Anda di halaman 1dari 43

KIMIA MEDISINAL

DIURETIK
DISUSUN OLEH

 R. A. PARWITASARI PUTRI (K100170059)


 SHOLIKHAH ROSVITA OKTASARI (K100170060)
 AJENG MARDLATILLAH KIRANA DEWI (K100170061)
 MITA KUSUMA WARDANI (K100170062)
 MEGA ERLINA (K100170063)
 SALMA NUR ANISAH (K100170064)
 TAZKIYAH NURUL IZZA (K100170065
 NISFI LAILI RAHMAH (K100170067)
 KHARISMA YOGY HERLIANI (K100170068)
GOLONGAN DIURETIK
SENYAWA
GARAM DIURETIK LOOP PENGHAMBAT
ANORGANIK KARBONIK
ANHIDRASE

2 4 6

1 3 5 7

DIURETIK GOL. MERKURI HEMAT TIAZIDE


OSMOSIS KALIUM
DIURETIK OSMOTIK

• Senyawa yang dapat meningkatkan ekskresi urin dengan


mekanisme kerja berdasarkan perbeedaan tekanan osmose

• Efek samping: gangguan keseimbangan elektrolit, dehidrasi,


mata kabur, nyeri kepala dan takikardi

• Contoh: mannitol, glukosa, sukrosa dan urea

• Dosis: 50 – 200 g/ hari, diberikan melalui infus intravena 200


mg/kg BB dengan kadar 15 – 25 %
INTRODUCTION
DIURETIK : senyawa kimia yang meningkatkan laju pembentukan urine

AORTA

Tubulus kontortus proksimal

1.Urin primer 2. glukosa, garam, air,


dan asam amino
air, garam, asam
3. Tubulus
amino, glukosa & Urin sekunder
kontortus distal
urea

Zat ≠ berguna
MEKANISME
KERJA

No. 1–4 : tempat reabsorpsi Na+ berlangsung


02
DIURETIK SENYAWA GARAM ANORGANIK
(PEMBENTUK ASAM)
 AMMONIUM KLORIDA
 AMMONIUM NITRAT
 KALSIUM KLORIDA
DIURETIK SENYAWA GARAM ANORGANIK
■ Amonium klorida, amonium nitrat & kalsium klorida
■ Efek diuretik lemah → asidosis hiperkloremik sistemik
■ Mekanisme Aksi:
Amonium klorida → tidak efektif (1-2 hari pemberian, ginjal
mengadakan kompensasi dg memproduksi NH3)

NH4Cl di klinik digunakan bersama diuretik lain (diuretik turunan


merkuri)
Dosis oral : 4 x sehari 1–1,5 g
NH4Cl → ekspektoran (campuran obat batuk)
03
DIURETIK GOLONGAN MERKURI
 MERETOKSILIN
 KLORMERODIN
 MERKAPTOMERIN NATRIUM
OBAT DIURETIK GOLONGAN MERKURI

Penggunaan s/d
thn 1957
MEKANISME AKSI
Menghambat enzim sulfhidril
Peran enzim sulfhidril: reabsorpsi aktif Na+ melintasi selaput tubulus
ginjal & kembali ke dalam peredaran sistemik
Penghambatan → tubulus proksimal & lengkung Henle
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS

 R1 : gugus aromatik, heterosiklik/ asiklik yg terikat pd rantai propil


melalui gugus karbamoil [ ]. Gugus R1 sangat menentukan
distribusi & kecepatan ekskresi diuretik.
 R2 : gugus metil/ etil (pengaruhnya kecil)

 X : Substituen yg bersifat hidrofil


 X : dapat gugus teofilin ( ↑ kecepatan absorpsi, ↓ toksisitas, ↓ efek
iritasi setempat & efek diuretik)
 X : gugus tiol (SH) : mengurangi toksisitas jantung & efek iritasi

setempat
INDIKASI EFEK SAMPING

 Edema jantung  Efek toksik


kongestif, nefrosis  Merkurialisme, gejala : stomatitis,
kronik, gingivitis, diare, proteinuria (jarang)
glomeronefritis &  Reaksi hipersensitif berat (I.V):
asites (sirosis hati) disertai pruritus, ruam, asma, demam,
 Klormerodin Hg mual, muntah & merah-merah
203 → diagnostik  Gangguan elektrolit (hipokalemia,
lokalisasi tumor hiponatremia & hipokloremik
alkalosis → Kejang2, tetani, lemah &
psikosis
04
DIURETIKA LOOP
 TURUNAN ASAM FENOKSIASETAT → ASAM
ETAKRINAT, INDRAKINON
 TURUNAN SULFAMOIL BENZOAT → FUROSEMID,
BUMETANID
TURUNAN
FENOKSIASETAT

Ditarik, ESO:
fungsi ginjal
abnormal
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS
Aktivitas diuretik yang optimal akan tercapai :
MEKANISME KERJA

1. Memblok reabsorpsi Na+ yang terfiltrasi (30%) pd lengkung Henle →


menghambat sistem kotransport 1 Na+/1 K+/ 2 Cl- di membran
luminal (lengkung Henle & sel makula densa)
2. Memblok mekanisme umpan balik tubulo glomerular yg akan
menyebabkan penurunan akut GFR ketika aliran cairan luminal
ditingkatkan melalui segmen nefron yg memiliki sel makula densa.
3. Meningkatkan aliran darah ginjal total dengan sesaat meningkatkan
pelepasan vasodilator prostaglandin di dalam ginjal.
4. Menginduksi redistribusi sementara pd aliran darah intraginjal yg
memberikan kontribusi positif thd besarnya diuresis.
Penggunaan :
 Edema yang menyertai gagal jantung kongestif, sirosis hati dan
sindrom nefrotik.
 Alternatif pengganti diuretik kuat yang hipersensitif terhadap obat
yang mengandung sulfamoil.
Efek Samping :
 Alkalosis hipokalemik : peningkatan pertukaran Na+ cairan luminal
dengan ion K+ atau H+.
 Jangka pendek : kehilangan cairan elektrolit

 Jangka panjang : volume plasma berkurang

 Gejala gout (Adanya penurunan volume plasma : terjadi


peningkatan reabsorpsi zat terlarut, misal asam urat).
 Hemoragi gastrointestinal
METABOLISME
TURUNAN SULFAMOIL BENZOAT
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS FUROSEMID

1. Substituen pada posisi 1


bersifat asam → gugus
karboksilat memberikan efek
diuretic optimum
2. Gugus sulfamoil pada posisi 5
→ gugus fungsi untuk aktivitas
diuretic optimum
3. Gugus aktivasi posisi 4 →
penarik elektron
05
DIURETIK HEMAT KALIUM
 DIURETIK DENGAN EFEK LANGSUNG →
TRIAMTEREN, AMILORID
 ANTAGONIS ALDOSTERON → SPIRONOLACTON
TRIAMTEREN

 Inti pteridin → asam folat & riboflavin


 Mekanisme aksi : menghalangi reabsorpsi Na+ & sekresi K+ melalui
tubulus distal → peningkatan ekskresi Na+ & Cl- dalam urin.
AMILORID

 Amilorid : basa cukup kuat; kebanyakan diuretik adl asam lemah


(pKa: 8,7).
 Mekanisme aksi : menghalangi reabsorpsi Na+ & sekresi K+ melalui
tubulus distal → peningkatan ekskresi Na+ & Cl- dalam urin.
Triamteren:
 Diberikan secara oral harian 100–200 mg
 Cepat diabsorpsi, onzet : 30 menit, puncak 2–6 jam
 Obat diekskresi melalui urin dalam 24 jam

Amilorid:
 Dosis oral harian 30 mg,
 Awal & lama kerja = triamteren

Kedua obat tersebut jika digunakan sendiri2 terjadi


hiperkalemia; dikombinasi dengan golongan
benzotiadiazon
Kontraindikasi:
Penderita ginjal/ penderita hiperkalemia
Tidak diberikan tambahan kalium → hiperkalemia
berat

Efek samping
Triamteren : ↑ K+ serum dan asam urat,
hiperurisemia
Amilorid : ↑ K+ serum dan hiperurisemia negatif
Efek samping jarang : mual, muntah, sakit kepala,
mulut kering, ruam kulit.
ANTAGONIS ALDOSTERON

 Spironolacton mempunyai struktur mirip dengan aldosterone,


bekerja sebagai antagonis melalui mekanisme penghambatan →
bersaing pada sisi reseptor pada saluran pengumpul
 Penghambatan menyebabkan peningkatan ekskresi ion Na+ dan Cl-
disertai retensi ion K+
06
DIURETIK PENGHAMBAT KARBONIK ANHIDRASE
(GOLONGAN SULFONAMIDA)
 ASETAZOLAMIDA
 METAZOLAMIDA
 Sulfanilamida (infeksi bakteri) → efeknya diuresis ringan.
Cirinya: adanya Na+ & sejumlah besar HCO3- di urin.
 SA efeknya lemah di ginjal, dosis untuk dapat menimbulkan
efek diuresis yg memadai → efek samping besar .
MEKANISME AKSI
Pembentukan kompleks dan penghambatan enzim karbonat
anhidrase pada sisi aktif melalui ikatan hidrogen
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS

koefisien lipid
tertinggi & nilai
pKa terendah
aktivitas inhibitor
CA & diuretic
terbesar
PENGGUNAAN
 Penggunaan utama : pengobatan glaukoma
 Carbonat Anhidrase (enzim penting mata) → Pembentukan cairan
mata

Penghambatan enzim ini → Laju pembentukan cairan mata berkurang

Tekanan intraokular pd glaucoma berkurang

 Profilaksis mabuk ketinggian akut


 Obat tambahan terapi epilepsi
 Membasakan urin (mempercepat ekskresi asam lemah berbahaya
tertentu melalui ginjal.
 Membantu kelarutan asam lemah endogen (asam urat) di urin
EFEK SAMPING
 Terjadinya asidosis metabolik akibat kehilangan HCO3- di ginjal.
 Hipokalemia akibat kehilangan K+ di ginjal.
 Penurunan sampai GFR 20 %
 Parestesias (kesemutan)
 Kantuk, Kelelahan
 Anoreksia
 Gangguan GI
 Batu pada kandung kemih → penurunan laju ekskresi sitrat melalui
urin
 Memperburuk gejala sirosis hati
07
DIURETIK GOLONGAN TIAZID
(BENZOTIAZIADIN)
Pengembangan Diuretik Golongan Sulfonamida
DIURETIK TIAZIDE

Nama Generik Nama Dagang R R1


Klorotiazida, USP Diuril –Cl –H
Benztiazida, USP Exna, Hydrex –Cl
DIURETIK HIDROTIAZIDA

Nama Generik Nama Dagang R R1 R2


Hidroklorotiazida, USP HydroDIURIL, Esidrix, Oretic –Cl –H –H
Hidroflumetiazida, USP Saluron, diucardin –CF3 –H –H
Bendroflumetiazida, USP Naturetin –CF3 –H
Triklormetiazida, USP Naqua, Metahydrin –Cl –CHCl2 –H
Metiklotiazida, USP Enduron, Aquatensen –Cl –CH2Cl –CH3
Politiazida, USP Renese –Cl –CH2–S– –CH3
CH2–CF3
Siklotiazida, USP Anhydron –Cl –H
MEKANISME AKSI

Memblok reabsoprsi Na+ & Cl- dalam tubulus kontortus distal dg


menghambat sistem kontransport Na+ / Cl- terikat-membran luminal.

Semua golongan obat ini menyebabkan kehilangan 58 % Na+ yang


terfiltrasi melalui urin.

PENGGUNAAN
 Pengobatan edema : gagal jantung kongesif ringan s.d sedang, sirosis
hati, sindrom nefrotik.
 Senyawa utama untuk terapi hipertensi.
 Diabetes insipidus, asidosis, hiperkalsiuria
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS
EFEK SAMPING
 Gugus sulfamoil : rx hipersensitif (urtikaria, demam).
 Hipokalemia : akibat peningkatan ekskresi Na+ di ginjal.
 Penurunan curah jantung, sedikit penurunan volume plasma & tekanan
darah.

 Hiperkalsemia / hiperurisemia (jangka panjang)


Adanya penurunan volume plasma diimbangi dg meningkatnya
reabsopsi cairan luminal & zat terlarut pd tubulus proksimal
(Ca2+ dan asam urat).
THANKS
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai