Anda di halaman 1dari 54

Tugas Farmakologi

Toksikologi Dasar dan Lingkungan


Kelompok Tutorial 8
Tugas 1
Sdr. M, 25 tahun bersama 2 orang temannya dibawa
ke UGD dalam keadaan lemas karena sakit perut dan
muntah-muntah. Dari anamnesa diketahui mereka
baru mengadakan perjalanan beberapa hari ke suatu
daerah untuk mengadakan riset. Selama perjalanan
mereka mngkonsumsi beberapa makanan kaleng,
jamur liar yang mereka temui selama perjalanan dan
nasi bungkus yang saat dimakan sudah agak basi.
Untuk air minum, mereka mengambil dari air sungai
dan memasaknya. Diketahui pula bahwa sungai
tersebut menjadi tempat pembuangan limbah
beberapa pabrik yang ada disekitarnya
1. Senyawa/substrat apa saja yang mungkin
terkandung dalam makanan/air yang dikonsumsi
sehingga dapat menimbulkan gejala2 tsb?
• Makanan kaleng: bakteri Clostridium
botulinum  gejala awalnya adalah mual,
muntah, kram perut dan diare
• Jamur liar  spesies lnocybe dan Clitocybe
• Air sungai limbah pabrik  Timbal (Pb),
merkuri , arsen
2. Tanda2 apa saja yang bisa ditemukan
pada pemeriksaan fisik: masing2 kasus
intosikasi
1 Clostridium botulinum •gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, kram perut,
mulut kering dan diare.
•Gejala syaraf awal menyerang syaraf bagian kepala
seperti pandangan kabur, kelopak mata jatuh, fotofobia,
dan disfungsi syaraf seperti kekakuan sendi, gangguan
bicara dan tidak dapat menelan makanan.
•Kelemahan otot dimulai dari otot yang menggerakkan
kepala, otot lengan atas, otot pernafasan dan yang
terakhir otot tungkai bagian bawah. Kelemahan ini
biasanya berlangsung secara simetrik.
•Kematian biasanya akibat dari kegagalan sistem
pernafasan.
2 Jamur liar  species Gejala keracunan muskarin (salivasi, lakrimasi, mual,
Inocybe dan Clitocybe muntah, pusing, gangguan penglihatan, kolik abdomen,
diare, bronkospasme, bradikardi, hipotensi, syok) dapat
timbul dalam 30-60 menit sefe/ah pencemaan makanan.
3 Timbal (Pb) • rasa kesat, haus, rasa logam, mual, nyeri di bagian
perut, dan muntah, fese hitam, diare atau konstipasi
• Sindroma syok,
•Parestesia dan lemah otot

4 Merkuri •Nyeri perut, Muntah, Syok hipoolemik, Darah pada feses


•Parestesia
•Ataksia
•Kerusakan penglihatan
•Disatria
•kerusakan pendengaran

5 Arsen •Bibir terasa terbakar, konstriksi kerongkongan, dan kesulitan


menelan
• nyeri perut, muntah, dan diare parah. Oliguria dengan proteinuria
dan hematuria hingga anuria.
•kram otot rangka dan rasa haus yang
Parah
•Syok hipovolemik
• neuropati, konvulsi hipoksik, koma,
dan kematian.
• Sumber:
– Natalia L dan Priadi A, 2012, Botulismus:
Patogenesis, Diagnosis dan Pencegahan,
WARTAZOA Vol. 22 No. 3, pp. 127-140
– Goodman dan Gilman, 2010, Manual Farmakologi
dan Terapi. Jakarta: EGC
3. Apa saja pemeriksaan penunjang yang perlu
dilakukan untuk memastikan penyebab intoksikasi?

Diagnosa akhir keracunan ditentukan oleh


pemeriksaan:
• Analisa darah lengkap
• Pemeriksaan urine
• Pemeriksaan muntahan pasien
Bagaimana penatalaksanaan untuk
setiap kasus intoksikasi di atas?
1. Clostridium Botulinum  Tidak ada penanganan
spesifik untuk keracunan ini, kecuali mengganti
cairan tubuh yang hilang. Dekontaminasi dengan
memuntahkan isi lambung jika korban masih
sadar, dapat juga dilakukan bilas lambung. Arang
aktif dapat diberikan (jika tersedia). Jika tersedia
dapat diberikan antitoksin botulinum pada
keracunan simtomatik (perlu dilakukan uji alergi
sebelumnya).
2. Jamur liar  Pengobatan dengan atropin (1-2
mg secara intramuskular setiap 30 menit).
3. Timbal  Berikan 1 gram CaNa2, EDTA dalam
infus 500 ml glukosa 5% dua kali sehari selama
3 hari, Ca Glukonat 2 gram IV, Laksan dengan
MgSO4, Luminal 100 – 200 mg IM bila ada
kejang.
4. Merkuri  Penatalaksanaannya simptomatik.
Setelah keracunan uap merkuri, diberikan
Oksigen observasi beberapa jam setelah
pneumonitis akut dan edema paru. Setelah
keracunan oral, antisipasi gastroenteritisdan
atasi syok secara agresif dengan infus cairan.
Jika terjadi gagal ginjal, berikan terapi
supportif. Namun hemodialisis mungkin
diperlukan hingga 1 – 2 minggu.
5. Arsen
Akut: berikan morfin untuk menghilangkan
nyeri, bilas lambung, beri susu, berikan BAL
(British Antilewisite  dimerkaprol) 2,5
mg/kgBB IM, tiap 4 jam sampai 10 mg/kgBB
Kronik: berikan BAL (British Antilewisite 
dimerkaprol) 2,5 mg/kgBB IM, diulangi sampai
4 kali. Jika gejala timbul kembali, ulangi
pengobatan
Sumber:
1. Farmakologi dan Terapi FK UI edisi ke 5, 2012
2. Sentra Informasi Keracunan Nasional, Badan
POM RI
3. Goodman dan Gilman, 2010, Manual
Farmakologi dan Terapi. Jakarta: EGC
5. Jelaskan penggolongan, mekanisme
kerja, efek samping, indikasi
penggunaan chelating agent!
Nama Mekanisme kerja Efek Samping Indikasi
Penggunaan

Dimerkaprol Formasi cyclic compound non- Hipertensi, -Keracunan akut


(2,3- toksik yang bisa di ekskresi lewat takikardia, mual, arsen dan merkuri
Dimerkaptopropa empedu dan urin muntah, lakrimasi, inorganik
nol, BAL(British salivasi demam -Leracunan timbal
Anti Lewisite)) (terutama pada parah (digunakan
anak), nyeri berasama EDTA)
tempat
penyuntikan
Suksimer Analog Dimerkaprol yang larut air, Efek pada -Tx intoksikasi
(Asam Mencegah & pulihkan inhbibisi keseimbangan timbal
Dimerkaptosuksin logam terhadap enzim yang trace metal
at, DMSA) mengadung sulfihidril, Gangguan GI
melindungi dari efek letal akut (anoreksia, mua,
arsen muntah diare)T,
Turunkan merkuri di ginjal
Kalsium Chelator efisien in vitro u/ logam Deplesi temporer -Kelasi Timbal
Dinatrium Edetat bivalen dan trivalen Zn, -Keracunan o/
(Asam Memobilisasi timbal dari jar. Nefrotoksisitas seng, mangan,
Etilendiaminta, Lunak dan eksresi di urin (bisa dicegah) radionuklida bera
EDTA) tttt.
Nama Mekanisme kerja Efek Samping Indikasi Penggunaan

Unitiol Efek protektif pd efek Reaksi dermatolohik -Intoksikasi Hg, Arsen,


(Asam toksik merkuri dan swasirna (eksantam obat Pb
Dimerkaptopropa arsen atau urtikaria) -Keracunan Bismuth*
nsulfonat, DMPS) Meningkatkan eksresi Eeritema Multiforme
Hg, Tb dan arsen Sindrom Steven Johnson
Penisilamin Meningkatkan eksresi Reaksi hipersensitivitas -Keracunan Tembaga
(D-Dimetilsistein) timbal dan merkuri di (ruam, pruritus, demam -Akumulasi tembaga
urin obat) -Rheumatoid Arthritis
Nefrotoksisitas,
proteinuria, insufisiensi
ginjal
Deferoksamin Afinitas thd Fe>>>, Rute-IV cepat Chelator par-enteral
membentuk kelat larut Hipotensi u/ keracunan besi
air bersama ion trivalent Resposn samping
lain. Mengikat Fe idiokratik (flushing, rasa
bebeas dan terikatt pd tidak enak di perut,
hemosiderin dan feritin ruam)
Nama Mekanisme kerja Efek Samping Indikasi Penggunaan

