Anda di halaman 1dari 5

KERACUNAN MERKURI (Hg)

Berdasarkan kasus tersebut, warga diduga mengalami keracunan merkuri akut yang
berasal dari ikan yang terkontaminasi limbah merkuri dari perusahaan penambang emas.
Warga mengalami sesak nafas, badan yang terasa gatal, muka terasa panas, dan sebagian
warga mengalami pingsan.

Merkuri ( air raksa, Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam
dan tersebar dalam batu-batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa
anorganik dan organik. Umumnya kadar dalam tanah, air dan udara relatif rendah. Berbagai
jenis aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar ini, misalnya aktivitas penambangan yang
dapat menghasilkan merkuri sebanyak 10.000 ton/tahun. Adapun jenis dan bahaya dari
merkuri bagi kesehatan, yaitu:
1. Merkuri Elemental (Hg)
Merkuri jenis ini terdapat dalam gelas termometer, tensimeter air raksa, amalgam gigi,
alat elektrik, batu batere dan cat. Merkuri jenis ini juga digunakan sebagai katalisator
dalam produksi soda kaustik dan desinfektan serta untuk produksi klorin dari sodium
klorida.
2. Merkuri Inorganik (Hg2+ dan Hg+)
Salah satu contoh merkuri jenis ini yaitu mercuric chloride atau HgCl2 yang termasuk
bentuk Hg inorganik yang sangat toksik, kaustik dan digunakan sebagai desinfektan.
Selain itu, ada pula mercurous chloride atau HgCl yang digunakan untuk teething
powder dan laksansia (calomel). Contoh lainnya yaitu mercurous fulminate yang
bersifat mudah terbakar.
3. Merkuri Organik
Merkuri jenis ini terdapat dalam beberapa bentuk seperti metil merkuri dan etil
merkuri yang termasuk bentuk alkil rantai pendek sebagai kontaminan logam di
lingkungan, memakan ikan yang tercemar zat tersebut dapat menyebabkan gangguan
neurologis dan kongenital. Selain itu, terdapat juga merkuri dalam bentuk alkil dan
aril rantai panjang sebagai antiseptik dan fungisida.
Bahaya dari ketiga jenis merkuri tersebut, antara lain:
1. Merkuri Elemental (Hg)
Uap merkuri yang terhirup paling sering menyebabkan keracunan, sedangkan
unsur merkuri yang tertelan ternyata tidak menyebabkan efek toksik karena
absorpsinya yang rendah kecuali jika ada fistula atau penyakit inflamasi
gastrointestinal atau jika merkuri tersimpan untuk waktu lama di saluran
gastrointestinal. Merkuri yang masuk kedalam tubuh melalui intravena dapat
menyebabkan emboli paru karena bersifat larut dalam lemak, selain itu merkuri
elemental juga mudah melalui sawar otak dan plasenta.
Di otak merkuri jenis ini akan berakumulasi di korteks cerebrum dan
cerebellum yang akan teroksidasi menjadi bentuk mercuric (Hg2+), ion mercuric ini
akan berikatan dengan sulfhidril dari protein enzim dan protein seluler sehingga
menggangu fungsi enzim dan transport sel. Pemanasan logam merkuri membentuk
uap merkuri oksida yang bersifat korosif pada kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan
saluran pernafasan.
Rute utama dari pajanan merkuri elemental adalah melalui inhalasi, sebanyak
80% merkuri elemental disabsorpsi. Merkuri elemental dapat dimetabolisme menjadi
ion inorganik dan dieksresikan dalam bentuk merkuri inorganik. Organ yang paling
sensitif adalah system saraf (peripheral dan pusat). Gejala neurotoksik spesifik adalah
tremor, perubahan emosi (gugup, penurunan percaya diri, mudah bersedih),
insomania, penurunan daya ingat, sakit kepala,penurunan hasil pada tes kognitif dan
fungsi motorik. Gejala dapat bersifat irreversibel jika terjadi peningkatan durasi dan
atau dosis merkuri.
2. Merkuri Inorganik
Merkuri jenis ini sering diabsorpsi melalui gastrointestinal, paru-paru dan
kulit. Pemaparan dalam jangka pendek dengan kadar yang tinggi dapat menyebabkan
gagal ginjal sedangkan pada pemaparan jangka panjang dengan dosis yang rendah
dapat menyebabkan proteinuri, sindroma nefrotik dan nefropati yang berhubungan
dengan gangguan imunologis.
Merkuri memiliki afinitas yang tinggi pada terhadap fosfat, sistin, dan histidil
rantai samping dari protein, purin, pteridin dan porfirin, sehingga Hg bisa terlibat
dalam proses seluler. Toksisitas merkuri umumnya terjadi karena interaksi merkuri
dengan kelompok thiol dari protein. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa
konsentrasi rendah ion Hg+ mampu menghambat kerja 50 jenis enzim sehingga
metabolism tubuh bisa terganggau dengan dosis rendah merkuri. Garam merkuri
anorganik bisa mengakibatkan presipitasi protein, merusak mukosa, alat pencernaan,
termasuk mukosa usus besar, dan merusak membran ginjal ataupun membran filter
glomerulus, menjadi lebih permeabel terhadap protein plasma yang sebagian besar
akan masuk ke dalam urin.
Toksisitas akut dari uap merkuri meliputi gejala muntah, kehilangan
kesadaran, mulut terasa tebal, sakit abdominal, diare disertai darah dalam feses,
oliguria, albuminuria, anuria, uraemia, ulserasi, dan stomatis. Toksisitas garam
merkuri yang larut bisa menyebabkna kerusakan membran alat pencernaan,
eksanterma pada kulit, dekomposisi eritrosit, serta menurunkan tekanan darah.
Toksisitas kronis dari merkuri inorganik meliputi gejala gangguan sistem saraf
berupa tremor, terasa pahit di mulut, gigi tidak kuat dan rontok, anemia, albuminuria,
dan gejala lain berupa kerusakan ginjal, serta kerusakan mukosa usus.
3. Merkuri Organik
Merkuri organik terutama bentuk rantai pendek alkil (metil merkuri) dapat
menimbulkan degenerasi neuron di korteks cerebri dan cerebellum dan
mengakibatkan parestesi distal, ataksia, disartria, tuli dan penyempitan lapang
pandang. Metil merkuri mudah pula melalui plasenta dan berakumulasi dalam fetus
yang mengakibatkan kematian dalam kandungan dan cerebral palsy.
Alkil merkuri ataupun metil merkuri lebih toksik dibandingkan merkuri
inorganik karena alkil merkuri bisa membentuk senyawa lipolhilus yang mampu
melintasi membran sel dan lebih mudah diabsorbsi serta berpenetrasi menuju sistem
saraf, toksisitas merkuri organic sangat luas, yaitu mengakibatkan disfungsi blood
brain barrier, merusak permeabilitas membran, menghambat beberapa enzim,
menghambat sistesis protein, dan menghambat penggunaan substrat protein. Namun
demikian, alkil merkuri ataupun metil merkuri tidak mengakibatkan kerusakan
mukosa sehingga gejala toksisitas merkuri organik lebih lambat dibandingkan merkuri
anorganik.
Gejala toksisitas merkuri organik meliputi kerusakan sistem saraf pusat berupa
anoreksia, ataksia, dismetria, gangguan pandangan mata yang bisa mengakibatkan
kebutaan, gangguan pendengaran, konvulsi, paresis, koma, dan kematian.
Pemeriksaan Penunjang Keracunan Merkuri
Riwayat pajanan terhadap Merkuri sangat menolong dalam diagnosis keracunan
Merkuri. Riwayat analisis laboratorium sangat diperlukan, misalnya kadar merkuri dalam
darah atau urin, secara normal kadar merkuri dalam darah adalah < 4 µg/dL. Beratnya gejala
keracunan bentuk alkil rantai pendek berhubungan dengan kadar merkuri dalam darah. Pada
kadar 20-50 µg/dL biasanya menimbulkan gejala dan pada 150 µg/dL berdampak fatal.
Sedangkan, dalam urin secara normal kadar merkuri (kecuali merkuri alkil rantai pendek)
dibawah 10 µg/L. Jika kadar merkuri dalam urin melebihi 100 µg/L maka tubuh jelas
terpapar oleh merkuri, sedangkan pada kadar merkuri melebihi 300 µg/L akan menimbulkan
adanya gejala simptomatil.

Penatalaksanaan dan Pengobatan Keracunan Merkuri


Untuk keracunan uap merkuri segeralah membawa korban ketempat berudara segar dan
pemberian bantuan napas mungkin diperlukan. Sedangkan, keracunan akibat menelan
merkuri tindakan pengosongan lambung mungkin diperlukan, serta premberian karbon aktif
dan larutan katartik juga mungkin bermanfaat. Pada pasien yang keracunan merkuri yang
simptomatik (kecuali alkil rantai pendek) segera lakukan terapi Kelasi.
a. D-Penicillamine

Obat jenis ini diberikan pada kasus keracunan gas merkuri dan
Indikasi : merkuri inorganik yang tidak berat, keracunan merkuri
elemental kronis dan neuropati akibat merkuri inorganik.
Pasien yang alergi penicillin, ibu hamil dan menyusui, lupus
Kontra Indikasi : eritematosus, agranulositosis, hipersensitivitas, dan
trombositopenia.
Ruam, demam, arthralgia, anoreksia, nyeri epigastrium, tulang
Efek Samping : depresi sumsum, myasthenia gravis, nausea, vomitus, neuritis
optikus dan sindroma lupus.
Acetaminophen
Azathioprine
Cetirizine
Dantrolene
Ethanol
Interaksi Obat :
Glucose
Hydroxychloroquine
Pseudoephedrine
Tiotropium
Zinc acetate
Kapsul 250 mg
Sediaan Beredar :
Tablet 250 mg
b. British Anti Lewisite (Dimercaprol)

Obat jenis ini diberikan pada kasus keracunan merkuri


Indikasi : inorganik yang berat, pasien simtomatik, adanya kerusakan
ginjal atau alergi penisilin.
Pasien keracunan metil merkuri (merkuri organik) karena BAL
meningkatkan kadar merkuri pada sistem saraf pusat, tidak
Kontra Indikasi : dianjurkan pada keracunan zat besi, kadmium, selenium,
kerusakan hati yang berat (kecuali bila keracunan disebabkan
oleh arsen).
Pasien hipertensi, gangguan ginjal (hentikan atau gunakan
Peringatan : dengan sangat hati-hati bila terjadi gagal ginjal dalam
pengobatan), lansia, wanita hamil atau menyusui.
Hipertensi, takikardia, malaise, mual, muntah, salivasi,
lakrimasi, berkeringat, rasa terbakar (mulut, tenggorokan, dan
Efek Samping : mata), sesak, rasa tercekik pada tenggorokan dan dada, sakit
kepala, kejang otot, nyeri lambung, kesemutan, demam pada
anak, sakit lokal dan abses pada tempat injeksi.
Sediaan Beredar : Injeksi minyak 100 mg/mL

Dewasa dan anak 2,5-3 mg/kgBB IM tiap 4 jam untuk 2 hari.


Dosis : 2-4 kali pada hari ketiga, kemudian 1-2 kali tiap hari selama 10
hari atau hingga pulih.

Berdasarkan pemaparan diatas, warga yang diduga mengalami keracunan merkuri


dapat dikategorikan keracunan merkuri golongan merkuri organik dimana warga sebelumnya
mengonsumsi ikan yang tercemar limbah perusahaan penambangan emas. Untuk
penanganannya dapat dengan tindakan pengosongan lambung, pemberian karbon aktif dan
juga pemberian larutan katartik. Sedangkan, untuk pengobatannya pasien dapat diberikan
obat golongan D-Penicillamine karena pemberian obat golongan BAL dikontraindikasi pada
pasien yang keracunan metil merkuri (merkuri organik) karena BAL meningkatkan kadar
merkuri pada sistem saraf pusat.

Anda mungkin juga menyukai