13330099
Yonathan Tri A.
13330096
Hendrika
13330101
13330113
Keracunan
logam berat
timbal
Mekanisme
Kerja
1. Partikel mudah larut menyebabkan absorpsi melalui
saluran nafas dan saluran cerna berlangsung cepat dan
luas.
2. Distribusi dalam jaringan lunak terutama hati, ginjal,
eritrosit. Selanjutnya diredistribusi ke tulang, rambut,
dan gigi.
3. Ekskresi melalui saluran empedu, lewat feses, dan
sedikit lewat urine
Paparan inhalasi terjadi pada kawasan industri. Paparan
pada daerah non-industri terjadi terutama melalui
pencernaan, terutama pada anak-anak yang mengabsorbsi
45-50% dibandingkan pada orang dewasa sekitar 10-15%.
Mekanisme
Toksisitas
Sistem homeopoietik : menghambat system
pembentukan hemoglobin
SSP : menyebabkan gangguan ensepfalopati
Ginjal : menyebabkan aminoasiduria, fosfaturia,
glukosuria, nefropati, fibrosis dan atrofi glomerular.
Sistem gastro-intestinal: menyebabkan kolik dan
kosnstipasi
Sistem kardiovaskuler: menyebabkan peningkatan
permiabilitas pembuluh darah
Sistem reproduksi: menyebabkan kematian janin waktu
melahirkan pada wanita dan hipospermi dan
teratospermia pada pria.
Sistem endokrin: mengakibatkan gangguan fungsi tiroid
dan fungsi adrenal
DOSIS
TOKSIK
Nilai ambang toksisitas timbal : 0,2 miligram /m3.
Pada sistem saraf dgn konsentrasi timbal dalam darah
diatas 80 g / 100 ml, dpt terjadi ensefalopati.
Pada sistem gastrointestinal, gejala awal yang muncul
pada konsentrasi timbal 80 g / 100 ml
Jika kadar timbal melebihi 100 g / 100 ml, maka
kecenderungan untuk munculnya gejala lebih parah lagi,
Konsentrasi timbal (Pb) dalam darah diatas 150 g / 100
ml penderita menderita nyeri hebat dan parah
Manifestasi Klinik
1. Keracunan akut : rasa haus dan rasa logam disertai rasa
terbakar pada mulut, mual, muntah, Lidah berlapis dan
nafas mengeluarkan bau yang menyengat, vertigo
2. Keracunan subakut : rasa kebas, kaku otot, vertigo dan
paralisis flaksid pada tungkai. Keadaan ini kemudian akan
diikuti dengan kejang-kejang dan koma.
3. Keracunan timbal kronis : lebih sering dialami para
pekerja yang terpapar, dpt mempengaruhi system syaraf
dan ginjal, sehingga menyebabkan anemia dan kolik,
mempengaruhi fertilitas, menghambat pertumbuhan janin
atau memberikan efek kumulatif
sa
1. Kadar spesifik
Kadar timbal dlm darah <5>80 mcg/dl ditemukan
intoksikasi serius berupa nyeri abdomen atau kolik timbal
dan nefropati, encepalopati dan neuropati umumnya terjadi
pd level >100mcg/dl.
2. Peningkatan Free Erytrocyte Protophorpyrin (FEP) atau
Zinc Protoporphyrin (ZPP) (> 35 mcg/dl) menginduksi
inhibisi sintesa heme.
3. Ekskresi timbal urine
4. kadar timbal pada tulang yang diperiksa melalui
fluoresensi X-ray invivo invasive
5. Tes lain
Penemuan nonspesifik yang menunjang diagnosa
kerancunan timbal
Terapi
1. Penanganan darurat
Pasien koma diberi cairan adekuat untuk mempertahankan
aliran urin (normal 1-2 ml/kg/jam) tapi cegah overhidrasi .
Hindari pemberian fenotiazin untuk mengatasi delirium karena
dapat menurunkan ambang kejang. Pasien dengan
peningkatan tekanan intracranial dapat diberikan
kortikosteroid
2. Obat spesifik dan antidotum
Terapi dengan chelating agent
Enchepalophaty. Berikan kalsium EDTA intravena
Simptomatik tanpa enchepalophaty. Berikan Succimer oral
(DMSA) atau kalsium EDTA parenteral
Asimptomatik. control penyakit (CDC) menganjurkan terapi
pada anak-anak dengan level 45 mcg/dl atau lebih.
Gunakan Succimer oral (DMSA).
Monitoring timbal darah selama pemberian chelat.
Dekontaminasi
Ingesti akut. serpihan cat atau benda yang dilapisi timbal
dpt mengandung 10 sampai 1000 mg timbal. Dekontaminasi
usus diindikasikan pada saat akut ketika tertelan benda yang
mengandung timbal.
Berikan karbon aktiv, walaupun efikasinya belum diketahui.
Dianjurkan
endoskopi
atau
tindakan
bedah
untuk
mengeluarkan benda asing.
Meningkatkan eliminasi
Tidak ada ketentuan untuk dialysis, hemoperfusi, atau
pemberian karbon ulangan. Pada pasien anuria dengan gagal
ginjal kronik, berdasarkan penelitian pemberian kalsium EDTA
dikombinasikan dengan hemofiltrasi dapat meningkatkan
klirens timbal.
Keracunan logam
berat
(Besi)
Mekanisme Kerja
Memiliki efek korosif langsung pada jaringan
mukosa dan dapat menyebabkan
perdarahan nekrosis dan perforasi.
kehilangan cairan dari hasil saluran
Gasrointestinal di hipovolemia yang parah.
Mekanisme yang tepat toksisitas seluler
tidak diketahui, tetapi ligan besi
menyebabkan oksidatif dan radikal bebas.
Dosis Toksik :
Dosis 20-30 mg / kg dapat menghasilkan
muntah, sakit perut, dan diare. Menelan lebih
dari 40 mg / kg dianggap berpotensi serius,
dan lebih dari 60 mg / kg berpotensi
mematikan.
Manifestasi klinis
1. Tak lama setelah konsumsi, menyebabkan efek korosif
2. Korban yang bertahan hidup pada fase ini mungkin
mengalami periode laten perbaikan jelas lebih dari 12 jam.
3. Dapat diikuti oleh kambuh tiba-tiba dengan koma, syok,
kejang, metabolisme asidosis, koagulopati, kerusakan hati,
dan kematian.
4. Jika korban bertahan, jaringan parut dari cedera korosif
Fas Waktu
Tanda dan Gejala
awal dapat mengakibatkan penghalang usus
e
1
30 menit 2 jam
Iritabilitas,
perut,
seizure,
muntah,
diare
sakit
berdarah,
takipnea, takikardi.
Periode penyembuhan gejala yang
tampak
12-48 jam setelah fase Shock, reaktif
1
2-4
menelan
2-4 minggu
hari
gelisah,
asidosis,
sianosis,
demam
setelah Neksosis hati dan nilai SGOT, SGPT
naik
setelah Obstruksi gastrointestinal
Diagnosa
Didasarkan pada riwayat paparan dan
adanya muntah, diare, hipotensi, dan tandatanda klinis lainnya. Peningkatan sel darah
putih (> 15.000 / mm3) atau glukosa darah
(> 150 mg / dL) atau pil radiopak terlihat
pada radiografi perut.
1.Tingkat tertentu
Jika tingkat serum lebih tinggi dari 8001000 mcg / dL menyebabkan suatu keracunan
yang parah.
2. Penelitian laboratorium yang berguna.
Termasuk CBC, elektrolit, glukosa, BUN,
kreatinin, aminotransferases hati (SGOT dan
SGPT), studi koagulasi, dan radiografi.
Terapi
1. Langkah darurat
. Mempertahankan jalan napas terbuka
dan membantu ventilasi jika diperlukan.
. Perlakuan untuk syok dan mengganti
darah jika diperlukan.
. Perlakuan untuk pasien yang koma,
kejang, dan asidosis metabolik jika
terjadi.
2. Pengobatan spesifik
Untuk korban mabuk serius (misalnya,
shock, asidosis berat, dan kadar serum besi
> 500-600 mcg / dL), dengan menggunakan
deferoxamine
. Rute IV lebih disukai. Berikan 10-15 mg /
kg / jam dengan infus konstan
Terapi
3. Dekontaminasi.
Pertimbangkan bilas lambung
irigasi usus
Arang aktif tidak menyerap zat besi dan
tidak dianjurkan kecuali obat lain yang
telah tertelan.
ingestions besar dapat mengakibatkan
concretions tablet atau bezoar.
4. Eliminasi Ditingkatkan
Hemodialisis dan hemoperfusion tidak
efektif menghilangkan besi tapi mungkin
diperlukan untuk menghapus kompleks
deferoxamine-besi pada pasien dengan
ginjal kegagalan.
Efek transfusi digunakan sesekali untuk
Keracunan
Bahan Rumah Tangga
(Larutan Pemutih)
Mekanisme kerja
Gas chlorin menyebabkan efek korosif, Jika bereaksi
dengan asam atau alkali lain akan melepaskan gas klorin
atau kloramin. Keduanya menyebabkan lakrimasi dan
iritasi membran mukosa dan saluran nafas jika terhirup.
Pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan
asphyxiation (sesak nafas karena kurang asam di darah).
Dosis Toksik
Cairan pemutih (natrium hipoklorat)
Dosis rata-rata emetik (g/kg): 0.25
T rata-rata untuk emesis (menit): 1-2
Manifestasi Klinik
Diagnosis
Tingkat spesifik: Tidak ada
spefifik tertentu
riwayat paparan
deskripsi bau yang
mengiritasi
disertai dgn
efek iritasi
Korosif mata, kulit
Penelitian laboratorium
berguna lainnya termasuk,
dengan ingesti, CBC,
elektrolit dan radiografi
dada dan perut; dengan
inhalasi, gas arteri darah
atau oksimetri dan
radiografi dada.
Dekontaminasi
1.
Inhalasi
Segera keluar dari paparan dan berikan oksigen tambahan jika tersedia. Berikan inhalasi bronkodilator
jika terjadi pernafasan terganggu.
2. Kulit dan mata
Lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan kulit yang terkena paparan di siram segera dengan air
berlebih. Diairi mata yang terkena dengan air atau campuran air dan garam.
3. Konsumsi larutan hipoklorit
Segera memberikan air dengan mulut lalu di muntahkan. bilas lambung mungkin berguna setelah
konsentrasi cair tertelan untuk menghilangkan zat korosif di perut dan mempersiapkan endoskopi,
menggunakan tabung fleksibel yang kecil untuk menghindari cedera yang merusak mukosa lambung.
4. Jangan menggunakan arang aktif mungkin mengaburkan pandangan endoscopist ini.
Keracunan
Bahan Rumah Tangga
(sabun dan detergen)
Mekanisme Kerja
Deterjen dapat memicu dan mengubah sifat protein,
mengiritasi jaringan, dan memiliki tindakan keratolitik dan
korosif.
a. Anionik dan deterjen nonionik yang hanya sedikit
mengiritasi, tapi deterjen kationik lebih berbahaya
(benzalkonium klorida 10% menyebabkan luka bakar
korosif). Co : senyawa piridinium, senyawa surfaktan,
senyawa Quinoliniu.
b.Deterjen rendah fosfat dan sabun pencuci piring sering
mengandung zat korosif alkali seperti natrium metasilicate,
natrium karbonat, dan natrium tripolifosfat.
c. Deterjen yang mengandung enzim dapat menyebabkan
iritasi kulit dan memiliki sifat kepekaan; mereka dapat
melepaskan bradikinin dan histamin, menyebabkan
bronkospasme.
Dosis Toksik
Mortalitas dan morbiditas serius jarang terjadi, tetapi
sifat efek toksik bervariasi dengan bahan dan konsentrasi
produk tertentu. Kationik dan sabun cuci piring yang lebih
berbahaya dari pada produk anionik dan nonionik. Untuk
benzalkonium klorida 100-400 mg / kg menyebabkan fatal.
Manifestasi Klinik
Secara umum dapat menyebabkan iritasi lokal, selain
itu detergen kationik dapat memicu iritasi parah dan
mungkin berpengaruh sistemik
Granul sabun dan detergen secara umum toksisitasnya
rendah.
Tanda : mual, muntah dan diare, sakit parah di
tenggorokan, tekanan darah rendah, tenggorokan bengkak
(juga dapat menyebabkan kesulitan bernapas), kulit luka
bakar
Diagnosis
Diagnosis didasarkan pada riwayat paparan dan timbulnya
muntah. Mulut berbusa mungkin juga termasuk gejala
paparan.
1. Tingkat spesifik: Tidak ada spefifik tingkat darah atau
urin tertentu
2. Penelitian laboratorium berguna untuk pemeriksaan
lanjut termasuk elektrolit, glukosa, kalsium, magnesium
dan fosfat (setelah mengkonsumsi yang mengandung
produk fosfat), dan methemoglobin (deterjen kationik).
Penanganan darurat
1. Encerkan dengan air atau susu.
2. Emesis spontan
3. Jika mual atau muntah menjadi parah terapi simptomtik
dan penggantian cairan mungkin diperlukan.
Penanganan keracunan alkali karena kontak dengan mata
atau kulit sama seperti penanganan umum zat korosif.
Dekontaminasi
1. Ingesti
Mengencerkan minuman dgn sedikit air atau susu.
Konsumsi yang signifikan belum tentu terjadi muntah secara
spontan .
a. Jangan memaksakan muntah karena risiko cedera korosif.
b. Pertimbangkan bilas lambung dengan tabung fleksibel yang
kecil setelah menelan sangat banyak dari kationik, korosif,
atau deterjen
c. Arang aktif tidak efektif. Mengkonsumsi
aluminium
hidroksida secara oral berpotensi bisa mengikat fosfat di
saluran pencernaan.
2.Mata dan kulit
Dialiri dengan jumlah berlebih air hangat atau air garam.
Berkonsultasi dokter mata jika sakit mata berlanjut atau jika
ada cedera kornea signifikan pada pemeriksaan fluorescein.