Abstract
This study discusses innovation in Islamic religious education which is a very basic thing
and needs to be implemented immediately, so that our Islamic education world can meet the
demands of society and nation building in all fields. In an effort towards quality and
equitable Islamic education, educational innovation is key. Educational innovation is the
first step to overcome the challenges that exist in the world of Islamic education. Therefore,
Islamic education innovation is needed that is able to provide quality education while still
upholding Islamic religious values. With an interactive approach, the use of technology,
character and moral development, the expansion of students' horizons, Islamic education
can make a significant contribution to the development of society and Muslims.
Keyword: innovations, education, Islamic
Abstrak
Kajian ini membahas tentang inovasi terhadap pendidikan agama Islam yang merupakan
suatu hal yang sangat mendasar dan perlu segera dilaksanakan, agar dunia pendidikan Islam
kita dapat memenuhi tuntutan masyarakat dan pembangunan bangsa di segala bidang. Dalam
upaya menuju pendidikan Islam yang berkualitas dan berkeadilan, inovasi pendidikan
menjadi kunci. Inovasi pendidikan merupakan langkah awal untuk mengatasi tantangan
yang ada dalam dunia pendidikan Islam. Oleh karena itu, diperlukan inovasi pendidikan
Islam yang mampu menghadirkan pendidikan yang berkualitas sekaligus tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai agama Islam. Dengan pendekatan yang interaktif, pemanfaatan teknologi,
pengembangan karakter dan moral, ekspansi wawasan siswa, pendidikan Islam dapat
memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan masyarakat dan umat Islam.
Kata kunci: Inovasi, Pendidikan, Islam
1
PENDAHULUAN
Inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap sebagai
sesuatu yang baru oleh seorang individu, sehingga inovasi tersebut dapat dipandang sebagai
suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu (Naif, 2016:2). Inovasi pendidikan agama Islam
adalah suatu hal yang sangat penting didalam dunia pendidikan serta harus dilaksanakan
semaksimal mungkin agar pendidikan agama Islam dapat memenuhi tuntutan masyarakat
dan pembangunan bangsa di segala bidang (Makasihu dkk, 2021:10).
Inovasi pendidikan tidak sebatas inovasi pembelajaran berupa alat peraga dan media
pembelajaran, namun juga inovasi kurikulum, inovasi model pembelajaran, inovasi bahan
ajar, inovasi strategi pembelajaran, inovasi administrasi pendidikan, inovasi kepemimpinan,
inovasi manajemen, inovasi organisasi pendidikan. Bahkan inovasi pembelajaran daring
(Sutikno, 2021:2).
METODE PENELITIAN
Kata “metode” berasal dari Bhahasa Yunanai metodus yang berasal dari Bahasa latin
methodus. Meta artinya mengikuti dan hodos artinya cara. Metode adalah cara bertindak
2
menurut system atau aturan tertentu. Penelitian adalah terjemahan dari “research” yang
terdiri dari kata re berarti mengullang dan search yang berarti pencarian. Penelitian adalah
pencarian informasi atau data yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah (Rahmadi,
2011:7).
3
(Fasya, 2021:1). Pendidikan Islam adalah Pendidikan yang bertujuan untuk membentuk
pribadi muslim seutuhnya (Daulay, 2012:1).
Dalam konteks ini dapat dipahami bahwa inovasi pendidikan Islam dapat
diartikan sebagai upaya untuk memperkenalkan ide, metode, atau pendekatan baru dalam
pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim secara keseluruhan sesuai
dengan nilai-nilai Islam. Inovasi pendidikan Islam bisa mencakup pengembangan
kurikulum, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, atau pengenalan metode
pengajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan ajaran Islam untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam.
4
yang konvensional maupun dengan cara yang inovatif. Inovasi adalah tanggapan baru
terhadap masalah pendidikan aktual. Kedua, inovasi pendidikan sebagai upaya
pendekatan yang efektif dan ekonomis. Inovasi sebagai “problem solving” di bidang
pendidikan selalu dinamis dan berkembang. Untuk menyelesaikan masalah pendidikan
yang kompleks dan berkembang, inovasi harus berorientasi kepada hasil yang efektif dan
biaya inovasi yang ekonomis (Sutikno, 2021:36).
5
c. Masalah relevansi. Masalah relevansi pada prinsipnya cukup mendasar, sebab
dalam kondisi seperti sekarang ini sangat dibutuhkan output pendidikan yang
sesuai dengan tuntutan masyarakat, terutama dalam hubungannya dengan
kesiapan kerja. Hal tersebut lebihlebih dengan digulirkannya konsep “link and
match”, yang salah satu tujuannya adalah mengatasi persoalan relevansi tersebut.
d. Masalah efisiensi efektivitas pendidikan diusahakan agar memperoleh hasil yang
baik dengan biaya dan waktu yang sedikit. Ini berarti harus dicari sistem
mendidik dan mengajar yang efisien dan efektif, sesuai dengan prinsip-prinsip
dasar pendidikan.
3. Faktor perkembangan ilmu pengetahuan
Kemajuan zaman ditandai dengan kemajuan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan secara akumulatif
bertambah pesat. Perkembangan tersebut sudah tentu harus dimasukkan dalam
kurikulum sekolah, meskipun hal ini menyebabkan adanya kurikulum yang sangat
sarat dengan masalah masalah baru (Rusdiana, 2014:78).
4. Tuntutan adanya proses Pendidikan yang relevan
Dalam mempersiapkan proses pendidikan yang relevan sesuai dengan
perkembangan zaman, sistem pembelajaran harus disesuaikan agar tidak ketinggalan
dan mampu mencetak output yang mempunyai kualitas tinggi serta mampu bersaing
dengan dunia internasional. Salah satu contoh inovasi dalam pendidikan, yaitu dalam
hal kurikulum. Kurikulum di Indonesia yang sering berganti-ganti karena
menyesuaikan dengan kondisi dan tuntutan zaman, serta anak didik mampu
menerapkan ilmu yang diberikan oleh pendidik untuk menghadapi kemajuan zaman.
Untuk memahami perlunya perubahan pendidikan atau kebutuhan adanya
inovasi pendidikan, ada tiga hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan di
sekolah, yaitu: (a) kegiatan belajar mengajar, (b) faktor internal dan eksternal, dan
(c) sistem Pendidikan (pengelolaan dan pengawasan) (Rusdiana, 2014:79).
6
1. Keuntungan relatif, yaitu inovasi diukur dari keuntungan secara ekonomi. Artinya,
semakin sasaran melihat ada keuntungan yang besar, inovasi dipastikan akan
berjalan semakin cepat.
2. Kompatibel, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai-nilai yang ada. Semakin
sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, semakin cepat inovasi
dijalankan. Sebagai contoh, inovasi tentang lingkungan sehat yang bebas rokok
karena hal ini bertentangan dengan kultur yang sudah mengurat dan mengakar,
inovasi ini akan sulit untuk dilaksanakan.
3. Kompleksitas, yaitu tingkat kesulitan difusi inovasi ke masyarakat. Menanamkan
pemahaman kepada rakyat yang kurang pendidikan kadang-kadang sulit. Oleh
karena itu, faktor kompleksitas akan membawa kepada konseptor inovasi untuk
mencari metode agar pesan-pesan inovasi dapat mudah diterima oleh masyarakat,
sehingga inovasi akan berjalan lebih cepat.
4. Mudah diamati, suatu inovasi akan mudah berkembang jika hasil inovasi dapat
diamati secara langsung. Misalnya, hasil dari pelatihan yang akan dijadikan bahan
latihan keterampilan berikutnya dibandingkan misalnya dengan inovasi tentang
pendidikan kognitif yang hasilnya tidak bisa diamati secara langsung. Dalam
pembahasan lain disebutkan pula, misalnya pembiayaan, modal balik, efisiensi,
risiko, komunikabel, status ilmiah, kadar orisinalitas, keterlibatan sasaran, dan
sebagainya termasuk dalam unsur yang bisa mempercepat laju inovasi.
7
Siswa sebagai objek utama dalam pendidikan maka siswa memegang
peran yang dominan, dalam hal mana siswa dapat menentukan keberhasilan
belajar melalui penggunaan intelegensi, daya motorik, pengalaman, kemauan dan
komitmen yang timbul dalam dirinya tanpa paksaan. Hal ini terjadi apabila siswa
juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan
mengenalkan kepada mereka tujuan perubahan, mulai dari perencanaan sampai
pelaksanaan. Peran siswa dalam inovasi pendidikan adalah sebagai penerima
pelajaran, pemberi materi pada sesama temannya, petunjuk bahkan menjadi guru
bagi yang lainnya (Ananda dan Amiruddin, 2017:40).
3. Kurikulum
Kurikulum sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
proses pembelajaran di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan,
kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam
pendidikan. Tanpa kurikulum inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai
dengan tujuan inovasi (Ananda dan Amiruddin, 2017:40). Oleh karena itu dalam
inovasi pendidikan, semua perubahan yang hendak diterapkan harus sesuai
dengan perubahan kurikulum. Dengan kata lain perubahan kurikulum diikuti
dengan inovasi pendidikan dan tidak mustahil perubahan keduanya akan berjalan
searah (Ananda dan Amiruddin, 2017:41).
4. Fasilitas
Fasilitas termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak dapat
diabaikan dalam proses pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.
Dalam inovasi pendidikan, fasilitas ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi
yang akan diterapkan. Tanpa fasilitas, pelaksanaan inovasi pendidikan tidak akan
berjalan dengan baik. Fasiltas pendidikan terkait dengan semua benda bergerak
maupun tidak bergerak yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaran proses
pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Fasilitas sekolah
dipersiapkan untuk tiga komponen kegiatan yaitu: (1) keperluan manajemen dan
administrasi ketatausahaan, (2) keperluan guru dalam mengajar, dan (3)
keperluan siswa untuk belajar (Ananda dan Amiruddin, 2017:44).
8
Penerapan inovasi pendidikan tidak terlepas dari lingkup sosial
masyarakat baik terlibat secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam
perubahan tersebut yang dapat memberikan dampak baik positif maupun negatif
dalam pelaksanaan inovasi pendidikan. Secara langsung ataupun tidak
masyarakat terlibat dalam pendidikan, sebab apa ingin dilakukan dalam
pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama
masyarakat tempat peserta didik itu berasal. Keterlibatan masyarakat dalam
inovasi pendidikan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam
melaksanakan inovasi pendidikan.
Perubahan yang terjadi di masyarakat dapat meliputi semua segi
kehidupan masyarakat yaitu perubahan dalam cara berpikir dan interaksi sesama
warga masyarakat menjadi semakin rasional, perubahan dalam sikap dan
orientasi kehidupan ekonomi menjadi semakin komersial, perubahan dalam tata
cara kerja sehari-hari yang semakin ditandai dengan pembagian kerja pada
spesialisasi kegiatan yang semakin tajam, perubahan dalam kelembagaan dan
kepemimpinan masyarakat yang semakin demokratis, perubahan dalam cara dan
alat-alat kegiatan yang semakin modern dan efisien dan lain-lain. Perubahan dan
perkembangan masyarakat yang demikian pada dasarnya berarti pertambahan
diferensiasi dan integrasi, pembagian kerja, dan perubahan dari keadaan
homogen dan heterogen (Ananda dan Amiruddin, 2017:44).
Istilah sekolah unggul pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 oleh mantan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Wardiman Djojonegoro, tepatnya
setahun setelah pengangkatannya. Istilah sekolah unggul lahir dari satu visi yang jauh
menjangkau ke depan, wawasan keunggulan. Menurut Wardiman, selain mengharapkan
terjadinya distribusi ilmu pengetahuan, pendirian sekolah unggul di setiap provinsi,
peningkatan SDM menjadi sasaran berikutnya. Lebih lanjut, Wardiman menambahkan
bahwa kehadiran sekolah unggul bukan untuk diskriminasi, melainkan untuk
menyiapkan SDM yang berkualitas dan memiliki wawasan keunggulan (Rusdiana,
2014:232) .
9
Di lingkungan kementerian agama, definisi madrasah unggulan adalah
madrasah program unggulan yang lahir dari sebuah keinginan untuk memiliki madrasah
yang mampu berprestasi di tingkat nasional dan dunia dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi ditunjang oleh akhlakul karimah. Sementara sekolah Islam
unggulan adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam
keluaran (output) pendidikannya. Untuk mencapai keunggulan tersebut, masukan
(input), proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen, layanan
pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya
tujuan tersebut (Rusdiana, 2014:233).
10
anaknya di Madrasah-Madrasah yang unggul dengan tanpa menghiraukan berapapun
biaya yang dikeluarkan. Sehingga mendirikan Madrasah yang baik (unggul) menjadi
lahan bisnis yang menggiurkan di samping misi sosial tertentu yang diemban oleh
yayasan yang mendirikan Madrasah-Madrasah unggul (Hasan, 2015:78).
11
guru mempunyai kualifikasi memadahi, kesejahteraan guru terpenuhi, rasio guru-
murid ideal, loyalitas dan komitmen tinggi, serta motivasi dan semangat kerja
guru tinggi.
b. Faktor siswa, meliputi pembelajaran yang terdiferensiasi; kegiatan intra dan
ekstrakulikuler bervariasi; motivasi dan semangat belajar tinggi; pemberdayaan
belajar bermakna.
c. Faktor tatanan organisasi dan mekanisme kerja meliputi (1) tatanan organisasi
yang rasional dan relevan; (2) program organisasi yang rasional dan relevan; (3)
mekanisme kerja yang jelas dan terorganisasi secara tepat.
d. Faktor kemitraan, meliputi kepercayaan dan harapan orangtua yang tinggi;
dukungan dan peran serta masyarakat yang tinggi, dukungan dan bantuan
pemerintah yang tinggi.
e. Faktor komitmen/sistem nilai, meliputi budaya lokal yang saling mendukung,
dan nilai-nilai agama yang memicu timbulnya dukungan positif.
f. Faktor motivasi, iklim kerja, dan semangat kerja yang meliputi motivasi
berprestasi pada semua komunitas sekolah, suasana, iklim kerja dan iklim belajar
sehat dan positif, serta semangat kerja dan berprestasi tinggi.
g. Faktor keterlibatan wakil kepala sekolah dan guru-guru, meliputi keterwakilan
kepala sekolah dalam pembuatan kebijakan dan pengimplementasiannya;
keterwakilan kepala sekolah dan guruguru dalam menyusun kurikulum dan
program-program sekolah; serta keterlibatan wakil kepala sekolah dan guru-guru
dalam perbaikan dan inovasi pembelajaran.
h. Faktor kepemimpinan kepala sekolah, meliputi piawai memanfaatkan nilai
religio-kultural; piawai mengomuni-kasikan visi, inisiatif, dan kreativitas; piawai
menimbulkan motivasi dan membangkitkan semangat; piawai memperbaiki
pembelajaran yang terdiferensiasi; piawai menjadi pelopor dan teladan, serta
paiwai mengelola administrasi sekolah.
i. Sarana dan prasarana akademis, meliputi fasilitas sekolah yang lengkap dan
memadai; sumber belajar yang memadai dan sarana penunjang belajar yang
memadai.
12
Dasar dan Tujuan Inovasi Pendidikan Islam Dasar adalah pangkal tolak dari
suatua ktivitas atau landasan tempat berpijak atas tegaknya sesuatu. Dasar pelaksanaan
pendidikan Islam adalah (Naif, 2016:11):
1. Al-Qur’an
Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Ayat al-Qur’an yang pertama kali
turun yang berkenaan dengan masalah keimanan juga masalah pendidikan yaitu
Surah Al-‘Alaq ayat 1-5.
علَّ َم
َ ِي َ ْ َ اِ ْق َرأْ َو َربُّك٢ علَق
ْ الَّذ٣ اْل ْك َرم َ مِن ِ ْ َ َخلَق١ َِي َخلَق
ْ َاْل ْن َسان ْ اِ ْق َرأْ بِاس ِْم َربِكَ الَّذ
َ ٤ ِب ْالقَلَ ِم
ِ ْ علَّ َم
٥ اْل ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْع َل ْم
Artinya : “1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan, 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajar (manusia)
dengan pena. 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S.
Al-‘Alaq 96:1-5)
Dari ayat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa hendakmya manusia
meyakini akan adanya Tuhan Pencipta manusia (dari segumpal darah),
selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya dan memeliharanya agar tidak
luntur hendaknya melaksanakan pendidikan dan pengajaran.
Selanjutnya pada Surah Al-Hasyr ayat ke-18.
َ ٰ ّللا َو ْلتَ ْنظرْ نَ ْفس َّما قَدَّ َمتْ ِلغَد َواتَّقوا
َ ٰ َّّللا اِن
َّللا َخ ِبيْر ۢ ِب َما تَ ْع َمل ْون َ ٰ يٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َمنوا اتَّقوا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah
Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Hasyr 59:18)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memperingatkan orang-orang
yang beriman agar menatap masa depan. Dengan melakukan berbagai inovasi
maka kita bisa mengembangkan berbagai hal khususnya ilmu pengetahuan demi
masa depan yang lebih baik.
2. Al-Hadis
Banyak hadis yang dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan Islam di
antaranya adalah sabda Nabi SAW:
علَى ك ِل م ْسلِم َوم ْس ِل َمة َ طلَب ْالع ِْل ِم ف َِر ْي
َ ضة َ
13
Artinya “Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-
laki dan perempuan” (HR. Muslim).
Dari hadis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Nabi saw
memerintahkan agar umatnya menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.
14
membangun hubungan kerjasama dengan mata pelajaran (kuliah) lainnya. Hubungan
(relasi) antara pendidikan agama dengan beberapa mata pelajaran (mata kuliah) lainnya
dapat bersifat horizontal-lateral (independent), lateral-sekuensial, atau bahkan vertical
linier (Naif, 2016:14).
Dalam menghadapi berbagai implikasi ini, pendidikan Islam harus terus
bergerak maju, merespons kebutuhan masyarakat dan menghasilkan individu yang
memiliki pemahaman agama yang kuat dan keterampilan untuk bersaing di dunia yang
terus berubah. Keberlanjutan, adaptabilitas, dan dukungan penuh dari semua pemangku
kepentingan menjadi kunci kesuksesan dalam mewujudkan inovasi pendidikan Islam
yang efektif. Penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung
integrasi pendidikan agama dalam konteks ilmu pengetahuan modern. Ini
memungkinkan pengembangan individu yang memiliki pemahaman yang mendalam
tentang agama dan, pada saat yang sama, mampu menghadapi tuntutan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Upaya-upaya tersebut harus dijalankan secara berkelanjutan dan mencerminkan
perkembangan zaman serta kebutuhan masyarakat dan siswa. Dengan demikian,
pendidikan Islam dapat tetap menjadi sumber pengetahuan dan nilai yang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
Integrasi nilai-nilai etik dan moral dari pendidikan Islam dengan pemahaman
kontemporer adalah kunci untuk mempersiapkan generasi muda Muslim agar dapat
berkontribusi secara positif dalam masyarakat global yang semakin kompleks. Dengan
pendidikan yang relevan dan berkelanjutan, generasi muda akan memiliki pemahaman
yang kuat tentang nilai-nilai etis serta pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi
tantangan dunia modern. Hal ini akan membantu mereka menjadi warga yang
bertanggung jawab, berempati, dan mampu berpartisipasi dalam membangun
masyarakat yang lebih baik.
Dengan pemimpin yang berkomitmen, dukungan politik yang memadai,
kerjasama lintas mata pelajaran, penyesuaian dengan perkembangan zaman, dan
pendidikan agama yang berkelanjutan, pendidikan Islam dapat terus berkembang dan
memainkan peran yang krusial dalam mendidik generasi muda Muslim yang tanggap
terhadap tantangan dunia modern.
SIMPULAN
15
Inovasi dalam pendidikan Islam memiliki dasar-dasar yang kuat dalam Al-Qur’an
dan Al-Hadis, dengan tujuan utama membentuk individu yang menyadari tugas
kekhalifahannya dan mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa batas, sambil tetap menjaga
hubungan dengan Allah SWT. Pengaruh pemikiran internasional dalam inovasi pendidikan
Islam merupakan suatu hal yang penting, karena dapat memberikan perspektif global yang
mampu melengkapi pendidikan agama dengan wawasan yang lebih luas. Dengan membuka
pintu bagi gagasan dari luar negeri, kita dapat memperkaya pemahaman, mengintegrasikan
elemen-elemen positif, dan menjadikan pendidikan Islam yang relevan dalam konteks global
yang terus berubah. Namun, ada juga faktor penghambat, seperti pertentangan antar generasi
atau benturan dengan pendidikan Barat.
Inovasi dalam pendidikan Islam merupakan tindakan yang tidak dapat dihindari,
dikarenakan sebab-sebabnya yang sangat kompleks. Hal ini termasuk pengaruh perubahan
kebijakan pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tingkat kematangan
masyarakat dalam mengonsumsi berbagai informasi pendidikan Islam melalui berbagai
media. Dalam menghadapi semua dinamika ini, perlu menjaga esensi dan prinsip-prinsip
mendasar pendidikan Islam sambil tetap bersikap terbuka terhadap
perubahan dan kemajuan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rusydi dan Amiruddin. (2017). INOVASI PENDIDIKAN: Melejitkan Potensi
Teknologi dan Inovasi Pendidikan. Medan: CV. Widya Puspita.
Daulay, Haidar Putra. (2012). Kapita Selekta PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.
Medan: Perdana Publishing.
Fasya, Zaini. (2021). ILMU PENDIDIKAN ISLAM Menjawab Tantangan Pembelajaran Di
Era Disrupsi. Kediri: IAI Tribakti Press.
Hasan, M. Nur. (2015). Upaya Menjadikan Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan
Unggul. Wahana Akademika. 2(2).
Naif. (2016). URGENSI INOVASI PENDIDIKAN ISLAM: MENYATUKAN DIKOTOMI
PENDIDIKAN. Kordinat. 15(1).
Rahmadi. (2011). Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin: Antasari Press.
Rusdiana. (2014). Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Sutikno, Sobry. (2021). Inovasi Pendidikan. Mataram: Sanabil.
Syafaruddin, dkk. (2012). INOVASI PENDIDIKAN (Suatu Analisis Terhadap Kebijakan
Baru Pendidikan). Medan: Perdana Publishing.
17