Deferasiroks Kelator tridentata dg Gangguan sal. cerna Tx oral kelebihan besi


afinitas tinggi thd besi ringan-sedang, ruam e.c transfusi darah
dan afinitas rendah thd kulit
logam lain dan
diekskresikan di
empedu
Biru Prusia Afinitas tinggi thd kation Konstipasi -Kontaminasi sesium
(Feri univalen ttt (ter u. radiaktif (137Cs)
Heksasianoferat) sesium dan talium) -Intoksikasi garam
lewat pertukaran ion Talium
dan pengikatan
mekanis. Mempercepat
eliminasi di tinja

Katzung, B. G., Masters, S. B., & Anthony, T.J (2012). Farmakologi Dasar & Klinik
(Vol. I). Jakarta: EGC
Tugas 2: Zat Aditif dalam
Makanan
1 A. Jelaskan Zat aditif apa saja yang
mungkin ada pada makanan?
1. Pewarna 1. Pengatur keasaman
2. Pemanis buatan 2. Pemutih dan
3. Pengawet pematang tepung
4. Antioksidan 3. Pengemulsi
5. Anti kempal 4. Pengeras
6. Penyedap rasa dan 5. Sekuestran
aroma, penguat rasa
Tentukan mana yang aman dan mana
yang berbahaya
Aman : PEWARNA MAKANAN:
PENGAWET MAKANAN: • Ponceau 4R/Pewarna Saos
• Asam Benzoat /Benzoic Sambal Dosis 300mg/kg(makanan)
Acid Dosis 1g/kg adonan & 70mg/kg(minuman)
• Sodium • Merah Allura/Allura Red Dosis70mg/kg
Benzoat/Pengawet Dosis 1g/kg adonan (makanan) 300mg/kg(minuman
• Asam Propionat(Propionic Acid) Dosis 2g/kg • Erytrosine Dosis 300mg/kg
(untuk roti) • Kuning FCF
• Belerang Dioksida Dosis 500mg/kg • Sunset Yellow
PENGERAS: ANTI KEMPAL/ANTI GUMPAL/ANTI CACKING
• Calplus FG ? Dosis 260mg/kg AGENT:
• Polis Alum Crystal (acar). • Magnesium Karbonat/Magnesium
ANTI OKSIDAN: Carbonate ? 20g/kg
• Asam Ascorbat/Ascorbic • Magnesium Stearat ? 15g/kg
Acid/Vitamin C Dosis 500mg/kg ? produk • ACA/Silica
daging • Premium ACA/Light Silica
• BHT Dosis 200mg/kg ? anti tengik SEKUESTRAN:
untuk minyak goreng. • Asam Fosfat ? 5g/kg
• TBHQ Dosis anti tengik untuk minyak goreng. • Citric Acid/Asam Sitrat
PEMANIS: PENYEDAP RASA & AROMA:
• Sakarin Dosis 2,5mg/kg berat badan/hari • MSG (Mono Sodium Glutamate) Micin/Vetsin
• Sodium Siklamat/Pemanis Dosis 11mg/kg Dosis 120mg /kg berat badan /hari
berat badan/hari • PEMUTIH & PEMATANG TEPUNG:
• Aspartam Dosis 40mg/kg berat badan/hari • Asam Askorbat/Ascorbic Acid/Vitamin
• Sorbitol C Dosis 200mg/kg berat badan/hari
PENGERAS: • Aceton peroksida secukupnya.
• Calplus FG ? Dosis 260mg/kg PENGENTAL:
• Polis Alum Crystal (acar). • Pectin Dosis 10g/kg (ada 2 macam: Pectin
ANTI OKSIDAN: Apple & Pectin Citrus)
• Asam Ascorbat/Ascorbic • Gelatin ? 5g/kg
Acid/Vitamin C Dosis 500mg/kg ? produk • CMC/Carboxy Methyl Cellulose.
daging
• BHT Dosis 200mg/kg ? anti tengik
untuk minyak goreng.
• TBHQ Dosis anti tengik untuk minyak goreng.
Berbahaya :
PENGAWET
• Boraks
• Formaldehida
• Dietilpirokarbonat
PEWARNA
• Zat warna Butter Yellow
• Black 7984
• Zat warna Chrysoidine
• Zat warna Rhodamin B
• Magenta I, Magenta II,
Magenta III, Ponceau 3R,
Sudan I serta Benzyl violet 6B
Sumber:
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 722/ Menkes/ Per/ IX/
1988 tentang Bahan Tambahan Makanan
• Direktorat Surveilan dan Penyuluhan
Keamanan Pangan (2006), Pemanfaatan Zat
Aditif Secara Tepat, Lampung: Badan
Pengendalian Obat dan Makanan (BPOM),
1 B. Sebut dan jelaskan efek yang
mungkin akan terjadi jika
mengkonsumsi dalam jangka waktu
yang lama bahan makanan/minuman
yang mengandung zat aditif
berbahaya tersebut
Zat additive pada Makanan
• Pewarna
• Pemanis
• Penyedap
• Pengawet
• Antioksidan
• Anti gumpal
Dampak Pewarna Sintetis
Terhadap Kesehatan
1. Tartazin 5. Red 2G
Reaksi alergi khususnya bagi orang Gatal-gatal dan ruam kulit.
yang sensitive pada asam asetilsiklik
dan asam benzoat, asma, 6. Azorubine
mengakibatkan hiperaktif pada anak- Kanker hati
anak 7. Fast Red E
2.Sunset yellow FCF
Lebih berisiko terhadap
Radang selaput lendir pada hidung,
sakit pinggang, muntah-muntah, dan
penderita hepatitis B kronik dan
gangguan kanker hati
pencernaan 8. Amaranth
3. Allura Red AC Tumor, reaksi alergi pada
Memicu kanker limpa. pernafasan, hiperaktif pada
4. Ponceau 4R anak-anak
Kerusakan sistem urin dan dapat 9. Briliant Black BN
memicu timbulnya tumor, hiperaktif
pada anak-anak, penyebab kanker Kanker hati
15.Fast Green FCF
10.Brown FK Reaksi alergi dan produksi
Kanker hati tumor
11.Brown HT 16.Quinolin yellow
Kanker hati Meningkatkan risiko
12.Brilliant blue FCF hiperaktivitas dan serangan
asma.
Ruam kulit, hiperaktivitas. 17.Erythrosine
13.Patent blue V Mengakibatkan reaksi alergi
Ruam kulit, dapat seperti nafas pendek, dada
menyebabkan tumor ginjal. sesak, sakit kepala, dan
14.Green S iritasi
Memicu asma, ruam kulit, kulit, kemunduran kerja otak,
hiperaktivitas. menurunnya konsentrasi
belajar.
18.Indigotine
Mengakibatkan hiperaktif
pada anak-anak.
Dampak Pemanis Sintetis
• Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan
melalui hewan percobaan, misalnya di Institut
Kanker Nasional di Amerika bahwa efek
langsung bahan pemanis buatan adalah
penyebab kanker. Maka dari itu dalam
penggunaannya harus hati-hati, tidak
berlebihan artinya dalam dosis yang tinggi
akan tetap menyebabkan timbulnya gejala-
gejala tertentu (Linda, 2006)
Dampak Penyedap Rasa
• Penelitian catatan ilmiah Dr. Ach-mad Ramli. Kctua Majelis Pertimbangan
Ke- sehatan dan Syara Dep. Kes. R.I. juga dari Lembaga Farmasi Nasional
Kesehatan R.I. dan Kepala Balai Penelitian Kimia P.N. NUPIKAYASA
menyatakan bahwa MSG tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan
kalau dalam pemakaiannya sewajarnya.
• SHIMIZHU dkk, yang mengadakan penelitian pada tahun 1971 melaporkan
bahwa MSG yang diberikan kepada anak ayam yang dicampurkan pada air
mi-numannya menyebabkan matinya anak ayam terse-but disebabkan
ginjalnya rusak.
• GREENBERG dkk. (1973) melaporkan hahwa Ti-kus kecil yang diberi pakan
MSG ketahuan sel-sel darah putihnya berubah berupa sel-sel kanker.
• SNAPIR dkk. (1973 ) melaporkan bahwa anak ayam sudah diberi MSG,
jumlah sel otaknya berkurang 24% dibanding dengan anak ayam yang
normal tanpa diberi MSG.
Dampak Pengawet Buatan
Zat Dampak
Formalin Gejalanya berupa mata berair, gangguan
pada
: pencernaan, hati, ginjal, pankreas,
sistem saraf pusat, menstruasi
Kanker

Boraks menyebabkan gangguan otak,


hati, lemak dan ginjal.

Sulfit Sesak nafas,gatal,bengkak


Natrium benzoate Menurunnya daya tahan
tubuh
Dampak Antioksidan
• BHT dan BHA  Kelainan kromosom pada
orang yang alergi aspirin,kanker
Sumber
Sumber : • [SKRIPSI] UJI
• Peraturan Menkes RI, KANDUNGAN BORAKS
Nomor PADA BAKSO (Studi pada
722/Menkes/Per/IX/1988 Warung Bakso di
dalam Cahyadi (2009) Kecamatan Sumbersari
• http://www.kalyanamitra. Kabupaten Jember) ,UNEJ
or.id/wp- : 2011
content/uploads/2012/07
/Bahaya-Penyedap-Rasa-
Buatan-MSG-Bagi-
Kesehatan.pdf
2a. Jelaskan apa pengaruh proses
pengolahan makanan seperti pengasapan,
pembakaran, pengalengan, pengasinan,
pengawetan pada makanan.

• Pengasapan : terbentuk hidrokarbon aromatik yang


karsinogenik, terjadi penyusutan dan perubahan protein
akibat panas
• Pembakaran : menghasilkan molekul radikal bebas yang
bersifat karsinogen seperti senyawa poli aromatic (HPA)
dan Amin Heterosiklik (HCA)
• Pengalengan : dapat terjadi interaksi antara bahan dasar
kaleng dengan makanan yang menyebabkan kerusakan
makanan kaleng akibat interaksi antara logam pembuat
kaleng dengan makanan, dapat pula kehilangan zat gizi
dan kerusakkan biologis
• Pengasinan : bahan makanan yang diasinkan mengandung
nitrosamin, yang merupakan zat karsinogen (zat pemicu
kanker).
• Pengawetan :
 Natrium Nitrit dan Natrium Nitrat – Pemakaian berlebihan
bahan ini menimbulkan kematian. Hal ini
disebabkan karena bahan ini mampu berkaitan dengan
hemoglobin dan di dalam tubuh membentuk senyawa
karsinogen nitrosamina.
 Natrium Benzoat – Pemakaian yang berlebihan natrium
benzoat dapat menimbulkan alergi dan gejala hiperaktif
pada anak.
 Kalium Sorbat – Pemakaian yang berlebihan dapat
menimbulkan iritasi pada kulit.
a. Proses pengolahan yang bagaimana yang menyebabkan bahan
makanan tersebut menjadi berbahaya untuk dikonsumsi?

• Semua proses pengolahan berpotensi untuk


menjadi berbahaya jika dikonsumsi secara
berlebihan dan jika menggunakan bahan2
kimia yang dilarang oleh pemerintah karena
beresiko tinggi memicu karsinogenik.
Sumber
• Buckle, et al. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
• Dwiari, S.R. 2008. Teknologi Pangan Jilid 1. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen
Pendidikan Nasional.
• Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Penerbit
Gramedia.
• Rozali , Zalniati. 2009. Pengalengan Makanan. Institut
Pertanian Bogor
2.b

Sebut dan jelaskan efek yang mungkin


akan terjadi jika mengkonsumsi dalam
jangka waktu yang lama bahan makanan
atau minum yang berbahaya tersebut
Pengasapan
• Termasuk dari usaha pengawetan makanan
• Bahan yang digunakanbelerang oksida
• Efek merugikan  hambatan pada system
pernafasan  edemaedema paru,edema
glottis dan spasme laring
Pembakaran
• Meningkatkan radikal bebas dalam tubuh 
merusak molekul sel  menyebabkan
kerusakan enzim,menyebabkan kematian
sel,merusak DNA dan RNA sehingga terjadi
mutasi gen
• Dapat menyebabkan penyakit degenerative 
hipertensi,diabetes,kanker,arterosklerosis,dow
n syndrome
Pengalengan
• Menurut penelitian,makanan kaleng
mengandung >>BPA (Bisphenol-A )dari botol
plastic
• Bahaya : kanker, obesitas,diabetes,penyakit
jantung ,kerusakan saraf, impotensi hingga
kematian
Pengasinan
• Dibutuhkan penambahan garam yang
signifikan
• Bahaya : menambah beban ginjal,hipertensi,
radang usus dan lambung, kanker hidung dan
tenggorokan (bila ditambahkan ammonium
nitrit)
Pengawetan
• Asam benzoate : dosis besar  nyeri lambung
,mual, muntah
• Asam propionate  tukak pada lambung
Sumber :
- Ratnani,R.D, 2009, BAHAYA BAHAN TAMBAHAN MAKANAN BAGI
KESEHATAN,Momentum, 5(1),pp.16-22
- Rufiati,Etna,2011,BAHANYA MAKANAN DALAM KALENG,Skp-Unair.
- WHO,2010,Makanan,olahraga,dan kebiasaan hidup strategi baru kesehatan
global.
Tugas 3: Chelating Agent
1. Sebutkan penggolongan chelating agent dan
jelaskan mekanisme kerja masing-masing!

Kalsium Dinatrium Edetat CaNa2EDTA berikatan dengan logam divalen dan


(CaNa2EDTA) trivalen dlm tubuh akan menggantikan kalsium
dari ikatannya & meningkatkan mobilisasi dan
ekskresi logam.

Dimerkarpol BAL dg Hg, emas dan arsen diharapkan


(BAL) membentuk kompleks stabil utk meningkatkan
eliminasi logam tsb. BAL efektif bila diberikan
segera setelah pajanan thdp logam (hambat enzim
bergugus –SH drpd mengaktifkannya kembali)
2. Jelaskan indikasi, cara penggunaan, efek
samping dan interaksi masing-masing!

Kalsium Dinatrium Edetat


Indikasi Intoksikasi logam divalen dan trivalen
Cara Penggunaan CaNa2EDTA suntikan 200 mg/ml im, jika iv maka diencerkan
dextrose 5% atau garam fisiologis perlahan dlm 1 jam

Efek Samping • Tetani hipokalsemi


• Ginjal vakuolisasi hidrops, hilangnya brushborder,
degenerasi sel tubuli proximal
• Malaise, letih, rasa berlebihan, demam
• Mialgia berat, sakit kepala frontal,anoreksia, mual,
muntah, berkemih>>
• Bersin, penyumbatan hidung, lakrimasi, glukosuri, anemia,
dermatitis, tek darah<<
Interaksi Pb dapat bereaksi dg EDTA, Pb menggeser kalsium dari kelat
shg ekskresi Pb sedangkan Hg tdk bereaksi dg EDTA krn
ikatan Hg sangat kuat dg gugus –SH/ sekuesterisasi
Dimerkapol
Indikasi Segera setelah pajanan logam terutama arsen, emas dan Hg
serta kombinasi CaNa2EDTA utk keracunan Pb
Cara Penggunaan Dimerkaprol larutan suntik 100 mg/ml dllm minyak kacang,
im dalam
Efek Samping • Tek darah naik dg cepat tp kembali normal dlm wktu 2 jam
• Mual muntah sakit kepala
• Rasa terbakar pd bibir, mulut, kerongkongan
• Rasa tercekik pd tenggorokan
• Konjungtivitis, lakrimasi, hipersalivasi, sakit perut, kdg
timbul abses steril tmpt suntikan

Interaksi Ikatan sulfur-logam jd labil dlm cairan tubuh asam dan


toksisitas logam thdp ginjal atur dosis kadar BAL dlm
plasma (BAL:logam =2:1)
Antagonis Logam Berat

3. Asam 2,3-dimerkaptosuksinat
4. Penisilamin
No Chelating Agent Mekanisme kerja Indikasi Cara penggunaan Efek samping Interaksi

3. Asam 2,3- Reaksi Asam 2,3- Keracunan Asam 2,3- Nausea


dimerkaptosuksin dimerkaptosuksin arsen, dimerkaptosuksinat Vomiting
at at dengan cadmium, Tidak diberikan per oral Sakit kepala
arsen,cadmium,m merkuri dan tapi disuntikkan IV kadar berkeringat
erkuri dan timbal timbal. puncak dalam darah _
membentuk dicapai dalam waktu 30
kompleks yg stabil menit.
untuk
meingkatkan
eliminasi logam
tsb.

4. Penisilamin Membentuk kelat Keracunan Pb, Penisilamin tersedia dalam Anoreksia Jika Penisilamin
dengan tembaga, Merkuri, bentuk kapsul 125 atau Muntah berinteraksi
merkuri, seng, dan tembaga, dan 250 mg atau sebagai tablet Diare dengan Antasida
timbal serta mengobati 250 mg. Obat tsb harus Nefropati yang
meningkatkan penyakit diberikan waktu perut Reaksi alergi mengandung
ekskresi logam- Wilson, kosong untuk menghindari Demam Al3+, Mg2+ ,
logam ini dalam sistinuria, dan gangguan oleh logam sakit tenggorokan preparat besi,
urin. RA. dalam makanan. Sesak napas tanpa makanan maka
•Kelasi : sebab Pembentukan
Dosis 500-1500 mg per khelat
hari diberikan dalam 4 penisilamin yang
dosis. kurang larut
•Sistinuria : menyebabkan
Dosis 2 g per hari berkurangnya
diberikan dalam 4 dosis. absorpsi
•RA : penislinamin
Dosis tunggal 125-250 mg
per hari.
•Penyakit Wilson :
Dosis 1-2 mg perhari
diberikan dalam 4 dosis.
DEFEROKSAMIN
• Mekanisme kerja:memiliki sifat yang diinginkan berupa afinitas yang sangat tinggi terhadap besi valensi 3
1. dan afinitas yang sangat rendah pada Calsium. In vitro, deferoksamin mengikat besi dari hemosiderin, feritin,
dan tranferin. besi dalam hemoglobin atau sitokrom tidak diikat oleh deferoksamin.

• indikasi : keracunan Fe akut dan kronis, kelebihan zat besi, hemokromatosis primer yg tdk dpt diatasi dengan
flebotomi.
2.
• cara penggunaan: untuk pasien syok —> IV 2 gram untuk setiap unit darah transfusi, kecepatan infus tidak
boleh lebih dari 15 mg/kgBB. untuk pasien intoksikasi besi kronis (talasemia) di anjurkan menggunakan
dosis awal 500 mg infus SK, yang ditingkatkan sampai optimum, dosis efektif berkisar 20-60 mg/kgBB/hari.
infus deferoksamin SK diberikan selama 8-12 jam, 3-7 kali/minggu, tergantung berat dan ringan intoksikasi
besi.

• efek samping : jarang, reaksi alergi pada kulit, reaksi anafilaksis, iritasi lokal pada lensa mata, gangguan GI,
kram tungkai, kerusakan hati dan ginjal, urine warna coklat kemerahan, trombositopenia, gg karvas, gg
neurologi, ruam, pertumbuhan terhambat, pusing, konvulsi, hipotensi

• interaksi :Peningkatan risiko gejala neurologis bila digunakan bersamaan dengan fenotiazin. Asam askorbat
meningkatkan ekskresi Fe tetapi tidak boleh diberikan selama 1 mth memulai pengobatan deferoxamine
karena dapat memperburuk toksisitas Fe. Dapat mempengaruhi hasil pencitraan jika diberikan bersamaan
dengan gallium-67.

sumber: Farmako UI, MIMS


ASAM DIETILENTRIAMINPENTA-
ASETAT (DTPA)
• Mekanisme kerja : sebagai kelator asam polikarboksilat, tetapi
1. afinitasnya lebih besar terhadap kebanyakan logam berat dari pada
EDTA. masih dalam proses penelitian

• indikasi : keracunan logam berat yang tidak berespon terhadap


2. EDTA, keracunan oleh bahan logam radioaktif. digunakan untuk
melihat penurunan fungsi ginjal melalui pemeriksaan sintigraphy
renal dengan menggunakan kamera gamma

• cara penggunaan: IV, untuk radiodiagnostic ginjal juga IV

• efek samping : cepat mengikat Ca, shg Pemberian cepat dapat menimbulkan
tetani hipokalsemia Malaise, letih, rasa haus berlebihan,dan demam.

sumber: Farmako UI, MIMS


DEFEROKSAMIN
• Mekanisme kerja:memiliki sifat yang diinginkan berupa afinitas yang sangat tinggi terhadap besi valensi 3
1. dan afinitas yang sangat rendah pada Calsium. In vitro, deferoksamin mengikat besi dari hemosiderin, feritin,
dan tranferin. besi dalam hemoglobin atau sitokrom tidak diikat oleh deferoksamin.

• indikasi : keracunan Fe akut dan kronis, kelebihan zat besi, hemokromatosis primer yg tdk dpt diatasi dengan
flebotomi.
2.
• cara penggunaan: untuk pasien syok —> IV 2 gram untuk setiap unit darah transfusi, kecepatan infus tidak
boleh lebih dari 15 mg/kgBB. untuk pasien intoksikasi besi kronis (talasemia) di anjurkan menggunakan
dosis awal 500 mg infus SK, yang ditingkatkan sampai optimum, dosis efektif berkisar 20-60 mg/kgBB/hari.
infus deferoksamin SK diberikan selama 8-12 jam, 3-7 kali/minggu, tergantung berat dan ringan intoksikasi
besi.

