Anda di halaman 1dari 13

Kalender

Metode kalender atau metode kalender subur adalah salah satu bentuk kontrasepsi alami di mana
seorang wanita menggunakan kalender menstruasi untuk mengidentifikasi periode subur dan
menghindari hubungan seksual selama periode ini untuk mencegah kehamilan. Namun, metode ini tidak
terlalu akurat dan memiliki tingkat kegagalan yang tinggi.

Efek samping dari metode kalender kontrasepsi umumnya ringan, tetapi dapat meliputi:

Kehamilan tidak direncanakan jika metode ini tidak diterapkan dengan benar atau jika terjadi kesalahan
dalam menghitung periode subur.

Stres dan kecemasan akibat dari tekanan untuk menghitung dengan benar dan menghindari hubungan
seksual selama periode subur.

Penggunaan kontrasepsi tambahan yang tidak diinginkan untuk melindungi diri dari kehamilan yang
tidak direncanakan.

Untuk mengatasi efek samping ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:

Jika Anda khawatir dengan kemungkinan kegagalan metode kalender, pertimbangkan untuk
menggunakan metode kontrasepsi lain yang lebih efektif seperti kontrasepsi hormonal, kondom atau
IUD.

Jika Anda menggunakan metode kalender, pastikan untuk mempelajari dan memahami dengan benar
cara menghitung periode subur dan memastikan bahwa Anda melakukannya dengan benar setiap bulan.

Diskusikan dengan dokter Anda tentang opsi kontrasepsi yang tersedia dan mana yang paling cocok
untuk situasi Anda.
Bila menggunakan metode kalender, Anda bisa mencoba untuk mengurangi stres dan kecemasan
dengan melakukan meditasi, relaksasi, atau kegiatan olahraga ringan.

Lakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur untuk memastikan bahwa metode kontrasepsi yang
Anda gunakan berhasil dalam mencegah kehamilan.

Suhu badan basal

Metode suhu badan basal (SBB) adalah salah satu jenis kontrasepsi alami yang melibatkan pengukuran
suhu tubuh setiap pagi untuk menentukan masa subur seorang wanita. Sebagai metode kontrasepsi
yang alami, SBB tidak menggunakan bahan kimia atau obat-obatan yang dapat menimbulkan efek
samping yang signifikan. Namun, masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
metode SBB.

Berikut adalah beberapa tips penanganan efek samping yang mungkin terjadi pada pengguna metode
SBB:

Perhatikan metode pengukuran suhu tubuh yang tepat. Suhu tubuh harus diukur setiap pagi sebelum
bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas apa pun. Hal ini akan membantu memperoleh hasil
pengukuran yang lebih akurat dan mengurangi kemungkinan kesalahan dalam menentukan masa subur.

Perhatikan pola tidur dan aktivitas sehari-hari. Pola tidur yang tidak teratur dan aktivitas yang berlebihan
dapat memengaruhi suhu tubuh dan mengganggu hasil pengukuran. Oleh karena itu, sebaiknya
mencoba untuk menjaga pola tidur yang teratur dan tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat di hari-
hari sebelum dan saat pengukuran.

Konsultasikan dengan dokter jika hasil pengukuran tidak konsisten. Jika terjadi perbedaan suhu tubuh
yang signifikan dari waktu ke waktu, atau jika hasil pengukuran tidak konsisten dengan siklus menstruasi
yang seharusnya, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis yang terkait.

Waspadai tanda-tanda infeksi atau peradangan. SBB dapat membantu memperhatikan perubahan pada
siklus menstruasi dan mengetahui tanda-tanda infeksi atau peradangan. Jika terjadi gejala seperti
demam, sakit perut atau keluarnya cairan yang tidak normal, sebaiknya segera berkonsultasi dengan
dokter atau tenaga medis yang terkait.

Pertimbangkan menggunakan metode kontrasepsi lain jika memang diperlukan. Meskipun metode SBB
aman dan alami, namun belum tentu cocok untuk semua wanita. Jika masih ragu, sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis terkait dan mempertimbangkan alternatif lain seperti pil
KB, suntik KB atau alat kontrasepsi lainnya.

Suhu badan basal

Metode suhu badan basal (SBB) adalah salah satu jenis kontrasepsi alami yang melibatkan pengukuran
suhu tubuh setiap pagi untuk menentukan masa subur seorang wanita. Sebagai metode kontrasepsi
yang alami, SBB tidak menggunakan bahan kimia atau obat-obatan yang dapat menimbulkan efek
samping yang signifikan. Namun, masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
metode SBB.

Berikut adalah beberapa tips penanganan efek samping yang mungkin terjadi pada pengguna metode
SBB:

Perhatikan metode pengukuran suhu tubuh yang tepat. Suhu tubuh harus diukur setiap pagi sebelum
bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas apa pun. Hal ini akan membantu memperoleh hasil
pengukuran yang lebih akurat dan mengurangi kemungkinan kesalahan dalam menentukan masa subur.

Perhatikan pola tidur dan aktivitas sehari-hari. Pola tidur yang tidak teratur dan aktivitas yang berlebihan
dapat memengaruhi suhu tubuh dan mengganggu hasil pengukuran. Oleh karena itu, sebaiknya
mencoba untuk menjaga pola tidur yang teratur dan tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat di hari-
hari sebelum dan saat pengukuran.

Konsultasikan dengan dokter jika hasil pengukuran tidak konsisten. Jika terjadi perbedaan suhu tubuh
yang signifikan dari waktu ke waktu, atau jika hasil pengukuran tidak konsisten dengan siklus menstruasi
yang seharusnya, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis yang terkait.
Waspadai tanda-tanda infeksi atau peradangan. SBB dapat membantu memperhatikan perubahan pada
siklus menstruasi dan mengetahui tanda-tanda infeksi atau peradangan. Jika terjadi gejala seperti
demam, sakit perut atau keluarnya cairan yang tidak normal, sebaiknya segera berkonsultasi dengan
dokter atau tenaga medis yang terkait.

Pertimbangkan menggunakan metode kontrasepsi lain jika memang diperlukan. Meskipun metode SBB
aman dan alami, namun belum tentu cocok untuk semua wanita. Jika masih ragu, sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis terkait dan mempertimbangkan alternatif lain seperti pil
KB, suntik KB atau alat kontrasepsi lainnya.

Lendir serviks

Metode kontrasepsi KB (keluarga berencana) berbasis lendir serviks melibatkan pengamatan dan analisis
perubahan konsistensi lendir serviks wanita untuk menentukan periode subur dan non-subur. Metode
ini dapat memiliki beberapa efek samping yang perlu ditangani dengan tepat untuk memastikan
efektivitas dan kenyamanan pengguna.

Berikut adalah beberapa cara penanganan efek samping dari metode kontrasepsi KB berbasis lendir
serviks:

Ketidaknyamanan atau rasa sakit pada serviks: Hal ini bisa terjadi ketika melakukan pemeriksaan lendir
serviks. Pastikan bahwa pemeriksaan dilakukan dengan lembut dan perlahan. Jika rasa sakit terjadi,
sebaiknya segera hentikan pemeriksaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Perdarahan: Perdarahan dapat terjadi saat melakukan pemeriksaan lendir serviks atau selama
berhubungan seks. Hal ini dapat terjadi karena lendir serviks yang tidak cukup lembut atau terlalu
kering, atau karena penggunaan bahan kimia tertentu seperti sabun yang keras. Pastikan untuk selalu
menjaga kebersihan area genital dan hindari penggunaan sabun yang keras.

Infeksi: Infeksi dapat terjadi jika pemeriksaan lendir serviks tidak dilakukan dengan steril atau jika tidak
dijaga kebersihan area genital dengan baik. Pastikan bahwa tangan Anda bersih dan steril sebelum
melakukan pemeriksaan lendir serviks dan selalu menjaga kebersihan area genital dengan baik.
Kehamilan tidak diinginkan: Metode kontrasepsi KB berbasis lendir serviks tidak 100% efektif dalam
mencegah kehamilan. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan metode kontrasepsi lain sebagai tambahan
seperti kondom atau pil KB jika diperlukan.

Gangguan hormonal: Meskipun metode kontrasepsi KB berbasis lendir serviks tidak melibatkan
penggunaan hormon, perubahan hormon dalam tubuh dapat memengaruhi konsistensi lendir serviks.
Jika Anda mengalami gangguan hormonal, segera konsultasikan dengan dokter Anda.

Efek samping lainnya: Beberapa efek samping lainnya dari metode kontrasepsi KB berbasis lendir serviks
meliputi sakit kepala, perubahan mood, atau perubahan libido. Jika Anda mengalami efek samping
tersebut, segera konsultasikan dengan dokter Anda.

Simpto termal

KB metode simpto termal adalah metode kontrasepsi yang melibatkan pengamatan dan pemantauan
suhu tubuh dan lendir serviks setiap hari untuk menentukan periode kesuburan dan infertilitas dalam
siklus menstruasi. Sebagai metode kontrasepsi, KB ini memiliki beberapa efek samping yang mungkin
terjadi pada penggunanya, seperti:

Perubahan siklus menstruasi: Pengguna metode simpto termal mungkin mengalami perubahan siklus
menstruasi, termasuk menstruasi yang lebih ringan atau lebih berat dari biasanya.

Perubahan lendir serviks: Beberapa wanita mungkin mengalami perubahan dalam lendir serviks, seperti
volume, konsistensi, dan warna.

Efek samping lainnya: Beberapa efek samping lain yang mungkin terjadi pada pengguna metode simpto
termal meliputi sakit kepala, kram perut, dan rasa tidak nyaman saat berhubungan seks.

Untuk mengatasi efek samping dari metode kontrasepsi ini, beberapa langkah yang dapat diambil
adalah:
Konsultasikan dengan dokter: Jika Anda mengalami efek samping yang tidak biasa atau
mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran dan pengobatan yang
tepat.

Menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan: Memperbaiki kesehatan tubuh secara keseluruhan dapat
membantu mengurangi efek samping dari metode kontrasepsi. Cobalah untuk menjaga pola makan yang
sehat, berolahraga secara teratur, dan istirahat yang cukup.

Melakukan monitoring: Jika Anda menggunakan metode simpto termal, penting untuk melakukan
monitoring secara teratur untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siklus menstruasi dan lendir
serviks.

Mencari alternatif: Jika efek samping terus berlanjut atau sangat mengganggu, Anda dapat
mempertimbangkan untuk mencari alternatif metode kontrasepsi yang lebih sesuai dengan kebutuhan
dan kesehatan Anda.

Kondom

Sebagian besar orang menggunakan kondom sebagai metode kontrasepsi karena mudah digunakan dan
dapat membantu mencegah penularan infeksi menular seksual (IMS). Namun, seperti halnya dengan
semua metode kontrasepsi, penggunaan kondom dapat menyebabkan efek samping tertentu. Berikut
adalah beberapa cara penanganan efek samping yang mungkin terjadi saat menggunakan kondom
sebagai metode kontrasepsi:

Iritasi kulit: Beberapa orang mungkin mengalami iritasi kulit setelah menggunakan kondom. Hal ini bisa
disebabkan oleh bahan lateks yang digunakan pada kondom atau bahan kimia pada pelumas. Untuk
mengatasi iritasi kulit, cobalah gunakan kondom dengan bahan alternatif seperti kondom non-latex atau
gunakan pelumas alami seperti minyak kelapa atau lidah buaya.

Reaksi alergi: Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi pada lateks atau bahan kimia pada
kondom. Jika Anda mengalami reaksi alergi seperti ruam kulit atau gatal-gatal, segera hentikan
penggunaan kondom dan konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk saran lebih lanjut.
Kondom pecah atau bocor: Kondom yang pecah atau bocor dapat meningkatkan risiko kehamilan atau
penularan IMS. Untuk menghindari kondom pecah atau bocor, pastikan bahwa kondom dipasang
dengan benar dan tidak digunakan setelah tanggal kedaluwarsa. Anda juga bisa mencoba menggunakan
pelumas berbasis air untuk membantu mencegah kondom dari pecah.

Ketidaknyamanan saat berhubungan seksual: Beberapa orang mungkin mengalami ketidaknyamanan


saat menggunakan kondom. Untuk mengatasi ketidaknyamanan ini, cobalah untuk menggunakan
kondom yang lebih tipis atau menggunakan pelumas tambahan untuk membantu mengurangi gesekan
dan meningkatkan kenyamanan.

Pengurangan sensasi seksual: Beberapa orang mungkin merasa bahwa penggunaan kondom mengurangi
sensasi seksual. Untuk mengatasi hal ini, cobalah gunakan kondom yang lebih tipis atau gunakan
kondom yang dirancang untuk meningkatkan sensasi seksual.

KB Diagrafma

Efek samping yang mungkin terjadi pada pengguna Diaphragm (Diafragma) sebagai metode kontrasepsi
termasuk iritasi atau infeksi pada vagina, alergi terhadap bahan karet atau lateks, serta
ketidaknyamanan saat berhubungan seksual. Berikut adalah beberapa cara penanganan efek samping
yang mungkin terjadi:

Iritasi atau infeksi pada vagina: Hal ini dapat terjadi jika diaphragm tidak dibersihkan dengan benar atau
jika ukurannya tidak sesuai. Cara penanganannya adalah dengan membersihkan diaphragm sebelum dan
sesudah digunakan dengan air dan sabun ringan, serta mengganti diaphragm secara teratur (setidaknya
setiap 1-2 tahun).

Alergi terhadap bahan karet atau lateks: Jika Anda mengalami reaksi alergi, segera hentikan penggunaan
diaphragm dan konsultasikan dengan dokter. Dokter mungkin merekomendasikan penggunaan
diaphragm yang terbuat dari bahan non-latex, seperti silikon.

Ketidaknyamanan saat berhubungan seksual: Jika diaphragm terasa tidak nyaman saat digunakan,
cobalah untuk menyesuaikan posisi atau ukurannya. Jika masalah masih berlanjut, sebaiknya
konsultasikan dengan dokter untuk mencari solusi yang lebih baik.
Selain itu, sangat penting untuk memeriksa diaphragm secara teratur untuk memastikan tidak ada
kerusakan pada bahan atau kebocoran saat digunakan. Jika Anda mengalami efek samping yang serius,
seperti nyeri atau bengkak pada vagina, segera konsultasikan dengan dokter atau profesional medis
untuk penanganan yang tepat.

Cav serviks

Efek samping yang mungkin terjadi pada pengguna KB Cav serviks meliputi perdarahan tidak teratur,
rasa nyeri atau tidak nyaman pada area panggul, infeksi, atau iritasi. Berikut adalah beberapa cara untuk
menangani efek samping tersebut:

Perdarahan tidak teratur: Perdarahan tidak teratur bisa menjadi efek samping yang umum terjadi pada
pengguna KB Cav serviks. Jika Anda mengalami perdarahan yang tidak normal, maka sebaiknya Anda
berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda. Dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut atau mempertimbangkan untuk mengganti metode kontrasepsi.

Rasa nyeri atau tidak nyaman pada area panggul: Jika Anda mengalami rasa nyeri atau tidak nyaman
pada area panggul, maka Anda bisa mencoba mengonsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen.
Namun, jika rasa nyeri tidak mereda atau semakin parah, maka sebaiknya Anda segera berkonsultasi
dengan dokter.

Infeksi: Infeksi bisa terjadi sebagai efek samping dari penggunaan KB Cav serviks. Jika Anda mengalami
gejala infeksi seperti keluar cairan berbau tidak sedap, rasa gatal atau terbakar pada area vagina, maka
segera konsultasikan dengan dokter Anda. Dokter akan memeriksa dan mungkin meresepkan antibiotik
atau obat lain yang sesuai.

Iritasi: Jika Anda mengalami iritasi pada area vagina, maka Anda bisa mencoba untuk menghindari
penggunaan produk pembersih vagina atau produk perawatan kewanitaan lainnya yang dapat
menyebabkan iritasi. Jika iritasi tidak mereda, maka sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan
dokter.

Spons
Efek samping yang mungkin terjadi pada pengguna kontrasepsi KB spons meliputi perubahan
menstruasi, perdarahan yang tidak teratur, nyeri atau kram pada perut bagian bawah, sakit kepala, dan
mual. Namun, sebagian besar efek samping ini biasanya ringan dan akan hilang dalam beberapa bulan
setelah pemakaian spons KB.

Berikut beberapa cara penanganan efek samping dari kontrasepsi KB spons:

Menstruasi yang tidak teratur: Menstruasi yang tidak teratur merupakan efek samping yang sering
terjadi pada pengguna spons KB. Jika Anda mengalami hal ini, cobalah untuk mencatat kapan menstruasi
Anda datang dan berapa lama berlangsung. Hal ini dapat membantu dokter untuk menentukan apakah
pola menstruasi Anda normal atau tidak. Jika pola menstruasi Anda masih tidak teratur setelah
beberapa bulan pemakaian spons KB, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendiskusikan opsi
lain.

Nyeri atau kram pada perut bagian bawah: Jika Anda mengalami nyeri atau kram pada perut bagian
bawah, cobalah untuk minum obat pereda nyeri seperti parasetamol. Anda juga dapat menggunakan
bantalan pemanas pada area perut untuk meredakan rasa sakit.

Sakit kepala: Sakit kepala merupakan efek samping yang jarang terjadi pada pengguna spons KB. Namun,
jika Anda mengalami sakit kepala yang parah atau terus-menerus, sebaiknya berkonsultasi dengan
dokter untuk mendapatkan saran lebih lanjut.

Mual: Jika Anda mengalami mual setelah menggunakan spons KB, cobalah untuk makan makanan yang
ringan dan sering kali dalam jumlah kecil. Hindari makanan yang berlemak atau pedas. Jika mual terus
berlanjut, berkonsultasilah dengan dokter.

Perdarahan yang tidak teratur: Perdarahan yang tidak teratur adalah efek samping umum pada
pengguna spons KB. Jika perdarahan terus berlanjut atau terjadi perdarahan berat, sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter.

Spermisida

KB Spermisida adalah salah satu jenis kontrasepsi yang dapat mengurangi risiko kehamilan dengan cara
membunuh atau menonaktifkan sperma sebelum mencapai rahim. Meskipun aman digunakan,
beberapa orang dapat mengalami efek samping setelah menggunakan KB Spermisida. Berikut adalah
beberapa cara penanganan efek samping dari KB Spermisida:

Irritasi kulit atau alergi - Jika Anda mengalami reaksi alergi atau iritasi pada area yang terkena KB
Spermisida, segera hentikan penggunaannya dan cuci bersih area tersebut dengan air dingin dan sabun.
Jangan menggaruk area yang teriritasi karena hal itu dapat memperburuk kondisi kulit. Jika gejalanya
tidak membaik dalam beberapa hari atau semakin parah, segera konsultasikan dengan dokter.

Infeksi saluran kemih - KB Spermisida dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Jika Anda
mengalami gejala seperti buang air kecil yang terasa sakit atau sering, rasa terbakar saat buang air kecil,
atau urine yang berbau tidak sedap, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat meresepkan
antibiotik untuk mengobati infeksi.

Gangguan menstruasi - Beberapa wanita mungkin mengalami perubahan pola menstruasi setelah
menggunakan KB Spermisida. Jika terjadi perubahan yang signifikan seperti menstruasi yang lebih sedikit
atau lebih banyak dari biasanya, atau terjadi perdarahan di antara periode menstruasi, segera
konsultasikan dengan dokter.

Kemerahan atau gatal-gatal pada vagina - Jika Anda mengalami kemerahan atau gatal-gatal pada vagina
setelah menggunakan KB Spermisida, hentikan penggunaannya dan segera konsultasikan dengan dokter.
Dokter dapat meresepkan krim atau obat lain untuk mengobati gejala ini.

Efek samping lainnya - Beberapa efek samping lain yang dapat terjadi setelah menggunakan KB
Spermisida termasuk sakit kepala, mual, muntah, atau kelelahan. Jika gejala tersebut parah atau tidak
membaik dalam beberapa hari, segera konsultasikan dengan dokter.

Pil

Suntik KB

Implant

IUD

Vasektomi
Tubektomi

Koyo (patch)

Efek samping yang umum terjadi pada kontrasepsi KB koyo (patch) meliputi sakit kepala, mual, muntah,
perubahan mood, perubahan libido, kulit gatal, serta iritasi kulit di area tempat patch ditempelkan.
Berikut adalah beberapa cara penanganan efek samping dari kontrasepsi KB koyo (patch):

Sakit kepala: Minum obat pereda sakit kepala seperti parasetamol atau ibuprofen. Jika sakit kepala
menjadi parah atau terus berlanjut, segera konsultasikan dengan dokter.

Mual dan muntah: Usahakan makan makanan kecil dan sering serta hindari makanan yang berlemak dan
pedas. Minum air putih dalam jumlah cukup agar tubuh tetap terhidrasi.

Perubahan mood: Bicarakan dengan pasangan atau teman dekat mengenai perasaan yang sedang
dialami. Jika perubahan mood berlangsung lama dan sangat mengganggu, segera konsultasikan dengan
dokter.

Perubahan libido: Bicarakan dengan pasangan mengenai perubahan ini. Jika perubahan libido
berlangsung lama dan sangat mengganggu, segera konsultasikan dengan dokter.

Kulit gatal dan iritasi kulit: Pastikan kulit di area patch selalu kering dan bersih. Jangan menggosok atau
menggaruk area yang gatal. Jika kulit terus mengalami iritasi dan gatal, segera konsultasikan dengan
dokter.

Cincin vagina

Beberapa efek samping yang dapat terjadi pada pengguna kontrasepsi KB cincin vagina adalah:

Nyeri atau ketidaknyamanan di vagina atau area genital

Perubahan dalam pola menstruasi atau pendarahan tidak teratur


Sakit kepala

Mual atau muntah

Perubahan mood atau perasaan depresi

Peningkatan risiko terkena penyakit pembuluh darah, seperti stroke atau serangan jantung

Risiko meningkatnya penyakit menular seksual

Untuk mengatasi efek samping kontrasepsi KB cincin vagina, Anda dapat mencoba beberapa tindakan
sebagai berikut:

Nyeri atau ketidaknyamanan di vagina atau area genital: Berbicaralah dengan dokter Anda untuk
memastikan bahwa cincin vagina telah ditempatkan dengan benar. Dokter juga dapat
merekomendasikan penggunaan pelumas untuk membantu meredakan ketidaknyamanan.

Perubahan dalam pola menstruasi atau pendarahan tidak teratur: Ini adalah efek samping yang umum
dari kontrasepsi hormonal. Jika Anda mengalami perubahan pola menstruasi yang signifikan, seperti
pendarahan yang tidak normal atau tidak teratur, berkonsultasilah dengan dokter Anda.

Sakit kepala: Anda dapat mencoba mengambil obat pereda nyeri yang aman seperti parasetamol atau
ibuprofen.

Mual atau muntah: Cobalah untuk makan makanan ringan dan mudah dicerna saat Anda mengalami
mual. Jika mual dan muntah terus berlanjut, Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda.

Perubahan mood atau perasaan depresi: Jika Anda mengalami perubahan mood atau perasaan depresi
yang signifikan setelah mulai menggunakan kontrasepsi KB cincin vagina, Anda harus segera
menghubungi dokter Anda.

Peningkatan risiko terkena penyakit pembuluh darah: Jika Anda memiliki riwayat penyakit pembuluh
darah atau risiko lain untuk penyakit tersebut, sebaiknya bicarakan dengan dokter Anda tentang opsi
kontrasepsi yang lebih aman.
Risiko meningkatnya penyakit menular seksual: Penting untuk selalu menggunakan kondom dalam
hubungan seksual untuk mencegah penyebaran penyakit menular seksual.

AKDR

Efek samping yang umum dari kontrasepsi KB alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) termasuk nyeri atau
kram perut, pendarahan tidak teratur, dan infeksi pada saluran reproduksi. Berikut adalah beberapa
cara penanganan efek samping yang dapat dilakukan:

Nyeri atau kram perut: Minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol dapat membantu
mengurangi nyeri atau kram perut. Anda juga dapat mengompres daerah perut dengan bantalan
pemanas atau botol air panas yang dibungkus handuk.

Pendarahan tidak teratur: AKDR dapat menyebabkan pendarahan tidak teratur pada awalnya, tetapi ini
biasanya akan mereda dalam waktu beberapa bulan. Jika pendarahan terus berlanjut, bicarakan dengan
dokter Anda. Mereka mungkin merekomendasikan obat untuk membantu menghentikan pendarahan
atau mengubah jenis kontrasepsi.

Infeksi pada saluran reproduksi: Infeksi pada saluran reproduksi dapat terjadi pada wanita yang telah
memasang AKDR. Jika Anda mengalami gejala seperti demam, nyeri saat berhubungan seksual, atau
keluar cairan dari vagina yang berbau, segera hubungi dokter Anda. Infeksi dapat diobati dengan
antibiotik.

Perubahan suasana hati atau efek psikologis lainnya: Beberapa wanita mungkin mengalami perubahan
suasana hati atau efek psikologis lainnya saat menggunakan kontrasepsi. Jika Anda mengalami gejala
seperti depresi, kecemasan, atau perubahan suasana hati yang drastis, bicarakan dengan dokter Anda.
Mereka dapat merekomendasikan perubahan kontrasepsi atau terapi psikologis.

Penting untuk menghubungi dokter Anda jika Anda mengalami efek samping yang parah atau
memburuk dari waktu ke waktu. Dokter Anda dapat membantu mengevaluasi apakah AKDR cocok untuk
Anda atau apakah perlu mencari alternatif kontrasepsi.

Anda mungkin juga menyukai