PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
intervertebralis dan iritasi persendian posterior. Rasa nyeri pada spondylosis ini
Soeharso, 2015).
spondylosis lumbal dapat mulai berkembang pada usia 20 tahun. Hal ini
meningkat, dan mungkin tidak dapat dihindari, bersamaan dengan usia. Kira-kira
84% pria dan 74% wanita mempunyai osteofit vertebralis. Di Amerika Serikat,
lebih dari 80% individu yang berusia lebih dari 40 tahun mengalami spondylosis
Maliawan, 2009).
Adapun Spondylosis lumbalis diindonesia terjadi pada pria 8,2% dan wanita
13,7% terjadi pada usi 45-65 tahun (Persatuan Dokter Saraf Indonesia ,2012).
Sedangkan di Banjarmasin tepatnya di Rumah Sakit Drs. Moch Anshari Saleh
terdapat 180 Orang kunjungan setiap bulan yang mengalami yang mengalami
low back pain myogenik termasuk spondylosis lumbalis (Rekap Rumah Sakit
nyeri pada punggung bawah, terbatasnya lingkup gerak sendi lumbal, adanya
melakukan gerakan membungkuk, berjalan dalam waktu yang lama dan duduk
dalam waktu yang lama karena adanya nyeri yang dirasakan. Disability dalam
masyarakat di lingkungannya.
Stimulation (TENS) dan Terapi Latihan berupa William Flexion Exercise serta
kulit dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri. Pemberian TENS
yang rusak tersebut, sehingga dengan berkurangnya nyeri pada punggung bawah
Dr. Paul Williams pada tahun 1937. Latihan William Flexion Exercise ini
memfleksikan lumbo sacral spine, terutama otot-otot abdominal dan otot gluteus
(Luklukaningsih, 2014).
penderita low back pain setelah 6 minggu pengobatan . Dan penelitian Eddy
Triono, Rini Widarti (2018) “ penerapan william flexion pada kasus nyeri
judul penelitian “penetalaksaan fisioterapi pada kondisi low back pain akibat
wiliam fleksi” disebutkan dijurnal tersebut TENS dan Wiliam Flexion Exercise
aktivitas fisik pasien menjadi lebih baik. Sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Rumah Sakit Drs.Moch Anshari Saleh Banjarmasin
tentang penatalaksaan fisioterapi pada kondisis low back pain akibat spondylosis
lumbalis.
B. Rumusan Masalah
gangguan fungsional lumbal akibat spondylosis dengan TENS dan William Flexion
Exercise?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Flexion Exercise.
2. Tujuan Khusus
1. Teoritis
a. Bagi Peneliti
Spondylosis Lumbalis.
b. Institusi Pendidikan
Spondylosis Lumbalis.
2. Praktisi
a. Bagi Pasien
b. Bagi Masyarakat
Lumbalis.