• efek samping : jarang, reaksi alergi pada kulit, reaksi anafilaksis, iritasi lokal pada lensa mata, gangguan GI,
kram tungkai, kerusakan hati dan ginjal, urine warna coklat kemerahan, trombositopenia, gg karvas, gg
neurologi, ruam, pertumbuhan terhambat, pusing, konvulsi, hipotensi

• interaksi :Peningkatan risiko gejala neurologis bila digunakan bersamaan dengan fenotiazin. Asam askorbat
meningkatkan ekskresi Fe tetapi tidak boleh diberikan selama 1 mth memulai pengobatan deferoxamine
karena dapat memperburuk toksisitas Fe. Dapat mempengaruhi hasil pencitraan jika diberikan bersamaan
dengan gallium-67.

sumber: Farmako UI, MIMS


ASAM DIETILENTRIAMINPENTA-
ASETAT (DTPA)
• Mekanisme kerja : sebagai kelator asam polikarboksilat, tetapi
1. afinitasnya lebih besar terhadap kebanyakan logam berat dari pada
EDTA. masih dalam proses penelitian

• indikasi : keracunan logam berat yang tidak berespon terhadap


2. EDTA, keracunan oleh bahan logam radioaktif. digunakan untuk
melihat penurunan fungsi ginjal melalui pemeriksaan sintigraphy
renal dengan menggunakan kamera gamma

• cara penggunaan: IV, untuk radiodiagnostic ginjal juga IV

• efek samping : cepat mengikat Ca, shg Pemberian cepat dapat menimbulkan
tetani hipokalsemia Malaise, letih, rasa haus berlebihan,dan demam.

sumber: Farmako UI, MIMS


DEFEROKSAMIN
• Mekanisme kerja:memiliki sifat yang diinginkan berupa afinitas yang sangat tinggi terhadap besi valensi 3
1. dan afinitas yang sangat rendah pada Calsium. In vitro, deferoksamin mengikat besi dari hemosiderin, feritin,
dan tranferin. besi dalam hemoglobin atau sitokrom tidak diikat oleh deferoksamin.

• indikasi : keracunan Fe akut dan kronis, kelebihan zat besi, hemokromatosis primer yg tdk dpt diatasi dengan
flebotomi.
2.
• cara penggunaan: untuk pasien syok —> IV 2 gram untuk setiap unit darah transfusi, kecepatan infus tidak
boleh lebih dari 15 mg/kgBB. untuk pasien intoksikasi besi kronis (talasemia) di anjurkan menggunakan
dosis awal 500 mg infus SK, yang ditingkatkan sampai optimum, dosis efektif berkisar 20-60 mg/kgBB/hari.
infus deferoksamin SK diberikan selama 8-12 jam, 3-7 kali/minggu, tergantung berat dan ringan intoksikasi
besi.

• efek samping : jarang, reaksi alergi pada kulit, reaksi anafilaksis, iritasi lokal pada lensa mata, gangguan GI,
kram tungkai, kerusakan hati dan ginjal, urine warna coklat kemerahan, trombositopenia, gg karvas, gg
neurologi, ruam, pertumbuhan terhambat, pusing, konvulsi, hipotensi

• interaksi :Peningkatan risiko gejala neurologis bila digunakan bersamaan dengan fenotiazin. Asam askorbat
meningkatkan ekskresi Fe tetapi tidak boleh diberikan selama 1 mth memulai pengobatan deferoxamine
karena dapat memperburuk toksisitas Fe. Dapat mempengaruhi hasil pencitraan jika diberikan bersamaan
dengan gallium-67.

sumber: Farmako UI, MIMS


ASAM DIETILENTRIAMINPENTA-
ASETAT
(DTPA)
• Mekanisme kerja : sebagai kelator asam polikarboksilat, tetapi
1. afinitasnya lebih besar terhadap kebanyakan logam berat dari pada
EDTA. masih dalam proses penelitian

• indikasi : keracunan logam berat yang tidak berespon terhadap


2. EDTA, keracunan oleh bahan logam radioaktif. digunakan untuk
melihat penurunan fungsi ginjal melalui pemeriksaan sintigraphy
renal dengan menggunakan kamera gamma

• cara penggunaan: IV, untuk radiodiagnostic ginjal juga IV

• efek samping : cepat mengikat Ca, shg Pemberian cepat dapat menimbulkan
tetani hipokalsemia Malaise, letih, rasa haus berlebihan,dan demam.

sumber: Farmako UI, MIMS


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai