Anda di halaman 1dari 6

EVIDANCE

BASED
PRACTICE
EFEKTIFITAS FOOD HAND
MASSAGE TERHADAP RESPON
FISIOLOGIS DAN INTENSITAS
CATATAN KOREKSI
NYERI PADA PASIEN INFARK
PEMBIMBING MIOCARD AKUT : STUDI DI
RUANG ICCU

KOREKSI KOREKSI
I II

WIRANTI KUSUMA DEWI


Ruangan : CICU
Kasus : STEMI Inferior anterior
(…………… (……………
…………. …………..
…………… ……...
…………… ……………
…………) ……………
….)
PANDUAN EVIDANCE BASED PRACTICE (EBP)

1. PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskuar merupakan penyebab kematian paling umum di
dunia penyakit ni menyumbang hampir 40% kematian di Negara maju dan
28% di Negara berkembang (Gazian, 2001 dalam Ongko dan Indriati, 2014).
Miocard Infark adalah nekrosis daerah miokardial yang biasanya
disebabkan oleh suplai darah yang terhambat atau terhenti terlalu lama,
yang paling sering akibat adanya trombus akut/mendadak pada coronary
artherosclerotic stenosis, dan manifestasi klinis pertama adalah iskemia
jantung.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lip, etal (1996) menyebutkan


bahwa sebagian besar (21%) pasien infark miocard mengalami nyeri dada.
Penanganan nyeri dada dengan foot hand massage sendiri adalah bentuk
massage pada kaki atau tangan yang didasarkan pada premis bahwa
ketidak nyamanan atau nyeri diarea spesifik kaki atau tangan berhubungan
dengan bagian tubuh atau gangguan (Stiwell, 2011). Menurut Furlan et,al
(2004) massage telah ditemukan untuk menghasilkan respon relaksasi dan
memberikan dampak positif untuk mengurangi nyeri, teori ini sering
dijelaskan pada teori kontrol gerbang, dengan pijatan merangsang serabut
syaraf berdiameter besar yang memiliki input penghambatan pada sel-T
(Mariah dan Ruth 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Huang and Chen pada tahun 2010 yang
membuktikan efektifitas terapi alternative dan komplementer dapat
digunakan pada klien kritis dengan hasil penelitian massage atau pijat,
mengubah posisi dapat menurunkan nyeri punggung ada klien miocard
akut

Tn A. dengan diagnosa medis STEMI Inferior anterior kilip II, dengan


tingkat kesadaran composmentis tetapi tampak gelisah, saat dikaji klien
megeluh nyeri pada bagian dada kiri, nyeri dirasakan seperti tertimpa
beban berat serta menjalar kepunggung dengan skala nyeri 6. Nyeri juga
bertambah saat klien menghirup nafas. Klien mengatakan walau sudah
diberi obat nyeri masih muncul 1 jam setelahnya.

2. ANALISIS JURNAL
Hariyanto, Hadisaputro dan Supriyadi (2015) melakukan penelitian mengenai
efektifitas foot hand massage terhadap respon fisiologis dan intensitas nyeri
pada pasien infark miocard akut di ruang ICCU RSUD DR. Iskak Tulung
agung. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh fot hand
massage terhadap respon fisiologis dan intensitas nyeri pada pasien infark
miocard akut. Design penelitian ini menggunakan True experiment dengan
bentuk Random Pretest-Posttest Control Group Design. Pengambilan sampel
dengan simple random sampling besar sampel sebanyak 36 responden
terdiri dari 18 kelompok perlakuan dan 18 kelompok kontrol. Penelitian ini
juga telah memenuhi persyaratan etik dan telah mendapat izin dari
ethnical clearance komisi etik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Dipenogoro No 35/EC/FKM/201. Intervensi dilakukan selama 4 kali 0
menit dalam hari

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa foot hand massage


berpengaruh terhadap respon fisiologis dan intensitas nyeri pada miocard
akut ditunjukan dengan tekanan darah sistol pasien infark miocard akut
secara statistic dalam uji paired t-test diperoleh rata rata tekanan darah
sistol sebelum dilakukan intervensi adalah 133,72 mmHg, sedangkan
sesudah perlakuan tekanan darah sistol rata-rata 119,94 dan p-value
kurang dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tekanan
darah diastol sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan.
Pada tekanan diastol juga menunjukan adanya perubahan dalam uji
Wilcoxon pada keompok perlakuan. Hasil uji Wilcoxon nandi sebelum dan
sesudah intervensi pada kelompok perlakuan juga menunjukan bahwa nadi
pasien secara statistik menunjukan nilai p-value kurng dari 0,05 sehingga
menunjukan terdapat perbedaan nadi sebelum dan sesudah foot hand
massage. Hasil analisis Wilcoxon pada respirasi juga menunjukan p-value
kurang dari ,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang
bermakna sebelum dan sesudah inervensi dan hasil uji Wilcoxon pada
intensitas nyeri pasien pada kelompok perlakuan diperoleh data nilai
median intensitas nyeri sebelum intervensi adalah 5,50 dengan intensitas
nyeri minimum 4 dan maksimal 6, sedangkan sesudah intervensi intensitas
nyeri 1,00 dengan intensitas nyeri minimum 0 dan maksimal 3. Hasil uji
statistik p-value kurang dari 005 sehingga dapat disimpulkan terdapat
perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi.

Pada uji Mann-Whitney menunjukan bahwa terdapat perbedaan tekanan


darah, nadi dan respirasi sistol sistol dan diastole antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol sesudah intervensi slain itu uji Mann-
Whitney pada intensitas nyeri pasien pada kelompok perlakuan diperoleh
data median intensitas nyeri sesudah intervensi adalah 1,00 dengan
intensitas nyeri minimum 0 dan maksimum 3 sedangkan pada kelompok
kontrol didapatkan nilai median intensitas nyeri minimum 3 dan
maksimum 5. Hasil uji statistik didapatkan p-value kurang dari 0,05
sehingga disimpulkan terdapat perbedaan intensitas nyeri antara
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sesudah foot hand massage.

3. PEMBAHASAN
Tn A. dengan diagnosa medis STEMI Inferior anterior kilip II, dengan
tingkat kesadaran composmentis tetapi tampak gelisah, saat dikaji klien
megeluh nyeri pada bagian dada kiri, nyeri dirasakan seperti tertimpa
beban berat serta menjalar kepunggung dengan skala nyeri 6. Nyeri juga
bertambah saat klien menghirup nafas. Klien mengatakan walau sudah
diberi obat nyeri masih muncul 1 jam setelahnya.

Nyeri dada merupakan keluhan atau gejala yang khas pada infark miocard. Nyeri
yang dirasakan yaitu nyeri dada sentral yang berat, menjalar ke lengan kiri,
bahu, punggung, leher, rasa tercekik atau rahang bawah (rasa ngilu) kadang
penjalarannya ke lengan kanan atau kedua lengan. Penatalaksaan nyeri dada kiri
pada pasien infark miocard harus dilakukan secara tepat karena sangat
menentukan prognosis penyakit. Penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan melalui
terapi medis dan asuhan keperawatan. Dalam pengelolaan nyeri dada perawat
juga memiliki peranan, dimana dalam melakukan inervensi keperawatan
meliputi intervensi mandiri maupun kolaboratif. Adapun intrvensi kolaboratif
berupa pemberian farmakologi dan pada intervensi mandiri salah satunya
pemberian relaksasi salah satunya adalah relasasi foot hand massage.

Foot hand massage berpengaruh terhadap respon fisiologis nyeri pasien infark
miocard akut diantaranya yang dipengaruhi adalah tekananan darah sistol,
tekanan darah diastol, nadi, respirasi serta leukosit dengan hasil pnelitian p-
value < 0,05 (Hariyanto, Hadisaputro dan Supriyadi, 2015) . Hal ini membuktikan
bahwa dengan foot hand massage sesuai dengan pendapat Meek (1993) yang
menyebutkan bahwa massage mempengaruhi aktifitas syaraf autonom,
mempersepsikan relaksasi serta dalam Trisnowiyanto (2012) menjelaskan bahwa
massage dapat melancarkan peredaran darah terutama pda peredaran vena.
Tindakan foot hand massage juga sangat berpengaruh terhadap intensitas nyeri.
Tindakan non farmakologis refleksiologi, sentuhan terapetik merupakan
tindakan suportif untuk mengatsai nyeri. Tindakan massage merupakan salah
satu upaya relaksasi yang mengaktifkan thalamus untuk mengeluarkan
endoprine enkafalin yang dapat mengatasi nyeri.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan raian diatas dapat disimpulkan bahwa foot hand massage
sangat efektif dan aman untuk mengatasi nyeri infark miocard akut karena
berefek relaksasi mengaktifkan hormone endoprine. Penelitian ini juga
bersifat aplikatif sehingga dapat menjadi salah satu pilihan management nyeri
non farmakologi dalam intervensi keperawatan.

5. RREFERENSI
Hariyanto, Hadisaputro dan Supriyadi. (2015). Efektifitas Fppt Hand
Massage Terhadap Respon Fisiologis dan Intensitas Nyeri Pada Pasien Infark
Miocard Akut : Studi di Ruang ICCU RSUD DR . Iskak Tulungagung, Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Volume II, No 3, Desember 015 : 113-122 .
Mariah. S, and Ruth. L (2010). Compementary and Alternative
Therapies in Nuring, Springer Publishing Company, LCC 11.

Trisnowiyanto. B. (2012). Keterampilan Dasar Massage, penerbit Nuha


Medika Jogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai