Anda di halaman 1dari 16

SUHU BASAL

Oleh :
Claudia
nurapriliasari
Cylia dzikra a
Dini amalia
Pengertian Metode Suhu
Basal
Metode suhu basal adalah suhu terendah
yang dicapai oleh tubuh selama istirahat
atau dalam keadaan istirahat (tidur).
Pengukuran suhu basal dilakukan pada
pagi hari segera setelah bangun tidur dan
sebelum melakukan aktivitas lainnya.
Tujuan pencatatan suhu basal adalah
untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subur atau ovulasi.
Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
termometer basal.
Suhu normal tubuh sekitar 36 – 37°C. Pada waktu
ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik
menjadi 37 – 38°C kemudian tidak akan kembali
pada suhu 36°C. Pada saat itulah terjadi masa
subur atau ovulasi pada seorang wanita. Kondisi ini
akan terjadi sekitar 3 – 4 hari, kemudian akan turun
kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali
pada suhu tubuh normal. Hal ini terjadi karena
produksi progesteron menurun.
Suhu Basal Sebagai Kontrasepsi
Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu tubuhnya
setiap hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi suhu
basal ( BBt / basal body temperature ) akan sedikit turun dan akan naik
sebesar ( 0,2 – 0,4 ° C ) dan menetap sampai masa ovulasi berikutnya.
Hal ini terjadi karena setelah ovulasi hormon progesteron disekresi oleh
korpus luteum yang menyebabkan suhu tubuh basal wanita naik, Aturan
perubahan suhu:
 Mengukur suhu pada waktu yang hampir sama setiap pagi ( sebelum
bangkit dari tempat tidur ) dan mencatat suhu ibu pada kartu yang
telah disediakan oleh instruktur KBA.
 Memakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari
siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal,
rendah. Mengabaikan suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau
gangguan lain.
 Menarik garis pada 0,05°C – 0,1°Cdi atas suhu tertinggi dari 10 suhu 10
hari tersebut. Ini dinamakan garis pelindung ( cover line ) atau garis
suhu.
 Masa tak subur mulai pada sore setelah hari ketiga berturut-turut suhu
berada di atas garis pelindung tersebut
Catatan :
 Jika salah satu dari 3 suhu tersebut di bawah
garis pelindung (cover line ) selama perhitungan
3 hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi belum
terjadi. Untuk menghindari kehamilan menunggu
sampai 3 hari berturut-turut suhu tersebut di atas
garis pelindung sebelum memulai senggama.
 Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk
mencatat suhu basal ibu. Ibu dapat berhenti
mencatat sampai haid berikut mulai dan
bersenggama sampai hari pertama haid
berikutnya.
Manfaat Metode Suhu Basal
 Metode suhu basal bermanfaat bagi
pasangan yang menginginkan
kehamilan.
 Serta bermanfaat bagi pasangan yang
menginginkan menghindari atau
mencegah kehamilan.
Efektifitas Metode Suhu Basal
Metode suhu basal akan efektif bila dilakukan
dengan benar dan konsisten. Suhu tubuh basal
dipantau dan dicatat selama beberpa bulan
berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi
pada saat ovulasi. Tingkat keefektifan metode
sushu tubuh basal sekitar 80% atau 20 – 30
kehamilan per 100 wanita pertahun. Secara teoritis
angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100
wanita pertahun. Metode suhu tubuh basal akan
jauh lebih efektif jika dikombinasikan dengan
metode kontrasepsi lain seperti kondom,
spermisida, metode kalender atau pantang berkala.
Faktor yang Mempengaruhi
Metode Suhu Basal
 Penyakit
 Gangguan tidur
 Merokok atau minum alcohol
 Penggunaan obat-obatan ataupun
narkoba
 Stress
 Penggunaan selimut elektrik
Keuntungan Metode Suhu
Basal
 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada
pasangan suami istri tentang masa subur atau ovulasi.
 Membantu wanita yang mengalami siklus menstruasi
tidak teratur mendeteksi masa subur atau ovulasi.
 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun
meningkatkan kesempatan untuk hamil.
 Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada
saat mengalami masa subur atau ovulasi seperti
perubahan lendir serviks.
 Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah
wanita itu sendiri.
Keterbatasan Metode Suhu
Basal
 Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
 Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
 Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit,
gangguan tidur, merokok, alkohol, stress, penggunaan
narkoba maupun selimut elektrik.
 Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu
yang sama
 Tidak mendeteksi awal masa subur.
 Membutuhkan masa pantang yang lama.
 Petunjuk bagi penggunaan metode suhu basal tubuh,
karena ini hanyalah mendeteksi pasca ovulasi.
Penerapan Metode Suhu
Basal
 Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi
(sebelum bangun dari tempat tidur).
 Catat suhu ibu pada kartu yang disediakan oleh instruktur
KBA.
 Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari
pertama dari siklus haid ibu untuk menentukan suhu
tertinggi dari suhu yang normal dan rendah dalam pola
tertentu tanpa kondisi-kondisi diluar normal atau biasanya
 Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam
atau gangguan lain.
 Tarik garis pada 0.05°C – 0.1°C diatas suhu tertinggi dari
suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut sebagai garis
pelindung atau garis suhu.
 Masa tak subur mulai pada sore hari setelah hari
ketiga berturur-turut suhu tubuh berada diatas garis
pelindung atau suhu basal.
 Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama
haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan
suhu basal tubuh (setelah masuk masa periode tak
subur).
 Masa pantang untuk senggama pada metode suhu
basal tubuh lebih panjang dari metode ovulasi billings.
 Jika salah satu dari 3 suhu berada dibawah garis
pelindung selama 3 hari, kemungkinan tanda bahwa
ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan
tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat
diatas garis pelindung sebelum memulai senggama.
 Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang
dapat diamati.
TERIMAKASIH
 Neng ipah : penyakit yang mempengruhi
suhu basal ?
 Siti nurfadillah ch : cara membedakan
suhu demam dengan suhu basal ?
 Ganny : cara memahami grafik suhu
basal ?
 Rani : Masa pantang untuk senggama
pada metode suhu basal tubuh lebih
panjang dari metode ovulasi billings ?

Anda mungkin juga menyukai