Anda di halaman 1dari 4

“PEMBAHARUAN PENDIDIKAN UNTUK MEMBENTUK

GENERASI PRODUKTIF”

Nama

merihandayani048@gmail.com

Abstrak

untuk dapat menjawab tantangan zaman global bangsa-bangsa harus bekerja keras, tetapi
Bangsa Indonesia harus bekerja lebih keras karena rendahnya kualitas SDM yang ada. Sistem
pendidikan yang ada tampaknya belum memberikan andil yang cukup significan dalam
membentuk manusia Indonesia yang berkepribadian kuat dan cerdas (intelektual, emosional,
spritual fisik) sehingga mampu menjawab tantangan zaman tidak hanya untuk kejayaan bagi diri
sendiri tetapi juga bagi masyrakat dan bangsa. Oleh sebab itu pembaharuan pendidkan
tampaknya telah merupakan kebutuhan mendesak. Penulis mengajukan dua belas pembaharuan,
yang pada intinya berkenaan dengan penentuan politik pendidikan dan kebudayaan dan
pembaharuan sistem manajemen pendidikan dengan segala aspeknya untuk memberdayakan
seluruh insan pendidikan dan memfungsikan lembaga pendidikan serta mendorong partisipasi
masyarakat dalam membangun pendidikan. Usulan ini diikuti dengan uraian tentang kondisi
prasyaratnya.

Kata kunci: pembaharuan, kecerdasan-intelektual, emosional, spritual, konflik kepentingan,


kurikulum inti-lokal, mutu atau kualitas.
Latar belakang
Tekad untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis dengan
indikator keterbukaan pikiran dan hati dan transparansi manajemen serta pemberian kesempatan
kepada masyarakat dan penggunaan kesempatan tersebut oleh masyarakat untuk berpartisipasi
dalam pembangunan telah dinyatakan berkali-kali dalam berbagai kesempatan oleh pemerintah
hasil pemilu 1999. Pernyataan tekad tersebut telah diikuti oleh berbagai langkah, yang sebagian
disambut baik dan diharapkan segera dilaksanakan, misalnya otonomi daerah, dan sebagian lain
dianggap mengecewakan, terutama oleh sekelompok masyarakat yang terkena dampak
1
negatifnya yaitu pembubaran depsos dan deepen. Hal ini adalah hal yang wajar karena dalam
suatu perubahan pasti akan ada reaksi yang pro dan kontra.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini maju dengan
pesat. Proses keterhubungan seluruh dunia cepat dan berdampak luar biasa, tidak dapat
dibendung yang mempunyai daya mengubah sangat kuat. Kompleksitas permasalahan yang
muncul yang harus dihadapi masyarakat menuntut adanya sumber daya manusia yang handal,
lebih-lebih dalam menghadapi era globalisasi. Kemajuan di bidang elektronika misalnya televisi
berpengaruh besar terhadap kehidupan anak- anak dan hampir setiap rumah mempunyai pesawat
televisi.
Pembahasan
Pengertian Pembaharuan dalam Pendidikan

Dalam bahasa Arab, sesuatu dikatakan “pembaharuan” (baru), jika bagian-bagiannya


masih erat menyatu dan masih jelas. Maka upaya pembaharuan seharusnya adalah upaya untuk
mengembalikan keutuhan dan kemurnian pendidikan yang berkarakter kembali. Dalam hal ini
pembaharuan adalah koreksi ulang atau konseptualisasi ulang pada hakikatnya selalu berorientasi
pada pemurnian yang sifatnya kembali pada ajaran asal dan bukan adopsi pemikiran asing, dalam
pelaksanaannya diperlukan pemahaman yang dalam akan paradigma dan pandangan hidup yang
bersumber dari aturan yang relevan, serta UU yang berlaku. Pembaharuan bukanlah sesuatu yang
evolusioner, melainkan lebih cenderung devolusioner, dengan artian bahwa pembaharuan bukan
merupakan proses perkembangan bertahap di mana yang datang kemudian lebih baik dari
sebelumnya.

Harun Nasution menyebut gerakan pembaharuan yang mempunyai arti, seperti dikutip
Azyumardi Azra sebagai suatu aliran, gerakan, pemikiran, dan usaha untuk mengubah paham,
adat istiadat agar semuanya disesuiakan dengan pendapat dan keadaan baru yang timbul oleh
kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi modern. Adapun modernisasi menurut KBBI, adalah
suatu proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai
dengan tuntutan hidup masa kini (Assegaf, 2010: 88).

Berbeda dengan Harun Nasution, Maulana Maududi menyebut pembaruan dengan istilah
tajaddud-tajdid, istilah tersebut diartikan sebagai suatu gerakan pemurnian yang merupakan
2
reaksi atas melemah dan membekunya karena ancaman dari luar, menurut Maulana Maududi
dalam (Assegaf, 2010: 88), suatu gerakan bisa disebut sebagai pembaruan jika:
a) Merupakan usaha perbaikan kondisi masyarakat dengan membersihkan penyakit yang
meracuninya
b) Mencari letak permasalahan untuk menyelesaikannya
c) Identifikasi kemampuan dirinya untuk melakukan pembaruan
d) Upaya menciptakan perombakan pandangan dan pola berpikir masyarakat ke arah yang lebih
baik
e) Upaya perbaikan secara praksis
f) Active dan responsive mengembangkan aplikasi pendidikan
g) Merombak secara Internasional.
Berdasarkan asumsi bahwa pembaruan pendidikan bersumber dari upaya pembaruan
terhadap pendidikan yang berkarakter, maka pembaruan pendidikan diartikan sebagai pembaruan
pemikiran yang dilakukan dalam bidang pemikiran maupun praktek pendidikan yang berkarakter
yang nantinya akan menghasilkan generasi yang produktif. Dengan makna ini, pendapat
manapun mengenai pembaruan pemikiran dapat disubtitutikan. Gerakan pembaruan pada
dasarnya mengusung nilai-nilai seperti: nilai pembaruan, nilai perjuangan, nilai kemerdekaan
pikiran agama dan pikiranmnilai persatuan dan solidaritas.
Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
Sekolah menengah atas sebagai lembaga pendidikan tingkat lanjut yang sangat
berperan penting dalam penentuan tujuan hidup siswa dan harus proaktif dalam memberikan
ruang bagi pembenahan dan pembaharuan sistem pendidikan di Indonesia dengan senantiasa
harus selalu apresiatif sekaligus selektif dalam menyikapi dan merespon perkembangan dan
pragmatisme budaya yang kian menggejala sehingga sangat diperlukan pembaharuan-
pembaharuan yang harus dilakukan di sekolah menengah atas dalam menghadapi zaman modern,
adapun pembaharuan-pembahuran tersebut bisa dilakukan pada: 1) Pembaharuan Metode
pembelajaran; 2) Pembaharuan Kurikulum; 3) Pembaharuan Evaluasi; 4) Pembaharuan
Organisasi/ Manajemen.

3
Saran
Sebaiknya sebelum mengajarkan materi pembelajaran, guru hendaknya merancang dan
menyusun terlebih dahulu strategi, model dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi,
menyenangkan bagi siswa dan berhubungan dengan kehidupan nyata siswa sehingga
pembelajaran akan lebih mudah dipahami dan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin, 20077. Islamic Studies dalam Paradigma IntegrasiInterkoneksi,
Yogyakarta: Suka Press. .
Dosen FIP-IKIP-Maalag,1987.pengantar dasar-dasar pendidikan.Surabaya:uasaha
nasional.
Azra, Azyumardi. 2000. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium
Baru, Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu.
Khafifi, Muhammad. “Pembaharuan Sistem Pendidikan”, makalah.
Tirtaraharja,umar dan la sulo (1994).pengantar pendidikan.Jakarta:dirjen Pendidikan
Tinggi.Depdikbud.
Sabandi, A.(2013). Supervise pendidikan untuk pengembanggan propesionalitas guru supervise
pendidikan untuk pengembanggan propesionalitas guru berkelanjutan supervisi
pendidikan untuk pengembanggan propesionalitas guru. Pedagogic, jurna ilmiah ilmu
pendidikan, Xiii (2,1-9..rerrieved from
http://Ejournal. Unp.ac.id/Index.Php/pedagogi/article/view/4275

Anda mungkin juga menyukai