Anda di halaman 1dari 9

JURNAL

“TEKNIK MASSAGE INTRANATAL TERHADAP


PENGURANGAN NYERI PERSALINAN KALA I”

Dosen Pengampu : Isna Ovari, S.Kp,.M.Kep


Oleh : Nadila Octavia (19010007)
Mata Kuliah : Keperawatan Menjelang Ajal

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEKANBARU MEDICAL CENTER
T.A 2022
ANALISA JURNAL
“TEKNIK MASSAGE INTRANATAL TERHADAP
PENGURANGAN NYERI PERSALINAN KALA I”

Dosen Pengampu : Isna Ovari, S.Kp,.M.Kep


Oleh : Nadila Octavia (19010007)
Mata Kuliah : Keperawatan Menjelang Ajal

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEKANBARU MEDICAL CENTER
T.A 2022
FORMAT ANALISA JURNAL

STIKES PMC
Teknik Massage Intranatal Terhadap Pengurangan Nyeri Persalinan
JUDUL JURNAL
Kala I
PENULIS Rosnani¹, Ratna Ningsih², Dina Arwani³
TAHUN JURNAL November 2021
NAMA JURNAL Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM)
HASIL Metode nonfarmakologi yang dapat digunakan untuk mengurangi
nyeri persalinan adalah massage. Massage merupakan salah satu teknik
aplikasi teori gate control, dengan menghambat perjalanan rangsang
nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada sistem saraf pusat (Lowa &
Rosita,2020). Hal yang terjadi karena massage merangsang tubuh
melepas senyawa endorfin juga dapat menciptakan perasaan nyaman
dan enak (Puspita, 2017). Beberapa jenis teknik massage yang biasa
dilakukan pada ibu bersalin untuk mengurangi nyeri yaitu : Metode
Deep Back Massage,Effelurage Massage, metode Counter Pressure,
Abdominal Lifting (Kuswandy, 2011) dalam (Lowa & Rosita, 2020).

Deep back massage menurut Simkin, 1995 dalam Lestari et al.,


2012, yaitu penekanan pada sacrum yang dapat mengurangi
ketegangan pada sendi sacroiliakus dari posisi oksiput posterior janin.
Deep back massage merupakan metode massage dengan
memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian bidan atau
keluarga pasien menekan daerah sacrum secara mantap dengan telapak
tangan pada saat awal kontraksi dan diakhiri setelah kontraksi berhenti
(Danuatmadja, 2010). Dalam persalinan posisi yang sering digunakan
pada kala 1 yaitu posisi miring kiri karena posisi ini lebih nyaman dan
lebih efektif untuk meneran. Banyak manfaat dari posisi tidur miring
itu sendiri, dengan posis tidur miring kekiri dapat mengurangi tekanan
pada pembuluh darah balik besar (vena cava inferior) dibagian depan
tulang belakang yang mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah
ke jantung.

Prosedur metode Deep back massage, yang dilakukan sebagai


proses pengurangan rasa nyeri dengan melakukan penekanan pada
daerah sacrum 2,3,4 pada saat ada kontraksi selama 20 menit, sekitar
6-8 kali penekanan dengan menggunakan telapak tangan bagian
bawah, dengan kekuatan tekanan bertumpu pada pangkal lengan
(Nafiah, 2018). Penekanan selama kontraksi sama dengan metode
penurunan nyeri dengan menggunakan obat 50–100 mg meperidine.
Dengan penekanan menstimulasi kutaneus, sehingga dapat
menghambat impuls nyeri tidak sampai ke thalamus. Hal ini sesuai
dengan teori gate kontrol dari Melzack. Selain juga akan membantu
meningkatkan kontraksi miometrium yang akan mempercepat proses
pembukaan (Lestari et al.,2012).
Sejak ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh
manusia. Massage diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka
mengelus-elus, menggosok-gosok atau mengurut-urut bagian tubuh
yang sakit atau kurang enak. Dengan cara tersebut, ternyata rasa sakit
KESIMPULAN atau tidak enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman
inilah lahir cara penyembuhan yang dinamakan massage. Massage
adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau
alat terhadap jaringan tubuh yang lunak.
Massage merupakan suatu penyembuhan yang menggunakan
gerakan tangan atau alat terhadap anggota tubuh yang lunak. Anggota
SARAN tubuh yang lunak sebaiknya diolesi dengan baby oil atau hand body
sebelum dilakukannya massage, agar kulit terasa licin dan mudah
untuk di manipulasi pada massage.
Ariastuti, N. D., Edi, S., & Dwi, A. I. (2014). Hubungan Antara
Posisi Miring Kiri Dengan Proses Mempercepat Penurunan Kepala
Janin Pada Proses Persalinan di BPM Ny.M Slerok Kota Tegal. Jurnal
Kesehatan, 60–64.
BALITBANGKES. (2019). Laporan Nasional Riskesdas 2018.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Dinkes, S. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2019.
Sumatera Selatan.
Harahap, D. A. (2020). Pengambilan Keputusan Dalam Pertolongan
Persalinan. https://doi.org/https://doi.org/10.31219/osf.io/gjxqw
PUSTAKA Kementrian Kesehatan RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia 2019.
Kemenkes RI (Vol. 8). Jakarta.
Lestari, I., Abadi, A., & Purnomo, W. (2012). Pengaruh Deep Back
Massage Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Dan
Kecepatan Pembukaan Pada Ibu Bersalin Primigravida. The
Indonesian Journal of Public Health, 9(1), 37–50.
Lowa, M. Y., & Rosita. (2020). Efektifitas Deep Back Massage
Dan Effleurage Massage Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Primipara Di Puskesmas
Jumpandang Baru Makassar. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah,
5(1).
JURNAL
“PENGARUH TERAPI SWEDISH MASSAGE TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN
HIPERTENSI: TELAAH LITERATUR”

Dosen Pengampu : Isna Ovari, S.Kp,.M.Kep


Oleh : Nadila Octavia (19010007)
Mata Kuliah : Keperawatan Menjelang Ajal

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEKANBARU MEDICAL CENTER
T.A 2022
ANALISA JURNAL
“PENGARUH TERAPI SWEDISH MASSAGE TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN
HIPERTENSI: TELAAH LITERATUR”

Dosen Pengampu : Isna Ovari, S.Kp,.M.Kep


Oleh : Nadila Octavia (19010007)
Mata Kuliah : Keperawatan Menjelang Ajal

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEKANBARU MEDICAL CENTER
T.A 2022
FORMAT ANALISA JURNAL

STIKES PMC
Pengaruh Terapi Swedish Massage Terhadap Penurunan Tekanan
JUDUL JURNAL
Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi: Telaah Literatur
Nur Rizki Fahriyah¹, Karina Megasari Winahyu²*, Shieva Nur Azizah
PENULIS
Ahmad³
TAHUN JURNAL 2021
NAMA JURNAL Jurnal JKFT : Universitas Muhamadiyah Tangerang
HASIL Penatalaksanaan hipertensi tidak selalu menggunakan obat –
obatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terapi non-
farmakologi dapat secara efektif menurunkan tekanan darah klien
hipertensi, seperti modifikasi gaya hidup, menghindari stress,
meningkatkan aktivitas fisik dan olahraga, serta mengurangi konsumsi
alkohol (Mahmood et al., 2019). Selain itu, terapi masase dapat
menjadi tindakan non-farmakologis karena beberapa studi menunjukan
manfaatnya pada penyakit kronik, termasuk hipertensi (Adawiyah,
2017; Ratih, 2018; Ritanti, 2020).

Salah satu terapi pijat yang dapat memberikan sensasi rileks pada
tubuh adalah terapi Swedish massage. Swedish massage merupakan
salah satu terapi yang dapat menurunkan tekanan darah sistolik (TDS)
tekanan darah diastolik (TDD). Terapi Swedish massage merupakan
manipulasi pada jaringan tubuh dengan melakukan pemijatan
menggunakan lima gerakan dasar, meliputi effleurage, petrisage,
friction, tapotement dan vibration (Sritoomma et al., 2014). Teknik
pemijatan ini menunjukkan manfaat dalam menurunkan tekanan darah
lansia (Adawiyah & Fithriana, 2020; Ritanti & Sari, 2019).

Pada kelompok intervensi, terapi Swedish massage dilakukan


dengan posisi berbaring dan pemijatan dimulai dari kaki, paha,
pinggang, punggung, tangan, bahu, leher, kepala dan wajah (Intarti et
al, 2018). Hal tersebut sejalan dengan penelitian Gholami-Motlagh et
al. (2016) bahwa kelompok intervensi yang dilakukan pada penelitian
tersebut yaitu dengan dua kelompok pijat yang meliputi kelompok
LAF (leg, arm and face) dan kelompok pijat BNC (back, neck and
chest), rata – rata kelompok intervensi Swedish massage dilakukan
berdasarkan 4 gerakan yaitu efflurage, petrisage, friction dan
tapotement hal tersebut sejalan dengan penelitian (Ritanti & Sari,
2019).

Stimulus yang diberikan pada jaringan tersebut merupakan


intervensi non-farmakologis yang dilakukan dengan cara pemijatan
atau masase dimana responden dengan hipertensi diberikan terapi
Swedish massage. Sehingga lansia akan merasakan relaksasi pada
tubuh. Sensasi relaksasi inilah yang membantu menurunkan tekanan
darah. Tujuan asuhan keperawatan dengan terapi pijat, yaitu bukan
hanya menurunkan tekanan darah, tetapi juga memberikan
kenyamanan selama proses asuhan.

Terapi Swedish massage ini mudah dilakukan secara mandiri


dirumah dan bahan yang digunakan untuk pijat cukup terjangkau
dengan menggunakan handandbody lotion atau minyak zaitun. Selain
itu, waktu pemberian pemijatan (durasi dan frekuensi) tidak terlalu
lama untuk dilakukan pada lansia.
Berdasarkan 5 artikel penelitian sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa terapi Swedish massage yang efektif menurunkan
tekanan darah pada lansia dilakukan dengan desain penelitian quasi-
experiment dengan kelompok control dan intervensi. Kemudian,
disarankan untuk mengadopsi prosedur intervensi terapi Swedish
massage sesuai dengan gerakan yang disarankan pada teori Benjamin
(2010). Prosedur intervensi yang banyak dilakukan, yaitu melakukan
KESIMPULAN pengukuran tekanan darah sebelum dan setelah dilakukan terapi
Swedish massage, melakukan terapi Swedish massage yang dilakukan
dengan durasi 30 menit dan minimal dengan 4 gerakan efflurage,
friction, rubbing dan tapotement, kemudian setelah 5-10 menit dari
pemijatan selesai lalu dilakukan pengukuran tekanan darah akhir.
Frekuensi pemberian terapi beragam antara 1-3 kali setiap minggu
selama maksimal 4 minggu.
Telaah literatur ini hanya menelaah dari dua database yang dapat
diakses (free access) dengan mayoritas artikel penelitian yang
dilakukan pada populasi di Indonesia. Oleh karena itu, Pada penelitian
selanjutnya, diharapkan telaah literatur (literature review) dapat
SARAN dilakukan dengan database yang lebih banyak, mengidentifikasi
berbagai jenis terapi masase secara umum yang sudah dilakukan oleh
perawat untuk klien hipertensi, mengikutsertakan artikel berisi
intervensi dengan prosedur standard yang lebih rinci, dan melakukan
pemilihan artikel berdasarkan penilaian kualitas artikel.
Adawiyah, R. F., Nuri, & Fithriana, D. (2020). Pijat Swedia
terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Pasien Lansia dengan
PUSTAKA
Hipertensi Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik
Medica Farma Husada Mataram, 6(1), 58-65.
https://www.lppm.poltekmfh.ac.id/index.php/JPKIK/article/view/54
Caromano, F. A., Monte, F., da Costa, P., Albuquerque, S.,
Cachoni, L. F., Frutuoso, L., & Nascimento, P. (2015). Effects of a
single-session massage for sedentary older women with
prehypertension: a pilot study. International Achives of Medicine,
8(158). https://doi.org/10.3823/1757
Gholami-Motlagh, F., Jouzi, M., & Soleymani, B. (2016).
Comparing the effects of two Swedish massage techniques on the vital
signs and anxiety of healthy women. Iranian journal of nursing and
midwifery research, 21(4), 402.
Intarti, W. D., Puspitasari, L., & Oktaviani, A. S. (2018).
EFEKTIVITAS SWEDISH MASSAGE THERAPY (SMT) PADA
IBU LANSIA SEBAGAI UPAYA PENATALAKSANAAN
HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA. Bidan Prada: Jurnal
Publikasi Kebidanan STIKes YLPP Purwokerto, 9 (2).
Mahmood, S., Shah, K. U., Khan, T. M., Nawaz, S., Rashid, H.,
Baqar, S. W. A., & Kamran, S. (2019). Non-pharmacological
management of hypertension: in the light of current research. Irish
Journal of Medical Science (1971-), 188(2), 437-452.
Moyer, C. A., Seefeldt, L., Mann, E. S., & Jackley, L. M. (2011).
Does massage therapy reduce cortisol? A comprehensive quantitative
review. Journal of Bodywork and Movement Therapies, 15(1), 3-14.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jbmt.2010.06.001

Anda mungkin juga menyukai