Anda di halaman 1dari 2

Metode Suhu Basal Tubuh

(Basal Body Temperature Method)

Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau
dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera
setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya. Tujuan pencatatan suhu basal
untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat
yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan dalam waktu selama 5
menit. Suhu normal tubuh sekitar 97-98,8 F (36-37) derajat Celcius sampai sekitar 1 Sehari
sebelum ovulasi. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-
38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 36 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi
masa subur/ovulasi. Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian
akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum
menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun. Saat ovulasi, korpus luteum
mulai menghasilkan progesteron. BBT meningkat 0,5-1,08 F. Pada fase luteal, saat korpus
luteum mengalami regresi dan hormon progesteron menurun, BBT kembali ke kisaran yang
lebih rendah dalam 1-2 hari sebelum menstruasi.

Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh.
Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron.
Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa
subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi,
maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh
tetap tinggi.
Indikasi pada pemeriksaan BBT

Digunakan sebagai konsepsi (Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang
menginginkan kehamilan) maupun kontrasepsi (Metode suhu basal tubuh berguna bagi
pasangan yang menginginkan menghindari atau mencegah kehamilan)

Beberapa keadaan yang menyebabkan kontraindikasi pada pemeriksaan BBT

1. Penyakit (demam)
2. Gangguan tidur
3. Merokok dan atau minum alkohol
4. Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba
5. Stres, emosi
6. Perubahan suhu ruangan
7. Baru saja mengkonsumsi pil KB atau anti-piretik

Pada penelitian yang dilakukan di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo tahun 2016-2017,


sebanyak 49 wanita infertilitas yang mempunyai siklus menstruasi yang normal diminta
untuk berpartisipasi dan dilakukan pengukuran suhu basal tubuh. Dari hasil penelitian
tersebut, suhu basal tubuh dalam mendiagnosis ovulasi memiliki sensitivitas 46,7% dan
spesifisitas 78,9%.

Sumber :

Weisu-hsiu., Yu-Chiao Yi., Ting-Yen Wei. 2017. Detection of Ovulation, a Review of


Currently Available Methods. Dept.Obstetrics,Gynecology & Women’s Healthy.
Bioengineering & translational medicine;2; 238-246.
Wileysonlinelibrary.com/journal/btm2

Alexander mukti. 2017. The Ovulation Detection Accuracy between Body Basal
Temperature, Cervical Mucus and Combination of Both Compared to Ultrasound
Examination. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai