Anda di halaman 1dari 6

C.

Efektifitas Foot and Hand Massage terhadap Nyeri Post SC


The American Massage Therapy Association mendefinisikan massage sebagai

"manipulasi jaringan lunak secara manual, termasuk memegang, menyebabkan

gerakan, dan atau memberikan tekanan pada tubuh" (Fletcher, 2009

dalamLindquist, Snyder, & Tracy, 2014)). Sederhananya, "massage adalah

manipulasi terapeutik dari jaringan lunak tubuh dengan tujuan mencapai

normalisasi jaringan-jaringan " (Wieting & Cugalj, 2011 dalam Lindqut, et al.,

2014).
Beradasarkan data hasil penelitian di atas disebutkan bahwa rat-rata skala nyeri

sebelum dilakukan foot and hand massage adalah 6,23, sementara rata-rata skala

nyeri setelah dilakukan foot and hand massage adalah 4,74. Sementara itu, nilai p

pada uji beda wilcoxon adalah 0,000. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skala nyeri sebelum dan sesudah

dilakukan foot and hand massage, sehingga dengan demikian H1 diterima yang

artinya foot and hand massage efektif terhadap penurunan nyeri post SC.
Massage merupakan salah satu terapi keperawatan yang dapat diberikan dalam

menurunkan skala nyeri pasien. Hasil penelitian menyebutkan terdapat selisih

sebesar 1,49 antara skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan foot and hand

massage. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Paryono &

Prihati (2017) yang menyebutkan bahwa massage atau pijat dapat pijat refleksi

dapat mengurangi nyeri haid (Dismenore) pada wanita di Panti Yatim Putri Daerah

Klaten Tahun 2016. Hal tersebut terjadi karena dengan pijat refleksi dapat

merangsang titik refleks dan membawa keseimbangan dari delapan sistem tubuh

agar tubuh bekerja sama secara harmonis dan serempak dan dengan demikian

menciptakan perasaan kesejahteraan dan optimal kesehatan. Selain itu pijat

refleksi merangsang organ, saraf, kelenjar dan bagian lain dari tubuh terhubung ke
daerah refleks atau titik refleks pada kaki. Dengan merangsang daerah-daerah

tersebut dengan menggunakan teknik kompresi dan bentuk pijat dengan ibu jari,

jari-jari dan tangan, dapat membuat respon langsung di daerah tubuh yang terkait.

Menurut peneliti pemeberian terapi keperawatan menggunakan teknik pijat

mampu dijadikan sebagai salah satu terobosan dalam mengurangi skala nyeri.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, Arifah, & Widiastuti

(2013) menyebutkan bahwa pijat punggung dapat menurunkan skala nyeri

terhadap adaptasi nyeri persalinan fase aktif lama kala ii dan perdarahan

persalinan pada primigravida. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pemakaian teknik pijat punggung dapat

membantu menurunkan skala nyeri yaitu dengan memberikan efek rileks dan

santai sehingga akan mengurangi ketegangan karena dilepaskannya endorfin yang

dapat membantu mengurangi skala nyeri pasien. Selain itu, perasaan santai dan

tenang dapat mengubah tingkat oksidasi monoamine yang metabolisme

serotonine. Padahal, serotonine adalah zat kimia yang bisa menghilangkan rasa

sakit. Dengan kata lain, relaksasi dan sentuhan bisa membantu menghilangkan

rasa sakit. Menurut peneliti, pemberian pijat merupakan suatu terapi keperawatan

yang dapat memberikan efek rileksasi sehingga, penurunan skala nyeri dapat

terjadi akibat respon rileks yang didapat oleh seseorang.


Penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Satria (2018) dengan judul penelitian “pengaruh sebelum dan

sesudah dilakukan pijat punggung teknik counterpressure terhadap pengurangan

rasa nyeri ibu berrsalin kala I fase aktif di klinik bidan Elviana tahun 2017”

menyebutkan bahwa terdapat pengaruh nyeri yang signifikan sebelum dan

sesudah dilakukan pijat punggung teknik counterpressure dengan p value= 0.000,


dimana hal tersebut berarti terdapat pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan pijat

punggung teknik counterpressure terhadap pengurangan rasa nyeri ibu berrsalin

kala I fase aktif. Counterpressure dapat mengatasi nyeri tajam dan memberikan

sensasi menyenangkan yang melawan rasa tidak nyaman pada saat kontraksi

ataupun di antara kontraksi. Counterpressure dilakukan menggunakan tumit

tangan untuk memijat daerah lumbal selama kontraksi yang dapat membantu

mengurangi sensasi rasa sakit dan transmisi impuls nyeri ke otak. Menurut

peneliti pemberian pijat dengan counterpressure dapat mengurangi skala nyeri

dengan cara memberikan efek menyenangkan sehingga dapat mengurangi sensasi

rasa sakit dan transmisi impuls nyeri ke otak


Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Fadilah, Astuti, & Santy (2016)

menyebutkan bahwa terdapat pengaruh teknik relaksasi hand massage terhadap

nyeri pada pasien kanker payudara. Hal tersebut terjadi karena Stimulasi kulit

akan merangsang serat-serat non- nosiseptif yang berdiameter besar untuk

menutup gerbang bagi serat-serat berdiameter kecil yang menghantarkan nyeri

sehingga dapat dikurangi. Dihipotesiskan bahwa stimulasi kulit juga dapat

menyebabkan tubuh mengeluarkan endorphin dan neurotransmitter lain yang

menghambat nyeri Teknik dalam melakukan hand massage lebih ditekakan pada

masage di punggung tangan dan pergelangan tangan, karena di dua tempat

tersebut terdapat titik meridian jantung yang melewati dada. Titik ini membantu

dalam pelepasan endorfin ke dalam tubuh yang dapat memperlancar peredaran

darah dan menutrisi sel, sehingga menimbulkan efek relaksasi. Sehingga menurut

peneliti dengan dilakukan hand massage tubuh akan melepaskan hormon endorfin

yang dapat menimbulkan efek relaksasi sehingga skala nyeri dapat menurun.
Penelitian lain yang terkait yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto,

Hadisaputro, & Supriyadi (2015) dengan judul “ Efektifitas Foot and Hand

Massage terhadap Respon Fisiologis dan Intensitas Nyeri pada Pasien Infark

Miokard Akut” menyebutkan bahwa setelah dilakukan foot and hand massage

sebanyak 4 kali 20 menit selama 2 hari skala nyeri dapat berkurang menjadi skala

nyeri ringan. Hal tersebut terjadi karena massage mempengaruhi aktifitas syaraf

otonom mempersepsikan relaksasi, selain itu massage dapat memperlancar

peredaran darah vena. Menurut peneliti pemberian terapi keperawatan massage

dapat memberikan efekrelaksasi dan memperlancar aliran darah vena.


D. Keterbatasan Penelitian
1. Instrumen Penelitian
Penelitian ini dilakukan berdasarkan teori yang sudah ada

sebelumnya. Penilaian dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dilakukan

intervensi dan 30 menit setelah dilakukan terapi keperawatan foot and

hand massage. Adapun keterbatasan penelitian ini yaitu instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini masih kurang lengkap dalam mencatat

data selama penelitian. Sehingga peneliti masih membutuhkan catatan lain

untuk mencatat data yang diperlukan selama penelitian.

2. Sampel
Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 31 orang. Adapun

keterbatasan peneliti yaitu harusnya peneliti membutuhkan lebih banyak

sampel sehingga hasil yang didapat jauh lebih baik.


E. Implikasi terhadap Keperawatan
Penelitian mengenai Efektifitas Foot and Hand Massage terhadap

Nyeri Post SC di Ruang Dahlia RSD dr. Soebandi Jember bertujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh Efektifitas Foot and Hand Massage terhadap

Nyeri Post SC
Dalam implikasi terhadap pelayanan kesehatan, perlu adanya

tindakan keperawatan Foot and Hand Massage pada pasien post SC

mengingat terapi keperawatan ini merupakan salah satu terapi non

farmakologis yang dapat menurunkan skala nyeri. Selain itu karena terapi ini

adalah terapi non farmakologis, terapi ini akan meminimalisir efek samping

yang sering ditemukan pada terapi farmakologis dalam mengatasi nyeri post

SC, mengingat nyeri post SC merupakan nyeri yang akan terus berlanjut dan

dirasakan oleh ibu selama beberapa waktu setelah tindakan. Sehingga

pemeberian analgesik farmakologis akan menimbulkan efek yang mungkin

terjadi, jika dilakukan dalam jangka panjang, oleh karena itu pemeberian

terapi keperawatan Foot and Hand Massage perlu dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Fadilah, P. N., Astuti, P., & Santy, W. H. (2016). Pengaruh Teknik Relaksasi Hand
Massage Terhadap Nyeri pada Pasien Kanker Payudara di Yayasan Kanker
Indonesia Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(2), 221–226.
Hariyanto, A., Hadisaputro, S., & Supriyadi. (2015). Efektifitas Foot Hand
Massage terhadap Respon Fisiologis dan Intensitas Nyeri pada Pasien Infark
Miokard Akut: Studi di Ruang ICCU RSUD dr. Iskak Tulungagung. Jurnal
Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK), II(3), 113–122.
Lindquist, R., Snyder, M., & Tracy, M. F. (2014). Complementary & Alternative
Therapies in Nursing (8th ed.). New York: Springer Publishing Company.
Paryono, & Prihati, D. R. (2017). Pengaruh Pijat Refleksi terhadap Penurunan
Nyeri Haid pada Wanita di Panti Yatim Putri Daerah Klaten Tahun 2016.
Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 6(2), 159–167.
Rahmawati, W. R., Arifah, S., & Widiastuti, A. (2013). Pengaruh Pijat Punggung
terhadap Adaptasi Nyeri Persalinan Fase Aktif Lama Kala II dan Perdarahan
Persalinan pada Primigravida. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(5),
2014–2209.
Satria, M. (2018). Pengaruh Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pijat Punggung
Teknik Counterpressure terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Ibu Bersalin Kala
I Fase Aktif di Klinik Bidan Elviana Tahun 2017. Menara Ilmu, XII(5), 85–
92.

Anda mungkin juga menyukai