Anda di halaman 1dari 14

KERACUNAN TIMBAL

Manusia senantiasa dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya sehari-hari.


Dilingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan, air dan
udara dapat menyebabkan keracunan.
Timbal (plumbum /Pb ) atau timah hitam adalah satu unsur logam beratyang lebih tersebar
luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya. Kadarnya dalam lingkungan meningkat karena
penambangan, peleburan danberbagai penggunaannya dalam industri. Timbal berupa serbuk
berwarnaabu-abu gelap digunakan antara lain sebagai bahan produksi baterai dan amunisi,
komponen pembuatan cat, pabrik tetraethyl lead, pelindung radiasi,lapisan pipa, pembungkus
kabel, gelas keramik, barang-barang elektronik,tube atau container, juga dalam proses mematri.
Keracunan dapat berasal dari timbal dalam mainan, debu ditempat latihan menembak, pipa
ledeng, pigmen pada cat, abu dan asap dari pembakaran kayu yang dicat, limbah
tukang emas, industri rumah, baterai dan percetakan. Makanan dan minuman
yang bersifat asam seperti air tomat, air buah apel dan asinan dapat
melarutkan timbal yang terdapat pada lapisan mangkuk dan panci. Sehingga
makanan atau minuman yang terkontaminasi ini dapat menimbulkan
keracunan. Bagi kebanyakan orang, sumber utama asupan Pb adalah
makanan yang biasanya menyumbang 100 – 300 ug per hari
Timbal dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan,
pemaparan maupun saluran pencernaan. Lebih kurang 90 % partikel timbal
dalam asap atau debu halus di udara dihisap melalui saluran pernafasan.
Penyerapan di usus mencapai 5 – 15 % pada orang dewasa. Pada anakanak
lebih
tinggi
yaitu
40
%
dan
akan
menjadi
lebih
tinggi
lagi
apabila
si anak

kekurangan
kalsium,
zat besi
dan
zinc
dalam
tubuhnya.
Laporan
yang

dikeluarkan
Poison
Center
Amerika
Serikat
menyatakan
anak-anak

merupakan
korban
utama
ketoksikan
timbal;
dengan
49
% dari
kasus
yang

dilaporkan
terjadi
pada
anak-anak
berusia
kurang
dari

6 tahun.
Yang
lebih

menghawatirkan
adalah
efeknya
terhadap
kecerdasan
(IQ) anak

anak,

sehingga
menurunkan
prestasi
belajar
mereka,
walaupun
kadar
timbal
di
dalam
darah
mereka
tidak
dianggap
toksik.

Timbal (Plumbum) beracun baik dalam bentuk logam maupun garamnya.


Garamnya yang beracun adalah : timbal karbonat ( timbal putih ); timbal
tetraoksida ( timbal merah ); timbal monoksida; timbal sulfida; timbal
asetat ( merupakan penyebab keracunan yang paling sering terjadi ).
Ada beberapa bentuk keracunan timbal, yaitu keracunan akut, subakut dan
kronis. Nilai ambang toksisitas timbal ( total limit values atau TLV )
adalah 0,2 miligram/m
.

3
Keracunan akut
Keracunan timbal akut jarang terjadi. Keracunan timbal akut secara tidak
sengaja yang pernah terjadi adalah karena timbal asetat. Gejala keracunan
akut mulai timbul 30 menit setelah meminum racun. Berat ringannya gejala
yang timbul tergantung pada dosisnya. Keracunan biasanya terjadi karena
masuknya senyawa timbal yang larut dalam asam atau inhalasi uap timbal.
Efek adstringen menimbulkan rasa haus dan rasa logam disertai rasa
terbakar pada mulut. Gejala lain yang sering muncul ialah mual, muntah
dengan muntahan yang berwarna putih seperti susu karena Pb Chlorida dan
rasa sakit perut yang hebat. Lidah berlapis dan nafas mengeluarkan bau yang
menyengat. Pada gusi terdapat garis biru yang merupakan hasil dekomposisi
protein karena bereaksi dengan gas Hidrogn Sulfida. Tinja penderita
berwarna hitam karena mengandung Pb Sulfida, dapat disertai diare atau
konstipasi. Sistem syaraf pusat juga dipengaruhi, dapat ditemukan gejala
ringan berupa kebas dan vertigo. Gejala yang berat mencakup paralisis
beberapa kelompok otot sehingga menyebabkan pergelangan tangan
terkulai ( wrist drop ) dan pergelangan kaki terkulai (foot drop).

Keracunan subakut
Keracunan sub akut terjadi bila seseorang berulang kali terpapar racun
dalam dosis kecil, misalnya timbal asetat yang menyebabkan gejala-gejala
pada sistem syaraf yang lebih menonjol, seperti rasa kebas, kaku otot,
vertigo dan paralisis flaksid pada tungkai. Keadaan ini kemudian akan diikuti
dengan kejang-kejang dan koma. Gejala umum meliputi penampilan yag
gelisah, lemas dan depresi. Penderita sering mengalami gangguan sistem
pencernaan, pengeluaran urin sangat sedikit, berwarna merah. Dosis fatal :
20 - 30 gram. Periode fatal : 1-3 hari.

Keracunan kronis
Keracunan timbal dalam bentuk kronis lebih sering terjadi dibandingkan
keracunan akut. Keracunan timbal kronis lebih sering dialami para pekerja
yang terpapar timbal dalam bentuk garam pada berbagai industri, karena itu
keracunan ini dianggap sebagai penyakit industri. seperti penyusun huruf
pada percetakan, pengatur komposisi media cetak, pembuat huruf mesin
cetak, pabrik cat yang menggunakan timbal, petugas pemasang pipa gas.
Bahaya dan resiko pekerjaan itu ditandai dengan TLV 0,15 mikrogram/m
,
atau 0,007 mikrogram/m
3
bila sebagai aerosol. Keracunan kronis juga dapat
terjadi pada

orang yang minum air yang dialirkan melalui pipa timbal, juga
pada orang yang mempunyai kebiasaan menyimpan Ghee (sejenis makanan
di India) dalam bungkusan timbal.
Keracunan kronis dapat mempengaruhi system syaraf dan ginjal, sehingga
menyebabkan anemia dan kolik, mempengaruhi fertilitas, menghambat
pertumbuhan janin atau memberikan efek kumulatif yang dapat muncul
kemudian.

Gejala gejala
Secara umum gejala keracunan timbal terlihat pada system pencernaan
berupa muntah – muntah, nyeri kolik abdomen, rasa logam dan garis biru
pada gusi, konstipasi kronis. Pada sistem syaraf pusat berupa kelumpuhan
( wrist drop, foot drop, biasanya terdapat pada pria dewasa). Sistem sensoris
hanya sedikit mengalami gangguan, sedangkan ensefalopati sering
ditemukan pada anak-anak. Gejala keracunan ini pada sistem jantung dan
peredaran darah berupa anemia, basofilia pungtata, retikulosis, berkurangnya
trombosit dan sel polimorfonuklear, hipertensi dan nefritis, artralgia ( rasa
3
nyeri pada sendi ). Gejala pada bagian kandungan dan kebidanan berupa
gangguan menstruasi, bahkan dapat terjadi abortus.
Diagnosis dapat dilakukan melalui pemeriksaan urine (jumlah
koproporfirin III meningkat ). Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang
paling dianjurkan sebagai screening test pada keracunan timbal. Kadar
timbal dalam urin juga bisa membantu menegakkan diagnosis, ketika
kadarnya diatas 0,2 mikrogram /liter, dianggap sudah cukup bermakna untuk
diagnosis keracunan timbal.
Pemeriksaan sinar-x pada anak-anak untuk melihat garis yang radio-opak
pada metafisis tulang-tulang panjang bisa digunakan untuk menegakkan
diagnosis keracunan timbal.
Pertolongan pertama
Jika menemukan gejala-gejala keracunan timbal, masyarakat dapat
memberi pertolongan pertama untuk sedapat mungkin menekan risiko dan
dampaknya pada penderita. Untuk keracunan akut melalui saluran
pencernaan misalnya, pasien sebaiknya segera dipindahkan agar tidak
terpapar lagi dengan timbal. Bilas mulutnya dan berikan rangsangan untuk
muntah ( untuk penderita yang sadar). Rujuklah segera ke bagian perawatan
medis.
Kasus-kasus keracunan kronis dapat ditekan dengan berbagai cara
dengan merujuk factor-faktor yang memungkinkan terjadinya keracunan
tersebut. Misalnya, mengurangi kadar timbal dalam bensin untuk mengurangi
pemaparan timbal melalui pernafasan. Dengan demikian dapat diharapkan
terjadi penurunan kadar timbal dalam darah manusia.
Keracunan yang biasa terjadi karena tumpahan timbal di lingkungan
industri – industri besar dapat dihindari dengan membersihkan tumpahan
dengan hati-hati ( untuk tumpahan sedikit), atau dilakukan secara landfills
(untuk tumpahan yang banyak ).

Timbal merupakan bahan pencemar bersifat racun yang dapat masuk ke tubuh manusia melalui
pernafasan dan peresapan kulit. Timbal yang masuk ke dalam tubuh manusia akan diserap,
disimpan, dan ditabung dalam darah. Di dalam tubuh timbale dapat menyebabkan gangguan pada
susunan saraf pusat, fungsi ginjal, menghambat pembentukan Hb, bahakan bagi ibu hamil dapt
berpengaruh terhadap janin yang dikandungnya.

LEAD POISONING
 
Humans are exposed constantly to heavy metals in the environment of everyday life. Environment
which is quite high levels of heavy metals, contamination in food, water and air can cause poisoning.
      Lead (plumbum / Pb) or lead is a metal element beratyang more widespread than many other toxic
metals. Increased levels in the environment due to mining, smelting danberbagai its use in industry.
Lead floured berwarnaabu dark-ash is used, among others, as battery production material and
ammunition, components manufacture of paint, factory tetraethyl lead, radiation protectors, pipe
coating, wire wrapping, glass ceramics, electronic goods, tube or container, also in the process of
brazing . Poisoning can come from lead in toys, dust place musketry, plumbing, a pigment in paint, dust
and smoke from burning painted wood, waste
goldsmith, home industries, battery and printing. Food and beverages
the acidic like tomato water, apple juice and pickles can
dissolving of lead contained in the bowl and pan coating. So
contaminated food or drink, this could result
poisoning. For most people, the main source of intake of Pb is
foods that normally contribute 100-300 ug per day
      Lead can enter the human body through breathing,
exposure and gastrointestinal tract. Approximately 90% of lead particles
in the smoke or fine dust in the air inhaled through the respiratory tract.
Absorption in the intestine to reach 5-15% in adults. In children
more
high
ie
40
%
and
will
be
more
high
again
if
the child

deficiency
calcium,
iron
and
zinc
in
body.
Report
 which

issued
Poison
Center
America
States
declare
children

is
victim
main
ketoksikan
Lead;
with
49
% Of
case
which

reported
occur
on
children
old
less
of

6 years.
The
more

worrying
is
effect
against
intelligence
(IQ) of children
-
child,

so
lower
achievement
learning
 them,
although
content
reciprocal
in
in
blood
their
no
considered
toxic.
      Lead (Plumbum) either in the form of toxic metals and salts.
Salts which are toxic: lead carbonate (white lead); lead
tetraoksida (red lead), lead monoxide, lead sulfide, lead
acetate (the most common cause of poisoning happened).
There are several forms of lead poisoning, the acute toxicity, subacute and
chronic. Lead toxicity threshold values (total limit values or TLV)
is 0.2 mg / m
.
 
3
Acute Poisoning
     Acute lead poisoning is rare. Acute lead poisoning is not
accident that ever happened is because of lead acetate. Symptoms of poisoning
Acute starts 30 minutes after drinking the poison. Symptom severity
that arise depending on the dose. Poisoning usually occurs because
the inclusion of lead compounds are soluble in acid or inhalation of lead vapor.
Adstringen effect creates a feeling of thirst and taste metallic taste accompanied
burning in the mouth. Other symptoms that often arise are nausea, vomiting
to vomit is white like milk because of lead chloride and
severe abdominal pain. Coated tongue and breath odor
sting. In the gums are blue lines are the result of decomposition
protein because it reacts with Hidrogn Sulfide gas. Feces patients
black because it contains lead sulfide, can be accompanied by diarrhea or
constipation. Central nervous system is also affected, symptoms can be found
mild form of numbness and vertigo. Symptoms include severe paralysis
several groups of muscles that cause wrist
droop (wrist drop) and limp ankle (foot drop).

Subacute poisoning
     Subacute poisoning occurs when someone repeatedly exposed to toxic
in small doses, include lead acetate, which causes symptoms
on the nervous system that is more prominent, such as numbness, muscle stiffness,
flaksid vertigo and paralysis in the limbs. This situation will then be followed
with seizures and coma. Common symptoms include the appearance yag
anxiety, fatigue and depression. Sufferers often experience disturbances systems
digestive, urinary spending very little, red. Fatal Dose:
20-30 grams. Fatal Period: 1-3 days.

Chronic Poisoning
In the form of chronic lead poisoning is more common than
acute poisoning. Chronic lead poisoning is more often experienced by workers
who are exposed to lead in the form of salt in various industries, because it
poisoning is considered to be industrial diseases. such as typographer
the printing press, regulating the composition of the print media, letters maker machine
print, paint factories that use lead, gas pipe installer officer.
Hazards and risks of the work was marked by TLV 0.15 micrograms / m
,
or 0.007 microgram / m
3
 when the aerosol. Chronic poisoning can also
occurs in
   
people who drink water that flowed through lead pipes, as well
in people who have the habit of storing ghee (a type of food
in India) in the lead pack.
Chronic poisoning can affect the nervous system and kidneys, thus
cause anemia and colic, affect fertility, inhibiting
fetal growth or cumulative effect that can arise
later.

Symptoms symptoms
In general, symptoms of lead poisoning seen in the digestive system
the form of vomiting - vomiting, colicky abdominal pain, metallic taste and the blue line
on gums, chronic constipation. In the central nervous system in the form of paralysis
(Wrist drop, foot drop, usually found in adult men). Sensory Systems
only slightly impaired, whereas encephalopathy often
found in children. Symptoms of poisoning are at the heart of the system and
circulatory form of anemia, basofilia pungtata, retikulosis, reduced
platelet and polymorphonuclear cells, hypertension and nephritis, artralgia (flavor
3
pain in joints). Symptoms on the content and form of midwifery
menstrual disorders, can occur even abortion.
      The diagnosis can be made through examination of urine (the amount
koproporfirin III increases). This examination is an examination
most recommended as a screening test in lead poisoning. Content
of lead in urine can also help make the diagnosis, when
levels above 0.2 micrograms / liter, is considered significant enough to
diagnosis of lead poisoning.
 X-ray examinations on children to see a radio-opaque line
on a long metaphysical bones can be used to enforce
diagnosis of lead poisoning.

First aid
       If you find symptoms of lead poisoning, the public can
give first aid to reduce risk wherever possible and
impact on patients. For acute toxicity via the channel
digestion for example, the patient should be moved so as not to
exposed again with a lead. Rinse mouth and give a stimulus to
vomiting (for patients who are aware). Refer immediately to the treatment
medical.
        Cases of chronic poisoning can be reduced in different ways
with reference to the factors that allow the occurrence of poisoning
them. For example, reducing the lead content in gasoline to reduce
Lead exposure through breathing. Thus it can be expected
a decline in lead content in human blood.
        Poisoning usually occurs due to spillage of lead in the environment
industrial - large industry can be avoided by cleaning up spills
carefully (to spill a bit), or done in landfills
(To spill a lot).

Lead is a toxic pollutant that can enter the human body through breathing and skin absorption. Lead
that enters the human body will be absorbed, stored, and saved in the blood. In the body timbale may
cause central nervous system, kidney function, inhibit the formation of hemoglobin, bahakan for
pregnant women dapt effect on the fetus.

Anda mungkin juga menyukai