Anda di halaman 1dari 11

KEP.

KOMUNITAS I

KEPERAWATAN KOUMUNITAS I
· NOV, 4. 2021 ·
UPAYA & JUMLAH KASUS
PENYAKIT TBC
DI PROVINSI RIAU
DOSEN PENGAMPU : NS. ALFIANUR, M.KEP
NAMA : NADILA OCTAVIA (19010007)
STIKES PEKANBARU MEDICAL CENTER
T.A 2021
LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan
derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat akan tercipta komunitas yang
sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh sebuah keluarga dapat mempengaruhi
komunitas setempat bahkan dapat pula mempengaruhi komunitas global. Sebagai contoh
apabila ada seorang anggota keluarga yang menderita penyakit demam berdarah,nyamuk
sebagai vector penularan dan penyebab dapat menggigit anggota keluarga lain dan juga
tetangga,dimana hal tersebut dapat mempengaruhi system keluarga dan juga komunitas
tempat keluarga tersebut tinggal. Membangun Indonesa sehat seharusnya dimulai dengan
membangun keluarga yang sehat sesuai dengan budaya keluarga ( Sudiharto,2007: 22).
Oleh karena itu, dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas pada keluarga
yang menjadi prioritas utama adalah keluarga dengan masalah kesehatan yang rentan
(menular atau menjangkiti) anggota keluarga lainnya, seperti pada keluarga yang salah satu
anggota keluarganya menderita penyakit TBC Paru.
KEPERAWATAN KOMUNITAS I
· NOV, 4. 2021 ·

DEFINISI
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dengan gejala yang sangat
bervariasi. (Mansjoer, 1999 :472).
KEPERAWATAN KOMUITAS I
· NOV, 4. 2021 ·
“Penyebab utama tuberculosis adalah Mycobacterium
tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan
ukuran panjang 1- 4/ um dan tebal 0,3 - 0,6/um.”

ETIOLOGI/PENYEBAB
CARA PENULARAN
Tubercolosis ditukarkan dari orang ke orang oleh transmisi melalui
udara, individu terinfeksi melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa atau
bernyayi, melepaskan droplet besar (lebih besar dari 100m) dan kecil
(1sampai 5 m). Droplet yang besar manetap, sementara droplet yang kecil
tertahan di udara dan tertiup oleh individu yang rentan.
(Smeltzer 2001 : 594) Daya penularan dari seorang penderita ditentukan
oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat
positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil
pemeriksaan hasil dahak negatif (tidak terlihak kuman), maka penderita
tersebut tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB paru ditentukan
oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
(Depkes RI 2002 : 9)
JUMLAH KASUS PENYAKIT TBC
DI RIAU
Angka Keberhasilan Pengobatan
Kabupaten/Kota Angka Penemuan TBC (%) TBC (%)
2019 2019
Kuantan Singingi 29 58
Indragiri Hulu 24 66
Indragiri Hilir 18 34
Pelalawan 41 78
Siak 25 83
Kampar 34 62
Rokan Hulu 52 90
Bengkalis 33 88
Rokan Hilir 50 92
Kepulauan Meranti 28 80
Pekanbaru 49 68
Dumai 43 92
RIAU 38 73
FAKTOR PENYEBAB
Kurangnya pengetahuan/edukasi di Rokan Hilir tentang penderita pasien TB.
Pengetahuan pasien TB paru adalah semua informasi yang diterima pasien TB paru
mengenai upaya pencegahan penyakit TB paru. Meningkatnya pengetahuan bisa
menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan seseorang serta menambah
kepercayaan seseorang dalam berperilaku. Menurut Ariani dan Isnanda bahwa
perilaku yang didasari pengetahuan akan bertahan lebih lama dibandingkan
perilaku yang tidak berdasarkan pengetahuan. Hal ini dapat peneliti simpulkan
bahwa perilaku yang berdasarkan pengetahuan akan berdampak baik daripada
perilaku yang tidak berdasarkan pengetahuan yang baik maksudnya disini pasien
lebih menjaga kesehatan, jika sudahterkena penyakit TB paru dapat melakukan
pencegahan penularan terhadap keluarganya dan sekitarnya.
PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN PENDERITA TB PARU DALAM
MENCEGAH KONTAK SERUMAH DI PUSKESMAS BAGANSIAPIAPI KECAMATAN
BANGKO KABUPATEN ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa karakteristik sebagian besar keluarga


