Timbal (Plumbum) beracun baik dalam bentuk logam maupun garamnya.Garamnya yang
beracun adalah : timbal karbonat ( timbal putih );
timbaltetraoksida ( timbal merah ); timbal monoksida; timbal sulfida; timbalasetat ( merupakan
penyebab keracunan yang paling sering terjadi ).Ada beberapa bentuk keracunan timbal,
yaitu keracunan akut, subakut
dankronis. Nilai ambang toksisitas timbal ( total limit values atau TLV )adalah 0,2 miligram/m
3
.Keracunan akutKeracunan timbal akut jarang terjadi. Keracunan timbal akut secara tidaksengaja
yang pernah terjadi adalah karena timbal asetat. Gejala keracunanakut mulai timbul 30 menit
setelah meminum racun. Berat ringannya gejalayang timbul tergantung pada dosisnya.
Keracunan biasanya terjadi karena
masuknya senyawa timbal yang larut dalam asam atau inhalasi uap timbal.Efek adstringen
menimbulkan rasa haus dan rasa logam disertai rasaterbakar pada mulut. Gejala lain yang sering
muncul ialah mual, muntahdengan muntahan yang berwarna putih seperti susu karena Pb
Chlorida danrasa sakit perut yang hebat. Lidah berlapis dan nafas mengeluarkan bau
yangmenyengat. Pada gusi terdapat garis biru yang merupakan hasil
dekomposisiprotein karena bereaksi dengan gas Hidrogn Sulfida. Tinja penderitaberwarna hitam
karena mengandung Pb Sulfida, dapat disertai diare ataukonstipasi. Sistem
syaraf pusat juga dipengaruhi, dapat ditemukan
gejalaringan berupa kebas dan vertigo. Gejala yang berat mencakup paralisisbeberapa kelompok
otot sehingga menyebabkan pergelangan tanganterkulai ( wrist drop ) dan pergelangan kaki
terkulai (foot drop).Keracunan subakutKeracunan sub akut terjadi bila seseorang berulang kali
terpapar racundalam dosis kecil, misalnya timbal asetat yang menyebabkan gejala-gejalapada
sistem syaraf yang lebih menonjol, seperti rasa kebas, kaku otot,vertigo dan paralisis flaksid pada
tungkai. Keadaan ini kemudian akan diikutidengan kejang-kejang
dan koma. Gejala umum meliputi penampilan yaggelisah, lemas dan depresi. Penderita sering
mengalami gangguan
sistempencernaan, pengeluaran urin sangat sedikit, berwarna merah. Dosis fatal :20
- 30 gram. Periode fatal : 1-3 hari.Keracunan kronisKeracunan timbal dalam bentuk kronis lebih
sering terjadi dibandingkankeracunan akut. Keracunan timbal kronis lebih sering dialami para
pekerjayang terpapar timbal dalam bentuk garam pada berbagai industri, karena
itukeracunan ini dianggap sebagai penyakit industri. seperti penyusun hurufpada percetakan,
pengatur komposisi media cetak, pembuat huruf mesincetak, pabrik cat yang
menggunakan timbal, petugas pemasang pipa gas.Bahaya dan resiko pekerjaan itu ditandai
dengan TLV 0,15 mikrogram/m
3
orang yang minum air yang dialirkan melalui pipa timbal, jugapada orang yang mempunyai
kebiasaan menyimpan Ghee (sejenis makanandi India) dalam bungkusan timbal.Keracunan
kronis dapat mempengaruhi system syaraf dan ginjal, sehinggamenyebabkan anemia dan kolik,
mempengaruhi fertilitas, menghambatpertumbuhan janin atau memberikan efek kumulatif yang
dapat munculkemudian.
Gejala gejala
Secara umum gejala keracunan timbal terlihat pada system pencernaanberupa muntah – muntah,
nyeri kolik abdomen, rasa logam dan garis
birupada gusi, konstipasi kronis. Pada sistem syaraf pusat berupa kelumpuhan(
, biasanya terdapat pada pria dewasa). Sistem sensorishanya sedikit mengalami gangguan,
sedangkan ensefalopati seringditemukan pada anak-
anak. Gejala keracunan ini pada sistem jantung danperedaran darah berupa anemia, basofilia
pungtata, retikulosis,
berkurangnyatrombosit dan sel polimorfonuklear, hipertensi dan nefritis, artralgia ( rasa
nyeri pada sendi ). Gejala pada bagian kandungan dan kebidanan berupagangguan menstruasi,
bahkan dapat terjadi abortus.Diagnosis dapat dilakukan melalui pemeriksaan urine
(jumlahkoproporfirin III meningkat ). Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yangpaling
dianjurkan sebagai
screening test
pada keracunan timbal. Kadartimbal dalam urin juga bisa membantu menegakkan diagnosis,
ketikakadarnya diatas 0,2 mikrogram /liter, dianggap sudah cukup bermakna untukdiagnosis
keracunan timbal.Pemeriksaan sinar-x pada anak-anak untuk melihat garis yang radio-opakpada
metafisis tulang-tulang panjang bisa digunakan untuk menegakkandiagnosis keracunan timbal.
Pertolongan pertama
Kepustakaan :
1.
, Lead Toxicity, in : Viccellio P, (Editor ).Handbook of Medical Toxicology, First edition, Little,
Brown and Co.Boston. 1993, 271 - 284..2.
DR.P.V Chadha,
Timbal, Ilmu Forensik dan Toksikologi. Edisi 5, PenerbitWidya Medika, Jakarta, 1995, 268
- 272.3.
Hendry Matthew MD ,
th