Kabut asap yang mempengaruhi jarak pandang yang terjadi menyebabkan sejumlah
orang tua dan anak-anak di sekitar kawasan terpapar mengalami beberapa penyakit akibat
polusi udara akibat karhutla itu. Berdasarkan riset 2013 yang dilakukan WHO, polusi udara
dapat menyebabkan kanker pada manusia, terutama kanker paru-paru. Selain menyebabkan
kanker, polusi udara juga mempengaruhi sistem pernapasan (paru-paru), dan sistem peredaran
darah tubuh, seperti diare, malaria, dan radang paru atau pneumonia. Masyarakat dapat
mencegah dampak dari polusi yang diakibatkan karena kebakaran hutan tentu harus dengan
kesadaran dari masyarakat dengan dukungan dari pemerintah, hal ini sebagai upaya
pencegahan jika ada kebakaran kembali yang pada kenyataannya terus terulangi. Pemerintah
sekitar menghimbau pada masyarakat untuk: