Anda di halaman 1dari 27

TATALAKSANA INTOKSIKASI

Dr. SAPTO PRIATMO, Sp. PD


SMF Penyakit Dalam
RS. Bethesda, Yogyakarta
PENDAHULUAN

 Keracunan/intoksikasi:
- Disengaja: bunuh diri, pembunuhan
- Tidak disengaja: kecelakaan kerja,
kecelakaan RT
 Penanggulangan sering rumit karena:
- informasi zat penyebab
- pasien tidak sadar/ tdk mau bicara
- Antidotum tidak selalu tersedia
 Penatalaksanaan sering hanya bersifat
simtomatis atau suportif
DIAGNOSIS

 Penegakkan diagnosis kadang sulit  perlu


sarana laboratorium Toksikologi
 Perlu autoanamnesis/alloanamnesis yg
cermat
 Pemeriksaan fisik yg teliti penting utk
mengetahui tempat masuknya racun
(inhalasi, peroral, absorsi kulit dan mukosa
atau parenteral).
DIAGNOSIS

 Peroral  bau mulut atau muntahan kecuali


sifat dasar racun tdk berbau dan tdk
berwarna (spt. Arsenikum)
 Luka bakar keputihan pada mukosa mulut
atau keabuan pada bibir dan dagu  akibat
bahan kaustik atau korosif yg bersifat basa
kuat atau asam kuat
 Kerusakan korosif akibat alkali (basa) kuat
pada esofagus lebih berat dibanding akibat
asam kuat
DIAGNOSIS

 Beberapa jenis racun mempunyai bau spesifik

BAU PENYEBAB
Aseton Isoprpopil alkohol, aseton
Almond Sianida
Bawang putih Arsenik, Selenium
Telur busuk Hidrogen Sulfida, Merkaptan
DIAGNOSIS

 Warna urin kadang membantu diagnosis

WARNA URIN PENYEBAB


Hijau/biru Metilin blue
Kuning-merah Rifampisin, besi (Fe)
Coklat tua Fenol, Kresol
Butiran keputihan Primidon
Coklat Mioglubinuria/hemoglobinuria
DIAGNOSIS

 Penilaian klinis: kesadaran, pupil, frekuensi


nafas dan denyut jantung kadang membantu
menegakkan diagnosis:
Gambaran Klinis Kemungkinan Penyebab
Pupil pin point, frekuensi nafas turun Opioid
Inhibitor kolinesterase (organofosfat,
carbamat insektisida)
Klonidin
Dilatasi pupil, frek nafas turun Benzodiazepin
Dilatasi pupil, takikardi Antidepresan trisiklik, Amfetamin,
ekstasi, kokain, Antikolinergik,
Antihistamin
Sianosis Obat depresan SSP
Hipersalivasi organofosfat, carbamat insektisida
Nistagmus, ataksia, tanda serebelar Antikonvulsan (Fenitoin,
karbamazepin)
Gejala ekstrapiramidal Fenotiazin, haloperidol
Metoklopramid
Hipertermi, Hipertensi, takikardi, Amfetamin, ekstasi, kokain
agitasi
PEMERIKASAAN PENUNJANG
 Analisis toksikologi
 Lab. Darah rutin,urin rutin, fungsi hati, fungsi
ginjal, analisi gas darah
 Radiologi: rongent thorak  racun
teraspirasi/terinhalasi
rongent abdoment  deteksi
perforasi lambung/ usus
 EKG: Apakah ada aritmia disebabkan oleh zat
kardiotoksik, gangguan elektrolit, gangguan
asam basa
PENATALAKSANAAN

 Penatalaksanaan umum
 Penatalaksanaan khusus sesuai dengan
penyebab
PENATALAKSANAAN UMUM

 Stabilisasi
 Dekontaminasi
 Eliminasi
 Anti Dotum
 Terapi gejala penyerta
STABILISASI

 Stabilisasi: berupa tindakan resusitasi


- Airway: bebaskan jalan nafas
- Breathing: ventilasi dan oksigenasi
- Circulation: sistem sirkulasi/ tekanan
darah/denyut jantung
DEKONTAMINASI

 Dekontaminasi bertujuan menurunkan


pemaparan terhadap racun, mengurangi
absorpsi dan mencegah kerusakan lebih
lanjut
 Pemberi pertolongan harus mengunakan
pelindung: sarung tangan, masker, apron
 Tindakan dekontaminasi tergatung lokasi
tubuh yg terkena: pulmonal, mata, kulit,
gastrointesinal
DEKONTAMINASI PULMONAL

 Menjauhkan korban dari paparan inhalasi zat


racun, monitor kemungkinan kegawatan
nafas, berikan oksigen lembab 100% dan bila
diperlukan pasang ventilator
DEKONTAMINASI MATA
 Membersihkan mata dr bahan toksik:
- Posisikan kepala pasien tengadah dan
miring ke sisi mata yg paling parah
- Buka kelopak mata dan irigasi dgn aquades
atau NaCl 0,9% perlahan smp bersih
(hindari larutan pencucian kena mata lain)
- Tutup mata dengan kasa steril
- Rujuk ke dokter mata bila diperlukan
DEKONTAMINASI KULIT

 Lepaskan pakaian, arloji, sepatu, dan


aksesoris lain dan masukkan dalam wadah
plastik yang kedap air dan tutup rapat
 Cuci bagian kulit atau rambut yang terkena
dengan air mengalir dan disabun minimal 10
menit
 Keringkan dengan handuk kering dan lembut
DEKONTAMINASI GASTROINTESTINAL

 Rute gastrointestinal merupakan rute


pemaparan yang tersering
 Tindakan: pemberian bahan pengikat (karbon
aktif/norit), pengenceran atau pengeluaran isi
lambung dengan cara induksi muntah atau
aspirasi dan bilas lambung dengan
nasogastrik tube dapat mengurangi jumlah
paparan bahan toksik
Jenis Tindakan Tata cara Kontraindikasi Perhatian khusus
Induksi muntah Stimulasi mekanis Kejang, tidak sadar, Pneumoni, sindrom
oropharing paparan > 4 jam Mallory Weis

Pengenceran Air dingin atau susu -Kesadaran turun


250 ml - gangguan nafas

Aspirasi dan bilas Posisi - zat korosif -Efektif utk


lambung trendelenberg left -Zat hidrokarbon paparan < 1 jam
lateral dekubitus, -Kehamilan,
pasang NGT, kelainan jantung,
aspirasi dan bilas depresi SSP,
200-300ml sampai perforasi lambung
bersih tambah
karbon aktif 50 gr

Arang aktif Dosis tunggal 30-50 -Paparan > 1 jam -Konstipasi


gr + 240 ml air -Ileus/obstruksi GIT -Distensi lambung
-Zat korosif
-Zat hidrokarbon
ELIMINASI

 Tindakan untuk mempercepat pengeluaran


racun yang beredar di darah atau dalam
saluran cerna setelah > 4 jam
 Racun di saluran cerna: beri arang aktif
berulang 30-50 gr (0,5-1 gr/kgBB) setiap 4 jam
per oral/enteral  utk keracunan
karbamazepin, quinin, dapson, digoksin,
teofilin, fenitoin dll
ELIMINASI

 Tindakan eliminasi khusus:


1. Diuresis paksa (forced diuresis)
2. Alkalinisasi urin
3. Asidifikasi urin
4. Hemodialisis/peritoneal dialisis

 PERLU DIKONSULKAN KE INTERNIST


ANTIDOTUM

 Problem:
- zat racun tidak diketahui
- tidak selalu ada antidotum untuk jenis
racun tertentu
- sedian antidotum sulit didapat
Bahan racun Antidotum Metode
Sianida Sodium/amil nitrit Amyl nitrit inhalasi
Metanol Ethanol 2,5ml/kgBB ethanol 40% dalam air /jus
Timbal EDTA Terapi kelasi
Merkuri D-penisilamin Terapi kelasi
Arsenikum Dimercaprol Terapi kelasi
Organofosfat Sulfas atropin 1-2 mg iv diulang tiap 10-15 menit max
50 mg/hari
Fe (besi) Dessferioxamine 15mg/kg BB iv
Amfetamin Lorasepam 2 mg iv
Digoxin Fab fragmen (antibodi Dosis tergantung digoksin serum
spesifik
Isoniazid piridoksin 1 mgr iv/tiap mgr INH, max 5 gr
Opioid Nalokson 0,01 mg/kgBB iv diulang tiap 2 menit
Parasetamol N-asetilsistein, metionin
Warfarin Vitamin K, FFP 5-10 mg iv
Kecubung Fisostigmin 0,02 mg/kgBBiv 2 mnt, diulang tiap
20mnt
Scorpion Antivenin
Ubur-ubur Antivenom
Ular berbisa ABU
Jengkol Na bikarbonat 4 x 2 gram/ hari
botulinum Antitoksin tipe A,B,E 100.000 unit
TERAPI GEJALA PENYERTA ATAU
PENYULIT

 Gangguan cairan, elektrolit dan asam basa


- Kebutuhan dasar cairan harian 30-
35ml/kgBB, Natrium 1-1,5 mmol/kgBB/hari,
Kalium 1 mmol/kgBB/hari.
- Dikoreksi sesuai dengan berat ringannya
gangguan
TERAPI GEJALA PENYERTA ATAU
PENYULIT
 Gangguan irama jantung:
- Sinus bradikardi : Sulfas atropin 0, 5 mg iv
- Sinus takikardi: observasi (jangan diberi
beta blocker krn dapat menyebabkan
dekompensasi jantung
- Supraventrikuler takikardi : hemodinamik
ganggu  kardioversi sinkronisasi
Hemodinamik stabil  adenosin iv
TERAPI GEJALA PENYERTA ATAU
PENYULIT
 Hiperemesis:
- beri metoklopramid 10 mg iv atau
ondansetron 8 mg iv
TERAPI GEJALA PENYERTA ATAU
PENYULIT
 Distonia:
- Terjadi akibat overdosis obat antipsikotik
dan metoklopramid
- Reaksinya (Gejala ekstrapiramidal):
Oculogirik, torticolis, trismus
- Terapi: procycklidine 5-10 mg iv/im atau
benztropin 1-2 mg im/iv, diazepam 10 mg
iv/im
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai