Anda di halaman 1dari 8

CONFERENCE

Diskusi tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk pasien :


A. Rencana Intervensi
Tindakan untuk pasien :

1. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi hal berikut.

a) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya.


b) Pasien dapat mengontrol halusinasinya.
c) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal.

2. Tindakan keperawatan

a) Membantu pasien mengenali halusinasi dengan cara berdiskusi dengan pasien


tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi,
frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul, dan
respons pasien saat halusinasi muncul.
b) Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu
mengontrol halusinasi, Perawar dapat melatih pasien empat cara yang sudah
terbukti dapat mengendalikan halusinasi, yaitu sebagai berikut :

1) Menghardik halusinasi.
2) Menggunakan obat secara teratur.
3) Bercakap-cakap dengan orang lain.
4) Melakukan aktivitas yang terjadwal.
SP 1 Menghardik
Orientasi:
“Selamat pagi pak, nama saya M, nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?” “Bagaimana
perasaan Bapak hari ini? Bagaimana dengan tidurnya semalam?”
“ Tidak bisa tidur? Apa yang menyebabkan Bapak tidak bisa tidur?”
“Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang membuat bapak tidak bisa
tidur? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit”
Kerja:
“Bapak A mendengar suara tanpa ada wujud?Apa yang dikatakan suara itu?”
“ Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Bapak A dengar
suara?
Berapa kali sehari Bapak A alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar?”
“Saya mengerti Bapak A mendengar suara itu tapi saya sendiri tidak mendengarnya”. “Apa yang
bapak A rasakan pada saat mendengar suara itu?” “Apa yang Bapak A lakukan saat mendengar
suara itu?
Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk
mencegah suara-suara itu muncul?”
“Bapak A, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik
suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan
yang sudah terjadwal, dan yang keempat minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
“Caranya yaitu saat suara-suara itu muncul, langsung Bapak A bilang, ‘Pergi saya tidak mau
dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu’. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak
terdengar lagi. Coba bapak A peragakan! Nah begitu, … bagus! "Coba lagi!" "Ya bagus Bapak A
sudah bisa”.
Terminasi
“Sekarang cara yang sudah Bapak bisa itu kita masukkan ke dalam jadwal yah Pak?”
“Jam berapa saja Bapak A mau latihan?”“Selain jam 11 jam berapa lagi?" "Yah jam 4 sore ya Pak,
bagaimana kalau malam hari juga, karena Bapak A dengar suara itu malam hari, baiklah jam
berapa Bapak A mau latihan untuk yang malam hari?” "Jam 9 malam yah Bapak A? Saya tulis
disini Bapak A”.
SP 2 Minum Obat Secara Teratur
Orientasi :
“Selamat siang pak, bagaimana perasaan bapak saat ini ?” “Selama kita tidak bertemu, bagaimana
dengan suara yang tak tampak wujudnya yang menyuruh Bapak untuk mengamuk dan merusak
barang dirumah? Apakah Bapak masih mendengar?” “Berapa kali dalam sehari Bapak mendengar
suara tersebut? “Saat Bapak mendengar suara tersebut, apa yang Bapak lakukan?” “Wah bagus
sekali jawaban Bapak.” “Saat halusinasi tersebut muncul, Bapak menghardik halusinasi seperti
yang telah diajarkan kemarin. Bagaimana hasilnya?” “Bagaimana dengan jadwal kegiatannya?”
“Bagus sekali Bapak/Ibu X telah berlatih mengontrol suara dengan menghardik sesuai dengan
aktivitas terjadwal yang telah kita buat. Coba Bapak sebutkan manfaat yang Bapak rasakan saat
berlatih menghardik sesuai jadwal.” “Wah bagus sekali jawaban yang diberikan oleh Bapak.”
“Apakah pagi tadi sudah minum obat?” “Jam berapa Bapak minum obat pagi tadi?” “Sesuai janji
saya kemarin, hari ini kita akan berbicara tentang cara kedua mengontrol halusinasi yaitu dengan
minum obat. Tujuannya agar Bapak dapat mengetahui bahwa minum obat untuk mengontrol
halusinasi tidak boleh putus agar suara tak berwujud tidak terdengar lagi. Kita akan diskusi selama
15 menit di ruang makan sambil menunggu makan siang.” “Bagaimana bapak bersedia ?”
Kerja :
“Coba Bapak sebutkan perbedaan sebelum dan sesudah Bapa minum obat. Apakah suara-suara
berkurang atau menghilang?” “Minum obat sangat penting agar suara yang Bapak dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi.” “Berapa macam obat yang Bapak minum? (perawat
menyiapkan obat pasien). “Ini yang warna orange (chlorpromazine, CPZ) gunanya untuk
menghilangkan suara-suara dan yang merah jambu (haloperidol,HLP) berfungsi untuk
menenangkan pikiran dan menghilangkan suara. Obat yang warna putih (tpyhexilpendil,THP)
gunanya agar Bapak merasa rileks dan tidak kaku. Semua obat ini diminum 3 kali sehari, tiap pukul
7 pagi, 1 siang, dan 7 malam setelah makan. Jika Bapak sarapan pagi jam 8 pagi, maka obat siang
diminum jam 2 siang, dan obat untuk malam diminum jam 8 malam.” “Kalau suara sudah hilang,
obatnya tidak boleh dihentikan karena jika Bapak menghentikan minum obat, maka suara tak
berwujud akan muncul lagi. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, Bapak
akan kembali mendengar suara-suara yang tidak tampak wujudnya itu.” “Kalau obat habis, Bapak
bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Bapak juga harus teliti saat minum obat-obatan
ini. Pastikan obatnya benar, artinya Bapak harus memastikan bahwa itu benar-benar obat punya
Bapak ya. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat
diminum pada waktunya, dengan cara yang benar, yaitu diminum sesudah makan dan tepat
jamnya, juga harus memperhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan Bapak juga harus cukup
minum air putih 10 gelas per hari.” “Jika saat minum obat, Bapak merasa lemah atau pusing, itu
adalah salah satu efek samping dari obat yang Bapak minum. Bapak dapat berkonsultasi ke dokter
untuk mengatasi efek samping tersebut dan istirahat dengan cukup.” “Minum obat akan dimasukan
ke dalam jadwal aktivitas Bapak ya sebanyak 3 kali dalam sehari yaitu jam 7 pagi, 1 siang, dan 7
malam.” “Jika Bapak minta obat sendiri tanpa diingatkan oleh suster, Bapak dapat mengisi di
sebelah kolom aktivitas ini dengan huruf M. jika Bapak minum obat saat diingatkan oleh suster,
maka Bapak mengisi dengan huruf B. Jika Bapak tidak minum obat atau lupa, Bapak mengisi
huruf T di kolom tanggal pelaksanaannya ya.”
Terminasi :
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara kedua mengontrol
halusinasi yaitu minum obat secara teratur?” “Coba Bapak sebutkan apa saja yang harus
diperhatikan sebelum minum obat?” “Wah bagus sekali jawaban Bapak.” “Jadi yang harus
diperhatikan sebelum minum obat adalah benar obat tersebut milik kita, benar obatnya, benar
waktunya, benar caranya yaitu diminum sesudah makan, dan benar jumlah obatnya.” Bapak jangan
lupa untuk minum obat tepat waktu sesuai dengan jadwal yang tadi telah kita buat yah.” “Bapak
juga dapat meminta obat sendiri ke perawat tanpa perlu diingatkan.” “Besok pagi kita ketemu lagi
untuk belajar cara mencegah suara tak berwujud muncul yaitu dengan cara bercakap-cakap, jam
10 pagi di taman yah Bapak. Selamat siang Bapak.”
SP 3 Bercakap-cakap
Orientasi :
“Selamat pagi, Bapak” “Bagaimana perasaan Bapak pagi ini?” “Selama kita tidak bertemu,
bagaimana dengan suara yang tak tampak wujudnya yang menyuruh Bapak untuk mengamuk dan
merusak barang dirumah? Apakah Bapak masih mendengar?” “Berapa kali dalam sehari Bapak
mendengar suara tersebut? “Saat Bapak mendengar suara tersebut, apa yang Bapak lakukan?”
“Wah bagus sekali jawaban Bapak. Jadi Bapak juga telah minum obat dengan teratur untuk
mengontrol halusinasinya. Bagaimana hasilnya?” “Bagaimana dengan jadwal kegiatannya?”
“Bagus sekali Bapak telah minum obat sesuai dengan jadwal yang telah kita buat. Coba Bapak
sebutkan manfaat yang Bapak rasakan saat minum obat secara teratur.” “Wah bagus sekali
jawaban yang diberikan oleh Bapak.” “Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berbicara
tentang cara ketiga mengontrol halusinasi yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. Tujuannya
adalah agar perhatian Bapak dapat teralihkan ketika mendengar suara. Kita akan latihan selama 10
menit di taman.”
Kerja :
“Cara ketiga untuk mengontrol suara tak berwujud adalah dengan mengajak orang lain untuk
bercakap-cakap dengan Bapak. Jadi jika Bapak mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari
perawat untuk diajak bercakap-cakap atau berbicara. Minta perawat untuk bercakap-cakap dengan
Bapak agar perhatian Bapak teralihkan dari suara tak berwujud itu.” “Contohnya begini, “Suster,
tolong, saya mulai dengar suara-suara, saya ingin bercakap-cakap. Begitu Bapak.” “Coba Bapak
lakukan seperti saya tadi lakukan.” “Iya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus
ya Bapak !” “Nah agar Bapak semakin mahir mengontrol suara tak berwujud dengan mengajak
orang lain bercakap-cakap, maka latihan mengontrol halusinasi dengan mengajak orang lain
bercakap-cakap akan dimasukan dalam jadwal aktivitas Bapak sehari-hari ya. Bapak ingin berlatih
mengontrol suara dengan bercakap-cakap dengan perawat berapa kali sehari?” “Wah bagus Bapak
sudah mau berlatih bercakap-cakap dengan perawat 2 kali sehari.” “Bapak mau berlatih bercakap-
cakap dengan perawat jam berapa saja?” “Jika Bapak berlatih tanpa diingatkan oleh perawat,
Bapak dapat mengisi di sebelah kolom aktivitas ini dengan huruf M. jika Bapak berlatih dengan
diingatkan, maka Bapak mengisi dengan huruf B. Jika Bapak tidak berlatih atau lupa, Bapak
mengisi huruf T di kolom tanggal pelaksanaan.”
Terminasi :
“Bagaimana perasaan Bapak setelah berlatih cara mengontrol suara-suara tak berwujud dengan
bercakap-cakap dengan orang lain?” “Coba Bapak peragakan bagaimana cara mengontrol suara-
suara dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.” “Bagus sekali Bapak sudah dapat
memperagakan cara mengontrol suara dengan mengajak orang lain bercakap-cakap!” “Bapak
jangan lupa untuk berlatih bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol suara yang tak
tampak wujudnya sesuai dengan jadwal yang tadi telah kita buat ya dan jika Bapak mendengar
suara yang tidak tampak wujudnya, Bapak dapat menerapkan cara ketiga yaitu dengan
mengalihkan perhatian dengan mengajak perawat bercakap-cakap dengan Bapak ya.” “Bapak,
besok kita akan berbicara mengenai cara keempat untuk mengontrol suara tak berwujud yaitu
dengan melakukan kegiatan yang sudah terjadwal. Bapak mau berbicara jam berapa dan di mana?”
“Baiklah, besok kita akan bertemu di taman jam 10 pagi untuk berlatih cara yang keempat dengan
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal. Permisi Bapak.”
SP 4 Melakukan Aktivitas Yang Terjadwal
Orientasi :
“Selamat pagi, Bapak” “Bagaimana perasaan Bapak pagi ini?” “Selama kita tidak bertemu,
bagaimana dengan suara yang tak tampak wujudnya yang menyuruh Bapak untuk mengamuk dan
merusak barang dirumah? Apakah Bapak masih mendengar?” “Berapa kali dalam sehari Bapak
mendengar suara tersebut? “Saat Bapak mendengar suara tersebut, apa yang Bapak lakukan?”
“Wah bagus sekali jawaban Bapak. “Jadi Bapak telah bercakap-cakap dengan perawat saat suara-
suara tersebut terdengar. Bagaimana hasilnya?” “Bagaimana dengan jadwal kegiatannya?” “Bagus
sekali Bapak telah berlatih bercakap-cakap sesuai dengan jadwal yang telah kita buat. Coba Bapak
sebutkan manfaat yang Bapak rasakan setelah berlatih bercakap-cakap sesuai dengan jadwal
aktivitas.” “Wah bagus sekali jawaban yang diberikan oleh Bapak.” “Sesuai janji kita kemarin,
hari ini kita akan belajar cara yang keempat untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan
terjadwal. Tujuannya adalah untuk mencegah suara tak berwujud dengan mengalihkan perhatian
Bapak dengan melakukan aktivitas terjadwal. Kita akan berbicara di taman ini selama 10 menit.”
“Bagaimana bapak bersedia ya ?”
Kerja :
“Apa saja yang biasa Bapak lakukan?” “Pagi-pagi apa saja kegiatannya?” Terus jam berikutnya
apa?” (dikaji hingga kegiatannya sampai malam).” “Wah, bagus sekali Bapak memiliki banyak
kegiatan.” “Cara keempat mengontrol halusinasi adalah dengan melakukan kegiatan atau aktivitas
terjadwal sehingga Bapak tidak memiliki waktu luang yang memungkinkan suara-suara tak
berwujud itu muncul.” “Hari ini kita akan berlatih dua kegiatan untuk mengontrol halusinasi atau
suara suara yang tak berwujud itu. Apa kegiatan yang ingin Bapak/Ibu lakukan hari ini?” “Wah
bagus sekali Bapak sudah mau berlatih kegiatan … dan … hari ini.” “Baiklah, sekarang kita akan
berlatih dua kegiatan yang tadi Bapak pilih untuk mencegah suara-suara tak berwujud muncul.”
(latihan kegiatan tersebut). “Bagus sekali Bapak dapat melakukannya.” “Kegiatan ini dapat Bapak
lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari
pagi sampai malam ada kegiatan.” “Nah agar Bapak dapat mencegah suara-suara tak berwujud
muncul dengan melakukan aktivitas, maka latihan tersebut akan dimasukan dalam jadwal aktivitas
Bapak sehari-hari. Bapak ingin berlatih mencegah suara suara tak berwujud dengan aktivitas
terjadwal berapa kali sehari?” “Wah bagus Bapak sudah mau berlatih mengontrol suara-suara
dengan melakukan aktivitas terjadwal 3 kali sehari.” “Bapak/ ingin melakukannya pada jam berapa
saja? Baiklah Bapak, saya telah memasukan aktivitas terjadwal untuk mengontrol suara tak
berwujud yang Bapak dengar pada jam 8 pagi, 2 siang , dan 7 malam” “Jika Bapak berlatih tanpa
diingatkan oleh perawat, Bapak dapat mengisi di sebelah kolom aktivitas ini dengan huruf M.Jika
Bapak berlatih dengan diingatkan perawat, maka Bapak mengisi dengan huruf B. Jika Bapak/ tidak
berlatih atau lupa, Bapakcmengisi huruf T di kolom tanggal pelaksanaan.”
Terminasi :
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berlatih cara yang keempat untuk mengontrol suara-suara
tak berwujud dengan melakukan aktivitas terjadwal?” “Coba Bapak peragakan kembali cara
mengontrol suara-suara dengan melakukan aktivitas terjadwal.” “Bagus sekali Bapak !” “Bapak
jangan lupa untuk berlatih mengontrol suara-suara dengan melakukan kegiatan terjadwal sesuai
dengan jadwal yang tadi telah kita buat, dan Bapak jangan lupa untuk menerapkan cara keempat
mengontrol halusinasi dengan aktivitas terjadwal untuk mencegah suara-suara tak berwujud
muncul.” “Bapak, besok kita akan membicarakan manfaat dari 4 kegiatan yang telah kita pelajari
ya untuk mengontrol suara yang selama ini Bapak dengar. “Kita akan bertemu besok jam 10 di
taman.” “Permisi Bapak.”
POST CONFERENCE
Diskusi terkait tindakan yang sudah dilakukan pada pasien
Evaluasi
Penilaian kemampuan pasien dengan halusinasi
Nama pasien :
Nama perawat :

No Kemampuan Tgl Tgl Tgl


1 Mengenal jenis halusinasi
2 Mengenal isi halusinasi
3 Mengenal waktu halusinasi
4 Mengenal frekuensi halusinasi
5 Mengenal situasi yyang menimbulkan halusinasi
6 Menjelaskann respon terhadap halusinasi
7 Mampu menghardik halusinasi
8 Mampu bercakap-cakap jika terjadi halusinasi
9 Membuat jadwal kegiatan harian
10 Melakukan kegiatan harian sesuai jadwal
11 Menggunakan obat secara teratur
JADWAL KEGIATAN HARIAN PASIEN HALUSINASI

Nama pasien : No.MR : ....................

Ruangan Rawat :

No Waktu Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Ket

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Petunjuk
Beri tanda T, B, dan M pada jam tanggal pelaksanaan kegiatan

 T : Tergantung, jika pasien sama sekali belum melaksanakan dan tergantung pada
bimbingan perawat
 B : Bantuan, jika pasien sudah melakukan kegiatan tetapi belum sempurna. Dengan
bantuan pasien dapat melaksanakan dengan baik.
 M : Mandiri, jika pasien melaksanakan kegiatan tanpa di bimbing dan disuruh.

Anda mungkin juga menyukai