Anda di halaman 1dari 4

EFEK TOKSIK TIMBAL (Pb), MERKURI (Hg), DAN KADMIUM (Cd)

Efek toksik atau toksisitas suatu bahan kimia dapat didefinisikan sebagai potensi
bahan kimia untuk meracuni tubuh orang yang terpapar. Potensi bahan kimia untuk
dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan tergantung terutama pada
toksisitas bahan kimia tersebut, dan besarnya paparan. Berikut adalah efek toksik
timbal Pb, Hg, dan Cd.
A. Timbal (Pb)
Timbal (plumbum /Pb ) atau timah hitam lebih tersebar luas dibanding logam
toksik lainnya. Timbal berupa serbuk berwarna abu-abu gelap digunakan antara lain
sebagai bahan produksi baterai dan amunisi, komponen pembuatan cat, pelindung
radiasi, lapisan pipa, pembungkus kabel, gelas keramik, barang elektronik, tube atau
container, juga dalam proses mematri. Keracunan dapat berasal dari timbal dalam
mainan, debu ditempat latihan menembak, pipa ledeng, pigmen pada cat, abu dan
asap dari pembakaran kayu yang dicat, limbah tukang emas, industri rumah, baterai
dan percetakan. Makanan dan minuman yang bersifat asam seperti asinan, air tomat
dan apel dapat melarutkan timbal yang terdapat pada lapisan mangkuk dan panci.
Bagi kebanyakan orang, sumber utama Pb adalah makanan yang biasanya
menyumbang 100 300 ug per hari
Paparan bahan tercemar Pb dapat menyebabkan gangguan pada organ
sebagai berikut :
Gangguan neurologi.
Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh Pb dapat berupa
encephalopathy, ataxia, stupor dan coma. Pada anak anak dapat menimbulkan
kejang tubuh dan neuropathy perifer.
Gangguan terhadap fungsi ginjal .
Logam berat Pb dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropati
irreversible, sclerosis va skuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus.
Akibatnya dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya
terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis.
Gangguan terhadap sistem reproduksi .
Pb dapat menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi berupa keguguran,
kesakitan dan kematian janin. Pb mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat
menyebabkan cacat kromosom. Paparan Pb dengan kadar rendah yang
berlangsung lama dapat menurunkan IQ .
Gangguan terhadap sistem hemopoitik .
Keracunan Pb dapat dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat penurunan
sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi dalam serum.
Efek dominan dari keracunan Pb pada sistem hemopoitik adalah peningkatan
ekskresi ALA dan CP (Coproporphyrine). Gejala anemia merupakan gejala dini dari
keracunan Pb pada manusia.
Gangguan terhadap sistem syaraf .
Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy. Gambaran
klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor,
halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan. Pada
anak dengan kadar Pb darah (Pb-B) sebesar 40-80 g/100 ml dapat timbul gejala
gangguan hematologis, namun belum tampak adanya gejala lead encephalopathy.
B. Merkuri (Hg)
Merkuri (air raksa, Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan
di alam dan tersebar dalam batu - batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai
senyawa anorganik dan organik. Umumnya kadar dalam tanah, air dan udara relatif
rendah. Berbagai jenis aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar ini, misalnya
aktivitas penambangan. Pekerja yang mengalami pemaparan terus menerus
terhadap kadar 0,05 Hg mg / m3 udara menunjukkan gejala nonspesifik berupa
neurastenia, sedangkan pada kadar 0,1 0,2 mg/m3 menyebabkan tremor. Dosis
fatal garam merkuri adalah 1 gr.
Bahaya utama merkuri bagi kesehatan:
1) Merkuri elemental (Hg)
- Inhalasi: paling sering menyebabkan keracunan
- Tertelan ternyata tidak menyebabkan efek toksik karena absorpsinya yang rendah
kecuali jika ada fistula atau penyakit inflamasi gastrointestinal atau jika merkuri
tersimpan untuk waktu lama di saluran gastrointestinal.
- Intravena dapat menyebabkan emboli paru. Karena bersifat larut dalam lemak,
bentuk merkuri ini mudah melalui sawar otak dan plasenta. Di otak ia akan
berakumulasi di korteks cerebrum dan cerebellum dimana ia akan teroksidasi
menjadi bentuk merkurik (Hg++ ) ion merkurik ini akan berikatan dengan sulfhidril
dari protein enzim dan protein seluler sehingga menggangu fungsi enzim dan
transport sel. Pemanasan logam merkuri membentuk uap merkuri oksida yang
bersifat korosif pada kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan saluran pernafasan.
2) Merkuri inorganik:
Sering diabsorpsi melalui gastrointestinal, paru-paru dan kulit. Pemaparan akut dan
kadar tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal sedangkan pada pemaparan kronis
dengan dosis rendah dapat menyebabkan proteinuri, sindroma nefrotik dan nefropati
yang berhubungan dengan gangguan imunologis.
3) Merkuri organik:
terutama bentuk rantai pendek alkil (metil merkuri) dapat menimbulkan degenerasi
neuron di korteks cerebri dan cerebellum dan mengakibatkan parestesi distal,
ataksia, disartria, tuli dan penyempitan lapang pandang. Metil merkuri mudah pula
melalui plasenta dan berakumulasi dalam fetus yang mengakibatkan kematian
dalam kandungan dan cerebral palsy.
C. Kadmium (Cd)
Kadmium terutama dalam bentuk oksida adalah logam yang toksisitasnya
tinggi. Sebagian besar kontaminasi oleh kadmium pada manusia melalui makanan
dan rokok. Akumulasi pada ginjal dan hati 10-100 kali konsentrasi pada jaringan
yang lain. Dalam tubuh manusia kadmium terutama dieleminasi melalui urine. Hanya
sedikit kadmium yang diabsorbsi yaitu sekitar 5-10%. Absorbsi dipengaruhi faktor
diet seperti intake protein, calcium, vitamin D dan trace logam seperti seng (Zn).
Proporsi yang besar adalah absorbsi melalui pernafasan yaitu antara 10 -40%
tergantung keadaan fisik wilayah. Uap kadmium sangat toksis dengan lethal dose
melalui pernafasan diperkirakan 10 menit terpapar hingga 190 mg/m3 atau sekitar 8
mg/m3 selama 240 menit dapat menimbulkan kematian. Gejala umum keracunan
Cd adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk -batuk dan lemah. Terpapar
akut oleh kadnium (Cd) menyebabkan gejala nausea (mual), muntah, diare, kram,
otot, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, gangguan
kardiovaskuler, empisema dan degenerasi testicular. Perkiraan dosis mematikan (
lethal dose) akut adalah sekitar 500 mg/kg untuk dewasa dan efek dosis
akannampak jika terabsorbsi 0,043 mg/kg per hari.
Selain menyerang pernafasan dan gigi, keracunan yang bersifat kronis
menyerang juga saluran pencernaan, ginjal, hati dan tulang. kadmium dapat
mengendap dalam jaringan hati dan ginjal (batu ginjal merupakan salah satu
penyebab hipertensi dan hipertensi merupakan salah satu penyebab penyakit
jantung), dan dapat menyebabkan Penyakit kerapuhan tulang (penyakit itai itai).

Kepustakaan :
Sudarmaji, J.Mukono, Corie I.P. Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya
Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No. 2. Januari 2006:129
-142
Homan CS, Brogan GX. Lead Toxicity, in : Viccellio P, (Editor ). Handbook of
Medical Toxicology. First edition. Little, Brown and Co. Boston:1993, 271 - 284.
Satmoko Wisaksono. Efek Toksik dan Cara Menentukan Toksisitas Bahan
Kimia. Direktorat Pengawasan Nazaba, Ditjen POM, Departemen Kesehatan
RI:Jakarta.
Dr. Dr. Anies M.Kes PKK. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular. PT.
Elex Media Komputindo. Jakarta:2006.

http://azmifaiq.blogspot.com/2011/01/efek-toksik-timbal-pb-merkuri-hg-dan.html

Anda mungkin juga menyukai