertama dan utama yang perlu segera digarap.
b. Masalah kualitas pendidikan. Kurangnya dana, jumlah guru, fasilitas pendidikan,
sudah tentu akan memengaruhi merosotnya mutu pendidikan.

5
c. Masalah relevansi. Masalah relevansi pada prinsipnya cukup mendasar, sebab
dalam kondisi seperti sekarang ini sangat dibutuhkan output pendidikan yang
sesuai dengan tuntutan masyarakat, terutama dalam hubungannya dengan
kesiapan kerja. Hal tersebut lebih­lebih dengan digulirkannya konsep “link and
match”, yang salah satu tujuannya adalah mengatasi persoalan relevansi tersebut.
d. Masalah efisiensi efektivitas pendidikan diusahakan agar memperoleh hasil yang
baik dengan biaya dan waktu yang sedikit. Ini berarti harus dicari sistem
mendidik dan mengajar yang efisien dan efektif, sesuai dengan prinsip-prinsip
dasar pendidikan.
3. Faktor perkembangan ilmu pengetahuan
Kemajuan zaman ditandai dengan kemajuan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan secara akumulatif
bertambah pesat. Perkembangan tersebut sudah tentu harus dimasukkan dalam
kurikulum sekolah, meskipun hal ini menyebabkan adanya kurikulum yang sangat
sarat dengan masalah masalah baru (Rusdiana, 2014:78).
4. Tuntutan adanya proses Pendidikan yang relevan
Dalam mempersiapkan proses pendidikan yang relevan sesuai dengan
perkembangan zaman, sistem pembelajaran harus disesuaikan agar tidak ketinggalan
dan mampu mencetak output yang mempunyai kualitas tinggi serta mampu bersaing
dengan dunia internasional. Salah satu contoh inovasi dalam pendidikan, yaitu dalam
hal kurikulum. Kurikulum di Indonesia yang sering berganti-ganti karena
menyesuaikan dengan kondisi dan tuntutan zaman, serta anak didik mampu
menerapkan ilmu yang diberikan oleh pendidik untuk menghadapi kemajuan zaman.
Untuk memahami perlunya perubahan pendidikan atau kebutuhan adanya
inovasi pendidikan, ada tiga hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan di
sekolah, yaitu: (a) kegiatan belajar mengajar, (b) faktor internal dan eksternal, dan
(c) sistem Pendidikan (pengelolaan dan pengawasan) (Rusdiana, 2014:79).

Dalam setiap interaksi antarmanusia kadang terjadi sesuatu yang dapat


menghambat dan mempercepat laju inovasi. Beberapa hal yang dapat memengaruhi
cepat atau lambatnya inovasi, yaitu sebagai berikut (Rusdiana, 2014:151):

6
1. Keuntungan relatif, yaitu inovasi diukur dari keuntungan secara ekonomi. Artinya,
semakin sasaran melihat ada keuntungan yang besar, inovasi dipastikan akan
berjalan semakin cepat.
2. Kompatibel, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai-nilai yang ada. Semakin
sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, semakin cepat inovasi
dijalankan. Sebagai contoh, inovasi tentang lingkungan sehat yang bebas rokok
karena hal ini bertentangan dengan kultur yang sudah mengurat dan mengakar,
inovasi ini akan sulit untuk dilaksanakan.
3. Kompleksitas, yaitu tingkat kesulitan difusi inovasi ke masyarakat. Menanamkan
pemahaman kepada rakyat yang kurang pendidikan kadang-kadang sulit. Oleh
karena itu, faktor kompleksitas akan membawa kepada konseptor inovasi untuk
mencari metode agar pesan-pesan inovasi dapat mudah diterima oleh masyarakat,
sehingga inovasi akan berjalan lebih cepat.
4. Mudah diamati, suatu inovasi akan mudah berkembang jika hasil inovasi dapat
diamati secara langsung. Misalnya, hasil dari pelatihan yang akan dijadikan bahan
latihan keterampilan berikutnya dibandingkan misalnya dengan inovasi tentang
pendidikan kognitif yang hasilnya tidak bisa diamati secara langsung. Dalam
pembahasan lain disebutkan pula, misalnya pembiayaan, modal balik, efisiensi,
risiko, komunikabel, status ilmiah, kadar orisinalitas, keterlibatan sasaran, dan
sebagainya termasuk dalam unsur yang bisa mempercepat laju inovasi.

D. Sasaran Inovasi Pendidikan


Sasaran dalam inovasi Pendidikan melibatkan guru, siswa, kurikulum, fasilitas,
dan lingkungan sosial Masyarakat.
1. Guru
Pencapaian kompetensi yang harus melekat pada diri guru dengan
mengambil langkah-langkah perubahan pada aspek kompetensi yang harus
dicapai yaitu: (1) merencanakan pembelajaran, (2) menerapkan pembelajaran, (3)
melaksanakan tugas-tugas administrasi, (4) berkomunikasi, (5) mengembangkan
kemampuan pribadi, dan (6) mengembangkan kemampuan peserta didik
(Rusdiana, 2014:52).
2. Siswa

7
Siswa sebagai objek utama dalam pendidikan maka siswa memegang
peran yang dominan, dalam hal mana siswa dapat menentukan keberhasilan
belajar melalui penggunaan intelegensi, daya motorik, pengalaman, kemauan dan
komitmen yang timbul dalam dirinya tanpa paksaan. Hal ini terjadi apabila siswa
juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan
mengenalkan kepada mereka tujuan perubahan, mulai dari perencanaan sampai
pelaksanaan. Peran siswa dalam inovasi pendidikan adalah sebagai penerima
pelajaran, pemberi materi pada sesama temannya, petunjuk bahkan menjadi guru
bagi yang lainnya (Ananda dan Amiruddin, 2017:40).

3. Kurikulum
Kurikulum sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
proses pembelajaran di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan,
kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam
pendidikan. Tanpa kurikulum inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai
dengan tujuan inovasi (Ananda dan Amiruddin, 2017:40). Oleh karena itu dalam
inovasi pendidikan, semua perubahan yang hendak diterapkan harus sesuai
dengan perubahan kurikulum. Dengan kata lain perubahan kurikulum diikuti
dengan inovasi pendidikan dan tidak mustahil perubahan keduanya akan berjalan
searah (Ananda dan Amiruddin, 2017:41).
4. Fasilitas
Fasilitas termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak dapat
diabaikan dalam proses pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.
Dalam inovasi pendidikan, fasilitas ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi
yang akan diterapkan. Tanpa fasilitas, pelaksanaan inovasi pendidikan tidak akan
berjalan dengan baik. Fasiltas pendidikan terkait dengan semua benda bergerak
maupun tidak bergerak yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaran proses
pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Fasilitas sekolah
dipersiapkan untuk tiga komponen kegiatan yaitu: (1) keperluan manajemen dan
administrasi ketatausahaan, (2) keperluan guru dalam mengajar, dan (3)
keperluan siswa untuk belajar (Ananda dan Amiruddin, 2017:44).

5. Lingkup Sosial Masyarakat

8
Penerapan inovasi pendidikan tidak terlepas dari lingkup sosial
masyarakat baik terlibat secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam
perubahan tersebut yang dapat memberikan dampak baik positif maupun negatif
dalam pelaksanaan inovasi pendidikan. Secara langsung ataupun tidak
masyarakat terlibat dalam pendidikan, sebab apa ingin dilakukan dalam
pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama
masyarakat tempat peserta didik itu berasal. Keterlibatan masyarakat dalam
inovasi pendidikan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam
melaksanakan inovasi pendidikan.
Perubahan yang terjadi di masyarakat dapat meliputi semua segi
kehidupan masyarakat yaitu perubahan dalam cara berpikir dan interaksi sesama
warga masyarakat menjadi semakin rasional, perubahan dalam sikap dan
orientasi kehidupan ekonomi menjadi semakin komersial, perubahan dalam tata
cara kerja sehari-hari yang semakin ditandai dengan pembagian kerja pada
spesialisasi kegiatan yang semakin tajam, perubahan dalam kelembagaan dan
kepemimpinan masyarakat yang semakin demokratis, perubahan dalam cara dan
alat-alat kegiatan yang semakin modern dan efisien dan lain-lain. Perubahan dan
perkembangan masyarakat yang demikian pada dasarnya berarti pertambahan
diferensiasi dan integrasi, pembagian kerja, dan perubahan dari keadaan
homogen dan heterogen (Ananda dan Amiruddin, 2017:44).

E. Inovasi Pendidikan Islam di Madrasah Unggulan

Istilah sekolah unggul pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 oleh mantan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Wardiman Djojonegoro, tepatnya
setahun setelah pengangkatannya. Istilah sekolah unggul lahir dari satu visi yang jauh
menjangkau ke depan, wawasan keunggulan. Menurut Wardiman, selain mengharapkan
terjadinya distribusi ilmu pengetahuan, pendirian sekolah unggul di setiap provinsi,
peningkatan SDM menjadi sasaran berikutnya. Lebih lanjut, Wardiman menambahkan
bahwa kehadiran sekolah unggul bukan untuk diskriminasi, melainkan untuk
menyiapkan SDM yang berkualitas dan memiliki wawasan keunggulan (Rusdiana,
2014:232) .

9
Di lingkungan kementerian agama, definisi madrasah unggulan adalah
madrasah program unggulan yang lahir dari sebuah keinginan untuk memiliki madrasah
yang mampu berprestasi di tingkat nasional dan dunia dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi ditunjang oleh akhlakul karimah. Sementara sekolah Islam
unggulan adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam
keluaran (output) pendidikannya. Untuk mencapai keunggulan tersebut, masukan
(input), proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen, layanan
pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya
tujuan tersebut (Rusdiana, 2014:233).

Dalam membuat madrasah unggulan dikembangkan pula kelas unggulan, yaitu


sejumlah siswa yang prestasinya menonjol, dikelompokkan dalam kelas tertentu.
Pengelompokan ini dimaksudkan untuk membina siswa dalam mengembangkan
kecerdasan, kemampuan, keterampilan, dan potensinya seoptimal mungkin, sehingga
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terbaik (Rsdiana, 2014:239).

1. Latar Belakang Munculnya Madrasah Unggulan


Sejak diberlakukannya Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menempatkan Madrasah sebagai bagian dari subsistem
pendidikan nasional. Madrasah pun dituntut untuk melakukan inovasi dan
pembaharuan diri, baik secara kelembagaan maupun dari sisi mutu output-nya.
Mutu output yang diharapkan telah terkonsep dalam UUD 1945 pasal 31
ayat 3 yang menyebutkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta
akhlaq mulia. Konsep ini memiliki tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa di
mana menaruh harapan dan cita-cita bahwa suatu lembaga pendidikan harus mampu
membawa dan mengarahkan siswanya untuk memiliki iman, taqwa dan akhlaq
mulia. Sehingga mereka cerdas baik secara intelektual, moral maupun spiritual
(Hasan, 2015:77).
Madrasah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas menyiapkan dan
mengembangkan sumber daya manusia berkualitas di bidang IMTAQ dan IPTEK
yang perlu dibarengi dengan terobosan dan inovasi yang up to date guna
memfasilitasi lahirnya output yang unggul. Pada kenyataannya, Madrasah/Sekolah
unggulan ternyata mendapat dukungan dari masyarakat untuk menyekolahkan

10
anaknya di Madrasah-Madrasah yang unggul dengan tanpa menghiraukan berapapun
biaya yang dikeluarkan. Sehingga mendirikan Madrasah yang baik (unggul) menjadi
lahan bisnis yang menggiurkan di samping misi sosial tertentu yang diemban oleh
yayasan yang mendirikan Madrasah-Madrasah unggul (Hasan, 2015:78).

2. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Unggulan


Visi yang paling efektif adalah visi yang dapat memunculkan inspirasi.
Inspirasi tersebut biasanya dikaitkan dengan keinginan terbaik. Visi memberikan
motivasi dan kebanggaan bagi suatu organisasi. Suatu visi menjadi lebih real apabila
dinyatakan dalam bentuk misi (Rusdiana, 2014:241).
a. Visi Madrasah Unggulan
Visi mikro pendidikan madrasah unggulan adalah terwujudnya individu yang
memiliki sikap agamis, berkemampuan ilmiah-diniyah, terampil dan profesional,
sesuai dengan tatanan kehidupan (Rusdiana, 2014:241).
b. Misi Madrasah Unggulan
Misi pendidikan madrasah unggulan adalah: (a) Menciptakan calon agamawan
yang berilmu; (b) Menciptakan calon ilmuwan yang beragama; (c) Menciptakan
calon tenaga terampil yang profesional dan agamis (Rusdiana, 2014:242).
c. Tujuan Madrasah Unggulan
Madrasah unggulan bertujuan untuk menghasilkan kurikulum pendidikan yang
memiliki keunggulan dalam hal berikut: (a) keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa; (b) nasionalisme dan patriotisme yang tinggi; (c)
wawasan IPTEK yang mendalam dan luas; (d) motivasi dan komitmen yang
tinggi untuk mencapai prestasi dan keunggulan; (e) kepekaan sosial dan
kepemimpinan; (f) disiplin tinggi ditunjang dengan kondisi fisik yang prima
(Rusdiana, 2014:242).

3. Faktor Mendukung Madrasah Unggulan


Unsur pendukung madrasah unggul terdiri atas sembilan faktor, yaitu
sebagai berikut (Rusdiana, 2014:243):
a. Sumber daya manusia unggul merupakan aset terpenting yang dimiliki oleh
madrasah dan sekolah Islam unggulan. Sumber daya manusia ini meliputi guru,
tenaga administrasi (karyawan), dan tenaga laboran. Dengan kualifikasi tenaga

11
guru mempunyai kualifikasi memadahi, kesejahteraan guru terpenuhi, rasio guru-
murid ideal, loyalitas dan komitmen tinggi, serta motivasi dan semangat kerja
guru tinggi.
b. Faktor siswa, meliputi pembelajaran yang terdiferensiasi; kegiatan intra dan
ekstrakulikuler bervariasi; motivasi dan semangat belajar tinggi; pemberdayaan
belajar bermakna.
c. Faktor tatanan organisasi dan mekanisme kerja meliputi (1) tatanan organisasi
yang rasional dan relevan; (2) program organisasi yang rasional dan relevan; (3)
mekanisme kerja yang jelas dan terorganisasi secara tepat.
d. Faktor kemitraan, meliputi kepercayaan dan harapan orangtua yang tinggi;
dukungan dan peran serta masyarakat yang tinggi, dukungan dan bantuan
pemerintah yang tinggi.
e. Faktor komitmen/sistem nilai, meliputi budaya lokal yang saling mendukung,
dan nilai-nilai agama yang memicu timbulnya dukungan positif.
f. Faktor motivasi, iklim kerja, dan semangat kerja yang meliputi motivasi
berprestasi pada semua komunitas sekolah, suasana, iklim kerja dan iklim belajar
sehat dan positif, serta semangat kerja dan berprestasi tinggi.
g. Faktor keterlibatan wakil kepala sekolah dan guru-guru, meliputi keterwakilan
kepala sekolah dalam pembuatan kebijakan dan pengimplementasiannya;
keterwakilan kepala sekolah dan guruguru dalam menyusun kurikulum dan
program-program sekolah; serta keterlibatan wakil kepala sekolah dan guru-guru
dalam perbaikan dan inovasi pembelajaran.
h. Faktor kepemimpinan kepala sekolah, meliputi piawai memanfaatkan nilai
religio-kultural; piawai mengomuni-kasikan visi, inisiatif, dan kreativitas; piawai
menimbulkan motivasi dan membangkitkan semangat; piawai memperbaiki
pembelajaran yang terdiferensiasi; piawai menjadi pelopor dan teladan, serta
paiwai mengelola administrasi sekolah.
i. Sarana dan prasarana akademis, meliputi fasilitas sekolah yang lengkap dan
memadai; sumber belajar yang memadai dan sarana penunjang belajar yang
memadai.

F. Dasar dan Tujuan Inovasi Pendidikan Islam

12
Dasar dan Tujuan Inovasi Pendidikan Islam Dasar adalah pangkal tolak dari
suatua ktivitas atau landasan tempat berpijak atas tegaknya sesuatu. Dasar pelaksanaan
pendidikan Islam adalah (Naif, 2016:11):
1. Al-Qur’an
Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Ayat al-Qur’an yang pertama kali
turun yang berkenaan dengan masalah keimanan juga masalah pendidikan yaitu
Surah Al-‘Alaq ayat 1-5.
‫علَّ َم‬
َ ‫ِي‬ َ ْ َ‫ اِ ْق َرأْ َو َربُّك‬٢ ‫علَق‬
ْ ‫ الَّذ‬٣ ‫اْل ْك َرم‬ َ ‫مِن‬ ِ ْ َ‫ َخلَق‬١ َ‫ِي َخلَق‬
ْ َ‫اْل ْن َسان‬ ْ ‫اِ ْق َرأْ بِاس ِْم َربِكَ الَّذ‬
َ ٤ ‫ِب ْالقَلَ ِم‬
ِ ْ ‫علَّ َم‬
٥ ‫اْل ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْع َل ْم‬
Artinya : “1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan, 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajar (manusia)
dengan pena. 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S.
Al-‘Alaq 96:1-5)
Dari ayat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa hendakmya manusia
meyakini akan adanya Tuhan Pencipta manusia (dari segumpal darah),
selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya dan memeliharanya agar tidak
luntur hendaknya melaksanakan pendidikan dan pengajaran.
Selanjutnya pada Surah Al-Hasyr ayat ke-18.
َ ٰ ‫ّللا َو ْلتَ ْنظرْ نَ ْفس َّما قَدَّ َمتْ ِلغَد َواتَّقوا‬
َ ٰ َّ‫ّللا اِن‬
َ‫ّللا َخ ِبيْر ۢ ِب َما تَ ْع َمل ْون‬ َ ٰ ‫يٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َمنوا اتَّقوا‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah
Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Hasyr 59:18)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memperingatkan orang-orang
yang beriman agar menatap masa depan. Dengan melakukan berbagai inovasi
maka kita bisa mengembangkan berbagai hal khususnya ilmu pengetahuan demi
masa depan yang lebih baik.
2. Al-Hadis
Banyak hadis yang dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan Islam di
antaranya adalah sabda Nabi SAW:
‫علَى ك ِل م ْسلِم َوم ْس ِل َمة‬ َ ‫طلَب ْالع ِْل ِم ف َِر ْي‬
َ ‫ضة‬ َ

13
Artinya “Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-
laki dan perempuan” (HR. Muslim).
Dari hadis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Nabi saw
memerintahkan agar umatnya menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.

Adapun tujuan Pendidikan Islam yaitu membentuk manusia yang menyadari


dan melaksanakan tugas-tugas kekhalifahannya, dan memperkaya diri dengan khazanah
ilmu pengetahuan tanpa mengenal batas, namun juga menyadari bahwa hakekat
keseluruhan hidup dan pemilikan ilmu pengetahuan tersebut tetap bersumber dan
bermuara pada Allah SWT sebagai Maha Pencipta dan Maha Mengetahui. Tujuan
terakhir dari pendidikan Islam itu terletak dalam realisasi sikap penyerahan diri
sepenuhny akepada Allah, baik secara perorangan, masyarakat maupun sebagai hamba
yang berserah diri kepada Khaliqnya, ia adalah hamba yang berilmu pengetahuan dan
beriman secara bulat, sesuai kehendak penciptanya untuk merealisasikan cita-cita yang
terkandung dalam kalimat ajaran Allah (Naif, 2016:12).

G. Faktor Penunjang dan Penghambat Inovasi Pendidikan Islam


Faktor penunjang terhadap inovasi pendidikan Islam yaitu: (a) Pokok-pokok
pikiran tentang inovasi pendidikan Islam yang datang dari luar negeri, juga tidak kalah
pentingnya dengan faktor-faktor yang lain. Karena, dengan pemikiran-pemikiran itulah,
PAI melakukan perubahan perubahan materi pelajaran pendidikan Islam. (b)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena dengan banyaknya referensi
yang bisa di dapatkan dari internet, maka akan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
(Naif, 2016:12).
Disamping adanya faktor penunjang dalam usaha mengadakan pembaharuan,
tidak sedikit juga kita akan menghadapi faktor-faktor penghambat jalannya pembaharuan
pendidikan Islam ini. Faktor penghambat yang ditemui diantaranya, yaitu: (a) Adanya
pertentangan antara Ulama Muda dan Ulama Tua yang pada akhirnya melahirkan istilah
Kaum Muda dan Kaum Tua. (b) Dikotomi atau diskrit, (c) Pembenturan umat Islam
dengan pendidikan dan kemajuan Barat memunculkan kaum intelektual baru
(cendekiawan sekuler) (Naif, 2016:13).
Sebagai implikasinya, pengembangan pendidikan Islam dalam arti pendidikan
agama tersebut bergantung pada kemauan, kemampuan, dan political-will dari
pembinanya dan sekaligus pimpinan dari lembaga pendidikan tersebut, terutama dalam

14
membangun hubungan kerjasama dengan mata pelajaran (kuliah) lainnya. Hubungan
(relasi) antara pendidikan agama dengan beberapa mata pelajaran (mata kuliah) lainnya
dapat bersifat horizontal-lateral (independent), lateral-sekuensial, atau bahkan vertical
linier (Naif, 2016:14).
Dalam menghadapi berbagai implikasi ini, pendidikan Islam harus terus
bergerak maju, merespons kebutuhan masyarakat dan menghasilkan individu yang
memiliki pemahaman agama yang kuat dan keterampilan untuk bersaing di dunia yang
terus berubah. Keberlanjutan, adaptabilitas, dan dukungan penuh dari semua pemangku
kepentingan menjadi kunci kesuksesan dalam mewujudkan inovasi pendidikan Islam
yang efektif. Penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung
integrasi pendidikan agama dalam konteks ilmu pengetahuan modern. Ini
memungkinkan pengembangan individu yang memiliki pemahaman yang mendalam
tentang agama dan, pada saat yang sama, mampu menghadapi tuntutan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Upaya-upaya tersebut harus dijalankan secara berkelanjutan dan mencerminkan
perkembangan zaman serta kebutuhan masyarakat dan siswa. Dengan demikian,
pendidikan Islam dapat tetap menjadi sumber pengetahuan dan nilai yang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
Integrasi nilai-nilai etik dan moral dari pendidikan Islam dengan pemahaman
kontemporer adalah kunci untuk mempersiapkan generasi muda Muslim agar dapat
berkontribusi secara positif dalam masyarakat global yang semakin kompleks. Dengan
pendidikan yang relevan dan berkelanjutan, generasi muda akan memiliki pemahaman
yang kuat tentang nilai-nilai etis serta pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi
tantangan dunia modern. Hal ini akan membantu mereka menjadi warga yang
bertanggung jawab, berempati, dan mampu berpartisipasi dalam membangun
masyarakat yang lebih baik.
Dengan pemimpin yang berkomitmen, dukungan politik yang memadai,
kerjasama lintas mata pelajaran, penyesuaian dengan perkembangan zaman, dan
pendidikan agama yang berkelanjutan, pendidikan Islam dapat terus berkembang dan
memainkan peran yang krusial dalam mendidik generasi muda Muslim yang tanggap
terhadap tantangan dunia modern.

SIMPULAN

15
Inovasi dalam pendidikan Islam memiliki dasar-dasar yang kuat dalam Al-Qur’an
dan Al-Hadis, dengan tujuan utama membentuk individu yang menyadari tugas
kekhalifahannya dan mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa batas, sambil tetap menjaga
hubungan dengan Allah SWT. Pengaruh pemikiran internasional dalam inovasi pendidikan
Islam merupakan suatu hal yang penting, karena dapat memberikan perspektif global yang
mampu melengkapi pendidikan agama dengan wawasan yang lebih luas. Dengan membuka
pintu bagi gagasan dari luar negeri, kita dapat memperkaya pemahaman, mengintegrasikan
elemen-elemen positif, dan menjadikan pendidikan Islam yang relevan dalam konteks global
yang terus berubah. Namun, ada juga faktor penghambat, seperti pertentangan antar generasi
atau benturan dengan pendidikan Barat.
Inovasi dalam pendidikan Islam merupakan tindakan yang tidak dapat dihindari,
dikarenakan sebab-sebabnya yang sangat kompleks. Hal ini termasuk pengaruh perubahan
kebijakan pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tingkat kematangan
masyarakat dalam mengonsumsi berbagai informasi pendidikan Islam melalui berbagai
media. Dalam menghadapi semua dinamika ini, perlu menjaga esensi dan prinsip-prinsip
mendasar pendidikan Islam sambil tetap bersikap terbuka terhadap
perubahan dan kemajuan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rusydi dan Amiruddin. (2017). INOVASI PENDIDIKAN: Melejitkan Potensi
Teknologi dan Inovasi Pendidikan. Medan: CV. Widya Puspita.
Daulay, Haidar Putra. (2012). Kapita Selekta PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.
Medan: Perdana Publishing.
Fasya, Zaini. (2021). ILMU PENDIDIKAN ISLAM Menjawab Tantangan Pembelajaran Di
Era Disrupsi. Kediri: IAI Tribakti Press.
Hasan, M. Nur. (2015). Upaya Menjadikan Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan
Unggul. Wahana Akademika. 2(2).
Naif. (2016). URGENSI INOVASI PENDIDIKAN ISLAM: MENYATUKAN DIKOTOMI
PENDIDIKAN. Kordinat. 15(1).
Rahmadi. (2011). Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin: Antasari Press.
Rusdiana. (2014). Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Sutikno, Sobry. (2021). Inovasi Pendidikan. Mataram: Sanabil.
Syafaruddin, dkk. (2012). INOVASI PENDIDIKAN (Suatu Analisis Terhadap Kebijakan
Baru Pendidikan). Medan: Perdana Publishing.

17

Anda mungkin juga menyukai