Anda di halaman 1dari 12

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by eJournal of Sunan Gunung Djati State Islamic University (UIN)

Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Pendidikan dan Perkembangan


2009, Vol. I, No.1: 109 - 120

KELUARGA DAN PROBLEMATIKANYA MENUJU KELUARGA SAKINAH


(Tinjauan dalam Persfektif Marrital Psikologi)

N. Kardinah
Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

This journal was made to describe a real condition of family’s affair and all aspects within
family life, how to solve family business and discussing hints and strategies to create a sakinah’s
family (harmonic family). Adults—in this article—were the subject and are seen as individuals that
prepare themselves to step onto marriage life—which would then all fundamental aspects of marriage
life and family business must be learned by adults so they can manage their family and marriage life.
An ideal family was built upon consensus of vision and basis of knowledge and not just
following emotional pressure and lust. Everything has its own way, either in techniques and strategies
to implement all ideal theories in real life. A family which has clear vision and orientation of how to
solve all family business can make an ideal roadmap regarding family education for its member; they
would also can preserve and teach a meaningful moral values, social, tradition and religious values
accordingly.

Keywords: Family, marriage life, vision

Pendahuluan tidak mengalami kesulitan penyesuaian perka-


winan dan membuahkan hasil yang memu-
Kehidupan berkeluarga merupakan salah
askan.
satu tugas perkembangan yang harus dilalui
seorang manusia dewasa baik laki-laki maupun 1. Definisi Keluarga
wanita. Keluarga merupakan tugas perkemba- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
ngan yang sangat banyak, sangat penting dan keluarga merupakan komunitas tekecil pada
sangat sulit diatasi. Bahkan sekalipun orang masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan
dewasa telah mempunyai pengalaman kerja, anak. Pola Keluarga yang populer di masya-
telah kawin, dan telah menjadi orang tua (ba- rakat:
pak dan ibu), mereka harus tetap melakukan a. Keluarga Inti: ayah-ibu dan anak
penyesuaian diri dengan peran-peran dalam b. Keluarga Besar: ayah-ibu-anak & keluarga
keluarga. Dekat yang tinggal satu atap
Tulisan ini mencoba mendeskripsikan c. Keluarga Anak Tunggal: ayah-ibu & seo-
kondisi ril keluarga dan berbagai problema- rang anak
tikanya, cara mengatasinya dan menyodorkan d. Keluarga tanpa anak: suami – istri
bagaimana kiat-kiat menuju keluarga sakinah. e. Keluarga dengan ibu bekerja
Semua ini dimaksudkan agar orang dewasa f. Keluarga dengan janda/duda: Ayah/ibu
yang menuju jenjang perkawinan mempunyai dan anak
dasar-dasar yang harus dibangun sehingga g. Keluarga dengan anak angkat
Psympathic, 2009, Vol. I, No.1: 109 - 120

h. Keluarga dengan beda agama penyesuaian perkawinan, penyesuaian terha-


i. Keluarga dengan beda suku dap pasangan, penyesuaian seksual, penyesu-
aian diri dengan keluarga pasangan, dan pe-
Tipe keluarga menurut Moch. Djawad
nyesuaian diri dengan masa orang tua.
Dahlan:
a. Tipe adu tinju (Keluarga yang penuh de- 3. Kesulitan dalam penyesuaian perkawinan
ngan kekerasan) Faktor penyebab kesulitan penyesuaian
b. Tipe Kuburan (Keluarga yang tidak ada perkawinan sebagai berikut:
komunikasi antar anggota keluarga) a. Persiapan terbatas untuk perkawinan. Wa-
c. Tipe Pasar (Keluarga yang penuh hiruk pi- laupun realitas zaman sekarang penyesu-
kuk) aian seksual lebih mudah dibanding masa
d. Tipe restoran (Keluarga yang hanya mem- lalu, karena banyak informasi tentang seks
bicarakan menu makanan) tersedia baik di rumah, sekolah, dan tem-
e. Tipe hotel (Keluarga ada di rumah hanya pat lain. Akan tetapi kebanyakan pasangan
untuk melepas lelah/tidur) suami istri hanya menerima sedikit per-
f. Tipe Sekolah (Suasana keluarga yang sarat siapan di bidang ketrampilan domestik,
dengan nuansa edukatif) mengasuh anak dan manajemen keuangan
g. Tipe Masjid (Suasana keluarga yang sarat b. Peran dalam perkawinan. Kecenderungan
dengan nuansa keagamaan) perubahan peran dalam perkawinan bagi
2. Problematika Umum Keluarga pria dan wanita, dan konsep yang berbeda
Keluarga dengan komunitas yang ber- tentang peran ini yang dianut kelompok
beda melahirkan problematika yang berbeda social dan religius yang berbeda membuat
pula. Beberapa problematika yang sering mun- penyesuaian dalam perkawinan semakin
cul dalam keluarga antara lain: problem eko- sulit masa sekarang dibanding masa lalu

nomi, pendidikan, status sosial, kasih sayang, ketika peran masih begitu ketat dianut.
problem perkawinan dan sebagainya. c. Kawin muda. Perkawinan dan kedudukan
Problematika perkawinan merupakan bi- sebagai orang tua sebelum orang muda
dikan pembahasan penulis dalam makalah ini. menyelesaikan pendidikan mereka dan se-
Asumsi dasar pemilihan problematika ini kare- cara ekonomis independent membuat me-
na penulis memandang faktor satu ini mem- reka tidak mempunyai kesempatan untuk
bawa dampak terhadap problematika lainnya, memiliki pengalaman yang dipunyai oleh
walaupun faktor lain juga sama pentingnya teman-teman yang tidak kawin atau orang-
dalam membangun sebuah keluarga. orang yang telah mandiri sebelum kawin.

Problematika perkawinan yang sering Hal ini mengakibatkan sikap iri hati dan
muncul dalam keluarga adalah adanya kesuli- menjadi halangan dalam penyesuaian per-
tan dalam perkawinan. Antara lain kesulitan kawinan

110
Keluarga dan Problematikanya Menuju Keluarga Sakinah (N. Kardinah)

d. Konsep yang tidak realistis tentang per- hanya sebagai “ibu rumah tangga” wa-
kawinan. Orang dewasa yang bekerja di laupun dia seorang wanita karier yang
sekolah dan perguruan tinggi, dengan se- berhasil, ia biasa saja kehilangan identitas
dikit atau tanpa pengalaman bekerja, cen- diri sebagai individu yang sangat dijunjung
derung mempunyai konsep yang tidak rea- dan dinilai tinggi sebelum perkawinan.
listis tentang makna perkawinan berkenaan
4. Kesulitan dalam Penyesuaian dengan
dengan pekerjaan, deprivasi, pembelanjaan
Pasangan
uang, atau perubahan dalam pola hidup
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesu-
yang berdampak pada perceraian.
litan penyesuaian terhadap pasangan:
e. Perkawinan campur. Penyesuaian terhadap
a. Konsep pasangan ideal. Dalam memilih
kedudukan sebagai orang tua dan dengan
pasangan baik pria maupun wanita sampai
para saudara dari pihak istri dan seba-
sejauh tertentu dibimbing konsep pasangan
liknya, jauh lebih sulit pada perkawinan
ideal yang dibentuk selama masa dewasa.
antar agama daripada bila keduanya ber-
Semakin orang berlatih menyesuaikan diri
asal dari latar belakang agama dan budaya
terhadap realitas semakin sulit penyesuaian
yang sama.
dilakukan terhadap pasangan.
f. Pacaran yang dipersingkat. Periode atau
b. Pemenuhan kebutuhan. Apabila penyesuai
masa pacaran yang dipersingkat sering ter-
yang baik dilakukan, pasangan harus me-
jadi masa sekarang dibanding masa lalu.
menuhi kebutuhan yang berasal dari pe-
Kondisi seperti ini pasangan hanya mem-
ngalaman awal. Apabila orang dewasa per-
punyai sedikit waktu untuk memecahkan
lu pengenalan, pertimbangan, prestasi dan
banyak masalah tentang penyesuaian sebe-
status sosial agar bahagia, pasangan harus
lum mereka melangsungkan perkawinan.
membantu pasangan lainnya untuk me-
g. Konsep perkawinan yang romantis. Ba-
menuhi kebutuhan tersebut.
nyak orang dewasa memiliki konsep per-
c. Kesamaan latar belakang. Semakin sama
kawinan romantis yang berkembang pada
latar belakang suami dan istri (se-qufu), se-
masa remaja. Harapan yang berlebihan
makin mudah untuk saling menyesuaikan
tentang tujuan dan hasil perkawinan sering
diri. Bagaimana pun juga apabila latar be-
membawa kekecewaan yang menambah
lakang mereka sama setiap orang dewasa
kesulitan penyesuaian terhadap tugas dan
mencari pandangan unik mengenai kehi-
tanggung jawab perkawinan.
dupan. Semakin berbeda pandangan hidup
h. Kurangnya identitas. Apabila seseorang
makin sulit melakukan penyesuaian.
merasa bahwa keluarga, teman, dan re-
d. Minat dan kepentingan bersama. Kepen-
kannya memperlakukannya sebagai “suami
tingan yang saling bersamaan mengenai
Susan” atau apabila wanita merasa bahwa
suatu hal dilakukan pasangan cenderung
kelompok sosialnya menganggap dirinya

111
Psympathic, 2009, Vol. I, No.1: 109 - 120

membawa penyesuaian yang baik dari reka masih muda dan cara pria dan wanita
kepentingan bersama yang sulit dilakukan merasakan itu sangat mempengaruhi pe-
dan dibagi bersama. rilakunya terhadap seks.
e. Keserupaan nilai. Pasangan yang menye- c. Dorongan seksual. Dorongan seksual ber-
suaikan diri dengan baik mempunyai nilai kembang lebih awal pada pria daripada
yang lebih serupa dibanding pasangan wanita dan cenderung tetap demikian.
dengan penyesuaian buruk. Pada wanita timbul secara periodik dengan
f. Konsep peran. Setiap lawan pasangan turun naik selama siklus menstruasi. Va-
mempunyai konsep yang pasti mengenai riasi ini berpengaruh terhadap kenikmatan
bagaimana seharusnya bagaimana peranan dan penyesuain seks.
suami dan istri, atau setiap orang meng- d. Pengalaman seks marital awal. Keperca-
harapkan pasangannya memainkan peran- yaan bahwa hubungan seksual menim-
nya. Jika harapan terhadap peran tidak bulkan ekstasi yang tidak sejajar dengan
terpenuhi akan mengakibatkan konflik dan pengalaman lain, menyebabkan banyak de-
penyesuain yang buruk. wasa muda merasa begitu pahit dan susah
g. Perubahan dalam pola hidup. Penyesuaian sehingga penyesuaian seksual akhir sulit
terhadap pasangan berarti mengorganisasi- atau tidak mungkin dilakukan.
kan pola kehidupan, merubah persahabatan e. Sikap terhadap penggunaan alat kontra-
dan kegiatan-kegiatan sosial, serta me- sepsi. Akan terjadi sedikit konflik dan ke-
rubah persyaratan pekerjaan terutama bagi tegangan jika suami istri setuju meng-
seorang istri. Penyesuaian-penyesuaian ini gunakan alat kontrasepsi dibanding pasa-
sering diikuti dengan konflik emosional. ngan yang berbeda tentang sarana tersebut.
f. Efek Vasektomi. Apabila seseorang men-
5. Kesulitan dalam penyesuaian seksual
jalani operasi vasektomi, maka akan hilang
Beberapa faktor penting yang mem-
ketakutan akan kehamilan yang tidak di-
pengaruhi penyesuaian seksual:
inginkan. Akan tetapi bagi pria akan mem-
a. Perilaku terhadap seks. Sikap terhadap
pertanyakan kepriaannya.
seks dipengaruhi oleh bagaimana cara pria
dan wanita menerima informasi seks se- 6. Kesulitan dalam penyesuaian dengan
keluarga pasangan
lama masa anak-anak dan remaja. Sekali
perilaku yang tidak menyenangkan dikem- Faktor yang mempengaruhi penyesu-

bangkan maka akan sulit sekali untuk di- aian diri dengan pihak keluarga pasangan

hilangkan. antara lain:

b. Pengalaman seks masa lalu. Cara orang a. Stereotif tradisional. Stereotif yang secara

dewasa dan teman sebaya bereaksi ter- luas mengenai “ibu mertua yang refresen-

hadap masturbasi, petting dan hubungan tatif” dapat menimbulkan perangkat men-

suami istri sebelum menikah, ketika me- tal yang tidak menyenangkan mengenai

112
Keluarga dan Problematikanya Menuju Keluarga Sakinah (N. Kardinah)

orang usia lanjut (mereka bossy dan keluarga yang tidak beres. Dapat menim-
campur tangan) dapat menambah masalah bulkan kemarahan dan menyinggung ke-
bagi keluarga pasangan. luarga pasangan lainnya.
b. Keinginan untuk mandiri. Orang yang me-
7. Kesulitan dalam penyesuaian diri dengan
nikah muda cenderung menolak berbagai Masa Tua
saran dan petunjuk dari orang tua mereka, Beberapa faktor yang mempengaruhi pe-
walaupun mereka menerima bantuan ke- nyesuaian diri dengan masa orang tua:
uangan, dan khususnya mereka menolak a. Sikap terhadap kehamilan. Sikap wanita
campur tangan keluarga pasangan. terhadap masa orang tua diwarnai oleh
c. Keluargaisme. Penyesuaian dalam perka- kondisi fisik dan emosionalnya selama me-
winan akan lebih pelik apabila salah satu ngandung. Sikap menyenangkan atau seba-
pasangan tersebut apabila salah satu pa- liknya akan nampak setelah melahirkan.
sangan tersebut menggunakan waktunya b. Sikap terhadap masa orang tua. Orang de-
untuk keluarganya daripada mereka sendiri wasa akan mnyesuaikan diri lebih baik de-
ingin berikan. Bila pasangan terpengaruh ngan masa orang tua jika ia menginginkan
oleh keluarga, apabila ada anggota keluar- anak karena ia merasa bahwa bayi itu
ga berkunjung dalam waktu lama atau hi- merupakan unsur esensial terhadap per-
dup bersama selamanya. kawinan yang bahagia. Bukan karena un-
d. Mobilitas sosial. Orang dewasa muda yang sur keluarga atau tekanan sosial.
status sosialnya meningkat di atas anggota c. Usia orang tua. Orang tua muda cenderung
keluarga atau di atas status keluarga pa- kurang bertanggung jawab terhadap masa
sangannya akan tetap membawa mereka orang tua dan tidak menginginkan campur
dalam latar belakngnya. Akan tetapi ba- tangan orang lain mengenai kesenangan
nyak yang menimbulkan konflik keluarga. hidupnya. Sedang pada orang lebih dewasa
e. Anggota keluarga berusia lanjut. Merawat cenderung bertanggung jawab dan mem-
anggota keluarga berusia lanjut merupakan perhatikan keluarga.
faktor yang sangat pelik dalam penye- d. Jenis kelamin anak. Sikap orang dewasa
suaian perkawinan. Sikap tidak menye- terhadap masa orang tua jauh menye-
nangkan terhadap orang tua dan keyakinan nangkan jika mereka mempunyai anak de-
bahwa orang muda harus bebas dari urusan ngan jenis kelamin yang mereka kehendaki.
keluarga apalagi kalau memiliki anak. e. Jumlah anak. Apabila seorang dewasa
f. Bantuan keuangan untuk keluarga pasa- mempunyai jumlah anak yang ideal ber-
ngan. Bila pasangan muda harus mem- pengaruh terhadap penyesuaian masa tua
bantu atau memikul tanggung jawab ban- lebih baik.
tuan keuangan bagi pihak keluarga pa- f. Harapan orang tua. Orang tua yang me-
sangan, hal ini sering membawa hubungan miliki konsep anak yang diimpikan akan

113
Psympathic, 2009, Vol. I, No.1: 109 - 120

menyesuaikan diri dengan seberapa baik a. Kebahagiaan suami istri. Suami istri yang
anak itu diukur menurut yang ideal. bahagia memperoleh kebahagiaan bersama
g. Perasaan keseimbangan tugas orang tua. akan membuahkan kepuasan yang diper-
Konflik tentang metode pelatihan anak bi- oleh dari peran yang mereka lakukan ber-
sa membingungkan dan menimbulkan rasa sama. Memiliki cinta yang matang dan
cemas dalam melakukan kerja dengan baik. mantap satu sama lainnya, dapat mela-
Konflik ini juga mempengaruhi penye- kukan penyesuaian seksual dengan baik
suaian diri dengan masa orang tua. serta dapat menerima peran sebagai orang
h. Sikap terhadap perubahan peran. Masa tua.
orang tua berarti bahwa baik pria maupun b. Hubungan yang baik antara anak dan
wanita harus belajar untuk memainkan pe- orang tua. Hubungan yang baik antara
ran yang lebih berorientasi pada keluarga anak dengan orang tua mencerminkan
daripada berorientasi kepada pasangan. keberhasilan penyesuaian perkawinan.
Bagaimana pria dan wanita bereaksi ter- c. Penyesuaian yang baik dari anak-anak.
hadap perubahan peran ini akan mem- Penyesuan diri yang baik dari anak dengan
punyai pengaruh terhadap penyesuaian teman-temannya, maka ia akan disenangi
mereka dengan masa orangtua. teman sebayanya, berhasil dalam belajar
i. Watak anak. Anak-anak yang mudah untuk dan bahagia di sekolah. Itu merupakan
diatur dan yang responsif dan penuh kasih tolak ukur keberhasilan peran sebagai
sayang, membuat orang tua merasa di- orang tua
hargai bagi waktu dan usahanya telah d. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan
dikorbankan bagi anak-anak. Hal ini me- dari perbedaan pendapat. Perbedaan pen-
rupakan efek yang menyenangkan orang dapat yang terjadi di antara anggota ke-
tua sehingga memudahkan mereka tentang luarga yang tidak dapat dielakkan dapat
sikap orangtua peranan mereka sebagai menimbulkan salah satu dari tiga hal be-
orang tua. rikut, adanya ketegangan tanpa peme-
cahan, salah satu mengalah demi per-
8. Kriteria Keberhasilan Perkawinan
damaian, atau masing-masing anggota ke-
Keberhasilan perkawinan tercermin pada
luarga mencoba untuk saling mengerti
besar kecilnya hubungan interpersonal dan
pandangan dan pendapat orang lain
pola perilaku. Sampai sejauh tertentu kriteria
e. Kebersamaan. Menikmati waktu untuk
ini bervariasi bagi orang yang berbeda dan
berkumpul bersama merupakan bukti ke-
bagi perkawinan pada usia yang berbeda. Un-
berhasilan penyesuaian perkawinan. Hubu-
sur-unsur ini dapat digunakan untuk menilai
ngan keluarga yang baik pada awal-awal
tingkat penyesuaian perkawinan seseorang.
tahun perkawinan menentukan keberha-
Kriteria tersebut antara lain:
silan selanjutnya.

114
Keluarga dan Problematikanya Menuju Keluarga Sakinah (N. Kardinah)

f. Penyesuaian yang baik masalah keuangan. Perbedaan antara impian yang dibayang-
Sumber utama perselisihan dan kejeng- kan dan kenyataan yang dihadapi sering men-
kelan dalam keluarga adalah masalah ke- jadi pangkal konflik sebuah keluarga. Suami
uangan. Besar kecilnya pendapatan diten- kecewa terhadap istri ternyata ia tidak seperti
tukan oleh kemampuan keluarga mem- yang diinginkannya, istri kecewa terhadap
belanjakan hasil pendapatan tersebut. Ba- suami ternyata ia bukan tipe laki-laki yang
gaimana cara agar ia tidak terlilit uang dan diharapkannya. Ironisnya mereka sudah saling
dapat menikmati hasil usahanya, bila perlu mengenal lama, mengapa baru mengatakan
istri dapat membantu pendapatan bukan tidak cocok setelah menikah?
mengeluhkan pendapatan suami. Semua itu berasal dari sesuatu yang se-
g. Penyesuaian yang baik dari keluarga derhana, namun menentukkan masa depan ke-
pasangan. Apabila suami istri memiliki hu- luarga, yaitu tidak mengetahui tujuan menikah.
bungan yang baik dengan keluarga pasa- Barangkali ketika ia melangsungkan akad per-
ngan, khususnya mertua, ipar, kecil ke- nikahan, yang ada di kepalanya agar dapat ber-
mungkinan untuk terjadinya konflik dan kumpul dengan pasangannya secara sah, atau
ketegangan hubungan dengan mereka. karena desakan pasangan, atau karena iri ka-
rena teman-temannya sudah berkeluarga, atau
Upaya Menuju Keluarga Sakinah
paksaan orang tua dan lain sebagainya. Semua
Setiap pasangan hidup manusia pastilah
itu menjadi alasan yang menguatkan ketidak-
mendambakan keluarga yang bahagia lahir dan
cocokkan antarpasangan. Padahal masalah inti-
batin, tenang, tentram, saling menghormati dan
nya mereka tidak memiliki tujuan atau visi dari
menghargai, saling mengasihi, penuh cinta dan
menikah.
kasih sayang, seolah taman indah yang mem-
Dengan visi yang jelas keluarga mampu
pesona, itulah syurga. Baiti jannati. Bila ada
menanamkan nilai-nilai agama, sosial, dan
syurga di dunia ini itulah keluarga yang baha-
budaya kepada anak-anaknya secara propor-
gia. Sebaliknya bila ada neraka di dunia ini,
sional. Dalam kaitan ini Marwah Daud Ibrahim
itulah keluarga yang berantakan
dalam bukunya Teknologi, Emansipasi, dan
Keluarga adalah basic, tempat seseorang
Transendensi yang dikutip Saikhul Hadi
memulai hidup. Penanaman nilai, moral dan
memberikan beberapa alternatif peran strategis
agama dimulai dari keluarga. Keluarga yang
yang dapat dilakukan keluarga.
harmonis akan melahirkan anak-anak yang
Pertama, Keluarga sebagai pendidik dan
harmonis, demikian sebaliknya.
model hidup. Orang tua menjadi pendidik inti
Sebuah keluarga harus mempunyai visi,
dari ana-anaknya. Metoda yang paling tepat
pandangan yang dibangun atas dasar ilmu pe-
dalam pendidikan keluarga adalah melalui
ngetahuan, bukan sekadar emosi dan perasaan.
contoh dan kebiasaan yang dilakukan secara
Semua itu ada ilmunya, dan ada prak-tiknya.

115
Psympathic, 2009, Vol. I, No.1: 109 - 120

konsisten diikuti anak-anaknya. Contoh dalam Pertama, Mempersiapkan diri: berumah


melakukan ibadah salat dan puasa. tangga bukanlah hal yang mudah memerlukan
Kedua, Keluarga sebagai motivator, iba- persiapan untuk menitinya, baik dalam peren-
dah yang baik tidak terbatas pada konsistennya canaan maupun ketika mengarunginya, ia akan
ritualitas ibadah saja tapi memasuk pada taraf menjadi bagian dari sebuah penderitaan yang
fungsionaltas yang multidimensi, meliputi seolah tiada bertepi bagi siapapun yang men-
seluruh cipta, karsa, dan rasa manusia. Untuk jalaninya.
itu orang tua perlu memotivasi anak-anak Sejak awal Allah Swt. Telah mengi-
untuk belajar tentang alam sekitarnya. Selain ngatkan kepada orang-orang yang beriman
untuk menambah ilmu pengetahuan, yang agar hati-hati dalam hal tersebut sebagaimana
lebih pentinga adalah menyadari kebesaran firman-Nya (QS At Taghabun:14): “Hai orang-
Allah SWT. orang yang beriman, sesungguhnya di antara
Ketiga, Keluarga sebagai fasilitator, Ke- istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang men-
luarga diharapkan dapat memfasilitasi perkem- jadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu
bangan anak-anaknya. Menjadi fasilitator ber- terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan
arti mengarahkan tanpa memaksa apalagi me- dan tidak memarahi serta tidak mengampuni
nentukan keinginan anaknya. Mereka tetap (mereka) maka sesungguhnya Allah maha pe-
membutuhkan untuk memilih. ngampun lagi penyayang“.
Keempat, Keluarga sebagai selektor, Ayat di atas menjelaskan bisa jadi istri
orang tua harus iku membantu menyaring in- yang kita nikahi atau anak kita menjadi musuh,
formasi yang diserap anak-anak; baik secara suami jadi koruptor karena desakan istri, atau
langsung maupun tidak langsung. Penyaringan kita dipermalukan karena perilaku anak-anak
langsung dapat berupa pemilihan sekolah yang kita. Untuk itu pertama hal yang kita lakukan
tepat, organisasi yang baik, buku bacaan yang adalah bersiap diri berdoa di tengah kelemahan
sesuai, program televisi yang mendidik, dan kita agar Allah mengaruniai kita istri dan anak
sebagainya. Penyaringan tidak langsung dapat yang soleh. Sebagaimana tertera dalam Al-
berdialog secara intens tentang mana yang Quran (QS Al-Furqan : 74): ”…Wahai Tuhan
patut dan tidak patut. kami karuniakanlah kepada kami istri-istri dan
Dalam kaitan ini Abdullah Gymnastiar keturunan kami sebagai penyenang hati (Qur-
memberikan berbagai kiat-kiat menuju keluar- rata a’yun) dan jadikanlah kami imam bagi
ga sakinah. Keluarga sakinah akan termani- orang-orang yang bertakwa.”
festasi dalam kehidupan keluarga manakala ia Selain peringatan Allah kita juga harus
telah: Mempersiapkan diri, gemar beramal, mempersiapkan diri dengan membekali ilmu,
ikhlas, besih hati dan komitmen membangun sebagaimana sabda Rasulullah Saw.: ”Barang
sinergi dalam keluarga. siapa yang menginginkan dunia (mendapat-
kannya) harus memakai ilmu. Barang siapa

116
Keluarga dan Problematikanya Menuju Keluarga Sakinah (N. Kardinah)

yang menginginkan akhirat (mendapatkannya) pun kecuali ingin dicintai Allah. Inilah bekal
harus memakai ilmu. Barang siapa meng- ketiga dalam berumah tangga.
inginkan dunia akhirat harus dengan ilmunya.” Dalam mengarungi kehidupan berke-
Hadits di atas menjelaskan dalam berke- luarga akan banyak berhadapan dengan be-
luarga pun ada ilmunya. Ilmu berkeluarga ragam masalah. Kita pasti akan menemukan
dapat diperoleh melalui membaca, mengikuti kesulitan, kesempitan, dan kesengsaraan lahir
training, kursus, mendatangi majlis-majlis batin, kecuali kalau kita mendapat perto-
taklim dan lain sebagainya. Gagalnya seorang longan-Nya. Allah mengetahui persis kebu-
ibu atau ayah dalam menyelesaikan masalah tuhan kita, lebih tahu dari diri kita sendiri. Dia
keluarga diakibatkan karena lemahnya kete- tahu persis masalah yang akan menimpa kita,
rampilan dan sikap kita dalam menyikapi dan jauh lebih tahu dari diri kita sendiri. Makanya
mensiasati masalah tersebut. Allah berkalam (QS. At-Thalaaq: 2): “…
Kedua, Gemar beramal; Setiap ilmu ti- Barang siapa yang bertakwa kepada Allah,
dak akan membawa manfaat, kecuali bila su- niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
dah terwujud dalam bentuk amal. Artinya, se- keluar.”
seorang tidak akan mendapatkan sesuatu yang Rumah tangga yang senantiasa mening-
ia inginkan tetapi dari apa yang ia laku- katkan ketaatannya kepada Allah akan senan-
kan.Oleh karena itu syarat kedua dalam berke- tiasa dikaruniai oleh-Nya jalan keluar atas se-
luarga ideal setelah menguasai ilmu adalah gala urusan dan masalah yang dihadapinya.
gemar mengamalkannya. Jangan menuntut se- Rumah seluas apapun akan terasa sempit kalau
suatu kepada orang lain, tetapi tuntutlah diri penghuninya tidak ikhlas, kekayaan yang me-
sendiri untuk senantiasa berbuat kebaikan se- limpah ruah tidak akan bisa dinikmati kalau
maksimal mungkin. Bukankah Allah telah tidak ikhlas. Jadi apa pun yang kita lakukan
berfirman (QS al-Zalzalah: 7-8): ”Barang siapa harus ikhlas seperti ikhlasnya BAB kita di pagi
berbuat kebajikan sebesar zarrah pun, niscaya hari.
ia kan melihat balasannya. Dan barang siapa Keempat, Bersih hati: Setiap saat ujian
berbuat kejahatan sebesar zarrah pun, niscaya dan masalah bukan tidak mungkin datang
ia akan melihat balasannya pula.” Seorang su- melanda rumah tangga. Bagaimana suami atau
ami yang bekerja keras menyayangi istrinya istri menyikapinya? Ternyata kunci menyi-
dengan ikhlas istri pun akan menyayangi su- kapinya adalah terletak pada Qalbu (hati). Mau
ami dengan ikhlas begitupun sebaliknya. dibuat rumit atau sederhana masalah itu ter-
Ketiga, Ikhlas: Sehebat apa pun amalan serah diri suami atau istri yang akan memetik
kita tidak akan bermanfaat di hadapan Allah, hasilnya dan merasakannya.
kecuali amal-amal yang dilakukan dengan ikh- Setiap masalah dapat menjadi rumit atau
las. Orang yang ikhlas adalah orang yang ber- sederhana. Semuanya tergantung pada kondisi
buat sesuatu tanpa berharap mendapatkan apa hati yang kita miliki, yang akhirnya membuat

117
Psympathic, 2009, Vol. I, No.1: 109 - 120

kita harus memutuskan harus bagaimana keluarga, pengatur strategi dan komunikasi,
menyikapinya. Padahal kuncinya adalah: “Se- juga peran-peran lainnya. Yang semua peran
sungguhnya tidak ada masalah dengan masalah, itu memerlukan persiapan fisik dan psikis agar
karena yang menjadi masalah adalah cara kita dapat mencapai apa yang menjadi impian
yang salah dalam menyikapi masalah.” keluarganya.
Oleh karena itu, hati yang bersih adalah Peran istri dapat menjadikan rumah ba-
bekal utama keempat yang harus dimiliki oleh gaikan syurga bagi anggota keluarganya, tem-
sebuah rumah tangga, setelah mempunyai be- pat curahan hati suami dan anak-anaknya, siap
kal ilmu, amal, dan keikhlasan. Bersih hati, ti- melahirkan, menyusui dan membesarkan serta
dak bisa tidak, akan menjadi senjata pamung- mendidik anak-anaknya. Serta peran-peran
kas dalam menyiasati serumit dan sesulit apa lainnya yang melekat pada istri, semua itu
pun masalah yang muncul dalam keluarga. membutuhkan ilmunya agar selaras dengan apa
Adapun buahnya sudah dapat dipastikan yang dicita-citakan keluarganya yaitu “Baiti
adalah rumah tangga yang tenang, tentram, Jannati”.
penuh cinta kasih, dan selalu saling me- Baiti jannati diidentifikasi sebagai ru-
ngingatkan dalam hal meningkatkan kedekatan mah yang dapat memberikan ketenangan jiwa,
diri kepada Allah Swt. menjadi pusat ilmu, pusat nasehat dan pusat
Kelima, Komitmen membangun sinergi berbagai kemuliaan. Pusat ketenangan rumah
dalam keluarga: Sebuah keluarga dimulai de- dan anggotanya mampu memberikan ketena-
ngan adanya ijab dan qabul, begitu pun dalam ngan dari berlumurnya keringat suami, bersim-
kehidupan berkeluarga antara suami, istri dan bah keluh, bekerja dengan keras, ia selalu me-
anak-anak harus memahami posisi masing- rindukan untuk pulang ke rumah. Karena ba-
masing, serta hak dan kewajibannya. Tak ginya rumah adalah sumber ketenangan dan
ubahnya seperti bangunan dengan komposisi ketentraman yang tidak akan diperoleh dalam
dan bahan bangunannya. Begitu pun dengan hiruk pikuknya kehidupan dunia.
mertua jika tidak pandai menjaga diri dapat Rumah sebagai pusat ilmu; mencirikan
mengaduk-aduk rumah tangga anaknya sendiri. adanya motivasi dalam mencari ilmu. Kegigi-
Suami sebagai pemimpin keluarga, tentu han sebuah rumah tangga dalam meluaskan
akan menjadi pemimpin jika ada yang dipim- ilmu adalah kekayaan yang amat berharga.
pin. Pemimpin yang baik adalah pemimpin Rumah sebagai pusat nasehat: rumah
yang mau bekerjasama memajukan seluruh tangga yang bahagia adalah rumah tangga
anggota yang dipimpinnya untuk meraih ke- yang dengan sadar menjadikan kebiasaan sa-
suksesan dunia dan akhirat. ling menasehati, serta saling mengoreksi kebe-
Disamping sebagai pemimpin, suami naran dan kesabaran, sebagai bagian keka-
berperan sebagai pelindung, pencari rizki, pen- yaannya.
didik keluarga, penggali potensi anggota

118
Keluarga dan Problematikanya Menuju Keluarga Sakinah (N. Kardinah)

Adapun rumah sebagai pusat kemuliaan: jannati yang mampu memberikan ketenangan
jadikan rumah tangga kita bagaikan sinar ma- dan ketentraman bagi semua anggota keluar-
tahari yang menerangi kegelapan, menum- ganya, menjadikan rumah sebagai pusat ilmu,
buhkan bibit-bibit dan menyegarkan yang layu, pusat nasehat, dan pusat berbagai kemuliaan.
yang selalu dinanti dan membuat gembira yang
terkena tebaran cahayanya. Pancarkan cahaya
Daftar Pustaka
kebahagiaan itu khususnya kepada orang tua
kita dan kepada orang-orang di sekitar kita.
Gymnastiar, Abdullah. (2005). Sakinah (Ma-
najemen Qalbu untuk Keluarga),
Penutup Bandung: Khas MQ
Departemen Agama. (2000) Al-Quran dan
Demikianlah deskripsi umum keluarga
Terjemahannya, Bandung,: Diponegoro,
dan problematikanya menuju keluarga sakinah. Depdiknas, (1989) Kamus Besar Bahasa Indo-
nesia, Jakarta: Balai Pustaka
Tentunya belum mencakup berbagai aspek me-
Hurlock, Elizabeth B. (1993). Psikologi Per-
ngenai keluarga hal ini membuka peluang pe- kembangan (Suatu Pendekatan Sepan-
jang Rentang Kehidupan), Jakarta:
nulisan penulis selanjutnya. Akan tetapi secara
Erlangga
umum kita dapat mengambil hikmah dari apa Hadi, Saikhul. (2004). Kiat Membangun Ke-
luarga Bahagia, Jogjakarta: Cinta Pena
yang penulis tulis mengenai keluarga ini. Bah-
wa keluarga adalah komunitas terkecil yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Walaupun
dalam realitas kehidupan ada berbagai keluar-
ga seperti yang penulis jelaskan di atas.
Kehidupan keluarga tidaklah mudah
akan tetapi akan banyak problematika yang
menghadang baik itu mulai dari masalah anak,
ekonomi, pendidikan, kasih sayang, penye-
suaian pasangan perkawinan dan masalah lain-
nya. Semua itu membutuhkan pemecahan yang
logis, efektif dan efesien agar apa yang men-
jadi impian keluarga dapat terwujud, yaitu ke-
luarga yang bahagia.
Keluarga bahagia (keluarga sakinah),
memerlukan persiapan ilmu, mampu meng-
amalkannya, dilakukan dengan ikhlas, selalu
menjaga hati dan membutuhkan komitmen un-
tuk bersinergi dalam peran masing-masing.
Serta mampu menjadikan rumah sebagai baiti

119
Psympathic, 2009, Vol. I, No.1: 109 - 120

120

Anda mungkin juga menyukai