OLEH:
A. Konsep Medis
1. Definisi
Hepatitis adalah proses terjadinya inflamasi dan atau nekrosis jaringan
hati. Dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan
metabolik, maupun kelainan autoimun.(Wahyudi & Saturti, 2017)
2. Etiologi
Menurut Ahmad & Kusnanto (2017) penyeabab hepatitis adalah:
a. Hepatitis A: Virus hepatitis A
b. Hepatitis B: Virus Hepatitis B golongan DNA
c. Hepatitis C: Virus hepatitis C
d. Hepatitis D: Virus delta, perlu virus hepatitis B untuk berkembang
e. Hepatitis E: virus hepatitis E golongan RNA
3. Sumber Penularan
Menurut Kemenkes RI (2014)
a. Hepatitis A
1) Cara penularan adalah fecal oral
2) Sumber penularannya melalui air yang tercemar, makanan yang
tidak dimasak, makanan yang tersemar, sanitasi yang buruk, dan
personal hygiene yang buruk.
b. Hepatitis B
Sumber penularan dari hepatitis B yaitu darah dan cairan tubuh
penderita melalui 2 jalur yaitu:
1) Vertikal: 95% terjadi saat perinatal dan 5% melalui intra uterin
2) Horizontal: Tranfusi darah, jarum suntik, pisau cukur, transplantasi
organ, dan tatto.
c. Hepatitis C
Hepatitis C ditularkan melalui darah dan cairan tubuh
d. Hepatitis D
Sumber penularan sama seperti penularan hepatitis B mengingat virus
hepatitis D dapat berkembang melalui virus hepatitis B.
e. Hepatitis E
Penularannya adalah dengan melalui fecal oral
4. Masa Inkubasi
a. Hepatitis A: 14-49 hari dengan rata- rata adalah 30 hari
b. Hepatitis B: 60-90 hari
c. Hepatitis C: 2-24 minggu
d. Hepatitis D: 2-5 minggu
e. Hepatitis E: 2- 9 minggu
5. Manifestasi Klinis
a. Hepatitis A
1) Masa Tunas
Disebut sebagai fase viremia
2) Masa pra- ikterik/ pro dromal
Ikterik, urin berwarna gelap, lelah/lemas, hilang nafsu makan, nyeri
& rasa tidak enak di perut, tinja berwarna pucat, mual dan muntah,
demam kadang-kadang menggigil, sakit kepala, nyeri pada sendi,
pegal-pegal pada otot, diare dan rasa tidak enak di tenggorokan.
3) Fase ikterik
Demam turun penderita menyadari bahwa urinnya berwarna kuning
pekat seperti air teh ataupun tanpa disadari, orang lain yang melihat
sclera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan. Pada fase
ini kuningnya akan meningkat, menetap, kemudian menurun secara
perlahan-lahan, hal ini bisa berlangsung sekitar 10-14 hari.
4) Fase Penyembuhan
Ikterus mulai menghilang, penderita merasa segar kembali walau
mungkin masih terasa cepat capai.
b. Hepatitis B
Demam ringan, mual, lemas, hilang nafsu makan, mata jadi kuning,
kencing berwarna gelap, diare dan nyeri otot.
c. Hepatitis C
Malaise, jaundice, peningkatan kadar enzim hati (SGPT > 5-15 kali
rentang normal), fatique, tidak napsu makan, mual dan nyeri abdomen
kuadran kanan atas.
d. Hepatitis D
Keluhan pada masa preikterik biasanya merasa lemah, tak suka
makan, mual, keluhan-keluhan seperti flu. Fase ikterus ditandai
dengan feses pucat, urine berwarna gelap dan bilirubin serum
meningkat. Keluhan kelemahan umum dan mual dapat bertahan lama
bahkan pada fase penyembuhan.
e. Hepatitis E
Gejala prodromal menghilang pada saat timbul kuning, tetapi gejala
anoreksia, malaise, dan kelemahan dapat menetap, icterus didahului
dengan kemunculan urin berwarna gelap, pruritus (biasanya ringan
dan sementara) dapat timbul ketika icterus meningkat.
B. Pathophysiological Pathway
Hati merupakan salah satu target organ virus hepatitis pada manusia. Diduga
hati merupakan tempat utama bahkan mungkin tempat satu-satunya bagi
replika virus hepatitis.
Menurut Underwood (1999), mula-mula virus tersebut melekatkan diri pada
reseptor-reseptor spesifik yang terletak pada membran sel hepar. Setelah
perlekatan tersebut, virus melakukan penetrasi dan memasukkan sitoplasma
sel hepar. Di dalam sitoplasma, sel hepar virus melepaskan kapsulnya dan
terbentuk nukleo kapsid. Selanjutnya nukleokapdis menembus dinding sel
hati sampai memasuki inti hati tersebut. Di dalam inti sel hati, asam nukleat
virus akan keluar dari nukleokapsid dan menempel pada DNA. DNA akan
merangsang hepar untuk membentuk protein dan asam nukleat bagi virus.
Pada akhirnya terbentuk virus baru dan akibat nekrosis sel-sel hati, maka
virus baru akan dilemparkan ke dalam peredaran darah.
Gejala ikterus pada hepatitis timbul sebagai akibat adanya obstruksi duktus
bilser maupun kerusakan sel-sel parenkim, sehingga terdapat peningkatan
bilirubin direk maupun indirek. Bukti lain menandakan adanya obstruksi
bilser adalah peningkatan serum alkali fosfatase,s-nukleotidase atau glutamil
transpeptidase. Pelepasan enzim-enzim dari hati yang rusak ke dalam aliran
darah ikut menentukan luasnya infeksi.
Transaminase serum digunakan untuk tujuan ini, SGPT memberi petunjuk
lebih khusus dari infeksi sel hati dibanding SGOT sebab adanya kelainan
pada sel-sel lain seperti eritrosit, sel otot skeletal dan miokard juga
menyebabkan peningkatan dari SGOT. Peningkatan waktu protrombin dapat
disebabkan oleh ketidak mampuan sel-sel hati membentuk protein yang
diperlukan bagi pembekuan disertai adanya penurunan absorpsi vitamin K
atau keduanya.
Adanya obstruksi dapat mengurangi ekskresi garam empedu ke usus halus,
dimana biasanya digunakan untuk absorpsi lemak termasuk vitamin K yang
dapat larut dalam lemak.
Virus Hepatitis A, B, C, D, E
Risiko gangguan fungsi hepar Masuk ke dalam sel hepar Suhu tubuh meningkat Hipertermia
Obstruksi duktus biliaris Proses pemecahan eritrosit di Distensi Hepar Kerusakan sel parenkim hepar
hepar terganggu
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N., & Kusnanto, H. (2017). Kejadian Infeksi Hepatitis B Pada Bayi Dan
Anak Yang Dilahirkan Oleh Ibu Dengan Hbsag Positif Di Kabupaten
Magelang Jawa Tengah Tahun 2014-2016. Berita Kedokteran Masyarakat,
33(11), 515. https://doi.org/10.22146/bkm.26310
NANDA. (2017). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi (11th ed.).
Jakarta: EGC.
RI, K. K. (2014). Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta:
Kementrian Kesehatan rRI. https://doi.org/10.1177/109019817400200403
Wahyudi, H., & Saturti, T. istri anom. (2017). Hepatitis. FK UNUD. Universitas
Udayana.
Widagdo. 2012. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta:
CV Sagung Seto.