Anda di halaman 1dari 10

Lampiran 1

HASIL PENELUSURAN JURNAL KEPERAWATAN TENTANG APLIKASI


TEKNIK GENGGAM JARI DALAM KONTEKS METODE
JIN SHIN JYUTSU (JSJ) SEBAGAI BAGIAN DARI
KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

1. Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan


Intensitas Nyeri Disminore Pada Mahasiswi Stikes Bina Generasi
Polewali Mandar

Teknik mengenggam jari merupakan bagian dari teknik Jin Shin


Jyutsu. Jin Shin Jyutsu adalah akupresur Jepang. Bentuk seni yang
menggunakan sentuhan sederhana tangan dan pernafasan untuk
menyeimbangkan energy di dalam tubuh. Tangan (jari dan telapak tangan)
adalah alat bantuan sederhana dan ampuh untuk menyelaraskan dan
membawa tubuh menjadi seimbang. Setiap jari tangan berhubungan dengan
sikap sehari-hari. Ibu jari berhubungan dengan perasaan khawatir, jari
telunjuk berhubungan dengan ketakutan, jaritengah berhubungan dengan
kemarahan, jari manis berhubungan dengan kesedihan, dan jari kelingking
berhubungan dengan rendah diri dan kecil hati (Hill, 2011)
Hasil analisis data tentang pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari
sebelum dan sesudah menunjukkan nilai signifikasi (p) 0,00 artinya p < α,
dengan nilai< 0,05 yang berarti ada pengaruh yang bermakna sebelum dan
sesudah pemberian relaksasi genggam jari. Nyeri dismenore dari 20
responden didapatkan bahwa responden paling banyak adalah nyeri berat
yaitu nyeri berat sebanyak 11 responden (55 %) kemudian nyeri sedang yaitu
9 responden (45 %).
Setelah diberikan relaksasi genggam jari respoden yang paling
banyak adalah nyeri sedang sebanyak 9 responden (45%) dan nyeri ringan 7
responden(35%) serta paling sedikit nyeri berat sebanyak 4 responden
(20%).
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Mardina dengan
judul “Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam Jari dan Nafas Dalam Dalam
Lampiran 1

Penurunan Nyeri Disminore “hasil penelitian denang nilai p 0,00 dikatakan


ada pengaruh terhadap penurunan nyeri dismonore, dalam penelitian ini
dengan menggenggam jari akan menghasilkan impuls yang
dikirimmelaluiserabutsarafaferen non nosiseptor. Serabutsaraf non nosiseptor
mengakibatkan tertutupnya pintu gerbang thalamus sehingga stimulus yang
menuju korteks serebri terhambat sehinggai ntensitas nyeri dapat berkurang.
Menurut Hill (2011) dengan mengenggamjari dipercaya dapat membuka
aliran energi yang terkunci yang disebut safety energy locks sehingga aliran
energy menjadi lancar.
Tindakan relaksasi dapat dipandang sebagai upaya pembebasan
mental dan fisik dari tekanan dan stress.dengan relaksasi, klien dapat
mengubah persepsi terhadap nyeri. kemampuannya dalam melakukan
relaksasi fisik dapat menyebabkan relaksasi mental. Relaksasi memberikan
efek secara langsung terhadap fungsi tubuh, seperti: Penurunan tekanan
darah, nadi , dan frekuensi pernafasan, penurunan komsumsi oksigen oleh
tubuh Penurunan ketegangan otot, meningkatkan kemampuan konsentrasi,
menurunkan perhatian terhadap stimulus lingkungan (Ns. Anas Tamsuri,
S.kep 2007).
Dari penelitian ini penulis mengambil benang merah bahwa dengan
melakukan teknik relaksasi genggam jari membuat saraf eferen yang menjadi
pengantar nyeri menjadi terhambat ke pintu gerbang thalamus dan kepusat
nyeri korteks serebri, sehingga dengan melakukan teknik relaksasi tersebut
secara konsisten maka dapat menurunkan nyeri disminore yang merupakan
masalah gangguan rasa nyaman yang dirasa kaum wanita.
Pengaruh relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri disminore
didapatkan nilai signifikasi dengan nilai signifikasi (p) 0,000; artinya p < α,
dengan nilai < 0,05, yang berartiada pengaruh pemberian relaksasi genggam
jari dismenore terhadap penurunan nyeri pada mahasiswi tersebut.
Lampiran 1

2. Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada


Pasien Post Sectio Caesarea Di Ruang Delima RSUD Kertosono

Relaksasi genggam jari menghasilkan impuls yang di kirim melalui


serabut saraf aferen non-nosiseptor. Serabut saraf non-nesiseptor
mengakibatkan “gerbang” tertutup sehingga stimulus pada kortek serebi
dihambat atau dikurangi akibat counter stimulasi relaksasi dan
menggenggam jari. Sehingga intensitas nyeri akan berubah atau mengalami
modulasi akibat stimulasi relaksasi genggam jari yang lebih dahulu dan lebih
banyak mencapai otak (Pinandita, 2012:41).
Berdasarkan hasil penelitian dari 20 responden dapat diketahui bahwa
sebagian besar dari responden mengalami nyeri ringan setelah diberikan
relaksasi genggam jari yaitu sebanyak 12 responden (60 %).Dari 12
responden 8 responden (66,7%) berusia 21-30tahun, 8 responden (66,7%)
berpendidikan SMA, 7 responden (58,3%) sebagai Ibu rumah tangga, 9
responden (75%) menjalani SC yang pertama. Hasil uji statistik data
demografi dengan pre tes di dapatkan p value usia = 0,364, p value
pendidikan = 0,371, p value pekerjaan = 0,508, p value SC= 0,449. Semua p
value> α = 0,05, sehingga nyeri setelah diberikan relaksasi genggam jari
tidak dipengaruhi oleh demografi secara signifikan.
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri
dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan
individual. Nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh
dua orang yang berbeda (Andarmoyo,2013). Faktor-faktor yang
mempengaruhi nyeri antara lain usia, jenis kelamin, kebudayaan, makna
nyeri, perhatian, ansietas, keletihan, pengalaman sebelumnya, gaya koping.
Beberapa hal yang dapat diterapkan untuk menurunkan intensitas nyeri
antara lain non farmakologis berupa akupresur, relaksasi, imajinasi
terbimbing, bimbingan antisipasi, biofeedback, hypnosis diri, stimulasi
kutaneus dan terapi musik sedangkan terapi farmakologis berupa, non
narkotik dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), Analgesik narkotik, dan
Lampiran 1

adjuvan (Potter dan Perry, 2010). Berdasarkan penelitian yang telah


dilakukan oleh Pinandita (2012) dengan judul “Pengaruh teknik relaksasi
genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi
laparatomi” didapatkan data ada perbedaan antara pre dan post dengan
perlakuan relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri.
Hasil penelitian menunjukkan setelah diberikan relaksasi genggam
jari intensitas nyeri turun menjadi nyeri ringan. Hal tersebut tidak terlepas
dari intervensi yang telah diberikan. Usia yang masih muda dan pendidikan
menengah sebagian besar responden merupakan kunci keberhasilan dari
intervensi yang dilakukan. Relaksasi genggam jari merupakan cara yang
mudah untuk dilakukan sehingga responden dengan usia dan pendidikan
menengah akan mudah menirukannya. Selain itu kesadaran yang tinggi
bahwa nyeri yang dialami merupakan proses yang wajar setelah operasi akan
membantu seseorang lebih adaptif terhadap nyeri yang dirasakan. Hasilnya
setelah dilakukan pengkajian ulang terhadap intensitas nyeri setelah
diberikan relaksasi genggam jari maka skala nyeri menjadi turun ke dalam
kategori nyeri ringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden
mengalami nyeri sedang sebelum diberikan relaksasi genggam jari yaitu
sebanyak 13 responden (65 %), sedangkan setelah diberikan relaksasi
genggam jari berubah menjadi sebagian besar responden mengalami nyeri
ringan yaitu sebanyak 12 responden (60 %). Hasil uji statistik Wilcoxon
didapatkan p value = 0,000 ≤ α = 0,05 sehingga H1 diterima dan Ho ditolak,
dapat disimpulkan ada pengaruh relaksasi genggam jari terhadap penurunan
nyeri pada pasien post sectio caesarea di ruang Delima RSUD Kertosonono.
Lampiran 1

3. Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Intensitas Nyeri pada Pasien


Post Appendiktomi
Menurut potter & perry (2005), terapi genggam jari dapat mengontrol
diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri.
Relaksasi juga dapat menurunkan kadar hormone stress cortisol, menurunkan
sumber-sumber depresi sehingga nyeri dapat terkontrol dan fungsi tubuh
semakin membaik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Karokaro M (2014) berjudul pengaruh teknik relaksasigenggam jari terhadap
penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi di RSUD Deli
Semarang Lubuk Pakam dengan hasil menggunakan uji T atau paired sample t-
test menunjukan bahwa p Value adalah 0,000 < a 0,05 berarti ada perbedaan
yang signifikan antara intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik
relaksasi genggam jari pada pasien post operasi laparatomi. Berdasarkan uji
statistic dengan menggunakan uji T atau paired sample t test menunjukkan
bahwa reratai intensitas nyeri sebelum dan sesudah teknik relaksasi genggam jari
yaitu 2,917 dengan standar deviasi 0,669. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang positif antara sebelum dan sesudah teknik relaksasi
genggam jari. Menurut asumsi peneliti, semua responden mengalami penurunan
intensitas nyeri sebelum dan sesudah teknik relaksasi genggam jari. Hal ini
terjadi karena teknik relaksasi genggam jari memberikan suatu tindakan untuk
membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stress, sehingga dapat
meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
Menggenggam jari sambil menarik nafas dalam dapat mengurangi
dan menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi, karena genggaman jari akan
menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya energy pada meridian yang
terletak pada meridian yang terletak pada jari tangan kita. Sehingga
intensitas nyeri akan berubah atau mengalami modlasi akibat stimulasi
relaksasi genggam jari yang lebih dahulu dan lebih banyak mencapai otak.
Genggam jari dapat dilakukan sendiri dan sangat membantu dapat dilakukan
sendiri dan sangat membantu dalam kehidupan sehari- hari untuk
merilekskan ketegangan fisik. Jadi, ada pengaruh teknik relaksasi genggam
Lampiran 1

jari terhadap intensitas nyeri terhadap pada pasien post appendiktomi di


ruangan bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017.
4. Terapi Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Penurunan Nyeri Sendi pada Lansia

Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri


adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya kerusakan actual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan. Proses penuaan akan menyebabkan perubahan
anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi
fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Depkes RI; 2004). Semua
sistem dalam tubuh lansia mengalami kemunduran, termasuk pada sistem
muskuloskeletal lansia sering mengalami rematik, penyakit gout, nyeri sendi
dan lumbago (Maryam, 2008). Nyeri sendi adalah suatu peradangan sendi
yang ditandai dengan pembengkakan sendi, warna kemerahan, panas, nyeri
dan terjadinya gangguan gerak. Pada keadaan ini lansia sangat terganggu,
apabila lebih dari satu sendi yang terserang (Santoso, 2009).
Hasil penelitian pada Lansia yang mengalami gangguan nyeri sendi
di RW 1 dan 2 Kelurahan Bangsal Kota Kediri sesudah diberikan perlakuan
terapi relaksasi genggam jari dengan hasil skala nyeri ringan (skala 1– 3)
sampai skala sedang (skala 7 dan 8) didapatkan bahwa pasien mengalami
nyeri ringan (skala 1- 3) sampai nyeri sedang (skala 4 dan 5) tetapi masih ada
juga yang setelah dilakukan terapi relaksasi genggam jari memiliki skala
nyeri berat yaitu skala berat (skala 3) yaitu 3 lansia (6,8%). Faktanya
ditemukan bahwa dapat diketahui nyeri Lansia yang mengalami gangguan
nyeri sendi di RW 1 dan 2 Kelurahan Bangsal Kota Kediri sesudah diberikan
perlakuan terapi relaksasi genggam jari mengalami skala nyeri 1 sampai
dengan skala nyeri 6 dengan rerata nyeri pada skala 3,48. Peneliti melakukan
intervensi selama 1 minggu (7 hari), yang pertama kali akan diajari oleh
peneliti selanjutnya lansia melakukan sendiri teknik relaksaski genggam jari
dan pada hari ketujuh peneliti melakukan evaluasi.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa sesuai dengan teori Yuliatun
(2008) yang menyatakan relaksasi dengan terapi relaksasi genggam jari
Lampiran 1

dapat meningkatkan toleransi nyeri melalui beberapa mekanisme antara lain


relaksasi ini dapat menurunkan nyeri, menurunkan respons katekolamin, dan
menurunkan tegangan otot. Hasil tersebut dibuktikan beberapa lansia dengan
nyeri sendi setelah diberikan terapi relaksasi genggam jari mengatakan
bahwa merasa lebih nyaman, lebih tenang, dan nyeri dirasa berkurang. Hal
tersebut tidak menutup kemungkinan nyeri berkurangpun tidak hanya
dipengaruhi oleh nonfarmakologi atau intervensi yang diberikan tetapi juga
dapat dipengaruhi oleh obat analgesic yang diminum oleh lansia.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum diberikan teknik
relaksasi genggam jari sebagian besar lansia mengalami nyeri sedang
sebanyak 20 lansia dan sesudah diberikan teknik relaksasi genggam jari lebih
dari 50% mengalami nyeri ringan 24 lansia. Ada perbedaan skala nyeri
sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi genggam jari dengan nilai =
0,000. Karena hasil data adalah < α yang berarti Ha diterima (Terapi
Relaksasi genggam jari berpengaruh terhadap Penurunan Nyeri Sendi pada
Lansia di RW 1 dan 2 Kelurahan Bangsal Kota Kediri), maka dapat diambil
kesimpulan bahwa skala nyeri pada Lansia di RW 1 dan 2 Kelurahan
Bangsal Kota Kediri sebelum dan sesudah diberikan perlakuan Terapi
Relaksasi genggam jari mengalami perubahan yang signifikan.
Pada hasil penelitian yang dilakukan sebelum diberikan teknik
relaksasi genggam jari bahwa sebagian besar skala nyeri responden
mengalami nyeri sedang dimungkinkan karena banyak factor seperti
perhatian responden terhadap nyeri dengan cara responden tidur untuk
mengurangi nyerinya dan dukungan dari keluarga seperti keluarga selalu
menemani ketika pasien mengeluh nyeri dengan tidak meninggalkan pasien
diruangan sendiri. Makna nyeri bagi beberapa individu dipersepsikan
berbeda-beda, jika individu memandang nyeri bukanlah suatu ancaman,
maka individu tersebut akan dapat beradaptasi dengan baik. Pada kelompok
eksperimen sesudah diberikan teknik relaksasi genggam jari terjadi
penurunan skala nyeri pada lansia dengan nyeri sendi karena teknik relaksasi
genggam jari menghasilkan relaksasi dan melancarkan sirkulasi.
Lampiran 1

5. Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan


Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea
Munculnya kecemasan menjelang operasi Sectio Caesareaadalah hal
yang wajar. Hal ini sesuai dengan penjelasan Potter dan Perry (2006) bahwa
respon psikologi yang biasanya terjadi pada pasien pre operasi yaitu
kecemasan. Tindakan operasi sectio caesarea berpotensi menimbulkan
kecemasan. Disamping pasien memikirkan kondisi dirinya sendiri, mereka
akan memikirkan tentang kondisi bayinya, sehingga hal ini dapat
mempengaruhi kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea
(Sriningsih dan Afriani, 2014).
Tingkat kecemasan seseorang berbeda-beda meskipun menghadapi
permasalahan yang sama, tetapi kecemasan tersebut ada beberapa tingkatan
atau level yaitu ringan, sedang, berat, dan panik (Stuart, 2007). Faktor-faktor
yang mempengaruhi ketika ibu akan menjalani persalinan diantaranya adalah
tingkat pengetahuan, dukungan suami, faktor ekonomi dan faktor psikologis.
Pengalaman atau pengetahuan berhubungan dengan perilaku yang didasari
oleh pengetahuan dimana seorang ibu mengalami kecemasan dengan tidak
mengetahui tentang persalinan dan bagaimana prosesnya. Kecemasan dapat
terjadi pada ibu dengan pengetahuan rendah tentang proses persalinan yang
disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh (Notoatmodjo,
2010).
Hasil penelitian menggambarkan pada kelompok kontrol tingkat
kecemasan masih tetap, rata-rata cemas cenderung sedang atau meningkat.
Sedangkan pada kelompok perlakuan yang diberikan teknik relaksasi
genggam jari tingkat kecemasan cenderung turun ke cemas ringan dan
berpotensi tidak cemas. Hal ini memberikan informasi bahwa pada kelompok
perlakuan yang diberikan teknik relaksasi genggam jarimampu memberikan
efek yaitu menurunkan kecemasan.
Menurut Liana, 2008 dalam Pinandita et al. (2012), menggenggam
jari disertai dengan menarik nafas dalam-dalam dapat mengurangi
ketegangan fisik dan emosi, karena genggaman jari akan menghangatkan
titik-titik masuk dan keluarnya energi pada meridian (saluran energi) yang
Lampiran 1

berhubungan dengan organ-organ di dalam tubuhyang terletak pada jari


tangan. Titik-titik refleksi pada tangan memberikan rangsangan secara
refleks (spontan) pada saat genggaman. Rangsangan tersebut akan
mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik menuju otak kemudian
diproses dengan cepat dan diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang
mengalami gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi menjadi lancar.
Relaksasi genggam jari dapat mengendalikan dan mengembalikan emosi
yang akan membuat tubuh menjadi rileks. Ketika tubuh dalam keadaan
rileks, maka ketegangan pada otot berkurang yang kemudian akan
mengurangi kecemasan (Yuliastuti, 2015).
Hasil pengujian hipotesis (p < 0,05) membuktikan teknik relaksasi
genggam jari signifikan menurunkan tingkat kecemasan menjelang operasi
sectio caesarea. Penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sectio
caesarea disebabkan karena teknik relaksasi genggam jari. Genggaman jari
akan menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya energi pada meridian
(saluran energi) yang berhubungan dengan organ-organ di dalam tubuh serta
emosi yang berkaitan yang terletak pada jari tangan kita (Liana, 2008 dalam
Pinandita et al, 2012). Setiap jari tangan berhubungan dengan sikap sehari-
hari. Ibu jari berhubungan dengan khawatir, jari telunjuk berhubungan
dengan ketakutan, jari tengah berhubungan dengan kemarahan, jari manis
berhubungan dengan kesedihan dan jari kelingking berhubungan dengan
rendah diri dan kecil hati (Hill, 2011).
Lampiran 1

REFERENSI

Kalsum, Ummu. 2018. Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap


Penurunan Intensitas Nyeri Disminore pada Mahasiswi Stikes Bina Generasi
Polewali Mandar.
http://ejurnal.biges.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/68 Diakses pada
25 November 2019
Astuti, Puji. 2017. Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri
Pada Pasien Post Sectio Caesarea Di Ruang Delima RSUD Kertosono
https://media.neliti.com/media/publications/236467-pengaruh-relaksasi-
genggam-jari-terhadap-bd2e26e7.pdf Diakses pada 27 November 2019
Sulung, Neila. 2017. Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Intensitas Nyeri
Pada Pasien Post Appendiktomi
http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance/article/viewFile/2404/83
2 Diakses pada 27 November 2019
Natalia, Desi. 2017. Terapi Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri
Sendi pada Lansia
http://jurnalbaptis.hezekiahteam.com/jurnal/index.php/keperawatan/article/vi
ew/167/158484 Diakses pada 30 November 2019
Kurnia, Revi. 2016. Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan
Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea
https://core.ac.uk/download/pdf/148611792.pdf Diakses pada 30 November
2019

Anda mungkin juga menyukai