Anda di halaman 1dari 5

Toksoflavin dari tempe bongkrek antidotum NaCl daun calincing (Oxalis sepium)

Asam Sianida (HCN) singkong antidotum natrium tiosulfat 30% (sebagai antidotum
keracunan singkong) sebanyak 10-30 ml secara intravena perlahan
Sumber: Keracunan Singkong - Mediskus
Pestisida antidotum NaCl dan arang aktif

D. Pengobatan spesifik dan antidotum


Antidotum yaitu zat yang memiliki daya kerja bertentangan dengan racun, dapat mengubah sifat kimia
racun, atau mencegah absorbsi racun.

Jenis antidotum yang digunakan pada keracunan :

Insektisida (alkali fosfat), : Atropine, reaktivator kolinesteras (pralidoksin, obidoksin).


asetilkolin, muskarin
Alkalifosfat/karbamat Atropine (antagonis kompetitif reseptor Ach.).
Sianida : natrium tiosulfat dan 4 dimetilaminofenol HCl (4-DMAP)
Methanol : Etanol (ikatan kompetitif pada alkoholdehidrogenase).
Methenoglobin : Tionin
Besi : Deferoksamin
As,Au, Bi, Hg, Ni, Sb : Dimerkaprol (BAL =british anti lewisit).
Glikosida jantung : Antitoksin digitalis
Digitalis antibody digitalis ( reaksi antigen-antibodi).
Au,Cd,Mn,Pb,Zn : Kalsium trinatrium pentetat
Parasetamol : A-asetilsistein (reaksi konyugasi metabolit toksik).
Opioid : Nalokson (Antagonis kompetitif pada reseptor opioid).
Benzodiazepin : Flumazenil (antagonis kompetitif pada reseptor
benzodiazepin).
Neuroleptik : Biperidin ( sebagai antikolinergik sentral).
Antikoagulan : Vitamin K (antagonis kompetitif pada system protrombin).
Antikolinergik : Fisostigmin ( hambatan terhadap asetilkolinesterase)
Amanitin/jamur amanita : Silibinin (hambatan ambilan amanitin di hepatosit).
Sianida : DMAP, Natrium tiosulfat, EDTA ( terjadi pembentukan
methemoglobin/tiosianat/kompleks CN ).
Nitrit/nitrat : Biru toluidin/biru metilen (reduksi methemoglobin).
Tembaga : D-penisilamin (pambentukan kompleks Cu).
Logam berat : : EDTA/NaCaDTPA/dimerkaprol (pembentukan kompleks).
Pb, Hg, As, Cd, Fe

Mekanisme Kerja Antidotum


1. Membentuk senyawa kompleks dengan racun : dimerkaprol, EDTA, penisilamin, dikobal edetat,
pralidoksin.
2. Mempercepat detoksifikasi racun : natrium tiosulfat,dll.
3. Berkompetisi dengan racun dalam interaksi dengan reseptor : oksigen, nalokson.
4. Memblokade reseptor esensial : atropine.
5. Efek antidot melampaui efek racun : oksigen, glukagon.
6. Mempercepat pengeliaran racun : NaCl untuk meningkatkan pengeluaran urin pada keracunan
bromide
7. Mengabsorpsi racun : karbon.
8. Menghambat absorpsi racun : MgSO4.
9. Perangsang muntah : sir. Ipeca.
10. Menginaktifkan racun : natrium tiosulfat, antibisa, antitoksin botulinus.
11. Pengendap racun : natrium sulfat, kalsium laktat.
12. Antidot universal (campuran karbon, asam tanat, MgO (1:1:2): asam ,alkali, logam berat, glikosida.
13. Antidot multiple (campuran besi sulfat, Mg S04, air, karbon) : As, opium, Zn, digitalis, Hg, strihnin.
14. Serum anti bisa ular : neurotoksis, hemotoksis.

1. Keracunan Asam / Basa Kuat (Asam Klorida, Asam Sulfat, Asam Cuka Pekat, Natrium
Hidroksida, Kalium Hidroksida).
Dapat mengenai kulit, mata atau ditelan.
Gejala : nyeri perut, muntah dan diare.
Tindakan :
a. Keracunan pada kulit dan mata :
- Irigasi dengan air mengalir
- Beri antibiotik dan antiinflamasi.
b. Keracunan ditelan / tertelan :
- Asam kuat dinetralisir dengan antasida
- Basa kuat dinetralisir dengan sari buah atau cuka
- Jangan bilas lambung atau tindakan emesis
- Beri antibiotik dan antiinflamasi.

2. Keracunan Alkohol / Minuman Keras


Gejala : emosi labil, kulit memerah, muntah, depresi pernafasan, stupor sampai koma.
Tindakan :
- Bilas lambung dengan air
- Beri kopi pahit
- Infus glukosa : mencegah hipoglikemia.

3. Keracunan Arsenikum
Gejala : mulut kering, kulit merah, rasa tercekik, sakit menelan, kolik usus, muntah, diare, perdarahan,
oliguri, syok.
Tindakan :
- Bilas lambung dengan Natrium karbonat/sorbitol
- Atasi syok dan gangguan elektrolit
- Beri BAL (4-5 Kg/BB) setiap 4 jam selama 24 jam pertama. Hari kedua sampai ketiga setiap 6 jam
(dosis sama). Hari keempat s/d ke sepuluh dosis diturunkan.

4. Keracunan Tempe Bongkrek


Gejala : mengantuk, nyeri perut, berkeringat, dyspneu, spasme otot, vertigo sampai koma.
Tindakan : terapi simptomatik.

5. Keracunan Makanan Kaleng (Botulisme)


Gejala : gangguan penglihatan, reflek pupil (-), disartri, disfagi, kelemahan otot lurik, tidak ada gangguan
pencernaan dan kesadaran.
Tindakan :
- Bilas lambung dengan norit
- Beri ATS 10.000 unit.
- Ber Fenobarbital 3 x 30-60 mg / oral.

6. Keracunan Ikan
Gejala : panas sekitar mulut, rasa tebal pada anggota badan, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri
sendi, pruritus, demam, paralisa otot pernafasan.
Tindakan : Emesis, bilas lambung dan beri pencahar.

7. Keracunan Jamur
Gejala : air mata, ludah dan keringat berlebihan, mata miosis, muntah, diare, nyeri perut, kejang,
dehidrasi, syok sampai koma.
Tindakan :
- Emesis, bilas lambung dan beri pencahar.
- Injeksi Sulfas Atropin 1 mg / 1-2 jam
- Infus Glukosa.

8. Keracunan Jengkol
Gejala : kolik ureter (sakit pinggang), hematuria, oliguria – anuria, muncul gejala Uremia.

Tindakan
Kasus Ringan
- Banyak minum
- Tablet bicnat 1-2 mg/kg
Kasus berat (sama dengan tatalaksana GGA)
- Pasang Urin kateter
- Bilas VU dengan Bicnat 1,5%
- Infus Natrium bikarbonat 2-5 mg/kg
- Infus D5% → 4-8 jam
- Natrium bicarbonat tablet : 4 x 2 gr/hari

9. Keracunan Singkong
Antidotum : Natrium Tiosulfat
Gejala
Mual, muntah, diare, nyeri kepala, mengantuk, hipotensi, takikardi, dispneu, kejang, koma (cepat
meninggal dalam waktu 1-15 menit).
Tindakan
< 4 jam : Bilas lambung
> 4 jam :
- Beri 50 cc Na Tiosulfat 30 % IV → 10-30 ml
Bila belum sadar → tambahkan 10 ml lagi
- Oksigen bila sianosis
Atau bisa juga :
- Beri 10 cc Na Nitrit 5 % iv dalam 3 menit

10. Keracunan Marihuana / Ganja


Gejala : halusinasi, mulut kering, mata midriasis
Tindakan : simptomatik, biasanya sadar setelah dalam 24 jam pertama.

11. Keracunan Formalin


Gejala :
- Inhalasi : iritasi mata, hidung dan saluran nafas, spasme laring, gejala bronchitis dan pneumonia.
- Kulit : iritasi, nekrosis, dermatitis.
- Ditelan/tertelan : nyeri perut, mual, muntah, hematemesis, hematuria, syok, koma, gagal nafas.
Tindakan : bilas lambung dengan larutan amonia 0,2 %, kemudian diberi minum norit / air susu

12. Keracunan Barbiturat


Gejala : mengantuk, hiporefleksi, bula, hipotensi, delirium, depresi pernafasan, syok sampai koma.
Tindakan :
- Jangan lakukan emesis atau bilas lambung
- Bila sadar beri kopi pahit secukupnya
- Bila depresi pernafasan, beri amphetamin 4-10 mg intra muskular.

13. Keracunan Amfetamin


Gejala : mulut kering, hiperaktif, anoreksia, takikardi, aritmia, psikosis, kegagalan pernafasan dan
sirkulasi.
Tindakan :
- Bilas lambung
- Klorpromazin 0,5-1 mg/kg BB, dapat diulang tiap 30 menit
- Kurangi rangsangan luar (sinar, bunyi)
14. Keracunan Aminopirin (Antalgin)
Gejala : gelisah, kelainan kulit, laborat : agranolositosis
Tindakan :
- Beri antihistamin im/iv
- Beri epinefrin 1 %o 0,3 cc sub kutan.

15. Keracunan Digitalis (Digoxin)


Gejala : anoreksia, mual, diare, nadi lambat, aritmia dan hipotensi
Tindakan :
- Propranolol
- KCl IV

16. Keracunan Insektisida Gol.Organofosfat (Diazinon, Malathion)


Antidotum : Atropin
Gejala : mual, muntah, nyeri perut, hipersalivasi, nyeri kepala, mata miosis, kekacauan mental,
bronchokonstriksi, hipotensi, depresi pernafasan dan kejang.

Kontra indikasi :
- Bilas lambung
- Emesis

Tindakan
- Pertahankan jalan napas
- Oksigen
- Atasi Kejang
- Atropin sulfat 2 mg (0,05-0,1 mg/kg) tiap 15 menit sampai pupil melebar. Pertahankan 24 jam.
- Jangan diberi morfin dan aminophilin.

17. Keracunan Insektisida Gol. Endrin, DDT


Gejala : muntah, parestesi, tremor, kejang, edem paru, vebrilasi s/d kegagalan ventrikel, koma
Tindakan :
- Jangan gunakan epinefrin
- Bilas lambung hati-hati
- Beri pencahar
- Beri Kalsium glukonat 10 % 10 cc iv pelan-pelan.

18. Keracunan Senyawa Hidrokarbon (Minyak Tanah, Bensin)


Antidotum : tidak ada
Gejala :
- Inhalasi : nyeri kepala, mual, lemah, dispneu, depresi pernafasan
- Ditelan/tertelan : muntah, diare, sangat berbahaya bila terjadi aspirasi (masuk paru)

Kontra indikasi :
- Bilas lambung
- Emesis

Tindakan :
- Beri pencahar
- Transfusi → bila metHB ↑ (anoksia)
- Terapi suportif : keseimbangan asam basa dan elektrolit
- Depresi pernafasan : Kafein 200-500 mg im
- Pengawasan : kemungkinan edem paru.

19. Keracunan Karbon Monoksida (CO)


Gejala : kulit dan mukosa tampak merah terang, nyeri dan pusing kepala, dispneu, pupil midriasis, kejang,
depresi pernafasan sampai koma.
Tindakan :
- Pasang O2 bertekanan
- Jangan gunakan stimulan
- Pengawasan : kemungkinan edem otak

20. Keracunan Narkotika/Opioid (Heroin, Morfin, Kodein)


Antidotum : Nalokson
Gejala : mual, muntah, pusing, klulit dingin, pupil miosis, pernafasan dangkal sampai koma.
Tindakan
- Jangan lakukan emesis
- Beri Nalokson 0,4 mg IV tiap 5 menit (atau Nalorpin 0,1 mg/Kg BB.
Obat terpilih Nalokson (dosis maximal 10 mg), karena tidak mendepresi pernafasan, memperbaiki
kesadaran, hanya punya efek samping emetik.

Karenanya pada penderita koma tindakan preventif untuk aspirasi harus disiapkan

Anda mungkin juga menyukai