Anda di halaman 1dari 15

Penyakit Tetanus

Disusun Oleh:
Atun Anisafitri (19010001)
Kartika (19010006)
Nadila Octavia (19010007)
Pengertian Tetanus

Tetanus adalah kondisi kaku dan tegang di seluruh


tubuh akibat infeksi kuman. Kaku dan tegang seluruh tubuh
ini terasa menyakitkan dan dapat menyebab-
kan kematian. Gejala tetanus akan muncul dalam 4-21 hari
setelah terinfeksi. Kuman atau bakteri tetanus masuk
kedalam tubuh melalui luka pada kulit, dan akan
mengeluarkan racun untuk menyerang saraf. Bakteri ini
bernama Clostridium tetani, yang banyak ditemukan pada
tanah, debu, atau kotoran hewan (Willy, 2017).
Etiologi
 Penyebab Tetanus adalah Bakteri Clostridium tetani. 
Clostridium tetani adalah bakteri gram positif anaerob yang
ditemukan di tanah dan kotoran binatang. Bakteri ini berbentuk
batang dan memproduksi spora, memberikan gambaran klasik seperti
stik drum, meski tidak selalu terlihat. Spora ini bisa tahan beberapa
bulan bahkan beberapa tahun.
Klasifikasi

 Tetanus General  Tetanus Cephalic


Tetanus jenis ini dapat mengenai Mengenai satu atau beberapa otot secara
semua otot skeletal. cepat (dalam 1-2 hari) setelah terjadinya
cedera kepala atau infeksi telinga.
 Tetanus Lokal
Gejalanya adalah spasme otot  Tetanus Nenonatus
hanya pada luka yang terinfeksi. Tetanus ini terjadi pada seorang bayi yang
umurnya < 1 bulan (Joseph, 2009).
Epidemiologi

Data epidemiologi tetanus dari WHO pada tahun 2016


menunjukkan ada 13.502 laporan kasus tetanus. Di negara maju
seperti Amerika Serikat, hanya sekitar 233 kasus tetanus yang
dilaporkan sejak tahun 2001-2008. Di negara maju lainnya seperti
Inggris, hanya 7 kasus tetanus dilaporkan selama bulan Januari –
Desember tahun 2013.
Epidemiologi

Global meninggal akibat tetanus. Dari tahun 2009


Secara global selama tahun 2011-2016 hingga 2015, di Amerika Serikat terdapat
laporan kasus tetanus selalu kurang dari 197 kasus dan 16 kematian akibat tetanus
20.000 kasus per tahun. Di Inggris kasus yang dilaporkan. Sejumlah 49 kasus
tetanus yang ditemukan antara bulan (25%) merupakan pasien berusia ≥ 65
Januari sampai Desember 2017 berjumlah tahun, 124 pasien (63%) berusia 20-64
5 kasus. Dari 5 kasus tersebut usia pasien tahun, dan 24 kasus (12%) terjadi pada
berkisar antara 26 hingga 81 tahun. pasien dengan usia <20 tahun, dimana 2
Semua pasien memiliki riwayat luka baru, diantaranya merupakan kasus tetanus
yang didapat dari tempat yang bervariasi neonatorum. Empat puluh sembilan
(rumah, kebun, di jalan, pantai). pasien dari 197 kasus tersebut diketahui
Di Amerika Serikat pada tahun 2015, riwayat vaksinasinya dan hanya 10 pasien
sebanyak 29 kasus tetanus dilaporkan yang pernah mendapatkan vaksin tetanus
melalui sistem National Notifiable toxoid sebanyak 3 dosis atau lebih.
Diseases Surveillance System (NNDSS).
Dari 29 kasus tersebut, 2 pasien
Epidemiologi

Indonesia imunisasi dasar. Penemuan kasus tetanus


Berdasarkan data dari Kemenkes RI, mengikuti kejadian bencana gempa di
laporan kasus tetanus pada tahun 1994 di Yogyakarta pada tahun 2006 melaporkan
Indonesia berjumlah 3.843 kasus, dengan adanya 26 kasus tetanus yang ditemukan
kasus terbanyak ditemukan di provinsi dari data 8 rumah sakit setempat. Delapan
Jawa Timur yakni 1.229 kasus. Penelitian dari 26 pasien tersebut meninggal (30,8%)
yang dilakukan di RS Hasan Sadikin, dengan rata-rata usia 74,62 ± 13,43
Bandung antara tahun 1991-1995 tahun.
menemukan 85 kasus tetanus. Sekitar Di tahun 2017, WHO melaporkan insidensi
69,4% kasus disebabkan karena luka tetanus neonatorum di Indonesia
pada kaki. Angka mortalitas mencapai sebanyak 25 kasus, dan insidensi tetanus
25,6% dan dari semua pasien tersebut secara keseluruhan adalah 506 kasus.
tidak ada yang pernah mendapatkan
8
Manifestasi Klinis

 Demam  Sulit menelan


 Pusing  Sulit bernapas
 Berkeringat berlebihan  Gejala kejang
 Jantung berdebar  Denyut nadi cepat
 Tegang dan kaku pada otot  Susah menelan makanan
rahang (trismus) atau minuman
 Otot leher atau otot perut
terasa kaku
Patofisiologi
Tetanus dimulai dengan masuknya spora
bakteri Clostridium Tetani melalui luka sebagai port
d’entree. Luka tusuk, jaringan nekrotik dan luka yang
terinfeksi merupakan luka yang lebih berisiko
menimbulkan tetanus. Pada luka-luka tersebut tercipta
kondisi anaerob yang kemudian menjadi lingkungan
optimal bagi proses germinasi dan multiplikasi bakteri 
Clostridium Tetani.
Diagnosis
Diagnosis tetanus yang utama adalah melalui anamnesis dan gejala
klinis. Masa inkubasi tetanus berkisar antara 3-21 hari sejak
inokulasi spora pada luka. Interval median dari kejadian luka dan
timbulnya gejala tetanus adalah 7 hari. Pada beberapa kasus gejala
dapat timbul paling cepat <2 hari dari kejadian luka.
Anamnesis
Anamnesis terhadap pasien yang dicurigai menderita tetanus
meliputi riwayat kejadian luka yang meliputi kapan terjadinya,
mekanisme terjadinya luka, dan perawatan luka yang telah
dilakukan. Selain daripada itu, hal yang perlu ditanyakan adalah
kapan gejala pertama kali muncul sejak terjadinya luka, riwayat
operasi atau prosedur medis (misalnya: sirkumsisi, pencabutan
gigi, persalinan, dan sebagainya), dan port d’entree lain seperti
penggunaan jarum suntik atau otitis media supuratif kronis
berulang

1
1
Komplikasi

 Emboli paru
 Pneuomonia
 Gagal ginjal akut
 Kerusakan otak
 Asfiksia
 Atelektasis
 Fraktur kompresi
 Bronkopneumoni
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Medis
 Suntikan antitetanus, untuk menetralkan Penatalaksanaan Keperawatan
racun.  Perawatan luka, untuk membersihkan
 Antibiotik, untuk membunuh kuman luka dan mengangkat jaringan yang sudah
tetanus. mati.
 Obat penenang, untuk melemaskan otot  Mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi.
yang tegang dan kaku.  Menjaga saluran nafas tetap bebas.
 Obat magnesium sulfat dan beta blocker,  Memberikan tambahan O2
untuk mengatur irama jantung dan  Pada kasus yang berat perlu dilakukan
pernapasan. trakeostomi.
 Vaksin tetanus, tetap diberikan walaupun  Mengurangi spasme dan mengatasi kejang
seseorang sudah mengalami tetanus.
Pencega
han
Perawatan luka.
Perawatan luka harus segera dilakukan terutama pada luka tusuk, luka
kotor atau luka yang diduga tercemar dengan spora tetanus.

 ATS profilaksis.
Hanya efektif pada luka baru (kurang dari 6 jam) memberikan kekebalan
pasif, sehingga dapat dicegah terjadinya tetanus.

 Imunisasi aktif
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai