Di susun oleh:
FRISKA ANANDA BARAU
NIM: 115021020
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kasih dan rahmatNya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan tugas laporan kasus Kelainan Seksual mata kuliah
Psikologi II dengan baik dan tepat waktu.
Penyusun sangat berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi
referensi untuk menambah ilmu dan wawasan para pembaca semua. Penyusun juga
berterima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu sehingga laporan ini dapat
terselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan, baik dari segi penyusunan bahasa maupun aspek lainnya. Kritik dan saran
dari pembaca tentunya sangat diharapkan demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Penyusu
n
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
A. Biodata Singkat Subjek............................................................................... 4
B. Data Yang Diperoleh Dari Observasi......................................................... 4
C. Landasan Teori
1.Pengertian Lesbian...................................................................................... 6
2. Relasi Lesbian............................................................................................ 7
3. Lesbian Didalam Masyarakat..................................................................... 9
4. Pengertian Mixed Orientation Marriage ................................................... 9
D. Ulasan Materi .............................................................................................. 10
E. Kesimpulan................................................................................................... 12
F. Saran.............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
A. Biodata singkat subjeks
1. Subjek 1
Nama (inisial) : NN
Umur : 32 Tahun
Suku : Minang
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Usia pernikahan : 13 tahun
Junlah anak :2
Pendidikan : SMA
Jenis Kelainan : Lesbian ”kelainan seksual”
2. Subjek 2
Nama (inisial) : NM
Umur : 31 Tahun
Suku : Jawa
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Usia pernikahan : 8 tahun
Junlah anak :2
Pendidikan : S1
Jenis Kelainan : Lesbian ”kelainan seksual”
B. Data yang diperoleh dari observasi
1. Motif yang mendasari individu lesbian untuk menikah dengan lawan jenis
Tekanan dari orang tua akibat perjodohan dengan pilihan orang tua
Tekanan lingkungan yang serta kurangnya dukungan dari orang terdekat
Dampak tekanan psiologis sehingga mereka melakukan hal tersebut.
Memanas manasi pacar perempuanya sehingga terpaksa menikah
Merasa memalukan keluaraga karena keluaga tidak dapat menerima LGBT
Merasa salah satu jalan keluar dari semua tekanan yang ada
Terjadinya suatu konflik dengan pacar perempuan sehingga timbul kesadaran
2. Relasi individu dengan suaminya dalam kehidupan sehari-hari
Merasa cukup dekat dengan suami seperti layaknya berteman
Merasa hubungan mereka cenderung dingin dan tampak baik dari luar saja
Merasa disayangi dan diperhatikan akan tetapi merasa lebih rishi dan tidak
nyaman
Sikap suami lebuh mendominasi dan sifat posesif meskipun suami
menyanyanginya
Timbul sikap keras sehingga suami tidak gampang menerima perlakuan dan
permintaan suami
Kadang mereka akan mengungkapkan ketidaknyamanannya secara langsung
Adanya prilaku yang tidak nyaman yang secara tidak langsung terlihat
Ketika terjadi konflik suami lebih mengalah
3. Konflik yang dihadapi selama menjalani mixed orientation marriage
Timbulnya pertemgkaran akibat ketidaknyaman dan perasaan malas
Perbedaan cara mengasuh anak membuat timbulnya keinginan bercerai
Suami lebih sering menunjukan pertemgkaran di depan anak
Suami yang kurang mendengarkan apa yang disampaikan dan membuat
kesalahan yang berulang
Hubungan seksual yang tidak dikehandaki, seperti berhubungan pada saat tidur
sehingga si istri merasa tdk di hargai
Keinginan tidak mau hamil akan tetapi hal itu terjadi sehingga terjadi upaya
mengugurkan kandungan
Suami menjadikan anak sebagai senjata pada saat marah terhadap subjek
Rasa tidak mau mengalah satu sama lain
4. Cara lesbian menghadapi dan menyelesaikan konflik-konflik
Mengingatkan suami untuk tidak elakukan hal tersebut lagi
Berusaha menyembunyikan anak dikamar atau keluar kota apabila terjadi
pertengkaran
Mengalah dan rela menurunkan ego demi anak
Merasa berpura pura sedang tidak terjadi pertengkaran diantara
Keduanya berusaha mempertahankan pernikahan
5. Dampak yang dialami yang dialami selama menjalani mixed orientation
marriage
Timbulnya pikiran negatif diri yaitu kurang Bahagia, merasa terpaksa,putus asa
dan terkekang
Merasa tidak berarti dan merasa hubungan sia sia akibat timbulnya konflik
Merasa ketakutan dan takut jati dirinya terbongkar akibat perselingkuhan
Sering merasa tertekan,Lelah, muak dan jenuh akibat berpura pura Bahagia
agar terlihat baik baik saja
Perasaan kasihan dan tidak tega terhadap perempuan yang menjadi pacaranya
Merasa kasihan terhadap anaknya akibat sering bertengkar
Merasa hubungan seksual dengan suami suatu keterpaksaan
Sering melakukan kebohongan
Sering merasa berkonflik dengan batin
Sering timbul perasaaan tidak yakin
6. Dampak kehadiran anak bagi relasi dengan suami dan individu
Memberikan motivasi dan semangat untuk menjadi kuat dan bertahan
Menjadikan anak sebagai pelarian ketika terjadi masalah
Kehadiran anak akan mempengaruhi pola konflik yang dialami
Berusaha menyembunyikan konflik bahkan mengurangi konflik secara
langsung
7. Harapan individu lesbian terhadap pernikahanya
Memiliki angan angan untuk bercerai dari suaminya dan telah
mempersiapkannya dari saat ini.
