0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
101 tayangan34 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai nefrotoksisitas atau toksisitas obat pada ginjal yang dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan ginjal. Beberapa obat seperti aminoglikosida dan sulfonamida diekskresikan lewat ginjal sehingga pemberian obat pada pasien dengan gangguan ginjal perlu diperhatikan dosis dan intervalnya. Logam berat seperti timbal dan kadmium juga dapat menyebabkan toksisitas pada ginjal.
Dokumen tersebut membahas mengenai nefrotoksisitas atau toksisitas obat pada ginjal yang dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan ginjal. Beberapa obat seperti aminoglikosida dan sulfonamida diekskresikan lewat ginjal sehingga pemberian obat pada pasien dengan gangguan ginjal perlu diperhatikan dosis dan intervalnya. Logam berat seperti timbal dan kadmium juga dapat menyebabkan toksisitas pada ginjal.
Dokumen tersebut membahas mengenai nefrotoksisitas atau toksisitas obat pada ginjal yang dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan ginjal. Beberapa obat seperti aminoglikosida dan sulfonamida diekskresikan lewat ginjal sehingga pemberian obat pada pasien dengan gangguan ginjal perlu diperhatikan dosis dan intervalnya. Logam berat seperti timbal dan kadmium juga dapat menyebabkan toksisitas pada ginjal.
Nefrotoksisitas (toksisitas pada ginjal) menunjukkan gangguan atau kerusakan ginjal (nefron) karena bahan kimia.
Fungsi Ginjal: 1. Pengaturan homeostasis 2. Biosintesa dan metabolisme hormon 3. Ekskresi bahan yang tdk diperlukan
Ginjal dan aksi obat Ginjal : organ ekskresi obat & metabolitnya Perubahan fungsi ginjal mempengaruhi ekskresi obat & metabolitnya intensitas dan durasi aksi obat Aksi bbrp obat pada ginjal fungsi glomerular dan tubular Misal GGK --- peningkatan prod. ammonia lambung, amonia buffer hydrochlorida meningkatkan pH lambung shg menurunkan absorpsi cloxacillin, ferrous sulfate, folic acid, dan chlorpropamide Perubahan absorpsi terjadi pada injeksi subcutan dan intramuscular mis GGA dengan shock dan hypotensi absorpsi jelek karena menurunnya perfusi jaringan
Distribusi obat pada gangguan ginjal * Peningkatan seny. asam dalam plasma (free fatty acid, indoxyl sulfate) * Perubahan konsentrasi ion hydrogen * Penurunan protein binding beberapa obat : theophylline, phenytoin, metotrexate, diazepam, prazozin, furosemid, warfarin, barbiturat, clofibrate, morphin, salisylate dan dicloxacicline
Drug that are eliminated almost exclusively by the kidney
Drug Plasma half life (h) Normal Severe renal impairment Benzylpenicillin 0.5 8 Ampicillin 1 14 Acyclovir 2.5 20 Gentamicin 2.5 50 Satotol 5 41 Atenolol 6 100 Tetracycline 8 75
Drug T1/2 (h) normal T1/2 (h) renal impairment Dose Interval (h) for creatinin Cl (ml/mnt) > 50 10-50 < 10 Penisilin Ampisilin 0,8-1,5 7-20 6 6-12 12-16 Amoksisilin 0,9-2,3 5-20 6 6-12 12-16 Penisilin G 0,5 6-20 6-8 12-24 24-48 Tetrasiklin Doksisiklin 15-24 18-25 Tetap Tetap Tetap Minoksiklin 12-16 12-18 Tetap Tetap Tetap Tetrasiklin 6-10 57-108 8-12 12-24 24 Aminoglikosida Amikasin 2,5-3 30 12 12-18 24 Gentamisin 2,5-3 30-50 8-12 12 24 Kanamisin 2-5 72-96 8-12 12-24 48-72 Netilmisin 2,2-3 40 8-12 12 24 Half life and dose interval of some antibotics in renal disorders Renal impairment criteria Renal impairment based in creatinine clearance Group Description Estimated creatinine clearance (ml/min) 1 Normal renal function > 80 ml/min 2 Mild renal impairment 50-80 ml/min 3 Moderate renal impairment 30-50 ml/min 4 Severe renal impairment 30 ml/min 5 ESRD requires dialysis Drug that are eliminated partly metabolised and partly eliminated by the kidney
Drug Plasma half life (h) Normal Severe renal impairment Lincomycin 5 12 Trimethoprim 10 25 Amphetamine 12 24 Chlorpropamide 36 200 Digoxin 36 120 Digitoxin 150 240 Renal impairment based in Glomerular Filtration Rate Group Description GFR (ml/min) 1 Normal renal function 125 ml/min 2 Renal impairment 30-60 ml/min 3 Renal failure 30 ml/min 4 End-stage failure 10 ml/min 1. Aliran darah ke ginjal yang tinggi 2. Konsentrasi zat kimia di tubular fluid 3. Reabsorbsi atau sekresi melaui tubullar cells 4. Aktivasi toksikan menjadi lebih aktif, metabolit reaktif Toksisitas pada ginjal mempengaruhi fungsinya : manifestasi klinik : meningkatnya glukosa., protein dan asam amino pada urin Perubahan pada volume, osmolalitas dan pH urin Perubahan pada blood urea nitrogen (BUN), kreatinin serum, klirens kreatinin Functional acute renal disease Cyclosporin dose dependent, ACEIs, NSAIDs Acute intrinsic renal failure Acute tubular necrosis : Exogenous toxins : radiographic contras media, heavy metals, Drugs (amphotericin > 2-3 g, aminoglycoside) Acute interstitial necrosis Penicillins, Ciprofloxacin, Sulfonamides Postrenal renal failure Renal pelvis or tubular Crystal deposisition Indinavir, sulfonamides, acyclovir
Gambar . Ginjal yang mengalami nekrotik, nephrosis dan gagal ginjal penderita itai-itai disease Gambar . Gambaran histopatologik yang menunjukkan degenerasi tubulus dan glomerolus Pada dasarnya fungsi ginjal adalah menyaring / membersihkan plasma darah dari bahan- bahan yang terlarut, termasuk disini obat- obatan
Sebagian besar obat-obatan akan diekskresikan lewat ginjal (urine)
Dosis obat-obatan yang diekskresikan lewat ginjal yang bersifat Nefrotoksik harus diperhatikan, karena dapat terjadi komulasi dan mempercepat kemunduran fungsi ginjal.
Seperti diketahui pemakaian obat yang nefrotoksik dalam jangka lama dapat menimbulkan drug induced Nefropati yang akhirnya menjadi GGK terminal
Pemakaian obat pada gangguan ginjal selain mengetahui obat Nefrotoksik, tetapi juga harus tahu ekskresinya lewat ginjal, hepar, atau feces, dan kelarutanya pada air (hydrophylic) atau lemak (Lyphophylic)
Drug induced renal desase Mechanims Drugs
Direct biochemical effect Heavy metals (mercury, gold, iron, lead) Antimicrobial (aminoglycosides, sulphonamids, cephalosprins, amphotericin) Analgesics (asmpirin) Solvents (CCl4, ethylene glycol)
Immunological effect Drugs (phenytoin, gold, penicillins, sulfonamides, hydralazine, isoniazid, rifampicin, procainamide, penicillamine) Desease (artretis, glomerulitis, interstesial nephritis) 1. Aminoglikoside : Efektif untuk gram negatif, tetapi Nefrotoksis. Pemakaian pada gangguan ginjal : 1. Dosis sama, interval diperpanjang 2. Dosis kecil interval sama 3. Monitor ureum/creatinin dn kadar obat dalam plasma
2. Sulfonamid : Ekskresi lewat ginjal, sering dipakai pada HIV/AIDS. Bila terpaksa dipakai: 1. Mempertahankan hidrasi diuresis 1500 cc/24 jam 2. Alkalinasi dengan sodium bicarbonat pH urine > 7,5 3. Pemeriksaan urine berkala mendeteksi adanya Hematuria. 3. Amphotericyn B : Obat jamur sangat Nefrotoksik, larut dalam air. 4. Rifampisin : Obat TBC, toksitas tergantung lama pemakaian bersifat reversible
5. Asiklovir : Anti virus tidak larut air, terjadi presipitasi pada tubulus obstruksi bersifat reversible
6. Penisilin, Sefalosforin, Betalaktam : Tidak langsung Nefrotoksik, tetapi terjadi Nefropati terutama metisilin, Penisilin, dan Ampisilin. Sefalosforin bila dosis tinggi dapat Nefrotoksis. 7. Vankomisin : Sangat toksis, bila terpaksa dipakai harus monitoring yang ketat; urine, plasma darah, ureum / kreatinin.
9. Tetrasiklin : Menimbulkan Fanconiss Syndrome, Hiperkatabolik degan kenaikan urea
10. Metotrexate : Dosis tinggi menimbulkan Tubular Nekrosis Akut dan pengendapan di Tubulus.
Timbal dalam tubuh terutama terikat dalam gugus SH dalam molekul protein dan hal ini menyebabkan hambatan pada aktivitas kerja system enzim. Timbal adalah logam toksik yang bersifat kumulatif, pada ginjal dapat menyebabkan aminoasiduria, fosfaturia, glukosuria, nefropati, fibrosis dan atrofi glomerular Kadar Pb dalam air maks 10g/L (WHO) Timbal Sumber: Produksi batery Solder kabel listrik Pelapis PVC (pipa) Campuran bahan bakar minyak Produksi cat
Pb Usus darah Jaringan
1. Dalam darah (CDM) t-1/2 25-30 hari 2. Jaringan lunak (hati, ginjal) t-1/2 2 bulan 3. Jaringan keras (tulang, gigi) t-1/2 30-40 tahun
Termakan: 0,3 mg normal 0,6 mg gejala kronis 2,5 mg/hr toksik (jangka 4 tahun) 3,5 mg/hr toksik (jangka beberapa bulan) Toksisitas pada anak: Anak usia pra sekolah Hidup di daerah miskin (kumuh) kasus: 45% dari debu 45% dari makanan 9% dari air terkontaminasi 1% dari udara Gejala: Nafsu makan menurun Sakit perut, muntah-muntah Lemah, bergerak kaku, sempoyongan Sulit bicara, terbata-bata Ensepalopaty (degenerasi otak) Koma
Kronik pada anak gangguan pada dewasa: Bodoh, gangguan neurologi Sulit berfikir Gangguan mental Kerusakan otak permanen Efek toksik cadmium : Mempengaruhi reabsorbsi protein di tubulus proximal menyebabkan proteinuria Cadmium diekskresikan dalam btk komplex (CdMT) yaitu dg protein metallothionein (MT) yang memilki sulfhydryl groups utk berikatan dg logam Metalotionein mengandung asam amino sistein, dimana Cd terikat dengan gugus sulfhidril (-SH) dalam enzim karboksil sisteinil, histidil, hidroksil dan fosfatil dari protein dan purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas Cd disebabkan oleh interaksi antara Cd dan protein tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim. Dosis lethal 350-8900 mg, t1/2 : 16-33 tahun
Keracunan kronis terjadi bila memakan atau inhalasi dosis kecil Cd dalam waktu yang lama. Gejala akan terjadi setelah selang waktu beberapa lama dan kronik. Kadmium pada keadaan ini menyebabkan nefrotoksisitas, yaitu gejala proteinuria, glikosuria, dan aminoasidiuria diserta dengan penurunan laju filtrasi glumerolus ginjal. Kadmium dapat menyebabkan osteomalasea karena terjadinya gangguan daya keseimbangan kandungan kalsium dan fosfat dalam ginjal.
-Pertama ditemukan di habitat S. Jinzu di Jepang -kasus, korban merasa sakit pada tulang: daerah pinggul dan iga -Gejala mirip :rheumatik, neuralgia, neuritis -Rasa sakit pada pinggul: pinggul diangkat seperti bebek -Terjadi pada wanita umur 40 50 tahun, hidup dalam lokasi ytersebut >30 tahun -Penyakit terus berlanjut sampai 10 tahun -Terjadi patah tulang pada beberapa lokasi: 28 pd tulang iga; dan 72 pada tulang yang lain Mercuri menyebabkan nephrotoxic pada membrane sel tubula proksimal Pada konsentrasi rendah merkuri berikatan dengan sulfhydryl groups pada protein membran sebgai diuretik dengan penghambatan reabsorbsi sodium. Merkurti mudah teroksidasi sehingga bersifat korosif dan merusak ginj