responden yang menyatakan bahwa tidak adanya keluarga yang pernah menderita TB paru
yaitu sebanyak 59 orang (88,0%). Dari hasil wawancara didapatkan bahwa, pada saat
penelitian terdapat beberapa responden yang tidak mengakui bahwa keluarganya pernah
menderita TB paru, namun pada saat ditanyakan kepada keluarga yang tinggal serumah dengan
pasien didapatkan ada yang pernah menderita TB paru dan minum obat sampai 6 bulan. Hal ini
ditanyakan karena keluarga yang tinggal satu rumah dengan pasien mendapat resiko penularan
yang lebih tinggi, karena kontak berlama - lama dengan pasien TB paru dan menambah resiko
terjadinya penularan, maka dari itu diharapkan pasien memiliki pengetahuan tentang
pencegahan kontak serumah penyakit TB paru, sehingga ketika pasien terdiagnosis TB paru
maka dapat melakukan pencegahan penularan penyakit TB paru dengan baik. Keadaan ini
diakibatkan oleh volume udara yang semakin menurun delam ruangan kecil menyebabkan
peningkatan droplet yang mengandung kuman TB
UPAYA/PENANGGULANGAN
• Modifikasi Lingkungan
Penularan penyakit TB Paru sangat penting untuk dicegah agar tidak terjadi penularan
ke anggota keluargalainnya. Tindakan yang dilakukan keluarga untuk mencegah penularan
penyakit TB Paru ke anggota keluarga dengan memodifikasi lingkungan dengan cara
membuka jendela kamar dan pintu rumah, menjemur kasur yang dipakai penderita TB Paru
secara satu minggu sekali. Dengan membuka ventilasi rumah maupun menjemur kasur
penderita TB di harapkan bakteri tersebut mati karenaterpapar sinar matahari secara langsung
(“Families fight TB,” 2006).
Selain membuka ventilasi rumah, tempat-tempat lembab juga perlu di bersihkan,
dikarenakan bakteri ini sangat menyukai pada tempat yang lembab sehingga sangat
berpotensi sebagai tempat sarang bakteri TB Paru dan dapat menyebabkan penularan ke
anggota keluarga lain. Untuk itu kebersihan lingkungan dalam rumah juga harus diperhatikan
supaya perkembangan bakteri TB tidak begitu bertambah banyak. pencegahan juga dapat
dilakukan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
UPAYA/PENANGGULANGAN

• Upaya Memutus Transmisi Penyakit


Upaya memutus transmisi penyakit TB Paru yaitu dengan selalu mengingatkan
penderita tidak membuang dahak di sembarang tempat, selain itu menyiapkan tempat
khusus buat penderita TB untuk membuang dahak. Membuang dahak tidak sembarangan
merupakan salah satu upaya pencegahan penularan penyakit, hal ini sesuai dengan teori
menurut Depkes RI (2009) pencegahan juga dapat dilakukan dengan tidak membuang
dahak disembarang tempat, tapi dibuang pada tempat khusus dan tertutup, misalnya dengan
mengunakan wadah/kaleng bertutup yang sudah diberi air sabun. Membuang dahak
kelubang WC atau timbun ke dalam tanah di tempat yang jauh dari keramaian.
Berikut menurut Depkes RI (2009) selain itu juga ada beberapa cara batuk yang
benar untuk mencegah terjadinya proses penularan yaitu palingkan muka dari orang lain
dan makanan. Tutup hidung dan mulut anda dengan tisu atau saputangan ketika batuk atau
bersin. Segera cuci tangan setelah menutup mulut dengan tangan ketika batuk.
THANK U!
KEPERAWATAN KOMUNITAS I
· NOV, 4. 2021 ·

Anda mungkin juga menyukai