Berusaha membuat keluarganya memdukung percerainya
Mempersiapkan modal untuk hidup mandiri
Berusaha mempersiapakan anak-anaknya untuk kuat menghadapi perceraian
setelah dewasa dengan memberi pengertian
Berupaya tidak menutup nutupi kebenaran dan ingin menjadi diri sendiri dan
berharap anaknya dapat menerimanya apa adanya
Berupaya memberikan pemahaman yang luas kepada anaknya agar memiliki
wawasan yang luas,berpikiran terbuka, bisa toleransi dan tidak diskriminasi
C. Landasan teori
1. Pengertiani Lesbian
Orang cenderung sangat tertarik satu sama lain jika mereka memiliki
kesamaan sikap dan karakteristik demografi (Berscheid & Walster dalam Peplau
et al, 1982). Meskipun demikian, beberapa peneliti menemukan bahwa
"kesamaan" merupakan hal yang kurang diperhatikan dalam relasi lesbian karena
"identitas lesbian" menjadi pertimbangan yang paling penting. Cotton (dalam
Peplau et al, 1982) bahkan berspekulasi bahwa lesbian cenderung memilih
pasangan yang berbeda dari diri mereka dalam hal karakteristik sosial dan
ekonomi
3. Lesbian di dalam Masyarakat
Mixed orientation marriage membawa individu lesbian dalam situasi yang sangat
kompleks dan problematik. Individu harus berhadapan dengan ketidaknyamanan
karena harus berelasi intim, fisik maupun emosional, dengan seorang lawan jenis. Hal
ini tentu mempengaruhi relasi suami-istri di dalam pernikahan. Relasi individu dengan
suaminya cenderung dingin dan banyak diwarnai konflik, sehingga memunculkan
berbagai emosi negatif di diri individu lesbian, misalnya perasaan tidak bahagia, putus
asa, tertekan, lelah, takut dan lain sebagainya. Pernikahan di sisi lain juga berdampak
pada relasi individu di dalam lingkungan sosialnya. Terhadap lingkungan secara
umum, individu cenderung bersikap negatif sebagai balasan atas perlakuan yang
diterimanya. Dengan komunitas LGBT, individu cenderung menghindar dan menjauh
karena merasa tidak lagi diterima.
Jika berfokus pada konflik interpersonal, konflik individu lesbian dengan suami
cenderung bervariasi, mulai dari konflik kecil hingga konflik besar dan berlarut-larut.
Bentuk pengungkapan maupun penyelesaiannya pun juga berbeda satu sama lain.
Meskipun demikian, salah satu konflik yang pasti terjadi dalam mixed orientation
marriage adalah adanya ketidakpuasan dan ketidaknyamanan dalam hubungan seksual.
Individu di dalam penelitian ini belum menemukan cara yang efektif untuk
meregulasi diri dalam menghadapi situasi sulit di pernikahan. Kedua individu hanya
berusaha berdamai dengan keadaan dan menjalani hidup apa adanya. Anak memang
membuat kedua individu merasa lebih kuat, namun besarnya tekanan yang dihadapi
membuat kedua subjek yang menikah secara terpaksa pada akhirnya berusaha untuk
keluar dari relasi dengan segala cara, bahkan dengan mengkambinghitamkan suami.
Hal ini juga dikarenakan munculnya kesadaran dalam diri individu bahwa pernikahan
yang tidak sehat akan memberikan dampak buruk bagi perkembangan psikologis anak.
F. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN