Anda di halaman 1dari 28

“INTOKSIKASI”

BY:
dr. Ayu Kurnia Priyantiningrum
dr. Seprianti
Pendahuluan
■ Terdapat KLB keracunan akut methanol di Bali (Mei
– Juni 2009) : Sporadis di 3 kabupaten
■ Menurut data Bagian/SMF/Instalasi Kedokteran
Forensik RS Sanglah/FK Unud
– 40 orang mengalami gejala keracunan akut methanol 
pemeriksaan toksikologi
– 28 orang diantaranya meninggal (4 WNA)
Definisi

■ Intoksikasi adalah keadaan klinis yang terjadi akibat pajanan bahan


kimia asing (xenobiotic) dapat digunakan dengan Toksikologi
■ Toksikologi
– Ilmu Yang Berkaitan Dengan Sumber, Ciri-ciri, Kandungan Racun, Dan
Gejala Yang Disebabakan Oleh Racun, Dosis Fatal, Dan
Penatalaksanaan Keracunan
■ Racun
– Unsur Dalam Bentuk Apapun Dalam Jumlah Kecil Yang Jika Masuk Kedalam
Tubuh Dapat Menyebakan Gangguan Kesehatan, Penyakit, Atau Kematian.
– Zat Yang Bekerja Dalam Tubuh Secara Kimiawi Dan Fisik Yang Secara Fisiologis
Dalam Dosis Toksik Akan Menyebabkan Gangguan Kesehatan Atau
Menyebabkan Kematian.
Faktor Yang Mempengaruhi Daya
Kerja Racun
1. Cara Pemberian
 Tercepat Efeknya Adalah Inhalasi
 Paling Lambat Jika Mengenai Kulit Yang Sehat
2. Keadaan Tubuh
 Umur (Anak Dan Ortu Umumnya Lebih Peka)
 Kesehatan
 Kebiasaan
 Sensitifitas
3. Jenis Racun
 Dosis
 Konsentrasi
 Bentuk Fisik (Cair Lebih Bahaya Dibanding Padat)
 Adiksi / Sinergisme (Adanya Gabungan Racun Yang Saling Menguatkan0
 Antagonisme (Adanya Racun Yang Saling Mentralisir)
Prinsip Penanganan

1. Muntahkan (Ki: RACUN KOROSIF, RACUN LARUT LEMAK, KESADARAN


RENDAH)
2. Bilas Lambung (Ki: SDA)
3. Beri Pencahar, Diuretik, Antidotum
4. Terapi Simptomatik, Supportif
Penanganan Keracunan :

Belum Terabsorbsi  Dirangsang Vomit  (Obat Emetika):


APOMORFIN : 0,1-0,3 Mg/Kgbb/Sc
Stupor
Racun Korosif  Emetika Kontraindikasi
Racun Terabsorbsi

• Bila Tidak Berhasil  Cegah Absorbsi Racun :


* Susu + Kaolin
* Adsorben (Norit + Aktivated Carcoal)

• Telah Terabsorbsi  Antagonis Spesifik


- Insektisida Organofosfat, Carbamat  Atropin Sulfat
- Arsen, Merkuri, Timah Hitam,chromat  Dimercaprol (Bal)
- Cuprum, Merkuri Penicilinamin
- Morfin Naloxon
- Bisa Ular  Antivenin
Diagnosis

1. Anamnesis (Yakinkan Adanya Korban Kontak


Dengan Racun)
2. Px Fisik (Korelasi Tanda Keracunan Dengan Racun)
3. Dibuktikn Adanya Racun (Cari Sisa Racun Dan
Dipastikan Dengan Pemeriksaan Laborat)
4. Pemeriksaan Penunjang (Laboratoris)
 Histologis
 Kimia (Cairan Tubuh, Extrak Jaringan, Dan Lain-lain)
Diagnosis Banding
Golongan Obat Gambaran Klinik Intervensi Kunci

Antidepresan (misalnya, Gambaran antikolinergik Kontrol kejang, koreksi


amitriptilin, doksepin, umum: dilatasi pupil, asidosis, dan
maprotilin). takikardia, kulit panas kardiotoksisitas dengan
dan kering, Bising usus ventilasi dan HCO3. Awasi
menurun. Tiga K koma, hipertermia.
konvulsi, dan masalah
kardiak merupakan
penyebab kematian yang
paling sering.
Golongan Obat Gambaran Klinik Intervensi Kunci

Obat-obat antimuskarmik Halusinasi, delirium, koma. Kontrol hipertemia. Fisos-


(misalnya, atropin, tigmin mempunyai ndai
skopolamin, antihistamin, Kejang dapat terjadi pada poterisial tetapi tidak
antidepresan trisikik, antidepresan trisiklik, boleh diberikan untuk anti-
Jimsonweed, Jamur antitamin. Takikardia, depresan siklik
Amanita muscaria) hipertensi. Hipertermia
dengan kulit panas atau •Fisostigmin 1-2 mg IM
kering. Midriasis. Bising
usus berkurang, retensi
urin. Diper- kirakan
perlambatan pengoso-
ngan lambung.
Golongan Obat Gambaran Klinik Intervensi Kunci

Sianida Napas bau almond, sakit Antidotum: sodium nitrat,


ex: Riwayat konsumsi kepala, kejang, hipertensi amyl nitrat, sodium
singkong berlebihan dan atau hipotensi, sesak, thiosulfat
asam pembakaran plastik mual, dan muntah

Asam jengkolat Urin menjadi asam  Hidrasi (menambah aliran


Ex: riwayat konsumsi asam amino menjadi urin)
jengkol berlebihan kristal di urin Alkalinisasi (pemberian
Gejala obstruksi saluran HCO3)
kemih
Golongan Obat Gambaran Klinik Intervensi Kunci

Obat kolinomimetik Ansietas, agitasi, kejang, pertahankan respirasi,


(misalnya, Insektisida koma. Mungkin terlihat atropin 2mg i.m. Melepas
Organofosfat dan bradikardia pakaian, membasuh kulit.
karbamat) (efekmuskarinik) atau
takikardia (efeknikotinik).
Pinpoint pupil. Salivasi
yang berlebihan,
berkeringat. Bising usus
hiperaktif, dg kram
abdomen, diare.
Fasikulasi otot dan
kedutan otot (twiching)
diikuti dengan paralisis
flasid. Kematian akibat
paralisis otot penapasan.
KLASIFIKASI
(BERDASARKAN MEKANISME
KERJA)
ORGANOFOSFAT

ORGANOFOSFAT

ASETILKOLIN
KOLIN +
ASETAT
ACh  MENUMPUK  GEJALA KOLINERGIK (+)

IREVERSIBEL
KARBAMAT

KARBAMAT

KOLIN +
ASETILKOLIN
ASETAT
KARBAMILASI  ENZIM ASETILKOLINESTERASE
ACh  MENUMPUK  GEJALA KOLINERGIK (+)

REVERSIBEL !!!
!
ORGANOKLORIN
 Pool  Di Jaringan Lemak
 Ekskresi : Kandung Empedu, Urin, Asi

Efek
- Ggn Ssp  Ggn Influks Ion Positif Melewati Membran Saraf 
Sensitivitas  Kejang
- Ggn Sensoris, Koordinasi, & Fgs. Mental
- Kadar Organoklorin Yang Tinggi Pada Jaringan
(T.U. Ddt, Dde, Cyclodienes, Mirex, & Kepone)induksi Enzim
Mikrosomal Hepar  Mempercepat Ekskresi & Biotransformasi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
AChE

KOLIN
ASETILKOLIN +
ASETAT
% Aktifitas AChE Darah Interpretasi

75%-100% dari normal Tidak ada keracunan

50%-75% dari normal Keracunan ringan

25%-50% dari normal Keracunan

0%-25% dari normal Keracunan berat


Golongan Obat Gambaran Klinik Intervensi Kunci

Obat opioid (misalnya, Mengantuk, letargi, atau • Pertahankan airway


morfin, heroin,pethidine, koma, tergantung pada (ventilasi dan
kodein, metadon) besarnya dosis. Tekanan oksigenisasi)
darah dan denyut jantung • Nalokson HCL 0,4 mg,
biasanya menurun. diulang 2-3’ (hingga 2-
Hipoventilasi atau apnea. 3 kali)
Pupil pinpoint, diaporesis. • Simptomatic therapy
Bising usus menurun, ( Analgetik kuat dan
tonus otot lemah; dekongestsn)
terkadang terlihat
kedutan otot, kekakuan.
Golongan Obat Gambaran Klinik Intervensi Kunci

Salisilat Bingung, letargi, koma, Koreksi asidosis serta


kejang. Hiperventilasi, cairan dan elektrolit yang
hipertermia. Asi- dosis abnormal; alkalinasi urin;
metabolik (anion gap). hemodialisis bila pH atau
Dehidrasi, kehilangan ion gejala SSP tidak dapat
kalsium. dikontrol.
•Beri arang aktif jika
tidak tersedia bilas
lambung
•Beri Natrium bikarbonat
1mmol/kgBB IV selama 4
jam u/ atasi asidosis &
↑pH urin >7,5 utk
percepat sekresi salsilat.
Golongan Obat Gambaran Klinik Intervensi Kunci

Sedatif-hipnotik Sangat bervariasi Bantu pemapasan dan saluran


(misalnya, tergantung pada tingkat napas. Hindari cairan yang
benzidoazepin keracunan; mulai berlebihan. Flumazenil dapat
barbiturat, etanol) dengan kegaduhan, memulihkan koma yang
letargi, stupor, hingga disebabkan oleh benzodiazepin.
koma.
hipotensi, pupil
konstriksi.

Dapat pula terjadi


nistagmus apabila
keracunan sedang.
Bising usus menurun.
Tonus otot flasid dan
dapat terjadi
hipotermia.
Golongan Obat Gambaran Klinik Intervensi Kunci

Obat-obat stimulan Agitasi, psikosis, kejang. Kontrol kejang, tekanan


(misalnya, amfetamin, Hipertensi, takikardia, darah, dan hipertermia.
kokain, PCP) aritmia. Midriasis
(biasanya). Nistagmus Amfetamin:
vertikal dan horizontal •Tindakan : 
sering pada keracunan • Bilas lambung
PCP. Kulit panas dan • Klorpromazin 0,5-1
berkeringat. Tonus otot mg/kg BB, dapat diulang
meningkat, mungkin tiap 30 menit
terjadi nekrosis otot. • Kurangi rangsangan
Hipertermia menjadi luar (sinar, bunyi)
komplikasi utama.
Karbon monooksida (Co) gejala yang timbul penanganan : 1. berikan
berbeda2 berdasarkan napas buatan 2. jaga
konsentrasi Co dalam suhu tubuh
darah.
Symptom: sakit kepala,
mual, ↑RR, pandangan
kabur, kejang, tidak
sadar, serangan jantung
Karbon dioksida (Co2) 0,1-2%: sakit kepala, pusing penanganan : 1. berikan
napas buatan 2. jaga
suhu tubuh
3%: selama 15 jam dalam 6 hari
= penurunan ketajaman
penglihatan
10%: selama1,5 menit: kedipan
mata abnormal, eksitasi,
peningkatan tonus otot; lebih 15
menit = penurunan kesadaran
>30%: tidak sadar, kejang, mati
Golongan Obat Gambaran Klinik Intervensi Kunci
Alkohol Ataksia dan bicara cadel/tak -tindakan resusitasi
(etil alkohol atau etanol jelas kardiopulmoner,
merupakan alkohol emosi labill, napas berbau -dekontaminasi, dengan bilas
lambung
minuman) alkohol Komplikasi akut
-eliminasi cepat 30-60 mnt
 paling sering menyebabkan :paralisis pernapasan, -Koreksi asidosis dengan
intoksikasi adalah biasanya bila muntahan Natrium bikarbonat
isopropanol ethylene glycol masuk saluran pernapasan --2 agen yang dapat
dan metanol. menjadi obstructive sleep menghentikan produksi
apnoea, aritmia jantung metabolit yang beracun
(lebih dari 0,4 mg/ml) dengan menghambat kerja
penurunan kesadaran, alcohol dehydrogenase yaitu:
stupor atau koma fomepizole dan etanol.
Fomepizole loading dose 15
perubahan status mental
mg/kg dalam 100 ml D5W
kulit dingin dan lembab, diberikan selama 30 menit
hipotermia
Dosis letal minimal dari metanol sebesar 100 cc (1 g/kg). Pada beberapa kasus, dosis
serendah 25 cc metanol 40% sudah menimbulkan gejala keracunan.

Gejala Intoksikasi methanol :


KHAS
AWAL
ASIDOSIS
METABOLIK

Gangguan gerak
(gangguan pada KERUSAKAN MATA
putamen)

Disfungsi visual sering terjadi pada


keracunan metanol.
-Kerusakan retina dan saraf optik
-Gangguan fungsi mitokondria
-Demyelinisasi saraf optik
Terapi tambahan alkohol:

-Agitasi ringan sampai sedang: chlordiazepoxid 25-100 mg tiap 4-


6 jam
-Halusinosis Agitasi parah: Diazepam 5-20 mg tiap 4-6 jam
-Delirium tremens : Lorazepam Intravena 0,1 mg/kg pada 2,0
mg/mnt
-Hipoglikemia injeksi 50 mg Dextrose 50%
-Injeksi Tiamine 100 mg i.v untuk profilaksis terjadinya Wernicke
Encephalopathy lalu 50 ml Dekstrose 50% iv (urutan jangan
sampai terbalik)
Paracetamol, Caffeine, dan Carisoprodol
Golongan Obat Gambaran Klinik Intervensi Kunci
PCC -Euforia berlebihan -Atasi kedaruratan medisnya
Sebagai muscle relaxan -kejang, pingsan, muntah -Atasi gejala ketergantungan
Dosis maksimal 1400 mg. darah, keram perut, dan dan psikoterapi
lebih dari itu intoksikasi sakit kepala. Antidotum PCT
-kesulitan mengontrol •Jika msh dlm 1 jam  arang
gerak tubuhnya. aktif
-takikardi, hipotensi,
•8 jam pertama tertelan 
bahkan sulit mengontrol metinoin oral/ asetilsistein IV.
bola mata. (Anak <6th 1g tiap 4 jam u/ 4
-Halusinasi juga gejala dose, umur >6th atau lebih :
psikotik 2,5 g tiap 4 jam u/ 4 dosis
•Bila > 8 jam tertelan dan
tidak dpt diberi pengobatan
oral beri asetilsistein IV
Selain PCC, beberapa obat lain yang sering
disalahgunakan termasuk Tramadol,
Dextromethorpan, dan Triheksifenidil (Hexymer).
Khusus untuk Flakka, digolongkan dalam kelompok
narkotika yang memiliki kandungan alpha
polyvinylpyrrolidone (PVP) dan memiliki efek
stimulan serupa Amphetamine.

"Harus spesifik mengenai jenis apa yang diminum,


kalau Flakka berbeda karena termasuk golongan
New Psychoactive Substances (NPS), membuat
peminumnya aktif dan memiliki energi berlebihan,
tidak butuh tidur, hingga banyak perilaku berisiko
lain," kata pria yang menamatkan studi Spesialis
Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia itu.

Anda mungkin juga menyukai