Anda di halaman 1dari 18

TOKSIKOLOGI LOGAM BERAT

BY MITORIANA PORUSIA SKM MSC


PENGGUNAAN LOGAM

Penggunaan logam dalam berbagai industry yang berpotensi pengaruh pada kesehatan dapat
melalui 2 jalur:
1.Kegiatan industry akan menambah polutan logam dalam lingkungan udara, air, tanah dan
makanan
2.Perubahan biokimia logam sebagai bahan baku berbagai jenis industry bisa mempengaruhi
kesehatan manusia
JENIS LOGAM BERAT

• Arsen (As) Logam esensial bagi


• Berilium (Be) tubuh namun
berpotensi toksik
• Kadmium (Cd)
•Besi (Fe)
• Cromium (Cr)
•Mangan (Mn)
• Timbal (Pb)
•Cobalt (Co)
• Merkuri (Hg)
•Selenium (Se)
• Nikel (Ni)
•Seng (Zn)
• Perak (Ag)
•Tembaga (Cu)
• Timah (Sn)
•Molindenum (Mo)
KEPUTUSAN KEPALA BAPEDAL NO. 3 TAHUN 1995 TENTANG : PERSYARATAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN

• http://palembang.bpk.go.id/wp-content/
uploads/2012/10/kepbapedal_3_1995.pdf
URUTAN TOKSISITAS LOGAM

• Daftar urutan toksisitas tinggi ke rendah (Bagi manusia)


Hg2+ > Cd2+ > Ag+ Ni2+ Pb2+> As2+ > Cr2+ > Sn2+ > Zn2+

Merkuri > Cadmiun > Perak > Timbal > Arsen > Cromium > Timah > Zinc
Merkuri (Hg)
• Krakteristik
Merkuri (Hg) adalah loga berat berbentuk cair, berwarna putih perak, serta mudah menguap pada suhu ruangan. Hg akan memadat pada tekanan 7.640
atm. Hg dapat larut dalam asam sulfat atau asam nitrit, namun tahan terhadap basa. Hg bernomor atom 80, berat atom 200 g/mol, titik lebur -38.9oC
dan titik didih 356.6oC. Hg banyak digunakan dalam thermometer karena memiliki koefisien yang konstan, yaitu tidak terjadi perubahan volume pada
suhu tinggi maupun rendah.
• penggunaan dalam produk
Hg juga digunakan dalam penambangan emas, produksi klor, soda kaustik serta industry pulp, kertas dan baterai. Ketika Hg dicampur dengan biji emas,
Hg akan membentuk amalgama dengan emas (Au) dan perak (Ag). Amalgama tsb harus dibakar untuk menguapkan merkuri guna menangkap dan
memisahkan butir-butir emas dan butir-butir batuan. Hg juga digunakan dalam industri, farmasi, kedokteran gigi, pertanian, baterai dan lampu
fluorescence.
• Sifat dan gejala keracunan
Toksisitas merkuri anorganik meliputi gangguan system syaraf, seperti tremor, gigi rontok, anemia, albuminuria, kerusakan ginjal dan lainnya.
Toksisitas merkuri organic meliputi kerusakan system syaraf pusat, berupa anoreksia, ataksia, dismetria, gangguan pandangan mata, konvulsi, paresis,
kebutaan, degenerasi, nekrosis, koma hingga kematian.
Arsen (Ar)
• Krakteristik
Arsen (As) merupakan unsur yang melimpah secara alami, nomor atom 33, berat atom 74.92g/mol, memiliki 2 bentuk padatan yaitu kuning kehitaman dan
abu-abu, termasuk semi logam, mudah patah. As jarang ditemukan dalam unsur murni As. Arsen jika masuk ke dalam tubuh makhluk hidup akan
bergabung dengan hydrogen (H) dan karbon (C) membentuk As organic.Di jaman Persia kuno, As digunakan sebagai racun untuk membunuh
seseorang dengan gejala keracunan yang sulit dijelaskan. As2O3 adalah racun yang umum digunakan pada zaman Romawi. Bahan ini tidak berasa,
berwarna putih sehingga sulit dideteksi jika diberikan sedikit-sedikit dalam jangka panjang.
• penggunaan dalam produk
As pernah digunakan sebagai pewarna hijau pada wallpaper dan emerald green di istana dan rumah-rumah penduduk Inggris. Digunakan juga sebagai
pengawet kayu, pembuatan berbagai macam perlatan pertanian, insektisida, rodentisida, herbisida dll. Digunakan juga sebagai bahan bronzing,
pyrotechny dan senjata. Dapat digunakan dalam bahan campuran pewarna rambut, pigmen, permainan anak, pembungkus makanan (food wrappers)
dan campuran logam, elektronik, transistor.Arsphenamine merupakan obat dengan kandungan arsen yang digunakan untuk obat sifilis, tripanosomiasis.
• Sifat dan gejala keracunan
.Toksisitas As bersifat akut dan kronis, gejala kronis meliputi hiperpigmentasi, hipopigmentasi, keratosis, lesi kulit, gangrene pada kaki. Gejala akut berupa
lambung, muntah, diare, gastroenteritis, edema paru-paru, hipertensi, ritme jantung tidak teratur, mati mendadak. Arsen bersifat karsinogenik,
mutagenik, teratogenik. Toksisitas As dipenagruhi susunan senyawa As, dosis, bentuk fisik/kimia, As larut air lebih toksis, lebih toksis pada manusia,
lama paparan, cara paparan, kontak kulit, umur, status nutrisi dan imunitas
Cadmium (Cd)
• Krakteristik
Logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadium oksida bila dipanaskan. Kadmium
dapat menghasilkan ion Cd+2 yang tidak stabil. Memiliki nomor atom 40 berat atom 112.4 g/mol, titik leleh 321 oC dan titik didih 767oC. Kadmium
bersifat lentur, tahan terhadap tekanan dan biasa digunakan sebagai campuran logam seperti Nikel (Ni), emas (Au) kuprum (Cu) dan besi (Fe). Cd
berada di lingkungan dalam kadar rendah dari kegiatan pertambangan seng (Zn), timah (Pb), dan kobalt (Co) serta kuprum (Cu). Sedangkan kadar
rendah pada hasil sampingan penambangan, peleburan Zn dan Pb. Sumber pencemar Cd adalah dari polusi udara, kermaik berglazur, rokok, air
sumur, makanan yg tumbuh di daerah tercemar Cd, fungisida, pupuk dan cat.

• penggunaan dalam produk


Dalam bidang industry Cd banyak digunakan dalam pelapisan elektronik (electroplating) akrena Cd bersifat nonkorosif. Digunakan juga dalam pigmen
warna cat, bahan fotografi, stabilizer plastik, katode untuk Ni-Cd baterai, pembuatan tabung TV, karet, sabun, percetakan tekstil, pigmen untuk gelas
dan email gigi.

• Sifat dan gejala keracunan


Kadmium sangat toksik bagi hewan atau manusia. Dapat memberikan efekt toksik pada hati, ginjal, paru2, jantung, tulang dan sistem reproduksi.
Toksisitas Cd akut menunjukkan gejala seperti flu, lemah, lesu, sakit kepala, menggigil, berkeringat, nyeri otot, edema pulmo. Toksisitas kronis
menunjukkan gejala kanker paru2, emfisema, kanker prostat, kerusakan ginjal, kerusakan hepar, anemia, diskolorasi gigi, osteomalasia, osteoporosis
dan anosmia.
Cromium (Cr)

• Krakteristik
Chromium (Cr) merupakan logam berat berwarna abu-abu, berat 51,9 g/mol, tahan terhadap oksidasi pada suhu tinggi, mengkilat, keras, titik cair 1.857 oC
dan titik didih 2672oC, bersifat paramagnetic (sedikit tertarik oleh magnet). Kromium alami dapat ditemukan di alam seperti batuan, tumbuhan, hewan,
tanah, gas, debu gunung merapi. Daerah penghasil kromium adalah Zimbabwe, rusia, turki, Iran, Finlandia. Di Indonesia di Sumatra barat, Sumatra
utara, Maluku utara, papua, Kalimantan selatan.
• penggunaan dalam produk
Kromium yang berbentuk mineral digunakan dalam pembuatan bajatahan karat, logam campuran tahan panas, baja paduan berkekuatan tinggi serta
bahan tahan panas atau api. Pencemaran logam krom di lingkungan berasal dari kegiatan industry baja, tekstil, penyamakan, pencelupan, fotografi, zat
pewarna, bahan peledak, korek api, pembakaran. Industri yang bisa menggunakan kromium adalah industry metalurgi, bahan kimia dan penahan
panas. Chrome plating, dyes, pigmen, dan pengawetan kayu, pengeboran lumpur, tekstil dan toner untuk mesin fotokopi.
• Sifat dan gejala keracunan
Chromium merupakan logam berat berbahaya. Pencemaran Cr dapat berasal dari tumpukan sampah elektronik yang dikategorikan sebagai B3. Juga
berasal dari pembakaran sampah rumah tangga, industry kulit, cat, tekstil, baja, bahan kimia. Cr merupakan mikronutrien bagi makhluk hidup yang
terlibat dalam proses insulin. Defisiensi Cr dapat menggganggu metabolisme glukosa, metabolisme karbohidrat, kofaktor insulin dsb. Namun apabila
dosis Cr terlalu banyak dalam tubuh dapat bersfiat karsinogenik pada saluran pernafasan, toksik bagi kulit, mata,alat pencernaan dan embrio melalui
plasenta.
Timbal (Pb)
• Krakteristik
Timbal merupakan logam berat yang secara alami terdapat di kerak bumi, namun timbal juga dapat terbentuk dari kegiatan manusia. PB memiliki titik lebur
rendah (328oC), mudah dibentuk, memiliki sifat kimia aktif, sehingga bisa digunakan untuk melapisi logam agar tidak berkarat. Pb berwarna abu-abu
kebiruan mengkilat serta mudah dimurnikan dari pertambangan. Titik didih 1740oC dengan berat atom 207.20 g/mol
• penggunaan dalam produk
Logam Pb digunakan dalam industri baterai, kabel, penyepuhan, pestisida, sebagai zat antiletup pada bensin, zat penyusun patri/ solder, sebagai
formulasi penyambung pipa sehingga memungkinkan terjadinya kontak antara air rumah tangga dengan Pb
• Sifat dan gejala keracunan
Timbal merupakan logam yang menjadi perhatian karena bersifat toksik melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, debu. Intoksikasi Pb dapat
melalui jalur oral, lewat makanan minuman, pernafasan, kontak mata serta parenteral. Pencemaran Pb dari transportasi berasal dari bensin yang
mengandung timbal, hasil pembakaran industri lainnya. Timbal bersifat lebih toksik pada anak-anak. Toksisitas Timbal dapat bersifat akut dan kronis.
Aku berupa gangguan gastrointestinal, seperti kram perut, kolik, yang diawali sembelit, mual, muntah, sakit perut hebat. Gangguan neurologi, sakit
kepala, pikiran kacau, bingung, pingsan hingga koma. Kronis Pb dapat mengakibatkan kelelahan, lesu, iritabilitas, kehilangan libido, infertilitas pada
laki2, gangguan menstruasi, aborsi spontan pd wanita, depresi, sakit kepala, sulit konsentrasi, daya ingat terganggu dan sulit tidur.
Tembaga (Cu)
• Krakteristik
Kuprum atau tembaga (Cu) memiliki system Kristal kubik sehingga menghasilkan warna kuning dan jika dilihat dengan mikroskop akan berwarna pink
kecoklatan hingga keabuan. Cu termasuk golongan berwarna merah, mudah berubah bentuk. Unsur tembaga di alam dapat ditemukan dalam bentuk
logam bebas namun lebih banyak dalam bentukan senyawa lain seperti ion CuCO3 atau batuan lapisan tanah.
• penggunaan dalam produk
Tembaga banyak digunakan dalam bidang elektronik (60%), plumbing / atap (20%) dan lainnya. Digunakan juga sebagai bahan campuran pestisida, pipa,
panic dsb. Cu tidak bersifat korosif, mudah dibentuk dan menghantarkan listrik sehingga banyak digunakan di bidang elektronik.
• Sifat dan gejala keracunan
Toksisitas kronis Cu memiliki gejala berupa kehilangan selera makan, kehausan, krisis hemolitik yang ditandai wajah pucat, urin berwarna coklat tua,
hiperstesia, tremor, iritasi pada hidung, tenggorokan, mulut dan mata, sakit kepala, sakit lambung, nausea, muntah, diare, kerusakan hati, ginjal,
menurunnya tingkat intelegensia anak-anak dalam masa pertumbuhan, batuk-batuk, pendarahan hidung, alergi pada kulit, penebalan kulit, warna
kehijauan pada kulit dan rambut, peningkatan kadar Cu pada ginjal, peningkatan kadar Cu pada hati, kerusakan otak, demielinasi, penurunan fungsi
ginjal dan pengendapan Cu dalam kornea mata, serta munculnya penyakit Wilson’s dan kinsky
Toksisitas akut Cu berupa Kolik abdomen, muntah, gastroenteritis yang diikuti diare, feses dan muntahan berwarna hijau-kebiruan, shock berat, suhu
tubuh turun secara drastic, denyut jantung meningkat, kolaps, muntah berulang-ulang dengan warna hijau-kebiruan, hematemesis, hipotensi, melena,
koma, penyakit kuning, terjadinya nekrosis sentrilobular hepar.
Besi (Fe)
• Krakteristik
Besi (Fe) merupakan logam transisi dan memiliki nomor atom 26. Permukaan besi murni seperti cermin berwarna abu-abu
keperakan. Namun, zat besi mudah bereaksi dengan oksigen dan air untuk menghasilkan oksida besi terhidrasi menjadi
coklat hingga hitam, umumnya dikenal sebagai karat. Tidak seperti oksidasi pada beberapa logam lain, oksidasi pada
besi membuatnya lebih cepat berkarat.
• penggunaan dalam produk
Logam besi digunakan dalam pembuatan baja dan menghasilkan 99% baja di dunia. Baja dikenal aloy besi. Besi dapat membentuk
berbagai jenis alloy. Penggunaan besi dan baja sangat luas, seperti jarum, peniti, paper clip, skyscrapper sampai alat-alat mesin
berat, mobil, tank, kapal besar, dan rangka bangunan. Baja memiliki sifat keras namun mudah patah.
• Sifat dan gejala keracunan
Kelebihan jumlah zat besi dalam tubuh juga dikenal sebagai keracunan zat besi kronis. Penyebabnya meliputi transfusi
darah berulang untuk mengobati anemia, terapi zat besi yang berlebihan (baik secara intravena atau dengan suplemen),
dan penyakit hati seperti hepatitis C kronis atau hepatitis alkoholik
Keracunan zat besi akut biasanya akan menimbulkan gejala dalam waktu 6 jam setelah overdosis dan dapat memengaruhi
berbagai bagian tubuh yang berbeda, seperti saluran pernapasan, paru-paru, lambung, usus, jantung, darah, hati, kulit,
dan sistem saraf.
• http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/test/PP%20RI%20NO_82_TAHUN_2001.pdf

Anda mungkin juga menyukai